Lanjutan Kashima Reiko (part 2)


Lanjutan Kashima Reiko (part 2)
.
.
.
.
.
Lokasi : Kelas 1A Teiko Middle School, pukul 17.00

“yo Akashi, yo Midorima !!!” Aomine masuk ke kelas 1A dengan diikuti oleh Kise, Kuroko dan Momoi.

“konnichiwa Akashi, Midorima-kun/cchi !!!”

Setelah masuk aomine, kise, Kuroko dan momoipun langsung menghampiri Akashi dan midorima. Sedangkan orang yang dihampiri kini tengah selesai memberaskan buku-bukunya dan segera mengenakan tasnya.

“bagaiman ? kita berangkat sekarang Akashi-kun ?” Kuroko menginterupsi.

“tentu… ayo kita segera berangkat sebelum hari semakin gelap.” Akashi berjalan melewati mereka dan segera diikuti oleh yang lain.

Merekapun segera berjalan menuju halte bus. Masing-masing dari mereka hanya menampilkan ekspresi khawatir dalam diam. Tak ada yang berbicara bahkan kise yang biasanya berisikpun hanya terdiam sambil melihat pemandangan ke luar jendela. Akashi hanya terfocus dengan handphonenya, midorima hanya duduk terdiam, kuroko membaca novel, momoi melakukan hal seperti kise sedangkan aomine memejamkan mata antara tertidur dan memikirkan sesuatu.

Tak lama setelah itu akhirnya sampailah mereka di tempat pemberhentian bus yang menjadi tujuan mereka. Masing-masing dari mereka mulai turun satu-persatu sambil menghela nafas pelan. Merekapun berjalan sekitar 3 meter dari halte untuk sampai ke tempat rumah sakit dimana murasakibara dirawat. Setelah sampai Akashi langsung berjalan terlebih dahulu untuk menanyakan ruangan Murasakibara. Setelah mendapatkaan informasi mereka berjalan menuju lift.

(terbukalah pintu lift)

Mereka berjalan masuk. Masing-masing dari mereka masih terdiam.

Ting (pintu lift terbuka)

Mereka mulai memantapkan hati untuk melihat murasakibara. Momoi sudah tak kuasa menahan tangis, ia khawatir bahkan sangat khawatir. Bukan hanya momoi, mata kise dan kuroko juga mulai berair menahan tangis. Akashi hanya terdiam sambil meliahat nomor-nomor kamar di setiap koridor yang mereka lewati. Midorima berjalan di samping aomine dalam diam.

“4.12…. 4.13… nah, ini dia ruangannya. Mari kita masuk.” Akashi menginterupsi.

Grek~ (Akashi membuka pintu)

“permisi…”  mereka berbicara bersama-sama sambil memasuki ruangan tersebut.

“atsusi…”

Mendengar namanya dipanggil murasakibara yang sedang terbaring sambil memejamkan matanya mulai membuka matanya perlahan. Tatapan matanya kosong, ia hanya terdiam sambil memandangi teman-temannya satu persatu. Melihat respon murasakibara yang aneh seperti itu momoi semakin tak kuasa menahan tangis.

“muk-kun… hiks..” menghampiri murasakibara dan kemudian memegang tangannya.

“Akashi, sepertinya murasakibara mengalami trauma berat. Tatapan matanya benar-benar kosong nanodayo.” Berbicara sambil memandangi murasakibara.

“Akashi-kun… apa yang harus kita lakukan?” Kuroko menatap Akashi sayu.

“hahh~ sudah, sudah… baiklah… atsusi, apa kau mengenalku ?”

“………………….” Murasakibara tak merespon, hanya memandangi Akashi dalam diam.

“sepertinya ini akan sulit Akashi.” aomine menginterupsi.

“hiks… murasakicchi… apa yang harusku lakukan?” menggenggam tangan murakasibara.

“atsusi.. bisa kau ceritakan apa yang sebenarnya terjadi?”

“……………” murasakibara menatap Akashi semakin tajam.

“dia… dia…” murasakibara mulai berbicara.

“ya… coba ceritakan apa yang    “

“DIA DATANG !!!! AAAA….. ARGHHH…. “

Tak disangka murasakibara justru lepas kendali. Ia mulai meronta-ronta sambil menjambaki rambutnya. Matanya melotot ketakutan. Melihat hal itu anggota GoM mulai panik. Akashi langsung memegangi lengan kanan murasakibara, midorima memegangi kaki kanan murasakibara, kise memegangi tangan kiri murasakibara, aomine memegangi kaki kiri murasakibara, momoi langsung pergi berlari keluar mencari dokter dan kuroko berusaha menenangkan murasakibara.

“murasakibara-kun… sudah… ada apa? Siap yang datang ? sudah jangan takut? Kuroko mulai mengelus-ngelus rambut murasakibara sambil meneteskan air mata.

“HAH !!!!” nafas murasakibara mulai tak terkendali.

HOEK~

Murasakibarapun muntah di kasurnya. Setelah itu ia limbung dan pingsan. Melihat kejadian aneh tersebut Akashi, midorima, kuroko, aomine dan kise hanya bisa menatap horror apa yang terjadi. Momoipun datang bersama suster dan dokter. Setelah itu anggota GoM dan momoi diminta untuk keluar dari ruangan tersebut. Mereka berjalan keluar. Masing-masing dari mereka terlihat shock dengan apa yang baru saja terjadi. Akashi terdiam dan langsung duduk di bangku tunggu. Ia tertunduk seakan memikirkan sesuatu. Momoi dan kise mulai menangis lagi. Aomine  dan midorima bersender ke dinding sedangkan kuroko menghampiri Akashi dan duduk disampingnya.

“Akashi-kun…”

“hmm…”

“yang dimaksud ‘dia’ oleh murasakibara-kun kira-kira siapa ya?”

“aku belum yakin. Tapi, kurasa dia adalah siswa yang katanya bunuh diri.”

“hah ? ko bisa ???”

“kejadian yang kau ceritakan sungguh aneh Tetsuya.”

“maksudnya ?”

“Yuri-san bilang siswa itu ditemukan bunuh diri dari atap. Tapi, semua siswa tidak tahu apakah berita itu benar atau tidak. Saksi mata yang melihatpun hanya desas-desus. Si saksi mata yang katanya melihat jasadnya itu tak pernah muncul. Bahkan sampai kasusnya ditutup. Otomatis berita dia bunuh diri adalah hoax belaka. Tak ada saksi dan kepastian yang menguatkan kejadian itu.”

“kau benar Akashi-kun.”

“dan Tetsuya bilang kalau dia terkadang muncul di sekolahkan ?”

“iya…”

“nah, berarti apa yang menjadi pertanyaan adalah ‘kenapa dia masih muncul’?”

“benar juga. Apa mungkin dia menuntut sesuatu atau rohnya tidak tenang karena suatu hal.”

“sebenarnya aku tidak percaya akan hal konyol seperti itu Tetsuya. Aku tak perduli dengan hantu atau apalah itu. Tapi, yang membuatku tertarik adalah bagaimana kematian siswa itu yang sesungguhnya.”

“……………. Dasar Akashi-kun.” Menatap datar Akashi.

“kenapa ?” menatap datar kuroko

“nggk. Yasudah, kalau begitu kita harus mencari tahu itu, Akashi-kun. Kalau tidak kasihan murasakibara-kun jika itu benar-benar ulah hantu.”

“hmm… oiya, sebelum itu apa Yuri-san tahu kondisi si mayat siswa itu setelah bunuh diri ? aku butuh informasi ini.”

“sepertinya dia tidak tahu. Kan sudah kubilang kalau semua kasus tentang siswa itu di tutup rapat-rapat.”

“hmm… kau benar. Baiklah, tak ada yang tak mungkin bagiku. Akan kupastikan informasi itu ku dapatkan.”

“ha’I Akashi-kun.” Kuroko tersenyum sambil menatap Akashi dan kemudian dibalas senyum juga oleh Akashi.

“baikalah… ayo kita beritahu yang lain dan membagi tugas.” Akashi segera berdiri dan kemudian diikuti oleh kuroko.

“baikalah minna !!! aku punya sesuatu yang akan kusampaikan.” Suara Akashi yang menginterupsi mengalihkan pandangan mereka semua.

Mereka segera menghampiri Akashi dengan tatapan serius. Kemudian Akashi menjelaskan semua yang ia bicarakan dengan kuroko dari awal hingga akhir. Setelah mendengar itu mereka terdiam dan mulai berpikir “bagaimana kalau ini benar karena ulah hantu ? tapi apa motif sesungguhnya dari si hantu ?”
Mereka semua berpikir dengan jalan pikiran yang sama.

“Akashi, jadi apa yang harus kita lakukan ?” Midorima menaikkan kacamatanya yang tidak melorot.

“aku baru akan menjelaskan, shintarou.” Menatap dingin midorima.

“baik Akashi”

“oke, aku akan langsung saja. Pertama Shintarou kau harus mencari tau informasi tentang kasus tersebut tapi, bukan masalah kenapa kasus tersebut ditutup akan tetapi kau harus mencari data mayat si gadis tersebut, bagaimana kondisi mayat gadis tersebut. Mintalah orang tuamu untuk membantumu jika kau tak bisa mendapatkannya. Kedua, Daiki, Ryouta dan Satsuki besok pergi ke tempat rel kereta tersebut. Tanyakan kepada warga di setempat apakah dulu pernah ada kecelakaan seorang siswa dari Teiko atau tidak. Ketiga, Tetsuya harus bertemu dengan Yuri-san dan tanyakan identitas asli siswa yang di rumorkan meninggal bunuh diri tersebut. Dan aku akan ikut Tetsuya karena aku butuh data ini. Setelah kalian mendapatkan data maka kita akan berkumpul di rumahku. Besok kalian harus mulai mencari tahu dan kuberi batas waktu 2 hari. Jika tidak dapat maka…..” akashi tiba-tiba menyeringai lebar sehingga membuat bulu kuduk anggota GoM+Momoi minus murasakibara berdiri.

‘dasar iblis !!! waktunya terlalu sedikit Akashi- kun/chi !!!’ semua membatin kecuali Akashi sendiri.

“kalian sedang memikirkan apa, hmm ?” seringaian Akashi semakin lebar.

“IIE !!! AKASHI / KUN/CHI !!!” mereka berteriak berjamaah.

Tak lama setelah berdiskusi dokter dan suster yang memeriksa murasakibara pun keluar. Akashi segera menghampiri sang dokter dan menanyakan kondisi murasakibara. Sang dokter pun menjelaskan bahwa akibat trauma akan apa yang dilihat dan juga dialami murasakibara membuat mental dan kondisi psikisnya benar-benar kacau. Maka itu, murasakibara harus beristirahat dan tidak bisa diganggu. Setelah mendapatkan penjelasan dari dokter tersebut, Akashi dan anggota GoM yang lain + Momoi mengangguk paham. Mereka menunduk dan berterimakasih kepada dokter tersebut. Setelah sang dokter pergi, mereka semua melihat murasakibara bergantian dari kaca yang terletak dipintu masuk kamar tersebut. Setelah itu mereka mulai melangkah pergi untuk segera pulang. Namun, baru saja beberapa langkah tiba-tiba Akashi bergumam yang membuat anggota GoM yang lain + Momoi terbakar semangat untuk mencari tahu kebenarannya.

“masalah satu diantara kita adalah tanggung jawab bersama. Dan kita pasti akan menyelesaikannya… pasti….” Akashi menyeringai lebar.

.
.
.
.
TBC

#maafkan saya… bow 90º. Padahal lanjutan kashima reiko sudah separuh jalan akan tetapi akibat kesibukan saya, ff sayapun terbengkalai terutama unforeseen dan poetry yang belum saya lanjutkan. Maafkan saya… padahal saya bilang mau update cepat tapi nyatanya susah.

Mudah-mudahan masih ada yang mau baca. Saya benar-benar minta maaf. Saya tunggu vommentnya minna T.T




Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top