Seorang Charmer Dan Ketakutan Raka

Malam ini adalah malam bulan purnama bulan sepenuhnya memperlihatkan cahayanya bersama dengan bintang yang menambah indahnya langit malam.

"Raka malam ini indah sekali ya"

"Kau benar Elaine tapi jangan sampai lengah kita sedang menjalankan sebuah misi"

Mereka bertiga sedang duduk dikereta kuda denga seorang kusir kuda,misi mereka adalah mengawal Keluarga kerajaan tujuan mereka adalah Kota Sofya sebuah kota khusus untuk belajar disana putri dari kerajaan Acardia akan bersekolah.

"Ngomong-ngomong Raka apa kau yakin tak membeli perisai atau pun zirah dikota tadi?"

"Sudah ku bilang Luna aku tak membutuhkannya lagi pula zirah akan membuatku tak bisa bergerak dengan lincah"

"Kau tahu Raka gara-gara penampilan mu itu kau tadi diremehkan oleh petualang lainya"

"Biarkan saja Luna lagi pula aku tak memikirkannya"

"Terserah kau saja"

Penampilan Raka memang tak seperti petualang lainnya jika petualang lain menggunakan zirah,perisai,pedang,sihir dan sebaginya,Raka tak menggunakan zirah atau perisai bahkan ia tak bisa sihir jika ia bertarung hanya menggunakan kekuatanya mengendalikan darah.

Kemarin saat seluruh petualang dan kesatria yang mengikuti misi ini berkumpul dihalaman istana kerajaan untuk diberi intruksi ada beberapa orang kesatria dan Petualang yang membicarakan Raka.

Raka hanya diam dan mendengarkan komandan untuk misi kali ini.

Perjalanan ini terbilang tenang tak ada hambatan yang berarti disepanjang perjalanan.

Namun saat mereka memasuki hutan rombongan memutuskan untuk berhenti dan beristirahat.

Mereka mulai mendirikan tenda dan mulai memasak semua orang terlihat tersenyum namun sebenarnya mereka sedang dalam kondisi waspada.

"Raka apa kau tak lapar?"

"Tidak aku tak lapar"

"Elaine lebih baik kau ikut bersama para petualang itu makan bersama"

"Kenapa kau menyuruhku?"

"Kurasa kau bisa sedikit mengenal mereka atau belajar sihir lain"

"Kalau begitu kau juga ikut Raka"

"Tidak,aku akan tetap dikereta kuda saja aku mau tidur"

"Kalau begitu ya sudah"

Setelah itu Elaine meninggalkan Raka sendiri dikereta kuda ada maksud tersembunyi dari perkataan Raka sebenarnya ia merasakan sesuatu didekat rombongan ini ia bermaksud mencari tahunya sendiri.

Raka berjalan pergi meninggalkan rombongan secara diam-diam Raka mulai memasuki hutan lebih dalam ia mulai merasakan hawa yang berbeda seperti ada yang mengawasinya.

Tiba-tiba sebuah serangan datang dari arah belakang dan secara bersamaan darah Raka keluar dari punggungnya untuk menahan serangan kejutan tersebut.

"Hampir saja"

Raka melihat kearah sekelilingnya untuk mencari tahu siapa yang menyerangnya namun ia tak menemukan siapa pun hanya saja ia masih dapat merasakan hawa keberadaan seseorang didekatnya.

"Aku tahu kau yang menyerangnya cepat tunjukan dirimu!"

"Sepertinya kau bukan orang biasa anak muda"

Tiba-tiba seseorang pria muncul didepan Raka, pria itu memiliki dua buah pedang panjang yang ia letakkan di punggungnya.

"Anak muda kau adalah orang pertama yang bisa menghindari serangan kejutan ku"

"Terima kasih dan juga selamat tinggal"

Darah Raka keluar dari tangan kanannya dan secepat kilat membentuk pedang kemudian Raka melemparkan pedang itu kearah pria itu namun serang Raka hanya melewatinya seakan tak ada apa-apa disana.

"Apa kau terkejut anak muda"

"Sial! Apa kau ini hantu atau hanya hologram?"

"Aku ini bukan hantu atau holo apa yang kau katakan tadi tapi akan kuberi tahu kan padamu siapa aku ini namaku Cray sang pendekar pedang hantu"

"Oh! Berarti kau sudah mati ya"

"Sudah ku bilang aku belum mati!"

"Terus kenapa pakai julukan hantu?"

"Itu hanya julukan!"

"Aku tak peduli dengan julukan mu itu entah itu hantu,anjing atau kucing kau pasti mengincar keluarga kerajaan bukan"

"Baguslah kau tahu jadi bisa kau biarkan aku melakukan pekerjaanku"

"Maaf saja aku tak akan membiarkan mu Pak tua"

"Jadi akhirnya kita bertarung juga ya baiklah akan ku buat kau merasakan ketakutan"

Setelah itu Cray menjentikkan jarinya dan Raka hutan tempat mereka berada berubah menjadi sebuah perumahan tempat tinggal Raka.

"Apa yang terjadi? Bagaimana aku kembali kerumah"

"Jadi ini Rumahmu bagus juga"

"Apa yang kau lakukan?!"

Raka segera menyerang Cray namun sebelum serangan Raka mengenai Cray ia sudah menghilang.

"Sial dia kabur ini akan menyusahkan"

Kemudian Raka memandang kesebuah rumah wajahnya terlihat sedih ia tahu ini bukanlah sesuatu yang nyata namun karena rasa penasaran ia masuk kedalam rumahnya.

Perlahan ia membuka pintu rumah disana ia melihat keluarganya semua terlihat bahagia. Untuk sesaat ia meneteskan air mata namun setelah itu ia mendengar sebuah teriakan dari ruang bawah tanah saat ia bergegas untuk melihatnya, disana ketakutan masalalunya membuatnya tak bisa bergerak sedikit pun.

Ia melihat dirinya menjalan Tes yang sangat menakutkan tes terakhir dalam pengendalian darah hari dimana ia berada didekat jurang kematian.

Flashback ON

"Raka ini ujian terakhir"

"Apa itu ayah?"

"Kemari lah"

Raka mendekat kearah ayahnya namun saat Raka mulai berjalan sebuah pedang darah menancap ditangannya.

Seketika itu Raka langsung mengeram kesakitan.

"Ayah!"

"Bangunlah Raka ini baru permulaan jika kau berhasil melewati ujian ini kau tak perlu melukai dirimu untuk mengeluarkan darah"

"Sakit ayah"

"Jangan mengeluh"

Teriakan dan tangisan Raka terdengar sampai keseluruhan rumah namun tak seorang pun mau datang.

"Biasanya kau bisa menahan rasa sakit kecil ini"

Mendengar hal itu Raka segera kembali berdiri tegak ia mencabut pedang darah itu dari tangannya dan mengunakan darah yang keluar untuk menutup luka ditangannya.

"Bagus tapi ujiannya baru dimulai"

Belum selesai Raka menutup luka ditangannya ia dihujam pedang darah dari kaki, tangan, dan tubuhnya hanya bagian jantung dan kepala yang tak terkena pedang darah milik ayah Raka.

Darah mengalir deras dari luka-lukanya untuk mengendalikan darah perlu konstrasi yang yang tinggi jika banyak darah keluar kemampuan otak akan menurun karena darah yang membawa oksigen tak sampai ke otak hal ini jika dibiarkan akan menyebabkan kematian

Disaat seperti ini untuk anak diusia yang berumur enam tahun pasti tak akan bisa konsentrasi,Raka menjerit kesakitan Ayah Raka berjalan kearah Raka yang sedang tersukur dan membisikan sesuatu.

"Jika kau gagal Fina akan menjalani latihan seperti ini"

Mendengar hal itu Raka menjadi diam ia menutup matanya dan tiba-tiba seluruh pedang darah yang menancap ditubuhnya terlepas tanpa disentuh, Raka bangun dengan luka yang mengalirkan darah.

Sebenarnya Raka tak terlalu suka belajar teknik keluarga namun karena Ayah Raka mengatakan bahwa jika ia tak belajar maka Fina yang akan menggantikannya ia tahu latihan ini terlalu berat untuk dilakukan oleh Fina jadi karena itu ia mau belajar tentang pengendalian Darah hanya dengan syarat bahwa Fina tak boleh belajar mengendalikan Darah.

Flashback Off

Rak masih terdiam karena ketakutan karena kejadian yang dulu ia alami terjadi didepan matanya.

"Jadi ini ketakutan mu"

Sebuah kejutan dari belakang ia tak siap serangan tersebut tak bisa ia hentikan dan sebuah pedang tertancap di punggungnya.

"Ah!"

"Ini adalah akhir dari hidupmu anak muda"

Raka tersenyum mendengar ucapan Cray tiba-tiba darah yang keluar dari tubuh Raka berubah menjadi pisau kecil dan menyerang Cray.

Cray mencabut pedang miliknya dan mendorong Raka hingga ia terjatuh dan serangan dari Raka berhasil sedikit melukai Cray.

"Kau lebih hebat dari dugaan ku anak muda"

"Terima kasih"

"Aku akan memberitahukan mu sesuatu sebagai hadiah karena kau bisa melukai ku"

"Tak perlu repot begitu pak tua kau pasti akan ku kalahkan"

"Sombong sekali tapi tetap akan ku beritahukan aku menggunakan Ilusi untuk menutupi kehebatan ilmu pedang milikku dan Lagi Aku juga seorang Chamer"

"Charmer?"

"Kau tak tahu ya sudah, itu adalah kekuranganmu"

Cray melompat sambil mengayunkan pedang miliknya.

"Bodo amat kau itu apaan akan aku kalahkan kau, teknik pedang darah bentuk pertama pedang permulaan!"

Darah yang keluar dari luka ditubuh Raka berubah menjadi pedang Darah kemudian ia gunakan untuk menahan serangan dari Cray.

                           Halo kawan

Maaf ya Author baru bisa update sekarang karena masih banyak kerjaan di tempat kerja.

Untuk yang setia menunggu updatenya Langit Tak Mendengar saya sangat berterima kasih.

Maaf ya jika saya masih banyak salah mohon kritik dan saran karena saya juga masih butuh pelajaran.

Oh ya hampir lupa Charmer adalah salah satu kartu didalam Game Yu-Gi-Oh

Guru pertama di dunia ini adalah kehidupan


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top