3
Perjalanan panjang yang harus di tempuh Edward Jhonson, Earl of Blackwater dari London ke Cornwall terbayar sudah.
Kini Ia telah sampai di halaman Stannage Park yang begitu indah, dengan udara yang sejuk dan sebuah kastil tua yang mempunyai arsitektur menakjubkan, dengan daya tarik tersendiri, bangunan itu mempunyai sebuah menara yang tampak terpisah dari kastil utama, yang aneh nya hal itu justru menambahkan kesan keindahan pada bangunan itu.
Tempat ini benar-benar cocok sekali untuk di jadikan sebagai tempat persembunyian nya saat musim perjodohan di mulai, pikir Edward, dan seringai muncul di wajah nya yang tampan.
Semalam dia memutuskan menginap di sebuah penginapan yang terletak di perbatasan Cornwall.
Dan..
Pagi hari nya, pagi-pagi sekali saat langit masih gelap, Ia memutuskan melanjutkan perjalanan nya dengan kuda.
Bukan di karenakan Ia tidak sabar melihat warisan yang baru di dapatkan nya, tapi lebih karena Ia bosan setengah mati di dalam kereta.
Jika melanjutkan perjalanan dengan kereta, bisa di pastikan tengah hari nanti dia baru tiba di Stannage park, dan itu bukanlah hal yang menyenangkan bagi nya.
Akhirnya, dia menyuruh pengawal dan pelayan pribadi nya untuk melanjutkan perjalanan mereka dengan membawa kereta dan mempercayakan barang bawaan nya di kereta kepada mereka.
Saat ini pasti pengawal dan pelayan nya masih menempuh setengah perjalanan, dan dia berhasil sampai tempat ini tepat jam sarapan pagi, sesuai dengan rencana nya.
Tidak ada orang yang ingin melewatkan sarapan pagi di meja makan, batin Edward sambil terkekeh geli.
Sebenarnya bukan hanya itu saja alasan Edward berusaha sampai Stannage Park sepagi mungkin, alasan lainya ia ingin segera bertemu dengan anak wali nya, putri dari mendiang Sebastian Astley, Lord Stannage sebelum nya..
Pruistine Atsley, gadis muda berusia 19 tahun yang terkenal buruk rupa, hal itu membuat Edward sangat penasaran.
Seburuk rupa apa anak wali nya dan seberapa sulitkah bagi nya untuk mendapatkan suami? Hal itu harus segera ia pastikan.
Agar tugas yang Ia emban segera terselesaikan, dan Ia tidak lagi terbebani dengan keberadaan anak wali nya di sekitar nya.
Setelah dirasa puas mengamati seadaan sekitar kastil, dengan langkah tegap dan penuh percaya diri, Edward Jhonson melangkahkan kaki nya menuju pintu utama rumah, dan dia segera mengetuk pintu itu.
Tidak menunggu lama, pintu itu terbuka dan tampaklah sosok seorang pria yang mengenakan setelah rapi khas kepala pelayan.
Kepala pelayan itu terlihat mengamati penampilan nya sekilas.
"Selamat pagi, Sir," ucapnya sambil membungkuk kan badan dengan sempurna sesuai dengan tata cara keramahan dalam menyambut tamu.
Edward mengangguk kan kepala, "selamat pagi, Edward Jhonson, penerus baru Stannage park." Ucapnya memperkenalkan diri.
Kepala pelayan itu sudah menegapkan kembali posisi tubuh nya.
"Senang berjumpa dengan anda, My Lord, akhirnya anda sampai juga di tempat ini,"ucap sang pelayan, " Maafkan saya yang tidak mengenali tuan."
"Tidak apa-apa," jawab Edward.
"Saya ucapkan selamat datang kemari, My Lord, kami sudah menunggu anda," lanjut kepala pelayan itu.
"Terimakasih Mr....???"
"Peregrine, My Lord, kepala pelayan di kastil ini, maaf saya lupa memperkenalkan diri."
"Tidak masalah Peregrine," sahut Edward sambil menepuk pundaknya.
"Di mana kereta kuda dan barang bawaan anda, My Lord? Apakah anda kemari dengan hanya mengendarai kuda seorang diri?"
"Tidak Peregrin, kereta dan barang bawaan ku bersama pengawal dan pelayan pribadi ku, mereka sedang dalam perjalanan."
Peregrin tersenyum ke arah Edward, sebenarnya Ia begitu terkejut mendapati Lord baru nya tiba lebih awal dari kabar yang di berikan sebelum nya.
Sedikit tidak tepat waktu, karna saat ini Lady nya sedang bersantap pagi di ruang makan, fikir Peregrin cemas.
Setelah pengamatan sekilas tapi mendalam yang di lakukan nya sambil berbicara dengan sang Lord, dalam hati Peregrin merasa Lord baru nya ini seseorang yang baik, seperti dugaan nya, seseorang yang pasti bisa melindungi lady nya.
Akhirnya dia memutuskan untuk segera mempertemukan sang Lady dengan Lord baru nya ini, dan mengubah situasi kedatangan sang Lord yang tidak tepat waktu menjadi situasi yang menguntungkan untuk Lady nya.
Pagi yang tepat untuk pertemuan pertama antara sang Lord baru dengan anak perwalian nya, batin Peregrin dalam hati.
"Baiklah, sepertinya anda sangat beruntung, kedatangan anda bertepatan dengan waktu sarapan Lady Astley."
"Jika anda tidak keberatan, mari saya antar ke ruang makan untuk bergabung dengan My Lady," Peregrin terdiam sejenak untuk menarik nafas, "anda berdua bisa bertukar sapa sambil menikmati jamuan pagi kami, My Lord" ucap Peregrin dengan penuh kesopanan.
Edward tersenyum cerah, "dengan senang hati Peregrine, mari.."
Edward melangkah kedalam kastil, Ia berhenti sejenak untuk menunggu Peregrin menutup pintu.
Setelah itu, Ia mengikuti arahan Peregrin yang berjalan di depan nya menuju ruang makan.
Dalam hati Edward menguatkan hati nya, agar saat bertemu dengan wajah buruk rupa anak perwalian nya, Ia tidak akan menunjukan ekspresi yang mungkin akan menyinggung atau bahkan membuat anak perwalian merasa di rendahkan.
Sesampai nya di depan sebuah pintu besar, yang ia yakini sebagai ruang makan, peregrin berhenti sejenak, lalu ia membuka kan pintu nya.
Tampak pemandangan sebuah ruang makan yang sangat nyaman, dengan sebuah cerobong asap yang berada di salah satu sisi dinding nya, di dinding seberang nya berdapat sebuah pintu lagi yang menuju ke arah luar, terlihat pemandangan hijau dari jendela di samping pintu.
Lalu di tengah ruangan terdapat sebuah meja makan panjang, meja makan dengan kursi untuk delapan orang, tiga kursi di tiap sisi nya, dan sebuah kursi di tiap-tiap ujung meja.
Saat ini, di ujung meja yang tepat menghadap pintu, ada seorang pelayan yang sedang berdiri di samping sosok hitam yang sedang duduk.
Sosok yang benar-benar tertutup oleh pakaian nya, Edwars tampak tercenggang melihat nya, begitupun dengan dua sosok di depan nya.
Raut wajah terkejut terlihat jelas di wajah pelayan wanita itu, dan dari postur tubuh kaku sosok bertudung hitam, yang ia yakini sebagai anak perwalian nya, Ia tahu, anak perwalian nya pun sama terkejut nya dengan sang pelayan.
Ehem...terdengar suara orang berdeham guna memecahkan kesunyian.
"Mari My Lord, saya antarkan anda kepada My Lady."
Bisik Peregrin, yang di jawab dengan anggukan kecil dari Edward.
Saat Edward melangkahkan kaki nya masuk ke ruang makan, hanya suara langkah kaki lah yang terdengar begitu nyaring, memecahkan kesunyian di ruang makan itu.
Kesunyian yang terjadi karna kedatangan nya....
tbc.
____________________________________
Haiii...salam kenal semua,
Ini karya kedua ku (karya peetama belum keurus lagi, mandek di part 4, hihihi..) dan karya pertamaku bergenre "historical romance" ....
Pastinya masih banyak kesalahan penulisan di sana-sini, jadi bagi teman-teman yang membaca karyaku ini, minta masukan dan saran nya ya...bantu-bantu koreksi jg gpp...hehehee ^^
Oh iya, jangan lupa vote dan komen nya, biar dakuhh makin pede melanjutkan karya ini...
Terimakasih <3
Noted: update 3 hari sekali untuk beberapa minggu ini, krn sedang fokus menyiapkan karya lain yg akan di post perdana di HAI2017
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top