Eighteenth Landing

Semua keluarga berkumpul. Daddy yang selalu setia merangkul pundak Mommy. Grandma yang tersenyum di sebelah Ryker yang menatap tajam Ryu yang berdiri kaku di hadapan mereka.

" Duduklah, Ryu. Kau tidak sedang memimpin pasukan. Jangan kaku seperti itu." Ketus Ryker sambil tersenyum masam. Ryu mengambil tempat, untuk duduk di sebelah Ryker.

" Mom, aku rasa dulu pun Daddy seperti Komandan kaku ini. Takdir menurun. Makanya, jangan selalu mengatai, Rei." Ryker menatap Reinya yang tersenyum lebar.

" Kau sekarang merasakan, jatuh cinta pada seorang Komandan yang tidak jauh beda dengan Daddy." Lanjut Ryker. Reinya terkekeh. Mommy hanya tersenyum menatap kedua anaknya. Daddy berdecak sambil menatap Ryker yang kini tergelak.

" Aku terjebak, Ry." Ucap Reinya yang membuat Ryu menatapnya tajam.

" Terjebak pesonanya Komandan tampan." Lanjut Reinya sambil tersenyum lucu.

Ryu gemas sekali menatap gadis itu. Inginnya lelaki itu memeluk dan memberinya ciuman, tapi tidak bisa. Semua mata sedang menatapnya. Jadi dia hanya bisa mengulas senyum tipis sambil menggeleng.

" Okay, Ryu. Bagaimana selanjutnya?" Tiba tiba suara berat khas Daddy terdengar. Semua mata beralih menatap Daddy dan Ryu bergantian.

Tanpa ragu Ryu menentang tatapan Daddy. Senyum tipis dan anggukan kepalanya terlihat begitu tegas.

" Aku akan segera menikahi putrimu, Jendral. Aku harap kau merestuinya." Ucap Ryu tegas. Daddy tampak sekali terlihat puas, lelaki itu tersenyum.

" Aku menyerahkan semuanya pada putriku. Apa dia mau kau nikahi atau tidak." Daddy menolehkan tatapnya ke arah Reinya. Ryker berdecak.

" Dad, kau tidak harus bertanya. Aku rasa kau tadi sudah dengar, dia sudah terjebak." Ryu berucap tenang sambil tertawa pelan. Daddy hanya menoleh sebentar lalu kembali fokus menatap Reinya yang tersenyum.

" Aku ini seorang Ayah Ryker, aku harus menanyakan kesediaan putriku terlebih dulu." Ucap Daddy serius. Ryker tersenyum.

" Siap, Jendral." Ucap Ryker dengan senyum. Mommy tersenyum menatap keduanya.

" Rei, baby girl. Bagaimana?" Tanya Daddy kemudian sambil menatap Reinya lembut.

" Tentu aku mau, Daddy. Untuk apa aku berpura pura hamil, hanya untuk membuatnya datang." Suara manja Reinya terdengar. Daddy tersenyum, menatap sayang anak gadisnya.

" Baiklah, Ryu. Kau dengar sendiri, dia menerimamu." Ucap Daddy sambil menatap Ryu yang tersenyum puas.

" Untuk waktu pernikahannya, biar Grandma dan Mommy yang atur. Kau pun tinggal sendirikan." Ucap Daddy yang langsung diangguki Ryu.

" Aku yatim piatu." Pelan lelaki itu berucap. Grandma langsung saja menatapnya.

" Ryu, kau tidak lagi sendiri. Ada kami di sini. Kami keluargamu." Ucap Grandma dengan senyum ramahnya. Ryu mengangguk penuh hormat.

" Terima kasih." Ucap Ryu dengan sopan.

" Cukup jaga gadis manja kami." Grandma beralih menatap Reinya yang tersenyum ke arahnya.

" Tentu. Aku mencintainya dan aku akan menjaganya seumur hidupku dengan nyawaku." Tegas Ryu. Semua menarik napas lega dengan senyum puas terukir di bibir mereka.

" Aku percaya padamu, Ryu." Daddy berdiri lalu menepuk pundak Ryu.

" Ayo, temani aku bermain catur. Aku dengar kau selalu juara. Aku punya lawan saat ini." Daddy mengajak Ryu berpindah tempat. Dengan patuh Ryu mengikutinya.

Grandma tersenyum sambil menatap Mommy yang juga sedang tersenyum. Lalu kedua wanita cantik itu segera melangkah menuju ruangan dalam.

" Syukurlah, aku tidak harus berpikir untuk mengalahkannya." Ryker menatap dengan senyum ke arah Daddy dan Ryu yang beriringan menuju halaman belakang.

" Kau saja yang tidak pernah bisa mengalahkan, Dad." Ucap Reinya sambil terkekeh.

" Aku sengaja mengalah, Rei. Aku ingin Dad senang." Kilah Ryker.

" Ehm, apa aku harus percaya?" Reinya menatap Ryker sambil menaikkan kedua alisnya. Ryker tergelak. Lelaki itu dengan ringan mengecup pipi adiknya yang cemberut karenanya.

" Ryker, cari pacar. Biar kau tidak selalu seenaknya menciumku." Reinya setengah berteriak berucap. Ryker tertawa.

" Mentang mentang sudah mau nikah, jadi tidak mau lagi kucium." Ryker mengoda Reinya yang cemberut. Tangan lelaki itu mencolek colek pipinya.

" Ryu..help me." Teriak Reinya. Ryker tergelak.

Ryu yang mendengar teriakan Reinya segera saja berlari menghampiri. Lalu lelaki itu jadi berdiri terpaku karena mendapati Reinya dan Ryker yang tergelak riuh sambil menatapnya.

" Kau nakal, baby." Desis Ryu sambil menggelengkan kepalanya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top