Eleventh Landing
Ryu tajam menatap dokter Deasy yang tersenyum menggoda. Wanita yang tidak henti memaksakan untuk selalu mencari perhatiannya.
" Hari ini gadis manja itu pergi. Tidak akan lama, dia pasti akan melupakan semua yang terjadi di sini." Ucap dokter Deasy dengan senyum yang menyebalkan.
" Apalagi, di sana. Dia pasti akan bertemu dengan teman teman Model, Aktor atau pengusaha kaya." Ucapnya lagi, lalu tangan dokter itu seenaknya mengusap rambut Ryu yang segera saja ditepis oleh lelaki itu. Dokter itu mengulas senyum.
" Mungkin saja Ayahnya yang Jendral itu sudah punya calon untuk gadis itu. Seorang anak Jendral juga atau juga Ibunya yang dokter itu, punya calon untuk dia. Seorang dokter ganteng di Rumah sakitnya." Sinis nada bicara dokter Deasy terdengar, membuat Ryu termangu. Dokter Deasy senang, ucapannya itu sepertinya mampu mempengaruhi pikiran Ryu.
" Ryu, kenapa kau lama sekali sih meminta obatnya. Sebentar lagi Daddy datang menjemput dan kita tidak punya waktu lama lagi untuk berduaan." Suara manja milik Reinya memecah hening yang sejenak terjadi diantara Ryu dan dokter Deasy.
Wajah Ryu yang langsung terlihat melembut membuat dokter Deasy berdecak kesal. Lalu semakin kesal begitu melihat Reinya yang dengan begitu santai mendaratkan ciuman di bibir Ryu.
" I'm gonna miss you, Komandan." Ucap Reinya yang membuat Ryu langsung merengkuh tubuh itu.
Dokter Deasy yang merasa semakin kesal beranjak pergi. Meninggalkan mereka yang kini saling berpagut mesra. Menyampaikan rasa untuk menutupi kerinduan yang akan segera mereka jelang.
" Aku akan lebih merindukanmu. Jaga diri di sana. Jangan nakal. Jangan juga seenaknya meminta peluk." Ucap Ryu sambil membingkai wajah cantik yang tersenyum manis sambil mengangguk.
" Sekarang, aku akan membayangkan berada dalam pelukanmu setiap aku akan tidur." Ucapnya dengan senyum sambil mengerjapkan matanya.
" Tidak lagi membayangkan Aktor ganteng yang seperti Uncle Gael itu?" Tanya Ryu yang membuat Reinya melotot dengan mulut terbuka. Ryu mengusap wajah gadis itu lalu menjawil hidungnya.
" Ryu, Aktor itu tidak sejahat dirimu." Umpat Reinya gemas. Ryu terkekeh.
" Jahat?" Ryu mengangkat sebelah alis tebalnya.
" Ya, jahat. Membuatku jatuh cinta dengan ciumanmu." Ucap Reinya sambil menatap Ryu yang tergelak.
Cepat Ryu merengkuh tubuh itu. Tubuh yang memiliki wangi yang selalu menghilangkan logikanya. Dengan gerakan ringan lelaki itu mengangkat tubuh gadis itu. Lalu menggendongnya menuju rumah mungilnya.
" Ryu, sebentar lagi Daddy datang." Rengek Reinya manja tapi gadis itu melingkarkan tangannya di leher lelaki itu.
" Aku rasa Jendral Moretti bisa menunggu sebentar saja." Ucap Ryu sambil mengunci pintu, setelah dia menempatkan gadis itu di atas tempat tidur. Tangannya cepat membuka kaos putih yang dipakainya.
" Please, baby. Let me give you something that will make you remember me."
Ryu didera rasa keinginan penuh gairah. Hasratnya tidak lagi mampu tertahankan. Lalu senyuman manis yang tersungging di bibir tipis Reinya, seakan menggelapkan logikanya.
Lalu seolah alunan nuansa bening yang terhampar. Lantunan irama asmara itu mengalun. Bersemi indah diantara prahara hati yang berpadu. Mengumandangkan kesucian hati yang tanpa lara.
Dua insan itu berbagi akan makna cinta, yang entah napsu atau hanya rasa ketakutan akan kehilangan atau juga keterikatan yang terjalin untuk memberikan kelegaan akan kosa kata kepemilikan yang utuh.
Cinta, kembali menjadi sesuatu yang dijadikan alasan. Padahal setidaknya itu dapat saling menjaga dan juga memelihara. Seperti utuh penuh yang terkadang tidak meminta apa pun.
" Aku tidak akan memaksakan rasa takut akan kehilanganmu dengan memilikimu saat ini. Aku akan meminta dirimu dulu pada Orang tuamu dan nanti saatnya akan tiba untuk memilikimu secara utuh." Ucap Ryu diantara gairahnya.
" Cukup saat ini kau mengingatku dan terus menyadari. Bahwa kita sudah melakukan sejauh ini. Hanya aku yang boleh melakukannya, sayang." Lanjutnya sambil terus memberikan sentuhan dan kecupan. Reinya pun melenguh dalam anggukannya.
" Hanya aku yang boleh melihat tubuh mulus ini, menyentuhnya dan memberikan kecupan. Kau dengar aku sayang. Hanya aku." Ucap Ryu parau. Reinya kembali mengangguk.
" I'm yours, Ryu."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top