3
"Mah, Bulan ada?" Tanya Bumi pada Mama Bulan yang bernama Ririn(Yang tau Ririn berarti udah baca cerita Sahabat Tapi Cinta)
Ririn mengangguk dan tersenyum melihat dua Sahabat Bulan yanng sudah ia anggap seperti Anaknya sendiri.
"Ada, di kamar. Lagi sakit perut itu" Ucap Ririn.
"Pasti karena Datang tamu" Gumam Bumi yang di dengar oleh Bintang.
"Maksud Lo?" Tanya Bintang heran.
"Oh.. biasa. kaya gak tau aja Lo kalo dia datang Tamu gimana" Ucap Bumi yang di angguki Bintang.
"Yaudah naik aja ke kamar Bulan, Mama mau pergi Arisan sama Bunda, Mommy kalian" Ucap Ririn.
Bumi dan Bintang mengangguk seraya tersenyum. Lalu mereka sama-sama mengacungkan jempolnya.
"Yoii Mahh"
Setelahnya Ririn pergi, langsung saja Bumi dan Bintang berlari menaiki tangga menuju kamar Bulan.
"BULAAANN WOOII ABANG GANTENG DATAANGG" Teriak Bumi sambil menggedor pintu Kamar Bulan.
"Gak usah teriak" Ujar Bintang menatap Bumi datar.
Bumi nyengir kuda.
"MASUKK AJA BAMBANNKKK" Teriak Bulan dari dalam kamar.
mendapat ijin Bumi dan Bintang pun memasuki kamar Bulan.
Seketika mereka tertawa saat melihat Bulan dengan posisi menungging di tempat tidur.
"BHUAKSS HAHAHAHHA.. Lu ngapa daah??" Tawa Bumi lalu ia bertanya pada Bulan.
Bintang menoyor kepala Bumi dari arah belakang membuat Bumi berbalik menatap sengit Bintang.
"Apasih!?" Ketusnya.
"Lagi sakit dia" Kata Bintang menunjuk Bulan dengan lirikan matanya.
"Tuh, si Bintang aja ngerti sebagai sahabat. masa Lu kaga?!" Protes Bulan membuat Bumi membelakan matanya.
enak aja gak pengertian. Jadi yang di sekolah tadi apa coba?? siapa yang membeli roti bantal itu jika bukan dirinya?/ udah Bumi harus menanggung malu saat Mbak-mbak penjaga infomaret melihatnya sambil tersenyum geli.
Dasar Bulan!
"Gini nih kalo gak tau diri" cibir Bumi sambil menunjuk Bulan
Bulan nyengir kuda, tapi kemudian dia berteriak membuat kedua Sahabatnya itu panik kebingungan.
"ADUHHHH" teriak Bulan sambil memegangi perutnya.
"Eh-ehh?? Kenapa Lu? Sakit banget ya??" Bumi dan Bintang mendekat ke Bulan.
Bulan mengangguk Lesuh.
"Iya" katanya
"Sini, baring sini Lan" Bintang menepuk-nepuk paha nya.
Bulan mengangguk menyetujui ia berbaring di ranjang dengan bantalan paha Bintang.
Kemudian Bintang mengelus Perut Bulan.
"Bum, Lo masak air hangat. Sama kaya biasa" Titah Bintang pada Bumi yang berdiri di sebelah Bintang.
"Ashhiaapp" seru Bumi, kemudian dia pergi ke dapur untuk merebus air hangat.
Yahh begitulah mereka setiap Bulan kedatangan Tamu. Mereka akan berusaha membuat Sahabat perempuan mereka itu tak kesakitan lagi.
"Bin..sakit banget" ucap Bulan, ia menahan sakit.
"Udah jangan di remes" Bintang menepis tangan Bulan yang ada di perut Bulan.
"Gue aja" Bintang Mengelus perut Bulan.
Sampai Bumi datang dengan membawa segelas air hangat.
"Nih" Bumi menyodorkan gelas itu pada Bulan.
Bulan duduk dan menerima gelas itu. Lalu ia minum sampai habis.
"Gimana?" Tanya Bumi.
Bulan mengangguk.
"Mayan" katanya.
Bumi ikut duduk di sebelah Bulan.
Jadi posisinya itu Bulan duduk di apit oleh kedua cowok ganteng yang tak lain adalah Sahabatnya.
"Keren Lo" celetuk Bintang tiba-tiba membuat Bumi dan Bulan yang mendengarnya menggernyitkan kan kening bingung.
"Ha?"
"Di sekolah"
"Ohhh" Bulan mengangguk mengerti.
"Lo ngomong bisa gak jangan irit-irit? Ntar orang salah faham sama Lo" kata Bulan menasehati.
Bintang menggelengkan kepalanya.
"Gue gak bisa"
"Halahh Bulan.. kaya gak tau cerita Bunda Maiyra aja Lo. Bunda kan dulu ngidamin es batu terus, makanya si Bintang dingin banget kek Es batu" ucap Bumi dengan mencibir.
Bumi mengangguk seraya tertawa.
"Oh iya Gue lupa" kata Bulan.
Bintang melihat keduanya dengan kesal.
Dasar.
"Eh, keren gimana sih maksud Lo?" Tanya Bulan.
"Berani sama Arra"
"Ealeehhh kalo dia aja mah Kecil! Tinggal Pites udah! Lagian Elo sih. Bukannya di tolak malah di diemin terus waktu dia ngedeketin Lo! Jadinya dia berharap kan sama Lo?!" Omel Bulan sedikit kesal.
"Tau Lo Tang" cibir Bumi.
Bintang memutar bola matanya merasa malas saat kedua sahabatnya menghakiminya
"Males"
"Hihh bodo amat! Serah dia aja Bum" ucap Bulan pada Bumi yang di angguki Bumi.
"Eh? Perut Lo udah gak sakit lagi!" Tanya Bumi saat melihat Bulan sudah aktif seperti biasa
Wajahnya juga sudah lebih segar daripada tadi saat mereka datang. Wajah Bulan layu seperti sayur.
"Eh iya.. Gue gak ngerasa sakit lagi sih" ucap Bulan senang.
"Bagus dong"
Bulan mengangguk.
"Udah jam 10. Tidur" titah Bintang saat melihat jam di dinding menunjukan pukul 10 malam.
Bulan mencebik.
Ish.
Kaya anak TK aja deh dianya di kasih jadwal tidur.
"Ntaran lah Bin. Gue masih mo ngomong sama kalian" rengeknya.
Bintang dan Bumi menggeleng tegas.
"GAK!"
Bulan mencebikan bibirnya merasa kesal
"Udah Lo tidur. Biar kita temenin sampe Mama Ririn datang" ucap Bumi.
Hahh yasudah lah. Kalo di bantah Bintang dan Bumi pasti akan menolak. Lebih baik dirinya segera tidur.
"Yaudah! Temenin tapi ya?"
"Iyaaa"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top