Trois

"Jadi tebakanku benar?" lanjut Ataya dengan nada dingin meski sebenarnya dadanya sedang terbakar.

"Wooow.. Jangan katakan padaku kalau kedua Putri dari maharaja Shem jatuh Cinta pada pria yang sama yang tidak segan atau malu memanfaatkan hal tersebut untuk mengambil keuntungan"
Cerocos Ataya yang tidak sadar kalau dadanya sudah menempel dan menekan Praisa yang panik dan berusaha mendorongnya menjauh.

"Apa kau juga akan melakukan apapun asalkan Sang jenderal senang. Seperti adikmu yang murahan itu?" geram Ataya hingga mata Praisa membesar, bulat sempurna dan jadi sangat Indah.

"Jangan bicara seperti itu padaku. Lagipula itu bukan urusanmu" bentak Praisa tertahan sambil melayangkan tangannya.
tapi sebelum sempat menyentuh pipi Ataya, tangan Tersebut sudah ditahan oleh Ataya yang terlihat marah.

"Tapi adikmu yang murahan sedang melakukannya" desis Ataya.

Praisa menggeleng, takut dengan nada Marah dan benci yang keluar dari mulut Ataya yang langsung membuatnya merinding.
"Jangan menghina Nera seperti itu"
Cicit Praisa dalam upaya terakhir membela sang adik.

"Nyatanya adikmu tersayang sedang mengkhianati calon tunangannya"
Bisik Ataya yang napasnya meniup hangat wajah Praisa yang mendongak suapay bisa melihat wajahnya.

"Aku mohon jangan katakan hal ini pada siapapun.
Nera mungkin saja sedang kacau.
Mungkin dia tidak ingin berpisah dengan Akanu tapi papa justru memberikannya pada mahkluk yang tak dikenal, mungkin ini cara yang Nera pilih untuk menghabiskan malam terakhir bersama pria yang disukainya.
Selama calon suami pilihan Ayahanda tidak melihat hal ini, aku rasa semuanya masih terkendali"
Urai Praisa yang tak mau adik dan ayahandanya dicap jelek.

"Jadi aku mohon, kau juga menyimpan hal ini disini saja, jangan membawanya keluar hingga tersebar"
Pinta Praisa yang saat ini setengah menahan napas karena merasakan keras dan kuatnya tubuh Ataya yang menempel kuat padanya.

"Apa untungnya aku membantumu?" tantang Ataya yang semakin ingin mempermainkan Praisa yang lugu ini.

"Apa kau mau Raja Shem malu jika pertunangan Nera dibatalkan?
Ini akan jadi skandal terbesar kerajaan langit hingga ribuan tahun kedepan" terang Praisa panik.

"Benarkah?" tanya Ataya pura kaget dan tertarik

Praisa mengangguk bersemangat.
"Tentu saja" tegasnya.

Ataya pura-pura bingung sejenak, menatap Praisa dengan kening berkerut.
"Jadi sekali lagi aku tanyakan, apa untungnya bagiku menyembunyikan hal ini'"

Gantian kening Praisa yang kini berkerut.
"Apa maksudmu bertanya seperti itu lagi. Tadikan sudah kukatakan?"

Ataya kini menampilkan wajah seriusnya.
"Yang kau katakan tadi adalah keuntungan bagi Raja Shem, bukan keuntungan pribadi yang bisa kudapatkan jika menyimpan rahasia ini" desahnya.

Praisa terdiam, matanya mencari-cari di ke dalam sorot mata Ataya yang tiba-tiba saja terlihat menakutkan hingga membuatnya membuang muka ke arah lain.

"Secara pribadi tidak ada keuntungan yang akan kau dapat. Ini hanya demi Raja Shem saja. Tidakkah kau ingin menjaga nama baik rajamu"
Bisik Praisa gugup.

Ataya mengangguk, seakan mulai menerima ucapan Praisa.
"Lalu tidakkah ini jadi tidak adil untuk si Calon tunangan karena kesannya kita sedang menipu dan membohonginya secara berjamaah?"
Bisik Ataya tepat ditelinga Praisa yang seakan-akan berubah jadi patung.

Praisa berdehem dan menghela napas.
"Dia seorang penjantan. Siapa sih diantara kalian yang masih murni sebelum menikah?" mulainya yang tentu saja sudah diketahui Ataya arahnya.

"Jadi maksudmu tidak ada salahnya jika si tunangan dapat barang bekas karena dia sendiri sudah terbuka dari kemasannya?" ketus Ataya.

Praisa terlihat malu tapi kepalanya mengangguk.
"Lagipula menurutku kebahagiaan pernikahan tidak harus ditentukan oleh perawan atau perjaka" bisiknya menggunakan istilah dari dunia manusia.

"Jadi secara pribadi kau juga takkan keberatan mendapatkan barang bekas atau barang rusak selama hati kalian terikat?" desak Ataya yang entah kenapa ingin sekali mendengar kata ya dari bibi Praisa.

Praisa kaget mendengar kata-kata Ataya. Dia tidak pernah memikirkan hal tersebut sebab Praisa tidak pernah berpikir kalau dia akan menikah kelak.
Di kerajaan langit siapa yang mau menikah dengannya yang campuran malaikat dan manusia ini?
Praisa adalah aib terbesar dan itu artinya siapapun yang akan menikahinya harus siap terhina dan terkucil.

"Kenapa tidak menjawab. Apa kata-katamu barusan hanya teori. Sesuatu yang kau sendiri tidak bisa lakukan?" tantang Ataya yang memasang mimik meledek.

Praisa kesal, meski tidak disadari olehnya, Ataya bisa melihat kepala Praisa yang sedikit bergerak untuk melihat ke belakang mereka, ataupun lirikan Praisa ke arah belakang sebagai isyarat dia sedang memikirkan jendral AKanu yang Ataya lihat sedang membentangkan sayap putihnya lalu mengatupkannya ke depan menutupi Nera yang sudah menyatu dengannya agar tak terlihat oleh siapapun.

"Selama dia bisa memberikan kebahagiaan dan menghargaiku, maka aku tidak akan perduli bagaimana atau siapa dia"
Bisik Praisa yang akhirnya menjawab pertanyaan Ataya.

Ataya tidak suka meski dia juga lega mendengar jawaban Praisa yang sebenarnya sedang memikirkan si jenderal saat Ataya bertanya.

"Kau mungkin saja berpikir seperti itu, tapi mungkin tunangan adikmu tidak berpikir seperti itu.
Mungkin dia lebih suka yang murni dan belum tersentuh"
Gumannya jengkel.

Praisa yang bodoh dan keras kepala tetap menggeleng dan membantah Ataya.

"Dengan melihat betapa cantiknya Nera, dia tidak akan memperdulikan semuanya. Sesuatu yang tidak diketahuinya tidak akan membuatnya terluka.
Aku yakin Nera tidak keberatan dengan perjodohannya makanya mungkin adalah salam perpisahan saja" tegas Praisa yang muak dengan segala sanggahan Ataya.

Ataya tersenyum.
"Jadi maksudmu kau tidak perduli pada si tunanga selama keluargamu bahagia dan aman sentosa?" hina Ataya

Praisa akan bicara tapi Ataya memotongnya.
"Jika Nera menikah dan suaminya tahu betapa nakalnya dia, maka aku pastikan adikmu pasti akan menderita" geramnya mencengkeram pangkal lengan Praisa yang kaget.

"Sudah kukatakan, jika dia tidak tahu maka semuanya akan baik-baik saja" teriak Praisa tertahan karena tak ingin di dengar pasangan kekasih dibelakangnya.

Ataya melepas Praisa, lalu mundur hingga tubuh mereka tidak bersentuhan lagi.
senyum di bibir Ataya membuat Praisa merasakan firasat buruk.
"Terlambat bagimu kakak yang baik. Kebetulan Aku adalah calon suami adikmu.
dan sekarang aku melihat apa yang dilakukan oleh adikmu yang rendah itu dengan mata kepalaku sendiri" bisiknya dengan bibir yang menyeringai melihat mulut dan mata Praisa yang terbuka makin lebar mendengar setiap patah kata Ataya.

"Kau... " ucap Praisa yang tak tahu bagaimana cara bicara dan hanya mampu menunjuk Ataya dengan jarinya yang gemetar.

Ataya mengangguk dan tertawa, tiba-tiba saja sayap hitam yang menyatu dengan gelap malam muncul dipunggungnya dan membentang begitu tinggi dan lebar, membuat semuanya tertutup.

"Izinkan aku memPerkenalkan diriku padamu Nona Praisa." mulai Ataya.
"Namaku Ataya.. "

Praisa yang sedang membekak mulutnya, menjerit kaget dan menunjuk sayap Ataya yang berwarna hitam.
Meski tidak memiliki sayap, tapi Praisa tahu semua golongan mahluk yang bersayap dan jenis mereka dari warna sayapnya.

"Kau.. Seorang iblis!?" serunya antara kaget dan tak percaya.

Ataya mengangguk dan membungkuk sebagai isyarat merendah.
"Ya benar sekali, aku memang berasal dari golongan iblis atau bisa juga disebut sebagai malaikat terbuang yang terkutuk"
katanya dengan kebanggaan yang tidak ditutupi.
"Lebih tepatnya aku adalah Raja bagi mereka yang berasal dari golongan  terkutuk tersebut.
Aku adalah Ataya, sang Raja iblis" umumnya penuh ejekan di awal tapi penuh tekanan diakhir hingga membuat Praisa nyaris pingsan karena shock!!

********************************
(29062019) PYK.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top