Ninth Landing

Reinya menatap lelaki yang tidur lelap memeluk dirinya. Entahlah apa yang ada di hati dan pikirannya, yang dia ingat adalah satu ungkapan rasa akan keinginan memiliki terdengar begitu nyata ditelinganya. Reinya tersenyum, merasa sedikit aneh terjebak dengan seorang lelaki yang tidak jauh beda dengan Daddy. Kaku, dingin, acuh tak acuh tapi memiliki rasa akan kepemilikan yang sangat nyata.

" Padahal aku memimpikan lelaki seperti Uncle Gael." Cetusnya lirih. Bibir tipis itu tersenyum.

" Seorang yang dipuja dan begitu ramah dan penuh rayuan, yang akan memujaku dengan bunga atau hadiah hadiah lucu." Ucap Reinya sambil jarinya bermain main di wajah lelaki yang kini semakin terlihat tampan.

" Mata agak sipit dengan iris biru, hidung mancung, kulit yang tidak terlalu putih, rambut hitam berbaur dengan kecokelatan. Betul kata Eric, kau perpaduan Jepang dan Amerika yang sempurna." Ucap lirih Reinya dengan wajah bersemu merah dan bibir mengulas senyum.

" Lalu apa lagi kata Eric?"

Suara serak lelaki itu membuat Reinya terjengat. Gadis itu menatap wajah dihadapannya yang masih terpejam. Senyum cantik kembali mengembang di bibirnya, mengingat pembicaraan antara dia dan Eric di hutan kemarin itu. Lalu hatinya berucap lega, karena hanya bagian itu yang di dengar oleh lelaki itu.

" Apa lagi kata Eric?" Ulang suara serak itu. Mata itu tetap terpejam. Tapi bibirnya lembut mendarat di puncak kepala gadis itu.

" Dokter Deasy menyukaimu dan kau tidak menghiraukannya." Ucap Reinya dengan wajah cemberut, tapi tersirat senyuman bangga. Ryu cepat mengangguk.

" Lalu, apa lagi?" Mata sedikit sipit beriris biru itu kini menatapnya.

" Kau, ehm. Eric bilang kau sudah menyukaiku jauh sebelum kita bertemu, betulkah?" Tanya Reinya ragu.

Tangan kokoh itu merengkuh lebih erat tubuh Reinya. Menciumi lama pelipisnya lalu suara serak lelaki itu terdengar dekat di telinga Reinya.

" Kau tahu, aku jatuh cinta pada seorang gadis cantik, anak seorang Jendral. Seseorang yang mungkin tidak dapat kuraih. Sulit dan terlalu tinggi. Bahkan aku merasa tidak mungkin mengenalnya. Bahkan fotonya yang kerap kali terlihat bertebaran di Media, bersama lelaki yang mungkin kau impikan itu. Menciutkan nyaliku." Ucap Ryu dengan mata menerawang. Wajah Reinya memerah dalam pelukan Ryu.

" Lalu ketika hari itu kau tergantung di pohon dengan Paraglidingmu itu. Aku sangat merasa tidak percaya pada penglihatanku. Gadis impianku berada tepat dalam pelukanku. Saat itu inginnya aku langsung  mencium dirimu. Tapi logikaku untungnya masih bekerja dengan baik." Ryu menatap Reinya yang melengak menatapnya.

" Aku sampai memutar otak. Mencari cara agar kau bisa lebih lama tinggal di sisiku. Mengenal lebih jauh sosok yang selama ini kudambakan dan untuk membuat dirimu jatuh cinta. Walaupun aku tahu, lelaki seperti apa yang kau mau."

Tenang Ryu berkata, sambil kini menatap Reinya. Bibirnya mendarat lembut di bibir gadis itu.

" Aku sebenarnya memakan kata kataku sendiri. Aku pernah mengatai Mommy yang begitu mencintai Daddy. Menertawakan ungkapannya tentang seorang abdi negara yang teramat membuatnya bangga itu. Malas melihat sepupuku yang menikah dengan ajudan Daddy." Reinya terdiam. Gsdis itu membingkai wajah Ryu yang lekat menatapnya.

" Tapi..entahlah.." Reinya mengulas senyum, menggantung ucapannya yang membuat Ryu menunggu dalam harap.

" Sejak kau menggendongku untuk pertama kalinya, aku merasakan hal yang lain dihatiku. Rasa yang tidak kudapati saat berada dalam pelukan lelaki yang lain." Ucap Reinya pelan. Ryu menatap tajam Reinya.

" Memang berapa banyak lelaki yang telah memelukmu?" Reinya tergelak mendengar pertanyaan Ryu.

" Aku sudah menduganya, kau akan bertanya seperti itu. Aku ini punya Daddy, Ryker, Uncle Gael, Memo, terus sepupuku.."

" Dan model model ganteng itu kan." Ketus Ryu yang membuat Reinya kembali tergelak.

" Mereka semua, model itu hanya teman di depan kamera tapi kau berbeda Komandan." Ucap Reinya sambil mencium pipi Ryu. Lelaki itu menarik sebelah sudut bibirnya. Kenakalan yang lugu seperti inilah yang disukainya dari gadis dalam pelukannya itu.

" I love you." Bisik Ryu di telinga Reinya yang membuat gadis itu memejamkan matanya. Meresapi kata yang terungkap dan baru pertama kali di dengarnya dari seorang lelaki yang bukan keluarganya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top