Bunda rindu

Cuma mau ingetin aja, sebentar lagi Ekg Love bakalan terbit😁 jadi say, hayuk nabung😘 ceritanya berbeda dari yang di WP ya say.





.
.
.
.

Bunda kau adalah wanita sempurna untuk diriku.

Senja dibawa ke rumah sakit oleh keluarga Oki. Dia menemukan Senja tergeletak di lantai dengan darah yang mengalir dari pergelangan tangannya. Jangan di tanya lagi bagaimana khawatirnya Oki sekeluarga. Mereka sangat menyayangi Senja.

Oki sangat mengenal betul siapa Senja. Bahkan saat Mawar menolak merawat Senja dulu, dia yang bersedia merawatnya dengan senang hati. Bahkan Oki dengan sangat rela beradu mulut dengan Adam, hanya untuk membawa Senja yang sudah tidak lagi terurus di sana. Miris hidup Senja.

Dokter yang menangani Senja keluar dari IGD. Oki dan Okan maju lebih dulu menyambutnya, perasaan cemas dan was-was sangat mendominasi keadaan mereka sekarang.

"Keluarga pasien?"  tanya dokter itu.

"Iya Dokter,  bagaimana keadaan Senja?" tanya Oki tidak sabaran.

"Pasien kritis. Dia sudah kehilangan banyak darah. Kami sedang berusaha mencari golongan darah AB.  Adakah yang satu golongan darah dengan pasien?" Oki menggeleng lemah saat mengetahui golongan darahnya tidak sama dengan Senja.

"Baiklah, kami usahakan segera. Saya Permisi dulu." Dokter itu meninggalkan Oki yang menangis di pelukan Okan.

"Kita mau cari mbak Siska dimana lagi, Mas? Cuma dia yang punya golongan darah AB seperti Senja." Oki duduk dengan frustasi.

Tanpa Senja tahu, Oki dan Okan sudah berusaha mencari Siska diseluruh Surabaya. Bahkan ada yang mengatakan jika Siska kembali ke Semarang. Hasilnya nihil, Siska tidak ada di sana. Kabar terakhir kali Siska berada di Malang. Belum sempat mereka mencari,  Senja sudah lebih dulu masuk IGD ini. Okta hanya diam, dia takut terjadi apa-apa pada kakak sepupu kesayangannya itu. Bagi Okta, Senja adalah sepupu sekaligus sahabat terbaiknya.

"Bunda  Siska?" Okta berlari menyusul seorang perempuan yang dia yakini adalah Siska, perempuan itu berjalan keluar dari rumah sakit ini.

Bahkan Oki juga mengikuti Kemana Okta berlari. Di sana, Oki benar-benar merasa bahagia,  karena Siska berdiri bersama Okta. Lebih tepatnya Okta yang memeluk Siska.

"Bunda? Bunda  kemana aja? Kak Senja nyariin Bunda." Siska merasa sedih saat Okta menyebutkan nama Senja. Perasaan rindu untuk Senja, kembali menguar, memenuhi isi hati.

"Maaf Okta,  bunda ada pekerjaan. Senja baik-baik aja, 'kan Ta? Dia sudah ada Ayahnya."  Okta  semakin menangis dan memeluk Siska.

"Mbak, ayo ikut aku sekarang, tolongin Senja Mbak, dia kritis. Dia butuh transfusi darah sekarang." Oki berusaha sekuat tenaga untuk membawa Siska ikut bersamanya.

"Kritis?" beonya. Oki dan Okta hanya mengangguk. "Dimana anakku Ki, ayo." Menguraikan pelukannya ke Okta dan menggandeng lengan Oki.

Mereka membawa Siska menemui dokter yang memeriksa Senja tadi. Seorang suster sudah mengantarkan Siska untuk di periksa lebih dulu sebelum dia menjadi pendonor untuk Senja.

Siska tidur di brankar dekat Senja. Dia bisa melihat anak semata wayangnya tumbuh menjadi gadis yang cantik. Sudah tiga tahun lamanya,  dia meninggalkan Senja bersama dengan Adam dan Mawar. Sebenarnya dia tidak tega meninggalkan Senja di sana. Hanya saja, saat itu Adam yang memaksa. Dan Siska paham, karena Mawar tidak bisa memiliki anak. Akhirnya dengan sangat terpaksa, Siska mengijinkan Adam membawa Senja.

"Dia anakku juga Siska." Siska menggeleng dan memeluk Senja erat.

Adam memandang nanar ke arah gadis yang berusia lima belas tahun itu, dia benar-benar tidak mengetahui bahwa Siska hamil saat bercerai dengannya dulu. Siska benar-benar menutup rapat semua akses apapun itu untuk bertemu bahkan menghubungi dirinya pun tidak bisa. Dia bahkan rela pindah ke Semarang hanya untuk membesarkan Senja sendirian.

Kembali ke Surabaya, saat dia mendapatkan promosi jabatan sebagai kepala cabang. Adam membawa paksa Senja agar ikut bersamanya di rumah yang dulu, rumah Yang pernah dia tinggali bersama Siska dulu. Sekarang dia bersama dengan Mawar tinggal di sana.

Lama melamunkan masa lalu, dia sampai kaget saat Senja menggerakkan jari-jarinya. Oki sudah berlari menyusul dokter.

"Senja, sayang," lirih Siska, dia benar-benar rindu dengan Senja. "Ini Bunda Sayang, Senja." Siska memebelai kepala Senja lembut.

Dokter datang bersama dengan Oki. Dokter memeriksa Senja, lebih dulu. Perlahan-lahan Senja membuka matanya, dia terpejam kembali saat cahaya terang masuk ke dalam manik mata coklatnya.

"Senja," panggil Siska kembali. Senja menoleh ke arah Siska Yang terlihat berbinar sejak mengetahui Senja sadar.

"Bunda?" Siska mengangguk berkali-kali bersama dengan air matanya yang turun.

Hati Siska rasanya perih, saat melihat Senja terbaring Lemah di brankarnya. Bahkan Oki sudah menceritakan semuanya tentang apa yang terjadi dengan Senja. Adam dan Mawar meninggal karena kecelakaan dan Almira menyalahkan Senja atas kematian Mawar. Siska yang mendengarnya saja meradang, apalagi Oki.

Oki bahkan sudah melihat isi pesan dari Almira yang dia kirimkan pada Senja. Dada Siska bergemuruh, dia menahan amarah. Siska keluar dari ruang rawat inap  Senja, dia menemui Oki yang sedang duduk bersama Okan.

"Kenapa mbak? "tanya Oki bingung.

"Ki, anterin aku ke Almira,  dia harus tahu yang sesungguhnya Ki. Aku nggak mau Senja depresi lebih lama." Oki mengangguk antusias. Kapan lagi dia bisa menjambak rambut panjang Almira. Oki sangat menantikan momen itu.

💙💙💙

Satu tamparan lolos  dan mendarat cantik di pipi Almira. Siska pelakunya. Dia bahkan ingin sekali mencekek Almira saat ini juga. Bayangan pesan yang menyuruh Senja mati atau menjual diri, membuatnya meradang.

"Kamu itu perempuan berpendidikan, teganya kamu mengatakan Senja anak pembawa sial. Saya ini ibu kandungnya Senja, saya yang sudah berjuang untuk melahirkan Senja. Kamu ... seenaknya memaki anak saya." Siska menunjuk Almira yang hanya diam saja bersama dengan Anjas dan Diah.

"Kamu itu perempuan murahan, kamu kan yang sudah menjadi selingkuhannya mas Adam. Kamu yang sudah buat rumah tangga kak Mawar hampir berujung perceraian,"  elaknya tak terima.

"Kamu di cekokin apa sama Mawar? kamu masih muda, harusnya jaga bicara kamu. Yang menjadi perusak rumah tangga orang itu bukan saya, tapi kakak kamu sendiri, Mawar. Dia yang menyebabkan saya dan mas Adam Bercerai dulu." Almira tidak terima, dia akan menampar Siska, tapi di cegah oleh Anjas.

"Sekali lagi kamu what'sapp Senja dan menyuruh dia mati, saya masukkan kamu ke penjara." Siska dan Oki meninggalkan Almira yang berteriak memaki dirinya dan Oki.

Almira sungguh tidak terima jika Mawar di fitnah sebagai perusak rumah tangga Siska, jelas-jelas saat itu, Adam membawa Senja dan Mawar mengatakan bahwa Senja anak haram.

💙💙💙

Siska memandang Senja yang tengah tertawa bersama Okta dan Langit.  Langit baru saja datang bersama Okta, sepulang mereka sekolah. Sudah tiga tahun lamanya mereka berpisah, bahkan Siska sudah tidak bisa lagi mengawasi Senja.

Langit terlihat khawatir pada Senja. Dia bahkan tidak percaya dengan apa yang di ceritakan oleh Okta. Senja mencoba bunuh diri. Senja yang dia kenal adalah sosok yang hangat dan tidak ada beban.

"Kak Senja bunuh diri." Kalimat itu membuat Langit tahu, bahwa Senja hanya terlihat ceria di wajahnya saja, tapi hatinya merasa kosong dan terluka.

Dia depresi karena perkataan Almira yang mengatakan dirinya anak haram, bahkan anak pembawa sial, selalu menggema di telinganya. Perlakuan Almira dulu, adalah penyebab Senja memilih untuk mengakhiri hidupnya.

Mati

Mati

Satu kata itu yang selalu terngiang di telinganya  dan berakhir nekat mencoba bunuh diri. Senja sadar dengan apa yang telah dia lakukan, tapi dia tidak pernah berpikir bagaimana ke depannya.

"Lagi asyik ya?" Sapa Siska ke mereka bertiga. Siska datang bersama Oki membawa beberapa roti dan minuman.

"Lang, ini Bundaku, ibu kandungku." Penjelasan Senja tentang siapa Siska membuat Langit bingung, tapi dirinya memilih diam.

"Maafkan bunda ya, Sayang. Mulai sekarang, kamu akan tinggal bersama bunda. Bunda rindu kamu." Siska memeluk Senja erat.

"Kalian tinggal sama aku Mbak, aku juga ingin merawat Senja," jelas Oki yang di setujui Siska.

"I miss you so much Bun." Siska memeluk erat Senja, menyalurkan segala rasa rindu yang terpendam.

💙💙💙

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top