Chapter 6: The Drama part 5
Cerita sebelumnya: Cinderella berdansa dengan seorang pemuda misterius! Sudah gitu, sepertinya pemuda tersebut sangat jago berakting dan berdansa! Hal ini jelas menggeramkan Akashi yang seharusnya berdansa dengan Kuroko. Namun di saat bersamaan, ia juga merasa heran karena sosok pemuda misterius itu nampaknya terasa familiar. Siapakah gerangan dia?
.
.
.
.
.
.
.
"DIA ITU MILIKKU..!!!"
Seluruh pemain drama langsung menoleh ke arah Akashi Seijuro. Suara absolut menggelegarnya sangat berpengaruh terhadap mental para pemain di sekitarnya dan para penonton, serta bisa mengguncang hati yang lemah. Sebagai contoh, seorang penonton fangirl langsung mimisan mendengarnya. Lalu Sakurai Ryo, sang tikus comberan, spontan memeluk Reo yang berdiri di sampingnya seraya bergidik ketakutan. Ehem.
"Wah, wa~h, pangeran yang berwibawa bisa kehilangan ketenangannya juga ya.." Kata sang pemuda Misterius seraya tersenyum tipis. Ia melepaskan genggamannya dengan Cinderella, lalu ia berjalan menghampiri Akashi. Sepatu boots coklatnya mengetuk lantai kayu panggung dengan berirama. Sang emperor muda mengepalkan tangannya disamping kuat-kuat, seraya memberikan tatapan membunuhnya. Aura diantara kedua orang ini terasa berat dan menegangkan.
"Woy coeg ini bukannya gak ada di naskah ya?" Bisik Aomine pada Kagami.
"Iya ane juga mikir gitu. Lagian sih gara-gara menejer lu ngajak juri-juri main. Udah tau juri jago maen drama." Bisik kagami balik.
"Apa hubungannya? Pelatih rata lu juga ngajak! Nah, sekarang gimana? Ngeliatin si Akampret ma---"
SLEP !!
Sebuah gunting melayang tepat di sebelah wajah Aomine. Pemuda berambut biru tua itu langsung kejang kejang ketakutan. Mungkin itu adalah sebuah peringatan.
Tangan si pemuda misterius mendarat di pundak tegang Akashi. Ia memegang pundak tersebut seraya mencondongkan kepalanya sehingga mulutnya berada di dekat telinga pangeran berambut merah itu. Suara desahan nafasnya terlalu menggelitik pundak Akashi, sehingga ia tidak melawan balik.
"..akhirnya kita bisa bertemu kembali, ya kan, Sei?" Bisiknya di telinga Akashi. Akashi yang semula kesal dan bersiap membunuh, seketika melebarkan matanya dengan heran bercampur bingung.
Sei..? Bertemu lagi..?
"Ah-- kamu itu.. jangan-jangan--"
Sebelum Akashi menyelesaikan kalimatnya, pemuda misterius itu keburu menjauh darinya, dan mulai berjalan pergi ke arah backstage.
"Nikmati waktu mu dengan nona Cinderella, Pangeran!!" Seru nya seraya mendorong Kuroko, sehingga ia semakin dekat dengan Akashi. Kaki pemuda berambut biru muda itu terselip sedikit, dan ia hampir terjatuh. Tetapi dengan sigap Akashi menangkapnya. Penonton langsung bersorak sorak ria. Yang Fujodanshi paling keras, sampai melengking.
"Anjrit! Sue lu !!!" Umpat Kuroko dengan wajah datar. Tapi si pemuda misterius sudah keburu pergi.
Akashi sebenarnya masih heran tentang siapa pemuda misterius itu. Namun setelah melihat Tetsuya-nya, ia langsung worry no more. Yang ia pikirkan sekarang adalah berdansa dengan cinderella miliknya ini.
"Nah Cinderella, mari kita berdansa.."
Teng! Teng ! Teng ! ...
Ayo goyang dumang~
Biar hati senang~
Pikiranpun tenang~
Baru saja Akashi membantu Cinderella berdiri dengan seimbang, tiba-tiba lonceng sialan penanda jam 12 malam tiba berbunyi. Pake lagu goyang dumang pula. Ga usah ditanya siapa yang berulah.
Akashi menggeram kesal. Ini pasti ulah Takao (lagi). Takao memang sudah dari sononya seneng jailin orang, terutama Akashi yang ia diam-diam kesali. Dendam sang narator ganteng itu seakan tidak ada habisnya.
"Maaf, pangeran.. Aku harus pergi.."
Dengan segera, Kuroko berlari-lari disekeliling panggung. Ini adalah adegan dari skenario karangan Momoi, katanya biar kesan Cinderella larinya jauh. Nanti saat berlari, sepatu wedges sang Cinderella diusahain lepas satu dengan 'natural', lalu baru ia boleh ke backstage. Memang terlihat agak bodoh; gaje plus aneh malahan, tapi ya beginilah kalo yang bikin skenarionya itu Satsuki Momoi dan Aida Riko.
"Kamfretos lu narator! Oi Cinderella!! Tunggu aku!"
Drap.. Drap.. DrapDrapDrap!!
Kuroko dan Akashi saling berlari-lari kesetanan di panggung, kayak main kucing-kucingan. Sang pangeran gunting terus mengejar Cinderella, sementara sang Cinderella sedang berusaha melepaskan 1 sepatu wedges yang dipakainya dengan senatural mungkin. Sayangnya, sepatu nya tidak bisa lepas begitu saja, mungkin karena agak ngepas. Hm..padahal kakinya sudah lelah berlari... Dan juga kakinya terasa gerah.
Ckiiiiiiittt..
Tiba-tiba... Kuroko langsung berhenti.
"Anying! Susah dilepas cuk! Noh ambill ndiri aja sono!"
Plok! Dengan semerdekanya, Kuroko melepas satu wedgesnya, lalu ia melemparkannya ke arah Akashi. Sepatu milik Cinderella itu melambung dengan mulus...melewati Akashi yang memiringkan kepalanya agar terhindar dari serangan frontal sepatu Kuroko...
..dan mengenai wajah menor Kagami yang padahal nun jauh berdiri di sudut panggung.
"BADUNG LOE! SEPATUNYA SIKILAN NZIR!"
Dengan pura-pura bego, Kuroko langsung berlari meninggalkan panggung, masa bodo dengan masalah yang ditimbulkannya. Adegannya telah berakhir.
"Oh! Sayang sekali! Cinderella sudah pergi! Yang kita punya hanya sepatunya sekarang!" Ujar Akashi seraya mendekati Kagami. Dengan kasar bak seorang preman, ia merampas sepatu wedges yang berada di tangan kakak cinderella yang alay itu.
"Selow men! "
"Besok akan kucari Cinderella! Dengan sepatu ini sebagai petunjuk!"
Lalu dengan kesalnya, Akashi beranjak pergi meninggalkan panggung, tanda kalau adegannya sekarang berakhir dulu.
ooo
"Keesokan harinya, suasana kerajaan jadi gempar !! Sepatu wedges Cinderella sekarang sedang memiliki status 'wanted' atau 'sedang di cari'! HAHAHA liat tuh sepatu aja udah berstatus masa pangeran yang femesnya seantero negeri belum punya?! Mana statusmu pangeran?! Wkowkowko! Nah nah abis itu para pengawal beserta pangeran mampir ke rumah para gadis di negeri tersebut. Setelah ditelusuri, ternyata belum ada gadis yang kakinya cocok dengan wedges yang tertinggal. Ikh kasian ya! Nah sekarang mereka sedang menghampiri rumah terakhir di negeri itu, yakni rumahnya Cinderella.."
Aomine, Kagami dan Midorima sudah stand by di panggung dengan kostum gaun terusan rumah yang bagus. Mereka ceritanya tengah menunggu utusan kerajaan, yakni Kise , untuk datang. Mereka berkacak pinggang seraya mengetukan kaki ke lantai kayu panggung.
"Hadeuh, mana nih utusan kerajaannya? Cape dweh,....." Ujar Aomine dengan gaya tidak sabaran. Ia melipat kedua tangannya di dada. Sepatu wedges birunya mengetuk-ngetuk lantai kayu panggung.
"Ish kaki ku pegel berdiri terus! Dateng kek! Lama binggo, njir.." Timbrung Kagami kesyel. Kedua kakak alay Cinderella ini memang tidak punya kata 'sabar' dalam kamus besar bahasa mereka.
Mama wortel mereka menghela napas.
"Hush, sabar lah kalian--- Siapa tau nanti yang dipilih pangeran itu mama kalian yang keceh ini?" Ujar Midorima seraya melipat tangan di dada, kepedean over 9999. Terkadang tante-tante juga ingin berharap.
Aomine dan Kagami saling pandang satu sama lain, lalu langsung ngakak brengsekan berjamaah.
"IIHH PANGERAN MAH GASUKA JANDA ALAY KELES NGOAHAHAH!!" seru mereka dengan nada anak sinetron. Midorima cuma bisa melotot penuh amarah seraya mengambil napas dalam-dalam.
Sabar.. Cuma drama ini..
"Tapi serius deh, ini kok lama--"
Tererettt... Terrerett...
Suara terompet tahun baru yang biasa beli di abang-abang.
Kise memasuki panggung bersama Akashi seraya meniup terompet dan membawa sebuah sepatu wedges. Ia meniupkan terompet norak berumbai-rumbai berwarna merah cabe itu dengan semangat empat lima. Sesekali ia bentuk nada suaranya dengan asal-asalan; maklum namanya Kise.
"Hentikan suara Alay itu, kampret." Ujar Akashi mutlak seraya menutup salah satu kupingnya dengan risih. Kise langsung cengengesan bego.
"Ohh-gehehe, maaf pangeran-ssu !" Jawab si rambut kuning. Ia berjalan mendekati tiga anggota keluarga alay Cinderella.
"Kami dari utusan kerajaan !! Kami akan menca--"
Kise tak melanjutkan kata-katanya, kala ia melihat ekspresi naber Aomine Daiki. Ketika mata mereka bertatapan, Aomine langsung menggit bibir histeris seraya memegang kedua pipinya sendiri dengan gemas.
"OMAIYO SAUS COCOOOL--- Perdana mentrinya ganteng jugaa!! Buat gue bisa kali, yaaaa..!!" Seru Si hitam gregetan. Para penonton langsung minta plastik buat muntah berjamaah karena tingkah eneg kakak alay Cinderella ini. Mau gimana lagi? Aomine tidak tahu caranya main drama yang benar. Dengan lawaknya ia malah plesetkan sebuah drama jadi acara semacam OVJ, pesbukers, dan sejenisnya.
"Iikkhh Kyaaaaaa~~~ Rambut pangeran samaan sama aku!! Kita---"
SLEP
Maut melalui sebuah gunting keramat yang melambung lurus dan berkecepatan tinggi nyaris menggores pipi menor Kagami. Untungnya si rambut merah menghindar.
Akashi berjalan ke arah si merah malang seraya mendongakan kepalanya sedikit.
"Jijik, anjir. Ngomong itu lagi, awas."
Nada absolutisme yang dibarengi dengan wajah datar namun beraura bahaya cukup membuat Kagami merenungi dan menyesali perbuatannya. Salah ganggu rupanya.
Kise menghela napas pelan, seraya berdehem sebentar.
"Ehem, jadi, kita dari utusan kerajaan, dan kita mencari pemilik sepatu indah satu ini.."
Kise mengambil napas lagi.
"..jadi maukah kalian mencobanya satu persatu?"
"KYAAAAAGGHH MAOOO...!! GUE DULUAN!!"
Aomine dan Kagami langsung berebutan mengambil sepatu mungil itu dari tangan Kise. Mereka mengambil nya dengan tidak selow-- grasak grusuk tubruk sanasini tabrak tabrak. Si pirang malang cuma bisa bertampang prihatin--- tidak tahu harus berbuat apa. Tangannya serasa mati rasa habis di tubrukin oleh dua kakak alay gorila besar itu.
Setelah pergulatan sengit, akhirnya yang mencoba duluan adalah Kagami. Ia langsung memakai sepatu wedges itu di kaki kanannya dengan lagak sok dianggunkan.
"Pasti masuk--"
Oh-oh
Sayangnya kekecilan.
"Eghh--ini bisa kok, pasti bisa!! Pasti--"
Ngototnya Kagami belum habis.
"Pasti bisa..Pasti!! PASTI---"
Tetap gak bisa. Mungkin kaki Kagami segede dosa. Kagami harus rajin beramal nih kayaknya.
Aomine langsung tertawa antagonis ngeliat aksi sia sia Kagami.
"Wkowkowko..!! Noh, lo mah mana bisa masuk! Kaki lo aja segede dosa! Lo mah---"
"Berisik lu coeg, kaki lu Item !" Borokan!"
Oke, ini bukan pertama atau kedua kalinya Aomine di hina oleh para pemain drama.
Selanjutnya yang mencoba sepatu itu adalah Aomine.
"Hahaha, gue pasti bisa!!"
Aomine memaksakan kakinya masuk. Terus, terus masuk.. Terus..
Tapi hasilnya sama saja seperti Kagami.
"Masuk akh! Masukkkk!!!"
Tetap tidak masuk, aho.
Aomine ngos-ngosan seketika. Perjuangannya terlalu berat, sehingga ia tak sanggup melanjutkannya lagi.
Kali ini giliran Kagami yang ketawa antagonis.
"Huehuehuhe liat noh Kakak alay qoeh..!!Lo juga gamuat!! Lagian, elu kan---"
"Berisik lu alis cabang!"
Jdeer.
Gantian Kagami yang kena sarkasme.
Midorima melotot kesal ke arah dua anak gorilanya, seolah mereka tidak berguna.
"Kalian mengecewakanku!" Ujarnya tandas, dan agak marah. Dengan gaya ngambek, Midorima malah melangkahkan kaki meninggalkan panggung.
Tunggu..
Sejak kapan ibu tiri ngambek?
"Tunggu! Aku bisa jelasin--"
"Ini bukan FTV kampret! Biarin aja!!"
Masalah keluarga yang menyedihkan, dikarenakan Midorima sang mama yang baper.
Kise menatap kedua gorila itu dengan sedih---prihatin deng.
"Waah..ngga ada yang muat ya-ssu.." Ujarnya dengan puppy eyes. Padahal ia mengharapkan sebuah plot twist dimana salah satu kakak alay Cinderella ini yang jadi mempelainya Akashi.
Akashi memasang tampang putus asa yang galau. Seluruh fangirl yang menonton sampai dibuat doki-doki ga karuan karena raut wajah yang galau galau sangar itu. Ya, si rambut merah itu memang jago akting.
"Apakah...pencarian kita berakhir disini?" ujarnya dengan nada putus asa. Alis gantengnya berkerut sedih, matanya perlahan tenggelam dalam kekosongan. Telapak tangan kanan mulusnya mengepal dan diletakan di dadanya dengan se dramatis mungkin. Lampu sorot yang sengaja hanya disinarkan ke arah Si heterokrom menambah kesan melankolis untuk suasana saat ini.
Aakhh tuluuung--- Hayati sudah tak kukuuu--- jerit batin para Fangirl.
"Pangeran.."
Si perdana mentri berusaha menghibur pangeran yang tengah bersedih itu. Ia menepuk punggung membungkuk si pangeran dengan menabahkan dan menyabarkan, atau bahasa lainnya di pukpuk in. Seketika suasana menjadi sunyi senyap seperti sedang berduka cita..
Sunyi.. Sepi..
Tiba-tiba,sebuah suara pembalik suasana menyahut.
"Tunggu..!! Aku masih belum mencobanya..!!"
Drap Drap Drap...
Kuroko berlari memasuki panggung dengan gaya pahlawan kesiangan. Seluruh hadirin merasa lega dengan adanya Cinderella manis itu, sementara para pemain di panggung bereaksi macam-macam.
"Apaaa.. Cinderella?!"
"Kenapa si babu itu bisa kesini?!"
"Kurokocchi---njir keceplosan..."
"Ah-- calon pengantinku.."
.
.
.
.
.
.
.
.
Bonjour semuanya :'v apa kabar? Sehat? //basabasi
Maafin author udah hiatus kelamaan, ane kena WB plus pusing karena mata ngeliat hape terus.. Sama maafin bold italic setengah setengah di chap ini, ada keeroran di wps nya
Dan bentar lagi ni cerita mungkin akan di post ke ffn net oleh saya. Kenapa? Ya pengen aja gitu.. //apasih
Mungkin segini aja, jangan lupa ikuti terus fic aneh ini :"v makasih telah terus membaca dan vomments follow selalu saya tunggu //plak
Btw senin ane ukk, wml ya :"v
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top