33

"Tunggu dulu paman, tidakkah kau ingin menemani keponakanmu sedikit lebih lama?" Ucap Pruistine menghalangi kepergian Edmunt. Ia sengaja meminta tolong Mary untuk memanggilkan dokter hanya karna Ia ingin memiliki waktu berdua saja dengan Edmunt untuk menanyakan segala ganjalan di hatinya. Hatinya sangat yakin bahwa Edmunt adalah pamannya, tidak hanya itu Ia juga si penguntit dan si penyerang.

"Apa yang anda katakan, my lady?" jawab Edmunt terkejut.

 "Tolong jangan berpura-pura lagi paman," ucap Pruistine sambil bangkit duduk di ranjangnya, lalu Ia memandang Edmunt, "apa kau memanfaatkan kondisiku yang kehilangan ingatan masa kecilku untuk mempermainkanku?" ucap Pruistine sedih. Tak henti-hentinya Ia berfikir, kenapa? kenapa paman yang terkesan baik yang Ia dapat dari kepingan ingatannya, berbeda dengan kenyataan yang Ia dapatkan? Kenapa dia menakutiku dengan cara menguntit, bahkan sampai melakukan penyerangan? Apakah mungkin aku salah?
Tidak, Pruistine yakin kepada dirinya, Ia yakin tidak salah, dan kini  Ia juga benar-benar yakin bahwa Edmunt adalah pamannya. Karna walaupun dia kehilangan ingatannya, dia tidaklah kehilangan intuisi. Segala kejadian kebetulan, serta perasaan familier pada pandangan mata Edmunt dan kepingan ingatannya terasa begitu terhubung satu sama lain, dan semua hal itu tidak bisa membohonginya.

 Tersenyum sedih, Edmunt memandang Pruistine. "Akhirnya kau mengingatku, ma cherí..." ucapnya, "ya... aku adalah paman Ed mu," lanjutnya dengan suara pelan hampir berbisik. Perlahan Edmunt melangkahkan kaki mendekat ke arah Pruistine.

"Sulit sekali bagiku untuk bisa menemuimu lagi sejak kita terakhir kali bertemu," tutur Edmunt, kesedihan begitu sarat terdengar dalam setip katanya. "Ma cherí... aku sangat merindukanmu."

Mendengar begitu mudahnya Edmunt mengakui jati dirinya, Pruistine begitu terpana. Jika semudah itu kamu mengakui jati dirimu, lalu kenapa selama ini kau menakutiku dan hampir membuatku merasa tidak waras karna tidak yakin apakah seseorang benar-benar mengikutiku atau hanya khayalanku saja, pikir Pruistine berulang-ulang dalam benaknya.

"Ma cherí..." panggil Edmunt saat Ia melihat Pruistine hanya terdiam dengan sorot mata menerawang jauh. Lalu Ia berlutut di lantai, di sisi ranjang Pruistine, kedua tangannya mencoba menggenggam tangan Pruistine.

Merasakan genggaman tangan Edmunt, Pruistine terlonjak kaget dan spontan menarik lepas tangannya dari genggaman Pruistine, tetapi Edmunt menahan tangannya. "Pruistine... tatap aku," tegas Edmunt.

"Aku merindukanmu," ucap Edmunt kedua kalinya saat Pruistine menatapnya.

"Rindu? Kau merindukanku paman? Jika kau merindukanku, lalu kenapa kau menguntitku dan kenapa kau menyembunyikan jati dirimu selama kau menginap di rumah ini?"

"Aku.. aku..." jawab Edmunt tergagap.

"Tolong paman, tidak perlu membantah apapun, atau aku akan membencimu, karna aku sangat yakin penguntit itu adalah dirimu," Ujar Pruistine memotong perkataan Edmunt saat Ia melihat Edmunt begitu tergagap dan seperti sedang berfikir untuk membantah tuduhannya. "Kenapa kau tega melakukan hal itu paman?"

"Aku malu Ma cherí... aku malu mengakui secara langsung kepada dirimu," jelas Edmunt.

Pruistine  hanya terdiam tanpa merespon apapun, tatapan matanya begitu tenang dan menatap Edmunt dalam-dalam.

"Kau pasti bertanya-tanya kenapa aku malu bukan?" lanjut Edmunt melihat sikap Pruistine, "semua di mulai karna aku gagal menjagamu Ma cherí... izinkan aku... izinkan aku untuk menceritakan sepenggal kisah masa lalu yang mungkin saat ini belum bisa kau ingat," pinta Edmunt kepada Pruistine, dan Pruistine hanya mengangguk mengiyakan.

Menarik nafas lega, akhirnya Edmunt mulai menjelaskan bahwa semua bermula dari hubungan baik antara dua keluarga yang terikat dalam pernikahan, ya... pernikahan antara Sebastian Atsley dengan Rosaline Plantagened yang kemudian berubah nama menjadi Rosaline Atsley. Sejak awal pernikahan keduanya, Edmunt ikut tinggal dengan mereka di Stannage Park, dikarnakan sulit baginya untuk berpisah dengan kakak perempuan satu-satunya yang sangat Ia sayangi. Kehidupan bahagia berlanjut sampai hadirlah Pruistine di dunia, yang semakin melengkapi kebahagiaan keluarga kecil mereka. Sejak Pruistine lahir, Edmunt berjanji akan selalu menjaga Pruistine dan melindunginya. Selama bertahun-tahun Edmunt berhasil menjadi seseorang yang selalu menjaga dan melindungi Pruistine, hingga saat Pruistine berusia enam tahun, dan Edmunt  telah beranjak remaja, Edmunt dengan cerobohnya mengajak Pruistine bermain ke hutan.

Pruistine kecil begitu antusias mengikuti Edmunt, bahkan saat Edmunt memanjat pohon untuk mengambil sarang buruk, Pruistine merengek ingin ikut memanjat pohon hingga Edmunt tidak kuasa menolaknya. Edmunt lalu pelan-pelan membantu Pruistine menaiki pohon. Namun malang, saat mereka telah sampai di ketinggian Edmunt tidak sengaja membuat Pruistine terjatuh hingga terluka parah, dan sesampainya di rumah, kedua orang tua Pruistine begitu marah dan melarangnya untuk bertemu Pruistine lagi. Lalu mereka mengirimnya pulang kembali ke London, ke rumah orang tuanya.

"Begitulah, sejak saat itu aku tidak pernah bertemu denganmu lagi, aku hanya bisa berdoa untuk kesembuhanmu dan saat kau sembuh aku berfikir kau pasti akan mencariku, pada saat itulah aku berharap Papa mu akan mengijinkanku bertemu lagi denganmu," lanjut Edmunt, "tetapi kenyataan berkata lain, ternyata kau tidak mengingatku dan Papa mu tidak pernah lagi mengijinkanku menemuimu... itulah sebabnya aku malu menemuimu Pruistine," pungkas Edmunt dengan sedih. Sebutir air mata mengalir dari kedua matanya, "banyak yang harus aku urus sebelum benar-benar bisa mengungkap jati diriku, dan saat aku merasa siap untuk mengungkapkan, satu-satunya orang yang kuharapkan bisa membantuku agar kau bisa mengingatku ternyata mengalami kecelakaan," tuturnya dengan suara pilu, "orang itu adalah Peregrine, jika dia ada di sini, dia bisa menjadi saksi kebenaran ceritaku, karna dialah satu-satunya pelayan yang tersisa dari masa kecil kita, pelayan yang lain semua sudah di ganti oleh Papa mu setelah kejadian tahun itu."

Mendengar cerita Edmunt, entah mengapa tidak berhasil menenangkan hati Pruistine. Bahkan banyak hal janggal yang menurutnya cukup terlihat jelas dalam cerita itu. Jika benar Edmunt pernah tinggal di Stannage park hampir lebih dari enam tahun, lalu mengapa tak seorangpum warga di sini yang bercerita tentangnya? Lalu sebagai anak, Pruistine sangat mengenal kedua orang tuanya, tidak mungkin kedua orang tua nya bersikap tidak memaafkan adiknya, bahkan setelah bertahun-tahun. Semua hal itu membuat Pruistine tidak meyakini kebenaran cerita Edmunt, bahkan dalam diam Pruistine menilai Edmunt bukanlah orang yang bisa Ia percayai.

"Kumohon, percayalah kepadaku Ma cherí... " pinta Edmunt.

"Ya... " jawab Pruistine berbohong.

"Terimakasih my dear... " ucap Edmunt dengan penuh syukur.

"Ada satu hal lagi yang masih mengganjal hatiku," ucap Pruistine pelan, "aku bisa memaafkanmu karna menguntitku beberapa waktu yang lalu paman, tetapi... kenapa kau menyerang Edward malam itu? dan kenapa kau tega menguntitku bahkan di ruang Pribadiku?"

"Aku hanya sangat merindukanmu hingga rasanya tak tertahankan, lalu aku mengingat pintu rahasia itu dan aku.. yah... hanya melihatmu dari jauh, dari belakang pintu itu, itu semua karna hanya itu yang bisa ku lakulan," jawab Edmunt cepat, "hanya saja malam itu aku  sangat kaget melihat mu melakukan hal itu, demi tuhan Pruistine, kalian bisa di bilang paman dan keponakan, kalian tidak boleh melakukan itu," seru Edmunt dengan nada semakin tinggi di setiap katanya.

"Setahuku hubungan kekerabatan antara aku dan Edward cukup jauh paman, hal itu tidak masalah," sanggah Pruistine atas ucapan Edmunt, "Aku mencintainya dan aku akan menikah dengannya, apapun alasanmu paman, sulit bagiku memaafkanmu karna sudah melukai Edward," lanjut Pruistine dengan dingin. Saat ini Ia benar-benar kembali merasa marah, sedih dan takut saat mengingat malam kejadian penyerangan.

"Baiklah tidak apa-apa jika kau berpikir demikian," jawab Edmunt. Ia melepaskan genggaman tangannya dan langsung berdiri, tiba-tiba saja dia bersikap dingin. "Tahukah kamu siapa Edward? dia adalah seorang pemain wanita, dan dia sudah terbiasa bermain cinta, kamu tidak akan mendapatkan kesetiaan darinya, cintamu akan sia-sia," cecar Edmunt dengan kejamnya. "Dan kau akan menghadapi badai cibiran masyarakat jika kau benar-benar menikahi Edward, wali sah mu!"

Tidak menyangka tiba-tiba mendapatkan perlakuan kasar dari Edmunt, Pruistine sejenak tidak bisa bereaksi. "Jangan bicara hal buruk apapun tentang Edward," seru Pruistine begitu Ia berhasil mendapatkan kembali keberaniannya melawan Edmunt dan Ia menutup rapat-rapat pendengarannya dari omong kosong Edmunt, "jika kau tidak menyesal sudah melakukan penyerangan kepada kami paman, kurasa tidak ada hal lain yang bisa kita bicarakan, pergilah... tinggalkan Stannage Park dengan baik-baik, aku memberimu kesempatan untuk berfikir, dan selama itu aku tidak akan mengungkapkan siapa kau sebenarnya kepada Edward."

"Jadi kau tidak mempercayaiku Ma cherí?"

"Tidak! " jawab Pruistine tegas.

"Haha, baiklah... kau akan menyesalinya suatu hari nanti," jawab Edmunt. Lantas Ia berjalan ke arah pintu keluar begitu saja. "Oh iya, saat kau sampai di London, datanglah mengunjungiku, di sana aku akan memberitahumu tentang Esmeralda... wanita simpanan Edward," Ucap Edmunt sesaat sebelum membuka pintu, "sampai jumpa sayang, aku menantikan kedatanganmu di London."

Pintupun tertutup setelah Edmunt mengucapkan kata-kata perpisahannya.

Setelah kepergian Edmunt,  tanpa bisa di tahan perlahan air mata mengalir turun dari mata Pruistine, sekuat apapun Ia mencoba tidak mendengarkan kata-kata kejam Edmunt, tetap saja hal itu meyakitkan baginya.

Benarkah Edmunt adalah paman baik hatinya seperti dalam ingatannya? Kenapa dia berubah sejahat itu?

Dan

Benarkah yang dia katakan tentang Esmeralda... wanita simpanan Edward? Wanita simpanan? Apakah itu lebih dari sekedar kekasih?

Esmeralda...

Hatiku begitu sakit mendengar namanya...

Tbc

__________________________________

Jeng... jeng... jeng... jeng.... akhirnya sampai juga di pembukaan konflik cinta antara Edward dan Pruistine.. hehe, ketawa puas akutuh sampai di sini :D

Oh iya, jangan ada yang simpati yah sama edmunt teman-teman, percaya deh sama aku dia itu jahat buaaanggettttzzzz,....

Oke.. selamat membaca yaahhh

Bye bye... soet menghilang lagi biar bisa cepet upload next part...

Salam sayang dariku@soetba

Mmmuahhh

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top