Panggil Saya Nyonya
Happy Reading
.
.
.
Ketika pengorbanan kita tak lagi terlihat, untuk apa bertahan.
Gadis remaja berusia 17 tahun itu menatap nanar ruangan bertuliskan ICU. Di sana, seseorang yang dia panggil Mama berada di ranjang pesakitan dengan segala alat bantu yang ada di tubuhnya. Mawar, Mama tirinya, Belum juga sadarkan diri setelah kecelakaan naas yang mengakibatkan Adam, Ayahnya meninggal dunia . Kemarin, Adam meninggal di ruangan ICU ini, di samping Mawar. Adam telah berpesan padanya agar meneruskan impiannya untuk menjadi dokter, dan kuliah di tempatnya dulu kuliah. Gadis itu menyanggupi, bagi dirinya, ini adalah keinginan terakhir sang Ayah.
"Selalu jadi anak kebanggaan ayah, Nak! Jadi dokter sesuai cita-cita ayah. Temui ibu kamu, ya!"
Dirinya sungguh beruntung masih bisa selamat. Hanya mengalami patah tulang kaki dan tangannya, serta beberapa luka jahit di wajahnya, akibat kaca jendela yang pecah mengenai wajahnya. Gadis itu termenung, dia tidak berani mendekat ke dalam. Karena dia melihat seorang perempuan yang dia panggil Tante ada di sana. Dia sungguh tidak berani untuk masuk. Masih ingat jelas diingatannya, dia selalu dihina olehnya.
Suara pintu terbuka, membuat gadis belia itu ketakutan. Perempuan muda itu, menampakkan wajah garangnya. Berjalan dengan tergesa-gesa, dia menampar gadis belia di depannya. Tamparan itu mendarat tepat di pipi gadis belia itu. Bahkan perempuan cantik itu, dengan teganya mencengkram kemeja yang dipakai Gadis belia itu.
"Anak pembawa sial!" ucapnya dengan menggebu-gebu, "Gara-gara kamu, kakak saya jadi koma. Dasar anak haram!"
Gadis itu menutup matanya saat ucapan pedas itu kembali Meluncur dari bibir cantik, perempuan di depannya itu kembali menjambak rambut gadis belia itu hingga merintih kesakitan.
"Tante ...."
"Saya bukan tante kamu Senja! Panggil saya, nyonya Almira!"
💙💙💙
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top