un

Kabar kedatangan pria yang menjadi tunangan dari adik bungsunya sudah lama Praisa dengar.
Tapi entah kenapa baru sekarang Praisa merasa tertarik untuk melihat langsung pria tersebut.

Lagipula Praisa sedikit bosan karena sudah lama tidak keluar dari istana tempat biasanya dia bersemayam, tempat Di mana ayah mau agar Praisa di sana selamanya.

Ah.. Sesekali Praisa butuh hiburan dan menurutnya tidak ada alasan Ayah untuk marah padanya jika Praisa ikut perjamuan makan malam.
Sudah bertahun-tahun praisa makan sendirian dan jujur saja dalam waktu tersebut sudah berapa banyak Praisa kehilangan bobot tubuhnya.

Praisa keluar dari kamarnya, berjalan ke arah taman belakang yang juga merupakan tempat pemandian favoritnya.
"Gul... Kau di mana?" panggil Praisa pada pelayan pribadinya yang menemani Praisa hidup selama ini.
Hingga dia tidak sendirian.

Gul tidak menyahut hingga Praisa kembali memanggil.
"Gul.. Aku butuh bantuanmu. Kau di mana" teriaknya kuat dan pasti akan membuat ibu tirinya membelalak jika mendengarnya.

Gul muncul tergopoh-gopoh dengan rambut acak-acakan dan pewarna bibir yang agak belepotan dan sudah pudar.
Praisa mengangkat alisnya.
Gul tertawa dan menghela napas.

"Anda merusak pada waktu yang tepat" tegur Gul duluan sebelum Praisa menegurnya.
"Mereka semua hebat dan saya baru merasakan dua orang diantara empat orang penjaga baru yang Raja kirim"
Desah Gul yang Praisa tahu punya darah incubus di tubuhnya, karena itulah gairah dan nafsunya dapat mengalahkan besarnya gunung.

"Kau harus membantuku berdandan. Aku mau makan malam bersama ayah" ucap Praisa yang mengabaikan Gul dan cerita penuh skandalnya.

Gul tercenung sesaat lalu dia bertepuk tangan.
"Bagus. Sudah lama saya menyarankan pada anda untuk bergabung bersama mereka. Raja tidak pernah melarang anda, anda saja yang terlalu berlebihan mengurung diri ditempat terpencil ini"
Cerocos Gul yang kini saling menggosokkan tapak tangannya pertanda semangat.

Praisa tertawa.
"Bukan aku yang ingin hal tersebut tapi orang-orang tersebut yang memaksaku mengurung diri"
Jawabnya kering.

Gul menghela napas.
"Andaikan kau punya sedikit saja kekuatan, tapi darah manusia ditubuhmu membuatmu tidak punya kekuatan apapun selain kesabaran"

Praisa tidak marah saat Gul menyebutkan kata manusia dengan nada merendahkan.
Karena pada kenyataannya, ibu Praisa memang hanya manusia biasa yang kebetulan membuat Raja langit birahi hingga menghasilkan Praisa.

Ayahnya juga terpaksa membawa Praisa ke sini karena ibu meninggal setelah melahirkan Praisa.
Ayah juga takut melepaskan Praisa yang bisa saja membuatnya terkena masalah kelak.

Di alam langit, manusia dinilai sangat rendah. Itulah sebabnya dari awal Ayah menjauhkan Praisa dari pergaulan.
Ketika Praisa mulai mengerti, dia sendiri yang memilih mengurung diri.
Hanya hal-hal sangat penting yang membuat Praisa berani keluar dari cangkangnya.

Nah menurut Praisa pertunangan Nera dan pria bernama Ataya tersebut haruslah ditempatkan dalam kelompok tersebut.

"Jangan memakai pakaian merah, karena kau paling berkilau saat memakainya. Perhatian semua orang pada Nera akan teralihakan padamu.
Dan kau tahu betapa pendengkinya adikmu itu"
Tekan Gul.

Praisa menggeleng.
"Jangan bicara seperti itu tentangnya. Dia satu-satunya saudaraku.
Dia hanya terlalu dimanja hingga selalu mau dinomor satukan"
Bela Praisa pelan.

Gul menghela napas dan menggeleng.
"Dan kau adalah salah satu orang yang ikut memanjakannya"
Kesalnya yang sudah menganggap Praisa sebagai adik hingga ikut sakit hati jika ada yang memperlakukan Praisa dengan tidak sopan.

"Sebaiknya aku pakai baju hitam saja. Aku suka warna itu dan pastinya tidak akan terlalu menonjol sebab semua dayang ibu Ratu, memakai warna itu"
Putus Praisa yang menolak menyambung pembicaraan Gul tentang Nera.

Gul mengangguk lesu meski dalam hatinya tersenyum licik.
selama ini Gul pura-pura bilang kalau Hitam membuat Aura praisa jadi tertutup. Padahal warna hitam membuat Praisa semakin berkilau.
Hitam adalah warna milik Praisa dan Gul mau semua orang sadar kalau Nonanya ini adalah yang paling cantik di kerajaan langit, jangan seperti nonanya sendiri yang berpikir kalau dia tidak cantik sama sekali.

Gul senang menjadi teman Praisa.
Praisa itu terlalu polos hingga tidak pernah sadar kalau Gul mendandaninya dengan tujuan menggoda pria.
Gul ingin ada pria yang tergila-gila pada nona nya ini lalu membebaskan sang Nona dari tali ikatan tak kasat mata ini.

Kalau Di langit semakin panjang dan banyak kain yang dipakai seorang wanita maka akan semakin cantik dan berkelas wanita tersebut di Mata yang lain.
Praisa sangat pemalu dan rendah diri. Dia selalu memilih baju sesederhana mungkin.
jadi Gul yang tahu sekali apa yang disukai para pria dari kaum mana saja, selalu menjahitkan pakain dari kain yang tipis dan dengan bahan yang sedikit saja.
Hasilnya kulit praisa yang putih bercahaya selalu terlihat dibeberapa tempat tertentu, dibalik baju hitamnya.

praisa adalah setengah manusia, manusia berpikir semakin sedikit kain yang dipakai semakin seksi dan menggiurkan wanita tersebut.
Jadi pehamanan tersebut Gul praktekan pada Praisa yang tidak pernah sadar kalau dia sudah masuk jebakan Gul.
Siapa yang tidak suka kulit halus wanita?
Raja langit saja jatuh bertekuk lutut di kaki ibu Praisa.

"Apa bibirku tidak terlalu merah Gul?"
Tanya Praisa saat Gul selesai merias wajahnya dan kini sedang menyisir rambutnya, agar leher panjangnya kelihatan.

Gul menatap Praisa dari cermin, kepalanya menggeleng.
"Tidak. Lipstik itu cocok untukmu.
Kau bisa melakukan apapun pada bibirmu dan dia akan tetap terlihat Indah, persis kelopak Mawar"
Puji Gul yang tidak habis pikir kenapa Sampai sekarang Praisa tidak mengerti dengan daya pikatnya sendiri.
Gul mau Praisa merasakan gairah dan Cinta!

"Apa kau sudah mengirim pesan tentang kedatangan kita?"
Tanya Praisa pada Gul saat dirinya akan naik ke atas kereta kuda.

Gul mengangguk.
"Tentu saja nona" ucapnya tersenyum tapi tentu saja Gul tidak bilang kalau mereka sudah terlambat.
Kedatangan praisa yang dramatis akan membuat nonanya tersebut jadi pusat perhatian!!
Gul sudah bisa membayangkan betapa keselnya Nera dengan hal tersebut.

.
.
.
.

Ataya menghela napas.
Perjamuan ini begitu membosankanmya bahkan Calon tunangannya tidak bisa membuat Ataya betah.

Nera, Putri dari Shem si Raja langit memang cantik tapi Ataya sudah biasa melihat bahkan mencicipi yang jauh lebih cantik darinya,dari berbagai jenis dan golongan mahkluk.
Apalagi Nera tipe sok cantik dan berjiwa sombong, jadi Ataya merasa makin tak suka saja.

Mungkin Shem pikir dengan mengadakan perjamuan ini untuk menyambut Ataya, layaknya tamu terhormat dan ditambah lagi dengan menyodorkan putrinya pada Ataya maka segala niat dan tujuan Ataya awal Ataya akan lenyap.
Mimpi saja!!

betapa lemah dan takutnya Shem padanya, Padahal Ataya datang sendirian tanpa pasukan dan senjata.
Ataya tersenyum sinis dalam hatinya.

Apa Shem pikir Ataya tidak tahu kalau dalam kerajaannya terdapat banyak pengkhianat yang menggerogoti sistem dari dalam hingga jadi rapuh dan lemah?
Ah.. Shem benar-benar menyedihkan sampai harus menjual anaknya demi kedudukan yang tak bisa lagi dipertahankan.

Ataya menatap satu persatu dari mereka semua yang duduk sekeliling meja.
Semuanya terlihat sombong dan angkuh, selain Shem sepertinya tidak ada yang tahu siapa Ataya sebenarnya.

Baguslah, karena dengan begitu Ataya akan mudah menilai mereka semua.
Maksudnya akan menyingkat waktu untuk memisahkan mereka dalam kelompok berguna atau tak berguna.
Tentu saja yang tidak berguna harus disingkirkan daripada makan tempat saja.

Ataya makin tersenyum dalam hatinya saat melihat Nera yang sengaja bersikap cuek dan jual mahal padanya, seolah dia adalah sebuah anugrah yang harus Ataya terima dengan rasa syukur dan mata yang berkaca-kaca karena terharu.

Begitu makan malam selesai, Ataya memilih menjauh dari mahkluk langit yang langsung berdiri dalam kelompok-kelompok kecil, membatasi diri mereka agar Ataya tidak ikut bergabung dalam pembicaraan mereka yang memuakan, bahkan untuk di dengar sepintas lalu.
Ingin sekali Ataya tertawa melihat betapa sempit cara berpikir mereka.

Langit benar-benar membosankan.
Seharusnya Ataya tidak menerima undangan Shem yang ingin bicara dan menyelesaikan masalah mereka secara baik-baik.
Sekarang Ataya pikir seharusnya hal paling Bagus yang dilakukannya adalah menolak undangan Shem dan langsung saja menyerang dengan jutaan prajuritnya. Meluluh lantakkan kerajaan Shem hingga jadi Debu.

Sekarang Ataya berdiri diluar istana, dipojok paling gelap. Menghindar dari Nera yang berusaha menarik perhatiannya tapi ingin disangka kalau Ataya lah yang selalu ingin mendekati.
Di mata Ataya, Nera jadi terlihat lucu dan norak.
Sebaiknya Nera turun ke bumi dan belajar pada kaum wanita dari golongan manusia, Mereka lebih culas dan lihai dari Nera.
Mahkluk yang paling Ataya sukai karena napsu dan hati mereka yang sangat tercemar.

Mata Ataya tertarik ke arah kereta kuda sederhana yang mendekat dan berhenti di depan pintu utama, tak jauh dari tempatnya berada.
Kereta itu dikendalikan oleh seorang perempuan yang dari auranya, jelas masih punya darah iblis dengan napsu legendarisnya yaitu succubus atau incubus.

ketika kereta berhenti dan pintu penumpang terbuka, darah Ataya langsung berdesir, sekujur tubuhnya meremang melihat sepasang kaki yang terulur keluar dari kursi penumpang dan memijak lantai perlahan.
Jantung Ataya ataukah harusnya Ataya bilang mantan jantungnya Dovi, langsung berdetak cepat tidak beraturan hingga Ataya yang belum pernah merasakan hal tersebut langsung meremas dadanya dan merubah posisinya yang tadi bersandar, kini jadi berdiri tegak, adik kecilnya juga ikut-ikutan berdiri tegak hingga Ataya menyeringai mesum.

Mata Ataya tidak berkedip saat memperhatikan wanita ini yang sudah pasti punya darah manusia di tubuhnya.
Wajah dan tubuhnya memang cantik, tapi bukan yang paling cantik yang pernah Ataya lihat.
Baju hitam dan kulit seputih saljunya membuat tangan Ataya gatal ingin menariknya, mencari tempat yang sepi dan menyetubuhi wanita ini hingga dirinya kehabisan tenaga!

Kenapa wanita yang terlihat paling pemalu dan sederhana di langit ini bisa membuat Ataya jadi seperti ini?

Apa yang dipunyanya hingga membuat Ataya seperti ini?

Ataya harus mencari tahu, mungkin saja jika perempuan ini membuat perjanjian dengannya, dia akan memberi Ataya sesuatu yang tidak Ataya sangka-sangka.

Memikirkan keuntungan apa yang bisa di dapatnya membuat Ataya makin semangat memperhatikan dan mengikuti langkah wanita ini yang terlihat ragu dan tidak bersemangat saat masuk ke dalam istana milik Shem.

ΠΠΠΠΠΠΠΠΠΠΠΠΠΠΠΠΠ

(05052019) Pyk

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top