Part 29. Maaf

-

-

Melihat sosok Ladin keluar dari pagar, Rai mendekat. Tanpa malu lelaki itu menggenggam erat kedua tangan Ladin. Meskipun, mantan kekasihnya itu tetap bergeming. Tatapan Ladin bahkan tampak lelah memandangi Rai.

"Balik sekarang," tegas Ladin.

Dengan cepat, Rai menggeleng. "Aku enggak akan pulang, sebelum kamu maafin aku."

"Jangan gila kamu!" bentak Ladin kesal.

Rai malah terkekeh di depan Ladin. "Aku gila karena kamu, Ay. Ingat itu."

Ladin melirik sinis ke arah Rai. "Kalau aku maafin kamu, kamu bakal balik?"

Tatapan Rai langsung tertuju ke arah bola mata Ladin. "Aku bakal balik kalau kita balikan."

"Jangan harap," tekan Ladin.

"Kalau gitu jangan harap juga aku bakal balik dari sini," ancam Rai.

Sorot mata Ladin semakin tajam kepada Rai. Namun, lelaki itu tetap tak acuh. Dia malah semakin tersenyum lebar di depan Ladin.

"Jangan salahin aku kalau aku bakal lapor polisi kalau kamu tetap nekat kayak gini," tegas Ladin beradu pandang dengan Rai. Air mukanya sudah semerah tomat seperti menahan amarah.

"Aku enggak takut, Ay. Aku enggak takut," balas Rai. "Lagian aku yakin kamu enggak tega biarin aku masuk penjara."

Ladin mundur satu langkah ketika Rai semakin memangkas jarak di antara mereka. "Jangan dekat-dekat."

"Kalau aku enggak mau? Kamu mau apa? Mau teriak? Silakan. Orang-orang di sana juga enggak peduli sama kita. Buktinya mereka cuma diam di tempat. Enggak ada yang berani ngedekat," ujar Rai yang ekspresinya makin menyeramkan. "Enggak ada orang yang peduli sama kamu, Ay. Cuma aku yang peduli sama kamu."

"Mundur, Rai! Mundur aku bilang," teriak Ladin di depan wajah Rai dengan tubuh gemetar.

"Aku enggak bakal mundur kalau kamu maafin aku dan balikan sama aku," tegas Rai.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Read More at : Karyakarsa.com/mooseboo

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top