Part 28. Si Pencuri Perhatian
-
-
Ladin mengangguk. Setelah pamit kepada Keysha dan asisten rumah tangganya, Ladin berjalan mengikuti arahan tadi. Sebuah pintu bercat putih dengan stiker warning sign besar berwarna kuning terang dan bertuliskan Authorized Personal Only menyambut Ladin tak lama kemudian.
Ladin terkekeh mengamati caution sign itu. Bahkan kamar lelaki itu pun setipe dengan pemiliknya, sok penting.
Sesaat, Ladin termenung di depan pintu ketika aroma tubuh Kemal menyambut hidungnya begitu pintu kamar terbuka. Poster Queen, Gun N' Roses, dan Aerosmith tertempel di dinding sebelah kanan. Sementara sebuah rak buku tinggi dipenuhi oleh komik, buku-buku tentang hukum, dan beragam genre lain yang tidak Ladin kenal.
Sementara itu, sebuah buffet kecil yang dipenuhi piagam dan piala pencak silat Ladin temukan di sudut dinding yang lain. Seragam pencak silat hitam tergantung di sebelah buffet, sedikit berdebu tetapi tetap rapi. Dia pun berjalan mendekat setelah menutup pintu kamar, dan mengamati benda itu satu per satu.
Ladin tersenyum simpul kala foto-foto Kemal dengan seragam hitam pencak silat berjejer pada figura di atas buffet. Rasanya seperti baru kemarin Ladin mengenal Kemal dan melihat sosoknya dalam seragam pencak silat. Namun, nyatanya itu sudah berlalu sepuluh tahun yang lalu.
Langkah Ladin kembali bergerak ke sudut dinding lain, tempat meja belajar Kemal berada. Senyum Ladin makin lebar ketika menemukan foto-foto masa SMA mereka pada dinding di sebelah meja.
Ladin seakan tengah menaiki mesin waktu saat mengamati satu per satu foto di dinding. Sampai dia terpaku pada sebuah tanggal yang ditulis besar-besar pada sebuah foto tiga orang remaja yang tengah duduk di halaman belakang kafe.
Ladin tersenyum kecut, tanggal itu sudah berlalu beberapa hari yang lalu. Kemal sepertinya sudah menyerah untuk membuatnya mengingat Rumah Kata-kata dan janji mereka. Lelaki itu seolah-olah ingin menghargai keputusannya. Ladin jadi merasa malu, kala dia semakin sadar sedari dulu selalu merepotkan Kemal. Sampai detik ini.
Saking serunya memandangi foto-foto di dinding, tanpa sengaja kaki Ladin menendang kotak besar di bawah kaki meja. Tulisan Rumah Kata-Kata dibarengi kalimat Jangan Dibuang terbaca di atas tutup kotak. Dari tulisan tangannya yang berantakan jelas kotak ini milik Kemal. Ladin yang penasaran, segera berjongkok sembari membawa benda itu ke pelukan.
Sedikit ragu, Ladin akhirnya membuka kotak itu. Bola matanya membulat ketika menemukan lebih banyak lagi foto-foto tentang rumah kata-kata di sana. Ada Dewo yang rambutnya masih panjang berantakan, Naka si lelaki berkacamata yang juga memiliki luka seperti Ladin, serta semua teman-teman Ladin yang lain. Kini Ladin tidak lagi dapat mengontrol perasaan bahagia dan haru bersamaan di dadanya karena menemukan benda-benda ini.
Namun, kantung karton cokelat di dasar kotak mencuri perhatian Ladin di antara benda-benda penuh kenangan lain. Ladin sampai tanpa sadar segera duduk melantai di kamar Kemal dengan bersandar pada sisi ranjang. Sebab Ladin melihat ada namanya di sana.
Tentang Ladinda
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Read More at : Karyakarsa.com/mooseboo
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top