14
Derap langkah kuda tampak melewati gerbang sebuah rumah megah milik keluarga Westmoreland, kuda itu melaju dengan kencangnya memecahkan keheningan malam di jalanan kota London. Seorang pria yang tampak mengenakan kemeja putih dengan dua kancing paling atas bajunya terbuka, dan rambut pirang yang terlihat berantakan, sepertinya tengah mengendarai kuda itu dengan penuh emosi. Sehingga Ia bahkan tidak menyadari kecepatannya dalam berkuda saat ini, bisa membunuh dirinya sendiri jika saja terjatuh.
Pria berkuda itu menghentikan laju kudanya saat tiba di salah satu klub gentleman paling tersohor di kota London. Dengan raut wajah yang tampak kalut pria itu langsung merangsak masuk ke dalam klub dan tidak memperdulikan kuda yang di tinggalkannya di depan klub itu. Segera setelah pria itu masuk, seorang karyawan klub yang berada di pintu masuk, dengan tanggap langsung mengurus kuda milik pria itu. Hanya dengan melihat cara kedatangan pria itu saja, sudah membuatnya takut. Tentunya karyawan klub itu tidak ingin klub tempatnya bekerja menjadi sasaran kemarahan pria yang mereka kenal sangat berkuasa itu, mereka belum siap menjadi pengangguran jika klub tempat mereka bekerja hancur. Ya, pria itu adalah Thomas William, Duke of Westmoreland. Pria yang mampu menjatuhkan perekonomian lawannya hanya dengan sekali jentikan jari. Mengerikan!
Thomas William, Duke of Westmoreland, tampak melangkah dengan pasti menuju sebuah meja yang berada di ujung ruangan, walau pun pengunjung klub malam ini penuh, tampaknya tidak ada seorang pun yang berani duduk di meja itu. Meja yang semua orang sepakati dalam diam, adalah meja khusus untuk anggota 'goldenhorse' yang menurut mereka beranggotakan empat gantlemans yang mempunyai kekuasaan cukup di perhitungkan di Inggris. Mereka tidak lain adalah Thomas William-Duke of Westmoreland, Edward Jhonson-Earl of Blackwater, David Sullivan-Viscount of Bradley, dan Jhosep Grenn.
Thomas William yang saat ini duduk sendirian di tempat tersebut, membuat beberapa aristokrat lainnya, yang juga pengunjung di klub malam itu malam ini, berinisiatif menyapa Thomas. Akan tetapi saat melihat Thomas tampak mengacuhkan mereka, semua orang yang ada di sana memilih untuk menyingkir dan membiarkan Thomas seorang diri. Lebih baik menghindar dari pada terkena masalah. Tampaknya Ia sedang dalam kondisi kalut, pikir beberapa orang yang sempat menyapa Thomas.
Tanpa menunggu di panggil, seorang pelayan di ruangan tersebut dengan sigap menghampiri meja Thomas. Pelayan itu membawa beberapa botol minumam keras dan menyajikannya untuk Thomas. Segera setelah selesai menyajikan minuman, pelayan itu memilih untuk undur diri, karna Thomas tidak memesan apapun lagi. Tegukan demi tegukan minuman keras itu masuk ke dalam tubuh Thomas. Ia meminumnya seperti orang kesetanan, berharap minuman itu bisa menghapuskan kegundahan yang ada di dalam hatinya. Sekali melirik ke arah Thomas, semua orang di klub itu tahu apa yang seharusnya mereka perbuat, yaitu pergi sejauh mungkin dari sekitar tempat Thomas berada.
Berbeda dengan semua orang, ada seorang gantleman yang dengan santainya sengaja berjalan kearah Thomas. Pria itu tampak berpakaian necis, dengan model pakaian terbaru, dengan potongan khusus dari penjahit profesional. Pria itu berambut panjang lurus sebahu yanh di biarkannya tergerai. Sekilas penampilanya tampak flamboyan, seakan mengumumkan kepada dunia bahwa Ia adalah penyuka segala kesenangan dunia.
Masih berjalan santai sambil merangkul pinggang dua orang wanita di sisi kiri dan kanannya, senyum geli terus menerus terukir di bibir pria itu melihat sahabat baiknya, Thomas William, seperti tengah dilanda kegalauan.
Pasti ini karna gadis kecil menyebalkan itu, batin pria itu.
Setelah sampai di tempat sahabatnya yang tengah duduk sendiri dengan sangat menyedihkan, tanpa basa basi pria itu duduk di sisi Thomas dan merebut minuman dari tangannya, dengan sekali teguk di habiskannya minuman itu.
"Lampiaskan saja hasratmu itu kepada gadis cilik itu, Thomas, dari pada kau bersusah payah mencoba menolaknya dengan minuman keras," ucap pria itu memberi saran. "Atau kau bisa memakai kedua wanitaku ini," lanjut pria itu sambil mencubit pinggang kedua wanita yang tengah bergelayut mesra kepadanya. Kedua gadis itu tampak terkikik geli dibuatnya.
Dengusan jijik keluar dari mulut Thomas. "Jika masih ingin duduk di meja ini bersamaku, suruh pergi kedua wanita malammu itu, David," ucapnya tanpa menutupi nada mencemooh kepada temannya.
"Hahaha, kau seperti singa kelaparan yang sedang tidak bisa mengunyah, Thomas," celoteh David, Ia tampak memberi isyarat kepada kedua wanita yang tengah bersamanya untuk meninggalkannya berdua saja dengan Thomas di sini. Tanpa banyak kata kedua wanita itu berlalu dari sisi David, mereka tahu tidak ada gunanya menentang kehendak Duke of Westmoreland.
Setelah kepergian kedua wanitanya, Davit Sullivan, Viscount of Bradley, duduk dengan tegap di kursi dan menyilangkan kedua tangannya di dada. "Well, kali ini ada masalah apalagi, Thomas?" nada bicaranya kali ini terdengar serius. Walaupun David di kenal sebagai pria nyeleneh dalam banyak hal, akan tetapi jika menyangkut masalah teman-temannya dan orang terdekatnya, Ia bisa menjadi orang yang sangat tulus dalam membantu mereka.
"Entahlah, rasanya aku ingin kabur dari rumah itu semenjak ibuku menyetujui menjadi sponsor bagi gadis itu pada acara debutannya tahun depan," ucap Thomas. "Kesalahan di masa kecil dan kini aku seperti tengah ditagih hal yang tidak masuk akal oleh gadis itu, dia menuntut banyak hal dariku yang tidak bisa aku tolak," geram Thomas, Ia benar-benar tampak frustasi.
Menatap sahabatnya dengan seksama, David bisa merasakan kegundahan sahabatnya itu. Kabur dari rumah katanya? pikir David. Hemm, untuk kali ini sepertinya aku ada solusi yang sangat menarik, batin David. Senyum lebar tampak di wajahnya.
David teringat akan kabar burung yang berhembus beberapa minggu belakangan ini. Kabar tentang sahabatnya, Edward Jhosep, yang mendapat warisan gelar dan anak perwalian di Cornwall, tetapi belum sekalipun Edward mengabari mereka akan hal itu. Lalu kabar selanjutnya yang mengatakan bahwa anak perwalian Edward sangatlah cantik, gadis itu berambut platinum dan bermata hijau. Dua perpaduan langka yang menyatu dalam satu tubuh. Belum apa-apa David sudah merasa tertarik kepada gadis itu. Jika gadis itu cukup cantik, mungkin saja aku akan melamarnya dan melepaskan belenggu gadis itu dari Edward, yang saat ini pasti sedang merasa terbebani.
Bukankah aku sangat baik? mengajak Thomas melarikan diri ke Cornwall, menyelamatkannya dari kegundahan yang tengah dirasakannya. Lalu di sana aku bisa melamar anak perwalian Edward untuk membebaskan sahabatnya itu dari beban yang di pikulnya. Pikir David senang, Ia bangga akan kecerdasan dan keluhuran budi dari dirinya.
Masih dengan senyum lebar, David berdehem untuk mengambil perhatian Thomas, "Apa kau sudah mendengar kabar tentang sahabat kita yang ternyata mendapatkan keberuntungan memperoleh warisan gelar di Cornwall, Thomas?" tanya David, Ia mencoba memulai menyampaikan usulannya. "Jika kau ingin melarikan diri, kurasa kita bisa pergi ke Cornwall dan menetap di sana selama beberapa waktu, ide bagus bukan?" tanya David, "selain itu memecahkan masalahmu, yang mengatakan ingin kabur dari rumah, kita juga bisa sekalian mengunjingi sahabat baik kita," jelas David panjang lebar, dengan nada sedikit membujuk.
Mendengar usulan dari sahabatnya itu, Thomas mencoba memikirkannya dengan serius. Benar juga apa yang di katakan David, Cornwall terletak jauh dari kota London, dan pemandangan pantai di sana sangatlah indah. Aku bisa menyegarkan kembali fikiranku dan mengatur ulang perasaanku, apa pun yang tengah terjadi kepadanya dengan gadis itu kini sangatlah salah, apalagi sebentar lagi gadis itu akan memulai debutnya. Ia tidak boleh menghancurkan segalanya, itu sebabnya aku harus segera membereskan kesalahan ini, pikir Thomas. Tetapi ada sedikit keanehan dari yang Thomas tangkap dari diri David, kenapa sekilas tampak nada membujuk dalam suara David tadi? pikirnya heran.
Tiba-tiba Thomas teringat akan kabar burung belakangan ini yang mengatakn bahwa anak perwalian Edward sangatlah cantik. Pantas saja David mengajakku ke Cornwall, rupanya dia ingin menggoda gadis itu, pikir Thomas dengan geli. Ia benar-benar tidak habis pikir kepada David, bagaimana bisa seorang laki-laki hidupnya hanya untuk mencari kesenangan dan wanita?
"Sayang sekali niatmu tidak benar-benar tulus ingin membantu ku, David," ucap Thomas dengan nada geli, kegalauannya mendadak hilang di gantikan pikiran geli akan kotornya otak sahabatnya itu. "Jika kau berani merayu gadis itu, kau akan di cincang habis oleh walinya, David,"
"Hahaha, ternyata dengan mudah kau bisa membaca niat lain di hatiku selain untuk menolongmu," kekeh geli David tanpa merasa bersalah.
"Huh, dasar kau ini, jangan begitu yakin dulu dengan rencanamu itu," ucap Thomas lamat-lamat, "apa kau yakin Edward belum memangsa gadis itu?"
David diam sejenak, "Belum, aku yakin pasti belum," seringai menantang muncul di wajahnya. Bagaimanapun, baik David ataupun Thomas, mereka begitu mengenal baik Edward. Mereka sama-sama tahu Edward pasti bertanggung jawab penuh akan gadis itu, dan Edward tidak akan memanfaatkan posisinya untuk mendapatkan apa yang Ia mau. Thomas bertanya seperti itu tentu saja hanya untuk mengolok-oloknya.
"Well, mungkin belum, tapi Edward adalah pria normal dengan reputasi playboy, walau pun tingkat ke playboy an Edward sedikit di bawahmu, aku yakin dia sudah jatuh hati kepada kecantikan gadis itu," ucap Thomas masuk akal. "Kau tidak akan menang bersaing melawannya, dan apakah kau ingin membuat persahabatan kita hancur?" tanya Thomas dengan nada sedih yang di buat-buat.
David terkekeh pelan, "Sedikit persaingan tidak pernah kutakutkan, karna tidak pernah ada wanita yang kebal dengan pesonaku," ujar David dengan penuh kepercayaan diri, "dan aku sangat yakin, persahabatan kita tidak akan pernah terpecahkan, kita sudah melewati hal buruk tahun lalu, dan sekarang kita masih bersama, bukankah itu artinya ikatan persahabatan kita sekuat baja?" lanjut David dengan semangat berapi-api.
Melihat keyakinan sahabatnya itu, Thomas merasa tersentuh, persahabatan mereka berempat memanglah sangat erat. Bahkan sudah teruji dengan bermacam-macam konflik, dan tiada satupun yang bisa memecah belah mereka.
"Baiklah, aku terimas usulanmu casanova , kita akan berangkat besok pagi-pagi sekali ke Cornwall," putus Thomas, "siapkan segala keperluanmu guna menghadapi persaingan di Cornwall dengan baik malam ini," ujar Thomas dengan santainya.
"Aapa? besok pagi, secepat itu? gagap David.
"Ya, lebih cepat lebih baik," jawab Thomas, "kau sudah tahu bukan? bahwa aku ingin kabur secepatnya dari rumah itu?"
David hanya bisa ternganga dengan keputusan mutlak dari Thomas.
Sial! bagaimana bisa aku mempersiapkan segala keperluannya hanya dalam waktu beberapa jam? pikir David kesal.
"Kalau begitu aku harus pulang sekarang untuk mempersiapkan segala keperluanku," gumam David sambil beranjak pergi dari sana, "aku tidak pernah berpenampilan cacat sedikitpun, jadi aku butuh waktu berkemas yang cukup lama," ucapnya jengkel kepada Thomas.
Saat memandang kepergian sahabatnya yang tampak tergesa-gesa, Thomas tertawa dengan keras. Terkadang Ia benar- benar merasa terhibur dengan tingkah aneh David jika menyangkut penampilan.
Saat David sudah tidak tampak lagi dalam penglihatannya, Thomas pun ikut beranjak dari tempat itu. Ia juga harus mempersiapkan diri untuk perjalanannya esok pagi.
Perjalanan yang Ia harap bisa membawa kebaikan untuk dirinya dan bisa membuatnya melupakan kegundahannya.
Tbc.
-----------------------------------------------------
Cusssss, bisa updte cepet :D
Hari ini kita loncat ke babang-babang calon saingan babang Edward ya sist say...hehee
Daku deg-degan nih akhirnya mengeluarkan tokoh calon saingannya Edward..semoga saja teman-teman semua tetap suka yakkk sama ceritanya... ^.^'
Jangan lupa vote dan komennya yaaa sista kesayanganku... hari ini, cerita ini masuk ke peringkat #12 kategori historical fiction..
Woww bgt, seneng deh rasanya..heheeee
Ini semua berkat kalian semua, yang membuatku makin pede dan makim semangat, terimakasih banyak yaaa <3 <3 <3
I Lop Lop Lop Lop U Pul dah pokoknya..
Dan seperti biasa, mohon masukan dan saranya ya all, supaya karyaku makin baik kedepannya.. makasihhh :D
Salam sayang dariku untuk teman-teman semua yang luar biasa..
Soetba
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top