Thirteenth Landing

Sudah satu minggu Ryu dan Reinya berpisah. Ada rasa kehilangan yang jelas sekali terlihat di wajah Reinya. Gadis itu memang senang sekali bisa kembali ke rumah. Bertemu semua anggota keluarganya. Bertemu teman temannya. Kembali bekerja dan pergi ke Kampus.

Di hari ketika dia disambut di rumah karena kepulangannya saja, Reinya sejenak lupa akan sosok lelaki yang telah menemaninya selama hampir dua minggu itu. Pelukan serta ciuman dan juga makanan kegemarannya seakan menutup sosok seorang Ryu.

" Apa kau makan dengan baik di sana?" Tanya Aunty Paula dengan tatapan seakan menyelidik.

" Ehm, tentu. Walaupun aku tidak tahu apa yang kumakan, tapi cukup dapat diterima mulut dan perutku." Jawab Reinya sambil tersenyum.

" Apa tidurmu nyenyak?" Tanya Mommy sambil menyerahkan juice yang baru saja dibuatnya. Reinya mengangguk.

" Dia bukan kau yang takut hutan digelap malam, dear." Ucap Daddy sambil tersenyum menatap Mommy yang cemberut.

" Aku sudah tidak takut lagi." Ketus Mommy yang ditanggapi kekehan oleh Daddy.

" Dia tidur nyenyak bukan karena itu, tapi karena ada Komandan Ryu yang memeluknya." Celetuk Ryker yang baru saja ikut bergabung, bersama Grandma yang dengan sangat ringan tangannya memukul pundak Ryker. Lelaki itu tergelak. Reinya tersipu, mengingat bagaimana dia terlelap dalam dekapan hangat Ryu.

" Rei, kenapa kau senyum senyum sendirian?"

Teguran itu membuat lamunan Reinya buyar. Dia menatap sinis orang yang membuatnya kaget.

" Memo, kau sudah membuyarkan lamunanku." Gerutu Reinya dengan wajah cemberut.

" Siapa memang yang kau bayangkan, huh?" Tanya Memo penasaran.

" Pasti Andro, model ganteng itu atau Michael, Aktor baru itu atau..."

" Shut up Neva. Aku sudah tidak suka mereka semua. Andro, Michael, Ronnie, Donny atau siapa pun." Potong Reinya cepat yang membuat Memo dan Neva menatapnya.

Dua assistant itu mendekat dengan wajah penasaran. Menatap Reinya dengan mata penuh tanya. Reinya berdecak.

" Kerja dulu kalian. Ceritanya nanti saja. Aku juga ada pemotretan." Kilah Reinya sambil berlalu.

" Rei, baby. Rei.." Teriak Memo dengan nada merayu. Reinya menggedikkan bahu.

" Nanti, aku bilang. Kerja dulu atau tidak ada gaji besok." Ucap Reinya dengan nada tinggi.

Memo dan Neva menggedikkan bahunya, kemudian beriringan mereka kembali keruangannya.

" Sadis banget. Masa besok tidak gajian." Gerutu Memo ketus sambil berjalan dengan langkah gemulainya.

" Memo, aku bisa dengar." Teriak Reinya. Memo meringis.

" Kalau sedang marah dia seperti nenek sihir. Serem. Aku yakin dia sedang rindu. Jadi resah seperti itu." Bisik Memo yang tentu saja diangguki oleh Neva.

" Kita bantu baby Boss kita itu. Kasihan, kalau sampai tidak tuntas rindunya. Bisa hancur dunia persilatan eh, dunia model." Ucap Memo yang kembali diangguki Neva.

" Neva, batalkan pemotretan hari ini. Bilang pada mereka, aku tidak terima diambil gambar jika harus memakai swim suit." Ucap Reinya tegas, yang membuat Neva dan Memo menjadi terperanjat. Gadis itu berdiri di sana, diambang pintu ruangan mereka dengan wajah sedih.

" Aku sudah berjanji dan aku akan menepatinya." Ucap Reinya pelan sambil mendudukkan dirinya di sofa.

Memo dan Neva mendekati Reinya lalu berjongkok dihadapannya. Mata mereka menatap Reinya sedikit cemas.

" Ryu, I miss you like crazy." Desis Reinya yang membuat Memo dan Neva saling berpandangan.

" Siapa Ryu?" Tanya Neva hati hati. Dia tidak mau mengusik amarah Reinya.

" Komandan Ryu. Dia yang selalu menemaniku di sana. Memelukku dengan erat kala aku terlelap tidur. Mengajari aku akan banyak hal juga termasuk.."

Reinya menghentikan ucapannya, seolah tersadar. Dia menatap Memo dan Neva yang dengan wajah serius penuh tanya sedang menatapnya. Wajah cantik itu merona merah. Terlebih ponselnya berdering dan memunculkan nama My Ryu, di layarnya. Reinya terlihat semakin tersipu.

Lalu dengan gerakan cepat, gadis itu beranjak. Membawa langkahnya dengan sangat tergesa menuju ke ruangannya. Tapi mata dan wajahnya tidak dapat berbohong. Gadis itu terlihat begitu bahagia.

" Ayo, kita cari tahu." Ucap Memo pelan sambil menarik tangan Neva menuju ke ruangan Reinya yang pintunya terlihat tidak tertutup rapat.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top