35


Menikmati pijatan-pijatan lembut Mary di punggungnya sambil berendam di air hangat, Pruistine memanjakan dirinya setelah menikmati cumbuan panas bersama Edward beberapa saat yang lalu. Ia masih bisa merasakan sentuhan-sentuhan lembut Edward dan gigitan-gigitan nakal di area tersembunyi di tubuhnya. Sudah bukan sekali dua kali Edward melakukan hal itu kepadanya, dan Pruistine tidak menyangka dia begitu menikmati hingga menjadi ketergantungan akan sentuhan-sentuhan Edward di tubuhnya.

Seringkali Pruistine tidak menyadari banyak tanda merah yang di tinggalkan Edward di area pribadinya. Tetapi lain dengan Mary, setiap kali melayani Lady nya mandi dan berganti pakaian, Mary melihat dengan jelas tanda merah di tubuh Lady nya. Tidak luput hal itu mengungkapkan dengan jelas kepada Mary sampai sejauh apa hubungan antara Lord dan Lady nya. Walaupun seharusnya bukan hal aneh lagi jika hubungan mereka sudah sangat intim, karna belakangan ini Lord dan Lady nya sudah tidak menutupi lagi kebersamaan mereka yang selalu tidur bersama setiap malam, dan sebagai seorang pelayan, Mary mempunyai akses lebih untuk tau hal-hal intim antara Pria dan wanita dari obrolan pelayan lain yang sudah menikah, jadi dia sudah sangat paham hal apa yang bisa terjadi diantara sepasang pria dan wanita jika semalaman tidur bersama.

Diam-diam dalam hati Mary mengkhawatirkan Lady nya, apakah Lord nya cukup bijaksana dengan menggunakan pengaman saat melakukan hal itu dengan Lady nya? Begitu khawatirnya, Mary pernah diam-diam membongkar isi tempat sampah hanya untuk mencari apakah ada pengaman yg sudah terpakai yang di buang di tempat sampah, sayangnya Mary tidak pernah berhasil menemukannya. Hal itu semakin membuat perasaan Mary tidak tenang setiap kali melihat tanda cinta di sekujur tubuh Lady nya. Semoga saja, jika Lordnya tidak memakai pengaman, setidaknya Ia cukup berbelaskasih kepada Lady nya dengan mengeluarkan kepuasannya di luar. Jika sampai terjadi kehamilan, bagaimana... bagaimana nasib Lady nya, Malang sekali Lady nya ratap Mary.

Saat mendiang orang tua Lady nya masih hidup, mereka sama sekali tidak mempunyai rencana mengenalkan putri mereka ke masyarakat. Setiap tahun saat di adakan pesta-pesta dan kegiatan amal di London, dimana orang tua kalangan aristokrat berbondong-bondong 'menggiring' putra dan putri mereka yang sudah cukup umur menghadiri setiap acara sosial tersebut, entah putra-putri mereka sudah debut untuk pertama kalinya tahun lalu, atau bahkan ada yang sudah melewati lebih dari tahun ketiga sejak mereka debut, dan pastinya munculnya debutan-debutan baru yang masih murni yang baru menginjak usia layak di perkenalkan ke masyarakat bahwa gadis itu sudah siap 'menikah'. Semua golongan aristokrat berlomba-lomba tampil semenarik mungkin hingga bisa mendapatkan lamaran yang layak dari seorang gentleman, di sisi lain, para gentlemam berharap mendapatkan calon istri yang mempunyai mas kawin besar yang bisa menjamin mereka, terutama mereka para gentleman yang bukan ahli waris, hingga membuat mereka praktis bisa di bilang hanya mempunyai gelar tanpa harta.

Orang tua Ladynya sama sekali tidak memiliki rencana seperti umumnya masyarakat, hingga mereks melewatkan begitu saja dua season berlalu. Tahun ini memasuki tahun ketiga Lady nya telat di perkenalkan, dan jika berjalan lancar tahun ini akhirnya Lady nya mempunyai kesempatan itu. Walaupun Mary paham Lord nya merelakan Lady nya mengikuti season hanya karna ingin mengabulkan harapan sang Lady, dan hanya sebagai formalitas mengenalkan Lady nya ke masyarakat, karna pastinya tidak mungkin bagi Lord nya untuk mencarikan calon suami bagi Lady nya di season nanti.

Kalaupun ada genleman yang berminat dan melamar Lady nya, sudah bisa di pastikan lamaran itu akan sia-sia. Hanya Lordnya lah yang akan menikahi Lady nya, dia sudah menodai Lady nya jadi dia harus bertanggung jawab, ratap Mary dalam hati.

Semoga saja, semoga saja Lady nya tidak hamil agar Lady nya bisa mengecap bagaimana rasanya menjadi debutan, agar kesempatan itu tidak menguap begitu saja hanya karna kecerobohan.

Apakah aku harus membuatkan ramuan mencegah kehamilan untuk Lady nya? terpikir ide gila di benak Mary. Oh, tidak boleh, itu sama saja dengan melakukan perbuatan tercela, sanggahnya sesaat kemudian.

"My Lady, maafkan aku, bolehkah aku bertanya sesuatu?" akhirnya Mary memberanikan diri untuk bertanya kepada Lady nya tentang hal yang meresahkannya, Ia berniat semalu apapun, Ia harus memberitahu Lady nya hal-hal yang perlu di lakukan untuk mengurangi resiko hubungan yang seharusnya belum di lakukan Lordnya kepada Lady nya. Mary benar-benar megkhawatirkan keselamatan Lady nya.

"Ya Mary, apa itu?" Pruistine memandang Mary dengan tanya.

"Apakah... apakah saat kalian melakukan hal itu, kalian menggunakan pengaman atau mungkin Lord Blackwater menuntaskan nya di luar, My lady?" Tergagap Mary menanyakan hal itu sambil menunjuk salah satu tanda merah di paha Pruistine sebagai isyarat, rona merah merayap di wajah Mary, entah mengapa dia merasa sangat malu menanyakan hal itu kepada Lady nya, Ia merasa melanggar privasi Lady nya dengan menanyakan hal ini.

"Aku... aku... " tidak hanya Mary, Pruistine juga merona malu mendengar pertanyaan Mary, Ia tidak menyangka Mary menanyakan hal seperti itu.

Aku ingin memasuki dan mengisi dirimu dengan sebagian diriku...

Bisikan mesra Edward di sela-sela cumbuan panas mereka kembali terngiang di telinga Pruistine. Ia juga teringat saat pertama kali Edward mencumbunya setelah kejadian penyerangan. Edward bergumam dengan penuh sesal bahwa dia tidak memiliki sarung sutra sebagai pengaman dan dia tidak cukup yakin kepada dirinya sendiri apakah Ia mampu untuk menarik diri pada saat terakhir agar mencegah resiko kehamilan bagi Pruistine, bagaimanapun tidak boleh ada kecerobohan hingga Pruistine berhasil melewati masa debutnya hingga season berakhir. Setelah season berakhir dan mereka menikah, Edward bergumam dia tidak akan menunda waktu sedetikpun untuk mengklaim Pruistine menjadi miliknya seutuhnya. Akhirnya untuk mencegah kehamilan, Edward mengurungkan niat memasukkan diri ke kelembutan Pruistine, dan lebih memilih untuk menempatkan dirinya di kehangatan Pruistine dan menikmati setiap gesekan saat Ia memaju mundurkan dirinya, tekanan paha gadis itu yang menjepitnya menambah kenikmatan yang hampir serupa jika Ia membenamkan diri ke kelembutan Pruistine, rasanya cukup bagi Edward untuk saat ini, hal itu mampu memuaskan dan menyalurkan hasratnya.

Pruistine teringat setiap erangan dan getaran tubuh Edward saat tengah bergumul dengannya, Ia juga masih merasakan sedikit nyeri setiap kali Edward menempatkan dirinya di sela-sela pahanya, saat hampir mencapai puncak seringkali Edward bergerak cepat dan memberikan tekanan-tekanan kuat di kelembutannya. Hingga membuat benturan-benturan nyeri di kelembutannya.

Seperti cumbuan mereka terakhir kali siang tadi yang begitu menggelora, Edward bahkan tidak seperti biasanya yang menarik diri dan menumpahkan pelepasannya di perut Pruistine, siang tadi Edward tidak bisa mengontrol diri dan menumpahkan pelepasan dirinya di sela-sela paha Pruistine, membuatnya merasakan cairan hangat yang mengalir di pahanya, yang hingga kini masih terbayang kehangatannya. Hanya dengan mengingat hal seperti itu, rasa basah yang tidak nyaman perlahan Pruistine rasakan di kelembutannya, dan rona merah semakin terlihat di wajah Pruistine saat Ia menyadari kebutuhannya akan sentuhan Edward kembali bangkit hanya dengan mengingat hal itu.

"Jangan malu My Lady, aku hanya ingin memastikan kalian melakukan segalanya dengan tidak ceroboh," ucap Mary saat melihat wajah lady nya yang sudah semerah tomat, entah seperti apa wajahnya sekarang, Ia juga bisa memastikan wajahnya juga sudah semerah tomat, bahkan mungkin lebih, "kurasa aku bisa membuatkan anda ramuan untuk mencegah kehamilan... " lanjut Mary ragu-ragu menawarkan bantuan.

"Tidak... " dengan malu-malu Pruistine akhirnya mengatakan sebuah jawaban, "kami... maksudku... Edward sangat berhati-hati, dia tidak melakukan hal yang beresiko menghamiliku," terang Pruistime tergagap, Ia meyadari niat baik Mary, Mary hanya ingin mengingatkannya agar berhati-hati dan bagi Pruistine, Ia sangat mempercayai Mary dan bahkan menganggapnya seperti kakak kandungnya hingga cukup baginya untuk terbuka dengan Mary, Mary tidak akan mengkhianatinya dan menceritakan apapun tentang dirinya kepada orang lain.

Perasaan lega membanjiri tubuh Mary mendengar hal itu, "well, kurasa sebaiknya lain kali anda menyarankannya untuk memakai pengaman sebelum melakukan hal itu," saran Mary kemudian dengan sedikit canggung.

"Jika kau penasaran Mary, kami tidak melakukannya seperti yang kau bayangkan, kami... kami tidak memasukkannya... " aku Pruistine malu-malu, "kami hanya... kami hanya... " sulit menemukan kata yang pas, Pruistine mengintip Mary malu-malu dari sudut matanya, saat tatapan mereka beradu, dan melihat raut malu dan ketegangan pada diri masing-masing, entah bagaimana tawa membuncah dari dada mereka, rasa malu berubah menjadi tawa geli keduanya.

Tanpa mendengar pengakuan lengkap dari Pruistine, Mary memahami maksud gadis itu. Baginya cukup dengan mendengar kata tidak ada penyatuan, itu sangat melegakan baginya.

"Oke, baiklah... kurasa aku harus tetap membuat ramuan itu untuk kuberikan kepada barbara, dia seringkali menceritakan hubunganya dengan pengurus istal kepadaku," canda Mary kemudian untuk menertawakan kecemasannya.

Suasana menjadi cair dan penuh kehangatan setelah beberapa candaan saling mereka lontarkan. Hingga akhirnya selesai sudah kegiatan mandi Pruistine dan dilanjutkan dengan berganti pakaian, tidak butuh waktu lama Mary selesai menuntaskan tugasnya. Setelah segalanya siap seperti seharusnya, keduanya berjalan beriringan turun ke bawah menuju ruang makan untuk bersantap malam.

Sayup-sayup terdengar percakapan penuh candaan dari keduanya.

"Aku tidak sabar menantikan anda memulai debut, My Lady..."

"Aku tidak.. "

"Oh, mengapa tidak My Lady?"

"Aku sudah memiliki Edward, dan tidak memerlukan seseorang yang lain untuk menggantikannya,"

"Oh yah, Baiklah... "

"Kurasa nanti lebih baik aku mencarikanmu seorang pangeran baik hati yang akan menikahimu Mary, bagaimana?"

"Oh tidak, aku hanya seorang pelayan My lady... "

"Jangan bilang tidak, aku akan meminta bantuan Edward dan teman-temanya untuk mencarikan calon suami untukmu, kau terlalu cantik untuk hidup seorang diri Mary,"

"Well, kalau begitu aku akan menggaet seorang Lord yang cukup buta untuk memilihku sebagai istri dan mengalahkan para wanita muda bangsawan di london..."

Tawa renyah terdengar dari keduanya menikmati percakapan ringan itu

Mary, kuharap kau bisa menemukan kebahagiaan untuk dirimu, terimakasih... terimakasih atas segala kepedulianmu kepadaku...

TBC

___________________________________

Apakah ada yang setuju setelah cerita ini tamat, aku bikin cerita baru dan aku jadikan Mary sebagai  peran utamanya teman-teman? Peran Prianya antara Thomas atau David.. hehehe :D

Btw, bayanganku Mary itu secantik Selena gomez :D
Sayangkan kalau gak di jadiin peran utama.. wkwkwkk

Tentunya cerita ini akan aku buat setelah menyelesaikan cerita Mistress di akun HAI2017, atau bisa juga aku buat bersamaan dengan menyelesaikan cerita-cerita lainnya.. semua tergantung sikon, hehee

Oke, selamat membaca ya teman-teman. Part ini kita selow melow dengan sedikit meriang2 gitu yah, sebelum datang part drama bombayah yg sedikiiiitttttt lagi datang..

Seperti biasa terimakasih, Love you semua yg sudah sangat support aku dan sudah meluangkan waktunya buat baca karyaku ini.. kalian luar biasa :)

Salam sayang dariku @Soetba

Mmuachhh

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top