Valentine Chocolate
Berhubung besok adalah hari kasih sayang, hampir semua siswi yang bersekolah di SMA Rakuzan pada sibuk merencanakan hadiah apa yang akan mereka berikan nanti pada pasangan ataupun gebetan masing-masing. Tidak terkecuali [Name], Momoi, Lucky (luckyta05) dan Ichira (IchiraTanaka).
Saat ini, keempat gadis itu berunding ingin memberikan hadiah apa.
"Hei [Name], kau ingin memberikan hadiah apa untuk pasanganmu nanti?" tanya Ichira pada [Name] yang tengah mengotak-atik ponselnya, guna mencari resep kue yang lezat.
"Entahlah, aku tidak tahu. Aku masih bingung," jawab [Name] tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.
"Memangnya [Name] punya pasangan, ya? Aku kira dia jones," ucap Lucky dengan watados.
Mendengar ucapan barusan, [Name] pun menghentikan kegiatannya itu dan menatap Lucky dengan tatapan garangnya. "Aku tidak jones, ya! Hanya single saja," jawabnya mengerucutkan bibirnya.
"Itu sama saja, [Name]," sahut Ichira ber-sweatdrop.
"Beda tahu!" balas [Name], lalu mengalihkan pandangan ke arah Momoi. "Kalau kau ingin membuat apa nanti, Sat-chan?" lanjutnya.
"Bikin kue cokelat!" jawab Momoi semangat.
"Kalau kalian berdua?" kali ini [Name] bertanya pada Ichira dan Lucky.
"Brownies," "Cupcake," kata Ichira dan Lucky berbarengan.
[Name] tersenyum lebar akan jawaban dari ketiga sahabatnya itu, dia pun kemudian berucap, "Pada enak-enak semua, ya! Jangan lupa bagi aku juga, ya!"
Serempak ketiga sahabatnya menggeleng cepat dan berseru, "Tidak!"
"Cih!" decak [Name] sedikit kesal.
# Skip
Malamnya, [Name] mulai sibuk menyiapkan bahan-bahan yang akan dia perlukan untuk membuat chocolate marshmellow.
Ya, setelah sekian jam dia berpikir, [Name] pun memutuskan untuk membuat itu-chocolate marshmellow- saja. Alasannya dia akan membuat itu karena gambar resep tersebut kelihatan sangat enak.
"Pertama-tama, lelehkan cokelat batang di wadah besi. Lalu, blah blah blah...," gumamnya seraya sesekali membaca resep dan melaksanakannya.
.
.
.
Tak terasa chocolate marshmellow buatannya telah jadi, dengan cepat [Name] mengambil salah satu chocolate tersebut dan mencicipinya.
'Wah, benar-benar enak! Aku tidak salah memilih resep ini!' batin [Name] senang.
Untuk memperindah cokelat buatannya itu, dia pun menaburkan sedikit cokelat meises di atasnya.
Ketika [Name] sedang sibuk, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang menghampirinya lalu mengambil satu cokelatnya dan memakannya.
Sontak saja [Name] terlonjak kaget dan beralih menoleh ke arah laki-laki tersebut.
"Kau mengejutkanku, Karma!" bentak [Name].
Laki-laki yang diketahui bernama Karma atau lengkapnya Akabane Karma hanya merespon dengan cengiran dan berucap, "Hehe, maafkan aku."
[Name] menghela nafas kasar lalu mengangguk tanda dia memaafkan Karma.
"Tumben kau membuat makanan manis. Ada apa gerangan?" tanya Karma sedikit bingung.
"Besok kan hari kasih sayang, jadi aku ingin memberikan cokelat ini ke teman-temanku," jelas [Name] tersenyum lebar.
"Heee~ teman apa teman?" goda Karma.
"Tentu saja teman. Daripada kau mengangguku lebih baik sekarang kau pergi dari dapur ini!" usir [Name].
Karma mendecih kesal akan usiran dari [Name]. "Heee~ Tidak baik loh mengusir kakak kesayanganmu ini!"
"Aku tidak peduli. Lagipula, kau itu tidak pantas untuk menjadi seorang kakak. Karena apa? Karena kau itu sangatlah manja dan tinggi badanmu lebih tinggian aku! Jadi, cepatlah kau pergi dari sini! Sebelum aku mengusirmu dengan menggunakan centongan nasi," ancam [Name] seraya menatap tajam Karma, kakak satu-satunya.
"Jahat sekali kau!!" Karma menangis bombay.
Bukannya mendapat respon dari sang adik, [Name] malah mengabaikannya. Dengan terpaksa, Karma pergi dari dapur menuju kamarnya.
"Setelah selesai mengerjakan itu, kau harus segera pergi tidur. Ini sudah larut malam!" seru Karma ditengah perjalanannya.
"Aku mengerti, Karma-kun!"
Setelah selesai membuat kue, [Name] pun segera memasuki kamarnya dan langsung berbaring di ranjangnya lalu bersiap untuk tidur.
# Skip
Keesokan harinya, [Name] tengah berjalan memasuki gerbang sekolahnya dengan perasaan riang gembira.
'Valentine day is coming! I'm very excited and can't wait to give this chocolate to them!' batin [Name] semangat.
Setibanya di lorong sekolah, [Name] dikejutkan akan tepukan di bahunya. Refleks [Name] menoleh ke arah belakang, di mana si pelaku berada. Tak lain dan tak bukan salah seorang sahabatnya, Ichira.
"Hee~ ternyata Ichi-chan. Tumben, ada apa nih?" tanya [Name].
"Kita ke kelas sama-sama, ya!"
"Tentu. Oh ya, di mana kue untukku?" tanya [Name] seraya mengulurkan kedua tangannya ke depan wajah Ichira.
"Cih, belum apa-apa sudah menagih duluan. Nanti saja pas istirahat baru kukasih," Ichira sweatdrop, lalu tak lama dia menjitak kepala [Name] dengan sangat kuat. Membuat gadis yang bermarga Akabane itu meringis kesakitan.
"Sakit tahu, Ichi-chan!" rengek [Name] sambil mengusap kepalanya.
"Haha, maaf maaf," balas Ichira dengan tawa bahagianya.
Mengabaikan permintaan maaf Ichira, [Name] berlalu pergi meninggalkan sahabatnya itu. Sontak saja Ichira segera berlari menyusul [Name].
"Maafkan aku dong, [Name]!"
"Ya ya, aku maafkan."
.
.
.
"Hari ini aku ingin menyatakan perasaanku pada Mayuzumi-senpai."
"Aku harap Akashi-kun menerima cokelat buatanku ini!"
"Haa.. Aku gugup. Aku harap Mibuchi-senpai menyukai kue pemberianku ini."
"Blah blah blah.."
Itulah sedikit percakapan murid lain yang didengar oleh [Name] dan Ichira saat memasuki ruang kelas.
Mereka berdua langsung menaruh tas mereka di meja masing-masing lalu menghampiri Lucky dan Momoi.
"Selamat pagi, Luck-chan, Sat-chan!" sapa [Name].
"Pagi, Lucky dan Momoi!" Ichira juga ikut menyapa.
"Pagi, [Name]-chan, Ichira-chan!" balas Lucky dan Momoi bersamaan.
"Bagaimana dengan kue yang kalian buat? Apa berhasil?" tanya [Name].
"Tentu saja!"
"Memangnya kalian ingin memberikan kue ke siapa? Gebetan atau kekasih kalian?" kali ini Ichira yang bertanya pada ketiga sahabatnya.
"Kalau aku tentu saja Tetsu-kun!" jawab Momoi.
"Eh? Memangnya Tetsu-kun bersekolah di sini? Bukannya di SMA Seirin, ya?" [Name] memandangi Momoi dengan ekspresi bingung.
"Kau ini pelupa atau apa? Kan hari ini SMA Seirin ada latih tanding di sekolah kita!" Ichira melirik [Name].
[Name] hanya ber-oh ria sambil menganggukkan kepalanya mengerti.
"Kalau aku ingin memberikan kue ini ke Amari-senpai!" sahut Lucky.
"Kalau kau, [Name]?"
"Hm.. Aku tidak tahu," balas [Name].
Sebelum Ichira sempat menanyai alasan ketidaktahuan [Name], bel tanda masuk telah berbunyi. Mau tidak mau mereka semua kembali ke bangku masing-masing dan mengikuti pelajaran pertama.
# Skip
"Guys, ayo kita ke gym! Aku tidak sabar ingin memberikan kue ini ke Tetsu-kun!" seru Momoi semangat.
"Ya ya, sabarlah. Oh ya, kalian berdua ingin ikut kami ke gym atau di kelas saja?" tanya [Name] melihat Ichira dan Lucky.
"Aku mau ke perpustakaan, menghampiri Tazaki-senpai," jawab Ichira.
"Kalau aku ingin ke kelasnya Amari-senpai," sahut Lucky.
"Oh, kalau begitu kami duluan ya! Good luck guys!" Momoi dan [Name] pun keluar kelas dan berjalan menuju gym, tidak lupa mereka membawa kue masing-masing.
.
.
.
Sesampainya di gym, [Name] dan Momoi itu duduk di bangku penonton.
"Ah, itu Kuroko, Sat-chan!" pekik [Name] saat melihat sosok Kuroko yang tengah tanding.
"Benar, itu Tetsu-kun! Tetsu-kun, semangat ya!" teriak Momoi, menyemangati Kuroko.
"Hei Momoi-chan! Kau itu mendukung siapa? Tim Seirin atau Tim Rakuzan!?" protes seorang laki-laki.
"Aaa.. Maaf, aku mendukung keduanya. Hehe," Momoi menggaruk kepalanya, merasa canggung.
Laki-laki tersebut menghela nafas kasar, karena dia merasa kesal.
"Sudahlah, Hayama-senpai, jangan menanggapi perkataan Sat-chan. Lebih baik senpai fokus pada pertandingan agar senpai tidak dibantai habis oleh Akashi-kun!" lerai [Name].
Sontak saja Akashi yang tengah men-dribble bola menghentikan kegiatannya itu dengan men-pass ke rekannya yang lain lalu menoleh ke arah [Name] dan Hayama yang tengah berdebat.
"Apa yang barusan kau bilang, [Name]?" tanyanya menatap tajam [Name].
"Aku bilang, lebih baik Hayama-senpai fokus pada pertandingan agar tidak dibantai oleh Akashi-kun. Apa aku salah?" ucap [Name] dengan polosnya.
"Haa.. Terserah kau saja."
Tak lama kemudian Akashi dan Hayama kembali melanjutkan pertandingan mereka.
"Semangat ya, Rakuzan!!" teriak [Name].
# Skip
Tet!!. Bel tanda latih tanding telah usai pun berbunyi, wasit meminta kedua tim kembali berbaris dan mulai mengumumkan hasil pertandingan.
"Dengan skor 103 melawan 102, SMA Rakuzan menang!" jelas sang wasit. "Hormat!"
"Terima kasih banyak!"
Baik Tim Rakuzan maupun Tim Seirin, keduanya memberi hormat dan bersalaman.
Setelah semua penonton bubar, [Name] dan Momoi segera menghampiri kedua tim dan mengucapkan selamat pada mereka.
"Tetsu-kun! Ini kue untukmu!" Dengan malu-malu Momoi memberikan sekotak kue kepada Kuroko.
"Kue? Arigatou, Momoi-san," Kuroko menerima kue itu dengan senang hati dan tersenyum tipis.
'Kawaii!!' jerit Momoi dalam hati.
"Kau hanya memberikan Tetsu saja? Buat kami mana?" tanya Mibuchi dengan tiba-tiba, merusak momen diantara Momoi dan Kuroko.
"Betul tuh! Buat kami mana!?" timpal Hayama dan Nebuya.
"A-ah.. Itu.."
Sebelum Momoi menjawab, [Name] sudah menjawab duluan. "Tidak ada. Sat-chan hanya membuat kue untuk Kuroko-kun saja."
"Apa!? Teganya!!" Mibuchi, Hayama dan Nebuya pundung seketika.
[Name] terkekeh pelan, lalu dia mengeluarkan beberapa bungkus cokelat buatannya. Belum juga dia memberikan cokelat-cokelat tersebut ke semua pemain, segerombolan siswi sudah menghampiri mereka.
"Mibuchi-senpai, ini buatmu!" seorang siswi memberikan bingkisan cokelat kepada Mibuchi.
"A-ano.. A-akashi-kun? I-ni, buatmu!" siswi yang lain juga tak mau kalah dan memberikan cokelat buatannya kepada Akashi.
Akashi hanya menanggapi dengan senyuman, tidak menerima cokelat tersebut. "Terima kasih, tetapi kau seharusnya tidak perlu repot-repot membuatkan cokelat untukku. Karena aku tidak menyukai cokelat."
"Aku juga tidak menyukai cokelat. Maafkan aku!" Mibuchi menyetujui perkataan Akashi.
"O-oh? Be-begitu? Sangat disayangkan," kedua siswi itu merasa tertohok ketika mendengar jawaban dari idola mereka.
"Lebih baik kau berikan saja ke yang lainnya. Contohnya, D-gang," Akashi melanjutkan ucapannya lagi.
"Baiklah!" gerombolan siswi itu pun pergi meninggalkan Tim Rakuzan dan Tim Seirin menuju kelas di mana D-gang berada.
Sepeninggalnya para fans Rakuzan dan Seirin, [Name] bertanya pada Akashi, "Akashi-kun dan Mibuchi-senpai tidak menyukai cokelat?"
"Tidak. Aku sangat menyukai cokelat, tetapi aku lebih suka cokelat buatan dari orang yang sangat kucintai," tutur Akashi.
"Begitupula denganku!" sahut Mibuchi.
"Kenapa kalian menolak cokelat pemberian fans kalian?"
"Karena aku hanya ingin menerima cokelat dari gadis pujaanku!"
"Siapa?"
"Kau!" jawab Akashi dan Mibuchi serempak.
"Begitupula dengan kami! Kami juga menyukai dirimu, [Name]!" timpal anggota basket yang lain, kecuali Kuroko.
"Ha-hah?" Wajah [Name] berubah menjadi merah padam dan dia berusaha menutupinya. Walaupun [Name] merasa malu, dia tetap memberikan beberapa cokelat buatannya ke semua anggota basket. "Selamat hari kasih sayang semuanya!" tambahnya lagi.
"Selamat hari kasih sayang, [Name]!" ucap Tim Rakuzan dan Seirin berbarengan.
"Wih.. Enaknya ya, [Name]-chan punya banyak harem," ujar Lucky dan Ichira yang baru saja tiba di gym.
"Ha? Apa yang kalian bilang?" [Name] menatap Lucky dan Ichira bingung.
"Kau mempunyai banyak harem," kata Ichira.
"Tidak. Aku tidak mempunyai harem, aku hanya punya cokelat saja. Kalau kalian ingin harem, kalian berdua beli sendiri saja sana!" jelas [Name] sambil memperlihatkan cokelat yang masih tersisa pada Ichira dan Lucky.
"Harem itu bukan makanan, melainkan kumpulan laki-laki yang menyukai dirimu!"
"Oh begitu, aku mengerti. Akan tetapi, saat ini aku tidak mempunyai orang yang kusuka," tutur [Name] dengan ekspresi datarnya.
.
.
.
"Apa!? Jadi, ini maksudnya apa!?" pekik Tim Rakuzan dan Seirin serempak, mereka merasa gemas akan sosok [Name].
END
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top