Day 23 - Jengga Kayu

Aku bisa merasakan atmosfer kegelisahan yang melingkupi ruang tengah. Bukan karena ketakutan, tapi karena anak-anak sudah tak sabar mengakhiri jam mengaji mereka dan bergegas mengerumuni Bang Fatih yang berada di ruang tamu. Lihat saja sorot mata penasaran Hiro yang sedari tadi berkali-kali melongok ke ruang tamu. Tambahkan Rana yang juga ikut mencuri-curi pandang pada plastik-plastik besar yang dibawa Bang Fatih.

Sesampai mereka di rumah, Bang Fatih hanya sempat mengoper bungkusan yang ia bawa lalu bergegas membonceng geng cowok untuk solat maghrib di masjid. Anak-anak yang penasaran sudah mengelilingi Bang Fatih sepulang solat.

Ingat apa yang pernah kukatakan tentang abang favorit se-Andalusia itu? Paham betul kalau perintahku takkan berefek apa-apa pada anak-anak, Bang Fatih mengharuskan mereka menyelesaikan jam mengaji dulu. Baru beliau akan membagikan hadiah yang dibawanya dari kampung halaman.

"Baca doanya," titahku membuat Rana, Hiro dan Rio tak bisa menahan cengiran mereka.

"Allahummarhamna bil Qur'an ...."
Tak sampai setengah menit, anak-anak sudah menghambur ke ruang tamu.

"Jangan pada rebutan," ujarku sambil mendekat ke kerumunan. Bang Fatih membawakan beberapa mainan kayu dan tradisional.

Geng cowok sudah sibuk dengan gasing dan mobil-mobilan. Nizwa cs antusias bermain puzzle. Medina dan Xandria kompak mengucap terimakasih lalu sibuk memeriksa pesanan properti foto dan bunga kering mereka.

"Vi?"

Aku menoleh pada sosok Bang Fatih yang sedang duduk di sofa. Beliau mengangsurkan sebuah buku dengan sampul unik padaku. Mengerjap takjub sambil berterima kasih, aku memperhatikan detail sampul kayu dari agenda ini. Desainnya sederhana namun terkesan unik, dengan beberapa bunga dan daun kering sebagai pelengkap hiasan.

"Agenda Kak Via bagus bangeeeet!" Suara takjub Medina mewakili kata-kata yang tertahan di ujung lidah.

Aku kembali mengangkat pandangan pada binar tulus di mata abang favorit se-Andalusia itu.
"Makasih banyak, Bang. Padahal Via nggak titip apa-apa kemarin."

Bang Fatih hanya mengangguk singkat lantas sibuk menjawab serangan anak-anak abege tentang 'kenapa hanya Kak Via yang dibawakan agenda cantik'.

"Nanti Abang bawain lagi deh kalo pulang. Kemarin tinggal sisa sedikit soalnya."

"Bang, ini gimana cara mainnya?"
Perhatian seisi ruangan teralih pada Darwin yang menunjukkan tumpukan balok tersusun rapi.

"Woah, UNO Stacko!"
"Yey! Akhirnya kita bisa main ini. Eh, tapi gimana cara mainnya, Bang?"

Anak-anak sudah berkumpul mengelilingi UNO stacko kayu yang disusun Darwin.

"Abang coba jelasin sambil main yah. Siapa yang mau nyoba ngambil pertama?"

"Aku! Aku!"
"Tapi kalo jatuh nggak apa-apa, kan? Ini baru percobaan, kan?" tanya Xandria ragu-ragu.

"Ini kita langsung main. Ngambilnya pake satu tangan, ya. Jangan dua-dua. Ada yang mau nyoba?" tawar Bang Fatih lagi.

Aku hanya mengamati mereka penuh minat dari sisi sofa.

"Via mau nyoba? Ambil satu balok di tengah atau bawah. Jangan sampe susunannya runtuh tapi."

Aku mengulum senyum geli melihat binar penasaran di mata adik-adik.

"Kalo jatuh, tinggal ulangi lagi kan?" godaku yang disambut sorakan tak setuju dari anak-anak lainnya.

"Jangan dong, Kak. Nggak seru kalo gitu," protes Darwin setelahnya.

Aku berdeham pelan sebelum mengambil balok yang terletak dua baris dari atas. Ketegangan kembali menguasai atmosfer ruang tamu. Aku sebisa mungkin menahan tawa saat melihat ekspresi serius anak-anak dari sudut mataku.

Perlahan, aku mendorong balok yang kuincar agar keluar dari susunan. Lantas mengambilnya dengan hati-hati. Sayangnya, aku tak memperhatikan gerakan tanganku setelahnya hingga tumpukan UNO Stacko kayu impian se-Andalusia itu jatuh begitu saja tanpa peringatan.

"Kak Vi!!!"

Yah, itulah alasan aku diboikot dari permainan jengga kayu ini berminggu-minggu setelahnya. Percobaan pertama yang membuat anak-anak trauma bermain permainan balok kayu itu denganku.

____________________________________
A/N;
Yang kangen Via dan anak-anak Andalusia mana suaranyaaa~ 😆 Maafkan author php ini yang baru muncul lagi. Terlalu banyak kejadian akhir-akhir ini membuatku harus memprioritaskan proyek lainnya.

Part ini terinspirasi dari saiya yang seneng banget nonton sesi Jengga Play di akun youtube Swoon 😂. Gemes kan ya liat mereka mainan ginian. Jadi kepo juga deh hqhq.

Lakuna bakal slow update ya. Sambil jalan juga ini ngerancang outline-nya. Thank you buat yang masih ngikutin work berdebu ini :" ditunggu vote dan komennya 🙋

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top