Chapter 7 : The Drama Part 6

Cerita sebelumnya : Utusan kerajaan telah datang ke rumah Cinderella! Kedua kakak alay Cinderella sudah mencoba sepatu yang ditawarkan utusan kerajaan, namun sepatu itu terlalu kecil. Para utusan baru saja akan beranjak dari rumah Cinderella, namun tiba-tiba Cinderella menerobos masuk!

.

.

.

.

.

.

.

"Aku masih belum mencobanya!"

Para penonton langsung sumringah kala melihat sang Cinderella yang datang kesiangan. Meskipun kesiangan, tapi benar-benar tepat dan on-time.

"Cinderella?!" ujar Aomine dan Kagami dengan nada Sinetron. Mereka membuka lebar mulut dan mata mereka, memberikan kesan syok yang dalam. Kesannya kayak antagonis yang rahasianya ketahuan sama Protagonis, persis seperti adegan FTV S*TV atau sinema-sinema anak tiri yang ibunya hobi nyiksa.

"Ternyata masih ada seorang gadis lagi? Dan ia sangat cantik.." Kise ikut menambahkan. Namun ia lebih normal ketimbang akting alay dialog sebelumnya.

Akashi menyeringai; Menyeringai senang.

"Hmmh… Kau belum mencoba sepatu itu ya,.."

Si rambut merah mendekati Kise, lalu dengan kasarnya merebut sepatu wedges yang tinggal sebelah itu dengan sebuah senyuman. Si rambut kuning tersentak.

"Pangeran—sepatu nya—"

"Biar aku yang memakaikannya pada Gadis itu."

Fuwaaa-

Doki Doki Doki

Seketika sfx Shojo manga bertebaran di mana-mana. Para penonton menyimak dengan semakin antusias.

"Duduklah, di kursi kecil itu.." ujar Akashi kepada Kuroko, seraya menunjuk sebuah kursi yang biasanya ada di Toko sepatu Bata. Entah sejak kapan kursi itu ada di tempat yang ditunjuk si Cebol. Tapi ini adalah sebuah fanfiction, jadi hal tidak mungkin sekalipun bisa terjadi. Kalau author munculin boyband girlband pun juga bisa. Munculin naga terbang, eyang sumur,duo serigala, sampai gebetan (baca: Chelsea Islan) dengan senang hati pun bisa. Ini fanfiction; free your mind gaes.

Tapi Kuroko tidak suka suasana doki-doki begini; rasanya pengen ia kacauin. Bikin eneg dan mual,apalagi dilakuinnya bareng cowo. Maho Njir, batin nya dengan muka polos. Mending sama Momoi atau Alex, bisa dinikmati setiap detiknya.

"Woy—ga usah dipakein,ah.. Ane—"

"Kumohon. Izinkan aku memakaikannya padamu.."

Akashi membuka mata nya lebar-lebar, gaya puppy eyes, agar Kuroko luluh. Jarang-jarang ia pakai teknik yang biasanya dipakai Kise, namun rasanya ia harus menggunakannya .

Dan Benar saja, Kuroko jadi terdiam, dan terpana di tempat.

"Un—aku akan duduk di sana,.."

Ia terus terdiam; bergetar-getar,…

Aduh, penonton jadi geregetan liat tingkah manis si Cinderella-

Padahal dalem Hati Kuroko lagi menjerit-jerit takut ngeliat Akashi sok manis unyu kayak gitu. Itu adalah tanda paling berbahaya. Biasanya inilah yang dilakukan Akashi kalau sedang ingin ngebacok orang. Pengen muntah, takut dibacok. Pengen ngehina, takut dibacok. Pengen ngacauin, dibacok juga ntar. Alhasil, Kuroko bertindak sesuai kemauan si Merah pendek tersebut. Padahal puppy eyes Akashi kali ini tulus; tapi dengan mudahnya si surai Baby Blue salah paham, karena pernah sekali ia lihat Akashi menggunakan puppy eyes kepada Kise, dan adegan selanjutnya si Pirang dihajar sampai puas.

Sei—Kau sungguh absolute.

Kuroko duduk di kursi Bata, sementara Akashi meringkuk di hadapannya. Sang Cinderella itu memejamkan matanya pelan, seraya mengulurkan kaki putih mulusnya yang tadi tertutupi oleh Gaun lusuh. Kaki yang sungguh indah; seperti habis di lulur oleh Citra.

Akashi tersenyum tulus.

HOMINAAAH INI----- SHOJO—QAAAQQQ

Para penggemar shojo manga langsung histeris di bangku penonton.

"Kurokocchi.…!"

"TEEEETTTSSUUUUUUU-"

"KUROKOOKUROKOOOOO-"

Para pemain selain Akashi dan Kuroko di panggung Cuma bisa masang muka naber yang sok kuat, melihat pemandangan mengirikan di hadapan mereka. Sungguh; Akashi terlalu hoki. TERLALU Hoki. Bisa dapat perang yang normal, dan bersama Kuroko pula. Kuroko meski cowo tapi kan kali ini dia berpenampilan mirip dengan cewek betulan; jadi beradu akting dengannya merupakan suatu kehokian dan kehormatan tersendiri.

Ingin sekali rasanya mereka menghajar si pendek Merah-

"Cinderella—Apa kakimu sedang terluka?"

Sebelum memakaikan sepatu, Akashi memeriksa keadaan telapak kaki Kuroko yang terulur ke arahnya dengan seksama. Katanya sih, memeriksa kaki. Ia merabanya;menyentuhnya; mengusapnya; Ah pokoknya melakukan hal yang berhubungan dengan 'memeriksa kaki'. Hampir-hampir bibir merah jambunya mengecup ujung ibu jari kaki Kuroko, kalau saja tangan si biru tidak mendorong pelan wajah Akashi yang bahasa lainnya mau nyosor itu.

Para penonton takjub dengan akting penuh perhatian dan charming dari sang pangeran Akashi Seijuro. Bisa-bisanya ia mendalami peran seorang pangeran sedalam ini. Sungguh, Akashi Seijuro memang sangat jago berakting, batin mereka. Aktingnya begitu sempurna.

Tapi pemain di panggung; yang sirik-sirik, Cuma bisa melotot sambil kembang-kempisin hidung dengan gemas; kepingin menghancurkan jari-jari indah Akashi beserta tangannya. Apalagi mulut nistanya; pingin digunting rasanya.

MODUSLOEMODUSLOEMODUSLOE, jerit batin mereka dengan gemas dan kesal tingkat maksimal.

Kuroko menghela napas pelan .Sebutir keringat mengalir dari pelipisnya.

"Uhm—Pangeran—Tolong cepat pakaikan.." Pintanya dengan suara manis--tepatnya 'dimanis-maniskan'. Ia tidak mau adegan yang secara batin berlabel 'maho' ini terus berlanjut.

Akashi menatap sang Cinderella dengan tatapan yang lembut.

"Ah—maafkan aku, Cinderella. Aku- hanya sedikit terpesona.."

Sebuah lengkungan terbentuk di sudut bibir sang rambut merah. Sekali lagi, para pemain drama di panggung selain mereka berdua jadi gemas sendiri dan ngamuk-ngamuk dalam otak mereka, tak kunjung henti mengutuk pria yang rambutnya merah, pendek, sok jago dan sombong selangit. Tambah satu lagi, level Modusnya yang udah keenakan.

Akashi meraih sepatu wedges yang sedari tadi ia letakan di lantai kayu panggung.

"Aku akan memakaikannya sekarang—"

Tangan kanan si rambut merah menggenggam telapak kaki Kuroko—sementara tangan kirinya menggenggam sepatu wedges yang hanya sebelah itu. Perlahan tapi pasti, jarak antara sepatu dan telapak kaki itu semakin mendekat; dan pastinya nanti akan cocok.

Para penonton gemeshan, Para pemain backstage gasabaran, sementara yang di panggung Gregetan.

Semakin lama jarak itu semakin dekat-

Semakin mendekati kecocokan yang ditunggu-

Namun,

JDUAK

"Eh?"

Sebuah kaki panjang nan kuat menendang tubuh kecil Akashi sampai terjatuh ke lantai kayu panggung. Hanya Satu tendangan indah yang keras; namun mampu menjatuhkan si Emperor Heterokrom. Seluruh penonton kaget; Kaget karena adegan yang jelas-jelas tiba-tiba ini. Entah apa yang mendasari pelakunya untuk melakukan tindak kekerasan tersebut.

Dan yang mengejutkan- pemilik dari kaki tersebut adalah-

-Kise Ryouta.

KAMPREEETTTT NYARI MATI LUUUUU jerit batin Aomine dan Kagami yang air mukanya sudah terlalu horror—susah dideskripsikan. Terlalu ketakutan setengah mati seraya membeku di tempat.

Akashi menganga kaget- karena tingkah mengejutkan dari si Pirang tersebut. Begitu juga Kuroko.

"Ki-Kise-ku—"

"Pangeran."

Kise melangkahkan kaki kearah Akashi satu langkah. Pandangan matanya melihat ke bawah dengan datar; menatap Akashi yang tengah terjatuh itu. Akashi tak mampu berkata-kata—ia terlalu kaget untuk berbicara. Alhasil ia hanya melebarkan matanya.

Kise melangkahkan kaki kearah Akashi satu langkah. Pandangan matanya melihat ke bawah dengan datar; menatap Akashi yang tengah terjatuh itu. Akashi tak mampu berkata-kata—ia terlalu kaget untuk berbicara. Alhasil ia hanya melebarkan matanya.

"Kau adalah pangeran; Aku hanyalah perdana mentri Aku tahu itu. Tapi aku tidak suka kalau kau terlalu membuatku iri karena dapat berdekatan dengan Cinderella."

Iris kuning keemasan Kise berkilat-kilat; terlihat berkilauan dan hampir sama seperti saat ia memasuki Zone. Mata yang sama; Tatapan yang sama-

-seperti ketika Akashi menggunakan Emperor Eye. Bedanya Akashi warna merah.

Kise meraih tangan Cinderella, menariknya agar berdiri. Kuroko hanya bisa menurut; ia terlalu kaget untuk memecah suasana karena tingkah mendadak Kise.

"Aku juga menyukai Cinderella; Sadarilah Tempatmu."

HAAAAAAAAAHH-

Penonton kaget. I-inikah yang disebut 'kecemburuan'? Inikah inikah, INIKAH?! Batin jiwa mereka.

QAAAAQQQQ SHOJO LAGIIIII HAYATI TAK KUUUKUUU—jerit para penyuka shojo manga untuk kedua kalinya

"Ryout—Perdana mentri."

Akashi bangkit dari keterjatuhannya dengan aura yang tidak biasa.

"Kau rupanya berani ya; mendorong seorang pa-"

"Cinderellacchi, ayo kabur-ssuu!"

Dengan cepat-cepat, Kise langsung menarik tangan Kuroko agar berlari. Ia ingin kawin lari membawa kabur si surai Biru, agar tidak terjadi adegan pernikahan dengan si pangeran. Well; Kise tahu ini Cuma bohongan; tapi tetap saja ia gak rela. Lagipula, cerita itu tidak selalu harus seseuai versi original nya kan? Ikuti konsepnya sedikit, lalu tampilkan 2 kali lebih baik dari yang aslinya. Yap. Itulah slogan Kise.

Namun ketika berlari, kaki si pirang disandung oleh dua orang pemain.

Kedua kakak Gorila Cinderella

"Kita berdua kakaknya-" ujar Aomine

"Jadi Cuma kita-" sambung Kagami

"YANG BOLEH MEMBAWANYA PERGI !"

Sekarang giliran Cinderella digotong oleh Aomine dan Kagami. Digendong di pundak, seperti membawa peti mati. Kuroko langsung bingung overload. Ia tidak tahu harus melakukan apa.

Ini drama apa ajang culik-culikan? Batinnya.

Sayangnya—ketika Aomine dan Kagami tengah berlari, dua buah tangan menarik baju belakang mereka.

"Maaf, tapi Tidak semudah itu -" ujar sebuah suara,

"Untuk mendapatkan CINDERELLA-CHAN!" lanjut suara lain.

Dengan cepat dan lihai, diambil (?) nya Kuroko dari pundak kedua kakak gorilla itu. Syok dan kaget; Aomine dan Kagami sontak melihat kebelakang; penasaran dengan siapa yang merebut Cinderella, dan mereka menemukan sosok rambut hitam dan rambut coklat yang nampaknya familiar. Yang rambut hitam membawa Cinderella di pundaknya.

Loh-

Itu kan Pemeran Tikus-

"WOY—KALIAN KOK IKUTAAAN-"

Kedua pemeran tikus, Sakurai dan Reo, langsung ngacir kearah berlawanan untuk membawa Cinderella pergi. Rupanya mereka juga ingin merubah jalan cerita. Entah kenapa mereka ingin ikut merubah jalan cerita itu, padahal peran mereka kecil dan gak penting, yakni Tikus Comberan.

Sayang sekali—ketika sedang berlari bersama, dua sosok tinggi mencegat mereka dengan paksa. Satunya berambut ungu, satunya berambut hitam.

"Kalau kau tidak mau dihancurkan..." ujar si titan Ungu dengan nada malas.

"..serahkan Cinderella pada kita..."Lanjut si rambut hitam. Reo dan Sakurai seketika kaku di tempat; kaget karena kehadiran kedua orang tersebut. Memanfaatkan situasi kaku itu, Himuro si rambut hitam dan Murasakibara si titan ungu langsung mengambil Kuroko dari genggaman Reo.

"RATU SAMA RAJA KOK-"

Akhirnya terjadilah perebutan Kuroko di panggung, Akashi yang tadi terjatuh, bangkit lagi untuk ikut merebut Kuroko. Kise, Aomine, Kagami, Sakurai, Reo, Murasakibara dan Himuro pun bangkit dan terus mencoba merebut Kuroko. Mereka berebutan—mengambil—menculik Kuroko agar ia tidak dinikahkan dengan Akashi. Ini sungguh membingungkan; masalahnya ini keluar jalur cerita.

Midorima, Takao dan Kasamatsu Cuma bisa main kartu gapleh di belakang panggung; menunggu akhir dari perebutan Kuroko.

BLUK

Kuroko terlempar jatuh ke lantai panggung kayu. Tadi ia lagi digendong Murasakibara; namun sepertinya karena hawa keberadaannya yang tipis, ia tidak terasa dan jadi terlempar. Meski ia—yang jadi bahan rebutan- terlempar, tapi sepertinya para pemain di panggung terlalu sibuk berdebat dan berantem satu sama lain, sampai lupa kalau yang sedang diperebutkan itu adalah KUROKO.

"…"

"Cinderella adek gue cuk! Dia—"

"Gue calon suaminya!—"

"Gue sahabatnya!"

"Eh kena Friendzone lu!"

"Hng- Ane rajanya-"

"Lu udah punya ratu, ja !"

"Pokoknya gue yang boleh bersama Cinderella!"

"Pfft-"

Sebuah suara tawa kecil seorang pemuda terdengar dari belakang Kuroko. Meskipun kecil, si surai baby blue dapat mendengarnya, karena suara itu tepat dibelakangnya. Seketika Kuroko berdiri dan menengok kebelakang, ingin melihat siapa yang tertawa.

Kala ia melihat wajah sang pemuda, ia agak kaget.

"K-Kau—"

"Ssshh-"

Pemuda tersebut meletakan jari telunjuknya di bibir Kuroko, lalu ia melingkarkan tangannya di pundak kecil Kuroko.

"Otsukaresama, Kuroko." Ujar pemuda tersebut seraya tersenyum simpul. Ia menepuk pelan pundak si surai biru muda. Bibir majunya terlihat familiar sekali—dan Kuroko jadi makin yakin kenal dan tahu siapa pemuda itu.

"Ke-kenapa kau ada—"

"CINDERELLA ITU SUDAH PASTI MILIKKU."

Seluruh pemain panggung seketika terdiam, kaget dengan suara nyaring yang tiba-tiba. Mereka menengokan kepala mereka ke arah suara yang tadi menyahut. Masalahnya itu bukanlah suara salah satu pemain; jadi mereka merasa asing.

Mata seluruh pemain tertuju pada seorang pemuda asing—dan Kuroko di dekatnya.

Dan anggota Kiseki no Sedai seketika kaget.

"Hahahahaha- Kalian ini benar-benar menghiburku!"

Masih Kaget..

Mereka tidak percaya..

"K-Kau—Jangan-jangan-"

Sang pemuda pemilik surai hitam itu hanya tersenyum simpul seraya memajukan bibirnya sedikit.

"Hm? Ada apa dengan wajah kalian?"

"NIJIMURA ?!"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Silahkan tunggu chap selanjutnya :3 sedang di edit-edit karena sebenarnya udah selesai dari beberapa hari lalu.. /authorjahat. Tapi alesan blm ane upload soalnya emg gasempet :'v maaf ya semua. Vomments..?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top