Part 22. Quit
-
-
"Sekarang kamu bisa jelasin maksud foto tadi apa?" bentak Wibowo tanpa basa-basi di depan Kemal, padahal pintu ruang meeting baru saja Kemal tutup.
"Duduk, Mal," perintah Mahesa tidak memedulikan Wibowo yang berdiri dengan raut marah di seberang meja ruang meeting. Kemal menurut, lantas duduk saling berhadapan dengan Wibowo.
"Jelasin tentang apa maksud, Bapak?" tanya Kemal balik tanpa kesan takut sedikitpun di wajahnya, selagi Mahesa mengawasi Kemal dan Wibowo dalam diam.
"Ada urusan apa kamu ke Aktual TV?! Jawab!" bentak Wibowo. Kulit wajahnya merah padam. "Kamu kan tahu kalau stasiun TV itu jelas-jelas musuh dari Textama."
"Menurut Bapak?"
BRAK!
Kemal membuang wajahnya ke arah lain ketika Wibowo menggebrak meja tepat di depan Kemal. Mahesa mendekat dan menenangkan Wibowo.
"Jangan bilang, kamu yang udah sebarin informasi soal unjuk rasa kemarin kepada Aktual TV sampai mereka bisa tahu," ujar Wibowo dengan nada penuh penekanan dan sinis. Urat-urat di wajah keriput pria itu sampai menonjol seperti siap meledakan amarah.
"Saya enggak pernah bilang itu. Tetapi kalau memang Bapak memiliki kesimpulan seperti itu, terserah Bapak," jawab Kemal tetap tenang. "Lagipula foto itu juga bisa berarti banyak, kan?"
Kemal melirik ke arah Wibowo yang mendengkus kesal. Sementara itu, ekor matanya tanpa sengaja menemukan Mahesa yang tetap membisu sambil mengamati Wibowo. Jujur, Kemal penasaran dengan isi kepala Mahesa, sebab atasannya yang satu itu jelas sudah tahu perihal masalah ini. Namun, Mahesa malah memilih bungkam.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Read More at : Karyakarsa.com/mooseboo
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top