prolog

Di suatu petang seorang warga yang sedang melintasi sebuah tebing dikejutkan oleh pemandangan kereta kuda yang terbalik dan hancur, warga tersebut bergegas memanggil pertolongan warga lain untuk mengevakuasi korban dari kecelakaan kereta kuda itu.

Saat warga berhasil mengevakuasi jenasah, mengangkat empat orang korban ke atas tebing. Mereka begitu terkejut, ternyata ke empat orang yang mengalami nasib sial itu adalah Lord mereka dan istrinya serta dua orang pengawal pribadi sang Lord.

Segera kegemparan dan kesedihan yang mendalam terjadi di Stannage Park, Cornwall, wilayah terpencil yang jauh dari pusat kota London.
Warga kehilangan Lord yang sangat mereka sayangi.

Kecelakaan itu termasuk ganjil, mengingat sebagian besar penduduk di sini dan sang Lord sudah sangat mengetahui kondisi wilayah mereka, yang memang memiliki banyak tebing. Mereka terbiasa melewati tebing-tebing tersebut jika ingin menuju ke kota. Tetapi sepertinya semua penduduk terlalu berduka untuk memikirkan keganjilan itu dengan serius.

Setelah berhasil mengevakuasi semua korban, warga segera membawa jenasah sang Lord dan istrinya serta kedua pengawalnya ke kediamannya di Stannage Park.

Sesampainya di kastil tempat tinggal mendiang Lord Stannage, mereka mengabarkan berita tersebut kepada kepala pelayan yang menerima kedatangan mereka.

Terlihat wajah duka dari kepala pelayan tersebut saat mendengar berita kematian Lord nya yang sangat tiba-tiba.

"Tidak mungkin ... "

Terdengar teriakan seorang wanita dari arah belakang.

Teriakan itu membuat seluruh orang yang berkumpul di sana menolehkan pandangan ke asal suara, dan mereka mendapati seorang Lady berdiri dengan kaku di sana ...

____________________________________

Sesosok ramping seorang Lady yang tertutup jubah dan tudung rambut, jubah dan tudung rambut yang berhasil menyembunyikan wajah pemakainya. Lady itu berdiri di depan sebuah jendela di lantai atas kastilnya.
Bangunan kastil itu terletak tepat di belakang kastil utama, menjulang tinggi dengan hanya satu pintu masuk, dan hanya ada satu ruangan di kastil tersebut, yaitu kamar sang Lady.

Lady itu menatap sebuah kereta yang di iringi banyak warga yang membawa obor untuk menerangi jalan. Terasa sekali aura kesedihan dalam rombongan itu. Sebuah perasaan cemas tiba-tiba menusuk jantungnya saat rombongan warga masuk ke dalam gerbang rumahnya dan berhenti di halaman.

Segera sang Lady membuka pintu kamarnya dan langsung berlari menuruni tangga yang berada persis di depan pintu kamar pribadinya. Untuk kali ini, ia benar-benar tidak menghiraukan ucapan ayahnya, yang seringkali melarangnya untuk turun dari kastil pribadinya, dan sebisa mungkin menghindari orang luar. Sesampainya di bawah tangga, ia tampak kesulitan membuka kunci pintu kastilnya. Mungkin karna tanganku yang gemetaran, pikir sang Lady.

Setelah beberapa saat, akhirnya sang Lady berhasil membuka pintu tersebut. Segera ia berlari menyusuri halaman belakang, menuju pintu di belakang rumah utama. Pintu itu langsung menghubungkannya dengan ruang tamu. Ia datang tepat waktu untuk mendengar ketua rombongan yang mengabarkan kepada kepala pelayan yang menemui mereka, bahwa Lord mereka, Lord Stannage dan istrinya mengalami kecelakaan tunggal yang mengakibatkan hilangnya nyawa keduanya dan dua orang pengawalnya.

"Tidak mungkin ... "

Semua orang terkejut mendengar teriakan pilu tersebut, mereka semua menolehkan pandangannya kepada pemilik suara itu.

Sesosok Lady dengan tinggi semampai, yang mengenakan jubah dan tudung rambut berwarna hitam kelam yang berhasil menutupi seluruh tubuhnya, berdiri kaku.

Terdengar isakan keras dari sang Lady. Dengan tiba-tiba sang Lady berlari menuju ke arah kereta yang membawa kedua orang tuanya. Ia membuka pintu kereta dan masuk ke dalamnya, memeluk jenasah kedua orang tuanya. Sang Lady terisak-isak sambil menggumamkan kata-kata ketidakpercayaannya.

"Tidak mungkin ... Ayah ... ibu ... kalian berjanji akan selalu menjagaku, kalian tidak mungkin meninggalkanku bukan..." gumam gadis itu. "Bagaimana aku bisa hidup tanpa kalian, aku tidak tau dunia luar Ayah, Ibu," isak lirih sang Lady. Suara Lady tersebut terdengar sangat pilu, hingga membuat orang-orang di sekitarnya ikut menagis.

Semua orang yang berada di tempat itu sebenarnya sangat terkejut dengan kemunculan gadis bertudung itu, dulu sekali terdapat rumor bahwa Lord mereka mempunyai seorang putri yang memiliki paras buruk rupa sehingga ia selalu menutup tubuhnya dengan jubah dan tudung. Wajah yang di miliki putri Lord tersebut di sebut-sebut bisa membawa kesialan untuk orang di sekitarnya.

Tetapi lambat laun rumor tersebut hilang di telan bumi karna kebaikan dan kemurahan hati sang lord kepada warganya, dan tidak pernah terjadi hal buruk apapun pada daerah mereka, membuktikan bahwa rumor itu hanyalah kabar burung semata dan akhirnya dilupakan oleh warga.

Melihat warga yang tercenggang menatap sosok sang lady, kepala pelayan dan beberapa pelayan wanita segera menghampiri sang lady dan mencoba menenangkannya.

Kepala pelayan merangkul tubuh sang Lady dan membisikan kata-kata penenang yang membuat sang Lady perlahan-lahan melepaskan pelukannya kepada jenasah orang tuanya.
Segera setelah sang Lady melepaskan pelukannya, beberapa pelayan wanita menuntun Lady mereka masuk ke dalam rumah.

Saat hampir mencapai pintu masuk rumah, Lady itu menengok kebelakang. Ia melihat le arah kepala pelayan dan beberapa pelayan yang tengah mengangkat jenasah orang tuanya.

Di sinari cahaya obor yang berada di dekat pintu masuk, terlihat sepasang mata hijau paling indah, yang membuat beberapa orang terkesiap dan takjub saat melihatnya.

Saat pemilik mata itu mengalihkan pandangan matanya ke depan dan melanjutkan langkah kakinya masuk ke rumah, terdengar gumaman takjub dari warga sekitar yang sedang tidak di sibukkan mengurus jenasah sang Lord.

Bisik-bisik keheranan muncul di rombongan itu, bagaimana mungkin pemilik mata seindah itu memiliki wajah yang buruk rupa seperti rumor yang ada dulu???

___________________________________

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top