prolog:

Susah payah ia mencari obat. Keringat tiada henti mengucur deras dari pori-pori kulit pucat, nafasnya kembali tak beraturan. Tangan kanan yang terlihat memutih dan dingin memukul dadanya sendiri. Seolah berteriak, ‘sesak, aku remuk redam seperti dihantam palu gondam’

Mulai terisak, air netra menyembur cepat seirama hembusan napasnya. Ketika tangannya menggapai sesuatu yang dirinya butuhkan, secepat mungkin beragam obat dia masukkan ke dalam mulut tanpa tahu apakah itu obat yang benar.

Terdengar bunyi nyaring kaca menghantam lantai. Membuat serpihannya bertaburan. Dia mendudukkan diri, lunglai seperti batang padi. Harusnya ia selamat dan keadaannya berangsur membaik sekarang, namun ia terlambat sadar dan mulai menyalahkan diri atas sebuah kecerobohan. Perlahan tubuhnya mulai lemas, kesadarannya hampir di ambang batas.

“Maaf,” gumamnya lirih untuk terakhir kali. Penyakit menggerogoti dari dalam tubuh, dia tak sanggup bertahan, hingga mati adalah penawar dari segala sakit miliknya.

•─────✧─────•

-- (y/n) side

Aku menatap pilu, wajah ayu yang biasanya dihias senyum manis kini dibiarkan kaku matanya bahkan terpejam damai untuk selamanya. Sendiri, bahkan kau ikut pergi. Kukira kita akan menantang maut bersama. Aku mengalihkan pandangan, mulai menjauh dari prosesi pemakaman.

Mereka menatapku sendu, aku tahu aku seperti anak sial yang ditinggalkan keluarga milikku ke tempat yang indah. Biarkan saja (Y/n) kau tidak apa-apa. Tadinya kubiarkan hingga mimpi buruk berkepanjangan mulai menghantuiku.

---

“Aku dan Saudara kembarmu dulu adalah teman yang sangat dekat.” dia mulai bercerita. Tatapan tajam perlahan melembut. Dia seolah merasa iba, lalu dari dulu kemana dia? Aku bingung, bahkan baru mengenali dirinya saat waktu seminggu lalu pergi ke pemakaman dia.

“Dia kuat, dia bertahan dengan obat,” sambungnya setelah kembali mendudukkan diri diposisi tadi. “Dia memintaku jika saat ini tiba.”

Dokter Carla, seorang perempuan berwajah kejam dan tatapan mata tajam. Tidak, otot wajahnya tidak keram. Hanya, saja mungkin dia lupa tersenyum dan selalu muram. Bahkan aku mengira aura suram adalah hal yang selalu melekat padanya.

“Mungkin, ini adalah jawaban dari pertanyaan milikmu yang harus kau pecahkan.” aku mengira dia guru sastra. Tutur katanya bisa menjadi bijaksana dan indah meskipun aku ragu itu bertahan lama.

“Cobalah baca sebelum tidur. Mungkin, ada hal berbeda saat kau terbangun. Entah misteri lain atau semuanya berakhir.”

•─────✧─────•

*End Of Chapter
352 Words.

Prologue --- End

Pengetik Prolog; FalisaNaila
Alias Admin Joned (ubab anjir) disuruh kerja rodi padahal dia Mager.
sadgerl:'(

Pengedit Prolog; Galaxy_Trip
Alias Admin Single yang katanya gak jomblo punya oppa-oppa koreah. yainaja:'v

Ide Prolog; @all member Kyonari walopun gak semwa karena otak mereka pelid gak mau di peres.
pelidsad:'P

Y/n; milik kalyean, bukan milik aghu.

Selamat datang di event koleb pertama cerita Kyonari:D kalian bakalan jadi pemeran utama bayangan gegara kalyean gak ikut syuting gaid:'P numpang narsis ya kalyean enak.

udahlah, budu ya. ehe, siapkan batin dan tisyuh karena mulai chapter atu bakal mengguncang-guncang emosi kalian:'(

-admin.


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top