Part 17. Hati-hati Di Jalan
-
-
"Kamu masih suka stalking dia?" tanya Ladin penasaran.
"Kenapa enggak? Saya juga tetap cari kabar yang lain kok, Naka, Meta, dan kamu," ujar Kemal sengaja memberikan penekanan pada kata terakhir. "Cuma kamu yang sulit saya tahu kabarnya. Mungkin kalau saya tahu kamu kerja di Aktual TV, udah dari dulu saya temuin kamu."
Ladin memindahkan tatapannya ke arah jembatan Mahakam. Langit di atas mereka pelan-pelan menggelap.
Kemal mengamati Ladin lekat-lekat. "Kamu sendiri masih kontakan sama Naka? Dulu bukannya Naka pernah nembak kamu?"
Ladin mengerutkan keningnya. "Kamu tahu dari mana?"
Mata Kemal mengerjap beberapa kali. Gelagatnya makin mencurigakan di mata Ladin, lantaran lelaki itu malah menyedot minumannya yang sudah habis sedari tadi.
"Cuma nebak," bohong Kemal. "Karena dia yang paling kelihatan kehilangan waktu kamu pergi."
"Sori, kalau kepindahan saya terkesan mendadak," ucap Ladin menundukan tatapannya ke bawah.
"Saya enggak pernah salahin kamu yang tiba-tiba pergi. Cuma... saya masih penasaran kenapa kamu sekarang bisa lupain kita gitu aja," terang Kemal mulai terbawa suasana. Wajahnya bahkan terlihat kecewa. "Apa Rumah Kata-kata segitu enggak berartinya buat kamu? Bang Dewo, Meta, Naka, teman-teman yang lain... dan saya?"
Suara klakson dari kapal-kapal di sekitar sungai Mahakam terdengar nyaring saat Ladin dan Kemal saling tatap dengan mulut membisu. Bola mata Ladin bergerak memandangi burung-burung yang terbang di atas sungai dan bergerak bebas menuju jembatan.
"Saya kayaknya udah pernah bahas soal ini ke kamu."
"Karena lupa? Kalau kamu lupa, seharusnya kamu enggak mungkin ingat soal Jessica," balas Kemal melanjutkan argumennya. "Dan barusan kamu nyebut nama Jessica."
"Bisa kita jalan sekarang. Kamu udah selesai makan, kan? Sebentar lagi Bono sama Chika pasti bakal cari kita," ajak Ladin mengalihkan pembicaraan.
"Dua bulan lagi," tekan Kemal sambil menatap tajam ke mata Ladin. "Saya cuma mau ingetin kamu soal janji kita bertiga sepuluh tahun lalu. Apa karena Naka, kamu berniat lupain semuanya? Atau saya?"
Tiba-tiba Ladin terkekeh miris. "Jangan asal buat asumsi."
"Lantas?"
Mulut Ladin terbuka seperti hendak mengucapkan sesuatu, selagi tangan kanannya memutar-mutar jam tangan di tangan kiri dengan gelisah.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Read More at : Karyakarsa.com/mooseboo
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top