Prolog
Cantik, terkenal dan kaya raya. Apalagi yang kurang dari seorang Reinya Gabrina. Gadis itu begitu merasa sempurna di kehidupannya selama ini. Model cantik kesayangan Uncle Gael, Kakak dari Mommy yang kini telah menjadi Aktor terkenal itu. Tidak pernah sehari pun merasa sedih. Tidak ada satu keinginannya yang tidak dituruti oleh semua orang. Mommy dan Daddy tercintanya. Kakak bawelnya yang begitu penuh perhatian. Grandma yang selalu memanjakannya. Semua begitu menyayangi dan selalu penuh pengertian.
" Apalagi ulah si genit kali ini. Lihat, dia masuk media gossip minggu ini." Ucap Ryker sambil memperlihatkan Tabloid minggu kehadapan Mommy yang tersenyum menatapnya.
Foto Reinya dan seorang Model dan juga Aktor muda tampan yang sedang naik daun itu menghiasi cover Tabloid tersebut.
" Bukannya dia yang menginginkan itu?" Tanya Mommy sambil dengan senyum memandang Ryker yang berdecak kesal.
" Aku mengira lelaki itu gay. Lihat saja gayanya." Tukas Ryker sengit. Mommy kembali tersenyum.
" Tahu dari mana kalau lelaki itu gay?" Tanya Mommy tenang. Ryker menggedikkan bahunya.
" Aku hanya khawatir, dia itu salah memilih." Ucap Ryker ketus sambil menghela napas.
" Apa yang kau khawatirkan, Ryker. Daddy yakin adikmu itu tahu mana yang terbaik."
Daddy yang baru datang, berucap tenang sambil mendudukan dirinya di sebelah Mommy yang tersenyum menyambutnya.
" Yang Daddy khawatir justru saat ini adalah hobby barunya itu. Cuaca sedang tidak menentu, terkadang tidak bersahabat." Ucap Daddy kemudian sambil menatap Ryker yang mengangguk, mengiyakan.
Sementara itu, kekhawatiran Orang tua dan kakaknya sepertinya tidaklah menjadi satu masalah untuk gadis yang kini tertawa riang menggeluti hobby barunya itu. Kedua orang Assistantnya hanya memandanginya dengan tatapan cemas.
" Santai saja. Aku sudah biasa melakukannya. Memo kau jangan meringis begitu. Jelek sekali." Ucap Reinya ringan.
" Lagi pula, cuaca begitu cerah ceria. Seperti hatiku." Ucap Reinya dengan tawa menggoda. Memo mendengus kesal.
" Tapi Rei, cuaca sedang tidak menentu. Aku terus terang merasa khawatir." Ucap lelaki gemulai yang dipanggil Memo oleh Reinya.
" Betul Rei, kami khawatir." Timpal Neva, Assistant yang satunya.
" Kenapa kalian jadi cemen sih, ini bukanlah yang pertama kali aku melakukannya. Calm down, Okay." Ucap Reinya meyakinkan. Memo dan Neva hanya bisa mengangguk.
" Izzy, Ringgo. Aku sudah siap. Tolong kameranya. Dan kau, Willy. Hei Willy. Tolong jangan bengong. Siapkan cepat kameranya. Rekam yang bagus, okay." Teriak Reinya. Gadis itu sudah mulai memakai helm dan merentangkan parasutnya.
Wajahnya tampak berseri menatap alam sekitarnya. Lalu dengan tanpa keraguan sedikit pun kakinya segera saja melangkah ke bibir tebing dan tangannya terentang. Dengan ringan gadis itu menghentakkan kakinya. Mengandalkan hembusan angin yang kencang, Paralayang itu lepas landas.
" Willy, cepat arahkan kameranya." Ucap Memo dengan nada galak.
" Aku sudah mulai merekam dari tadi Nona galak itu memakai helmnya." Ucap Willy berbisik. Memo segera mengangkat ibu jarinya.
" Anginnya berhembus kencang sekali." Ucap Neva sambil menatap Memo yang terlihat gusar.
" Ya, aku juga merasakan agak cemas. Tidak seperti biasanya." Ucap Memo sambil balas menatap Neva lalu beralih menatap Ringgo yang sedang asik membidikkan kameranya.
Sementara itu Willy dan Izzy sibuk merekam Nona yang begitu asik, menikmati hembusan angin. Seolah dia sedang bercanda dengan alam. Menyapa riuhnya gemuruh angin yang kencang menderu. Tawanya yang lepas terekam kamera. Wajah cantik itu terlihat begitu berseri. Beberapa kali ibu jarinya terangkat dan diarahkan ke depan.
Lalu dengan perlahan langit berubah warna. Awan kelabu terlihat mulai menyelimuti sekitar. Angin terasa berhembus lebih kencang dan Reinya terlihat kesulitan mengendalikan Paralayangnya. Dia juga tidak dapat lagi melihat dengan jelas titik pendaratan yang seharusnya berada di tengah padang rumput yang luas.
" Oh my God." Gumamnya tercekat, ketika hembusan angin kencang seolah menariknya, menjauhi titik pendaratan. Perasaannya mulai tidak karuan. Debaran rasa ketakutan mulai muncul memeluk hatinya. Terbayang wajah wajah terkasih yang selalu saja menentang dirinya untuk melakukan hobby ini.
Lalu Reinya merasakan tubuhnya seakan terbanting. Gelap menyelimuti pandangannya. Ada guncangan keras yang dirasakannya.
*Aku buat juga nih cerita tentang adiknya Ryker jadi barengan deh klo up...tungguin ya...
I Love All of You...❤❤❤❤❤
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top