Kashima Reiko Part 3
Lokasi : kediaman Yuri-san
“selamat datang Akashi-san, kuroko-san….” Seorang wanita tersenyum ramah sambil membukakan pintu untuk keduaanya.
.
.
.
.
Kashima Reiko part 3
.
.
.
Akashi dan kuroko bertemu sekitar jam 08:00 a.m di stasiun untuk segera pergi menuju ke kediaman Yuri-san. Udara pagi yang dingin seakan menyekat nafas mereka. Kekhawatiran akan sulitnya kebenaran yang akan diungkap membuat pikiran keduanya melayang ntah kemana. Sapaan hembusan angin membelai kedua pipi remaja berlambut scarlet dan baby blue. Mereka berjalan dengan hati was-was namun dengan tekad yang bulat. Pikiran sang baby blue benar-benar kalut. Kecemasan yang melanda bathinnya terus berkecamuk riang yang membuat dirinya tak tenang. Gelisah… sungguh terlihat dari ekspresi wajahnya yang minim tersebut.
“Tetsuya…” akashi tiba-tiba menginterupsi sambil menepuk pundak bagian kanan kuroko.
“haa-haii… akashi-kun. Ada apa ?” menengok kaget
“kulihat dari tadi kau melamun saja. Ada apa ?” menatap kuroko
“tidak ada apa-apa ko. Hanya saja…” tertunduk perlahan.
“hanya saja ?” akashi memiringkan sedikit kepalanya ke arah kanan.
“aku khawatir Yuri-san juga tidak tahu identitas asli siswi tersebut. Karena kejadian yang katanya bunuh diri itu saja ditutup dan tidak dibiarkan ada yang tahu. Jikalau kita mau melihat buku tahunan kelulusan juga tak mungkin. Karena siswi tersebut sudah meninggal sebelum hari kelulusannya tiba.” Kuroko menatap akashi serius.
Mendengar pernyataan kuroko. tiba-tiba saja akashi menyeringai lebar. Sambil menatap kuroko kemudian tertawa pelan.
“ppfftt… jadi dari tadi Tetsuya melamun karena memikirkan itu ?”
“ha’I “ menatap akashi dengan wajah sedatar tembok.
“ahahahaa.. Tetsuya… Tetsuya… kau sudah tahu bagaimana kaptenmu ini kan ? tidak ada yang tak mungkin Tetsuya.” Akashi tiba-tiba menatap kuroko dengan serius.
“hmm… aku tahu ta-“ sebelum menyelesaikan perkataannya tiba-tiba akashi menginterupsi.
“aku sudah memikirkan hal itu Tetsuya. Kau tahu, aku sudah mendapatkan data siswa tersebut.” Akashi menyeringai lebar
“HAH !!! MASAKA ???! te-terus… buat apa kita ke rumah Yuri-san ?” kuroko membelalakan matanya, di dalam hatinya ia membathin ‘dasar iblis jenius’.
“aku memang jenius Tetsuya.” Menatap kuroko datar
Kuroko membelalakkan matanya shock. Pikirannya terbaca lagi. ingatkan kuroko untuk tidak berpikiran buruk terhadap kaptennya yang super jenius.
“ha-hai” menatap akashi was-was.
“ayolah tetsuya… kita pergi ke kediaman Yuri-san hanya untuk memastikan sesuatu dan untuk mengetahui sesuatu. Pokonya kita pasti bisa menyelesaikan kasus ini. Jadi kau tenang saja.” Menatap kuroko serius.
“iya akashi-kun.” Sedikit tersenyum.
Mereka berduapun segera melanjutkan perjalanan mereka. Setibanya di kediaman rumah Yuri-san, akashi segera menekan bel rumah tersebut. Dan tak lama kemudian seorang wanita membukakan pintu untuk mereka dengan senyum ramah sebagai sapaan atas kedatangan kedua remaja tersebut.
“selamat datang Akashi-san, kuroko-san…. Mari silahkan masuk.” Seorang wanita tersenyum ramah sambil membukakan pintu untuk keduaanya.
“terima kasih Yuri-san.” Kuroko tersenyum dan kemudian masuk ke dalam rumah diikuti akashi.
“mari silahkan duduk. Nah, jadi apa yang mau kalian tanyakan ?”
“begini Yuri-san. Mengenai peristiwa yang katanya ada siswi yang bunuh diri di Teiko itu. Apakah Yuri-san mengetahui siswi tersebut berada di kelas apa ?” akashi menginterupsi.
“hmm.. saya tidak begitu yakin. Tapi, saya rasa anak-anak sering menyebutnya Reiko si anak 2-C. sepertinya dia berada di kelas 2-C.”
“trus, apakah benar mayat siswi tersebut ditemukan di sekolah?”
“itu saya tidak yakin. Karena tidak ada bekas darah atau apapun itu.”
“souka… hmm, apakah Yuri-san pernah melihatnya ?”
“pernah satu kali ketika saya mau pergi ke kantin. Saat itu saya melihat dia sedang digiring oleh beberapa siswi lain. Pembullyan sepertinya.”
“bisa kau deskripsikan wajahnya ? seingatmu saja.” Akashi menatap serius. Kemudian mengambil pensil dan selembar kertas dari ranselnya.
“hmm.. Reiko terlihat tidak begitu tinggi sekitar 157 cm. rambutnya panjang terurai. Matanya sayu dan ekspresi wajahnya datar. Dia terlihat kurus tetapi cantik.”
Akashi mendengarkan sambil mensketsa penampilan reiko. Dan kemudian menunjukkannya pada Yuri-san.
“apakah seperti ini.” sambil memberi kertas tadi.
“melihat sketsa tersebut, Yuri-san membelalakkan matanya kaget.
“sangat mirip. Darimana akashi-san men-?”
“berarti data yang kudapatkan benar. Oke, terima kasih atas waktunya Yuri-san. Kami permisi dulu.” Akashi segera merapihkan tasnya dan bergegas untuk pergi.
“ta-tapi… akashi-kun bagaimana ?”
“sudalah Yuri-san, yang jelas terimakasih atas waktunya. Ayok kita pergi Tetsuya. Kita tidak punya banyak waktu lagi.”
“ha-i… kalau begitu terimakasih yaa Yuri-san. Kami pamit dulu.” Kuroko membungkukkan badannya. Kemudian segera menyusul akashi.
“anak-anak yang hebat.” Yuri melambaikan tangan sambil tersenyum. “semoga kalian berhaasil mengungkapkan peristiwa yang sesungguhnya.”
=o=
Lokasi : rumah sakit keluarga Midorima
Pukul 21:00 p.m
Ditengah keheningan suasana malam. Midorima masih bergelut dengan computer tempat menyimpan data para pasien. Ia sibuk mencari data tentang kondisi jasad seorang siswi yang katanya tewas bunuh diri pada masa silam bagi Teiko. Di mejanya hanya ada secangkir kopi dan beberapa biscuit yang kini menemani Midorima. Di sebuah ruang khusus tempat ayah sang megane inilah tersimpan data-data penting privacy seorang pasien.
“Kashima Reiko… akashi bilang itu namanya nanodayo. Hmm… tapi mengapa sangat sulit sekali data ini ditemukan. Menulis namanya justru terjadi error nanodayo.” Midorima mulai memijat keningnya.
Ceklek… tiba-tiba saja pintu ruangan terbuka, masuklah seorang lelaki paruh baya dengan balutan jas dokter dan berkacamata. Orang tersebut mulai mendekati midorima.
“shintaro, apa data yang kamu perlukan sudah ketemu ?” mulai duduk di sofa dekat midorima.
“data ini susah sekali tou-san. Aku suddah mencarinya berkali-kali tetapi setiap memasukkan code namenya selalu saja error.” Mulai menaikkan kaca matanya yang tidak merosot.
“hahaha… tou-san sudah bilang padamu kalau data pasien atas nama Kashima Reiko itu tidak ada. Mungkin ada, tetapi code namenya yang salah. Memang dulu pernah ada siswi yang meninggal di rumah sakit ini. Katanya dari Teiko, tetapi yang menangani siswi tersebut bukan tou-san. Jadi Tou-san tidak tahu secara detailnya tentang kondisi mayat tersebut.”
“tetapi tou-san. Aku benar-benar bingung nanodayo. Masa tou-san tidak tahu siapa dokter yang menangani pasien ini.”
“sepertinya dia sudah pindah. Setelah dokter itu menangani siswi ini dia segera memasukkan data si siswi ini. nah, setelah itu dia resign dan pindah ntah ke rumah sakit mana. Tapi, ayah ada data dokter tersebut, hanya saja. Apakah dia mau memberi tahumu code namenya ?”
“tidak tahu tou-san. Tetapi kita harus mencobanya nanodayo. Kalau aku tidak dapat, akan ada hal buruk yang menimpaku nanodayo.” Peluh mulai turun dari kening midorima.
“yasudah, tunggu dulu. Lagi kau ada-ada saja. Masa karena tidak menemukan datanya malah kena sial.” Tertawa geli kemudian beranjak ke luar ruangan.
“raja iblis akan menghukumku tou-san.” Bathin midorima.
=o=
Lokasi : perbatasan rel kereta tempat Murasakibara ditemukan
Aomine, Momoi dan Kise bertemu di lokasi kejadian pada pukul 11.00 a.m. setelah berkumpul mereka langsung menuju ke rumah penduduk setempat untuk menanyakan kejadian apa saja yang pernah terjadi di sekitar rel kereta tersebut.
Sebelum kaki mereka melangkah ke bagian pemukiman penduduk tiba-tiba saja bau busuk menyeruak. Sontak mereka bertiga berhenti sejenak. Tak ada yang bergerak satupun. Debaran jantung mereka mulai terpacu tak wajar. Angin tiba-tiba saja berhembus kencang. Momoi mulai menarik lengan baju Aomine. Kise menatap selidik ke sekitar.
“aomine-kun… kise-kun, ada apa ini ?” menarik lengan baju Aomine semakin kencang.
“aku tidak tahu satsuki.”
“sepertinya ada yang tidak suka kedatangan kita sshu.”
“pokonya mau tidak mau ya harus dapat informasinya. Kalau tidak….” Seketika hening dan pikiran mereka bertiga secara bersamaan terfokus pada satu nama ‘AKASHI SEIJUUROU’
Bbbrrr~ mereka langsung berlari seketika itu juga dan segera menuju ke rumah ketua RT setempat. Setelah sampai mereka langsung bertanya dengan sopan. Baru saja momoi menyebutkan nama Kashima Reiko tiba-tiba saja raut wajah ketua RT tersebut menegang serius. Mereka bertiga langsung dipersilahkan masuk secara paksa.
“kenapa bisa tahu nama itu ?” tanpa basa-basi ketua RT langsung bertanya.
“itu… kapten kami yang memberi tahukan sshu.”
“maksud kami, kapten kami yang menyuruh kami menanyakan tentang gadis yang bernama Kashima Reiko. Apakah ia tinggal di daerah sini ?” momoi mencoba menjelaskan.
“jangan sebut-sebut nama itu lagi di daerah ini. Reiko adalah gadis baik dan sopan tetapi ia meninggal tragis karena terlindas kereta. Ntah malam apa kejadiannya. Itu juga sudah lama. Dan….”
“dan ?” aomine mengerutkan dahi.
“dan karena kematiannnya yang tragis dan masih mejadi misteri. Reiko sering muncul dan menakut-nakuti warga di sini. Padahal dia dulu anak yang baik dan kami juga tidak pernah melakukan hal yang buruk pada Reiko. Jadi, kumohon jangan sebut-sebut namanya lagi di daerah ini.”
“akh.. iya-iya maafkan kami. Kalau begitu kami permisi dulu. Tapi sebelumnya bolehkan kami meminta alamat rumah Reiko-san ?” momoi mulai mengeluarkan secarik kertas dan pulpennya.
Setelah mendapatkan alamat rumah reiko. Mereka bertiga langsung menuju ke lokasi. Di perjalanan mereka benar-benar merasa takut. Perasaan tidak enak menyeruak. Rasa takut mulai mendominasi. Debaran jantung mulai terpacu semakin cepat. Tetapi mau bagaimana lagi, mereka terpaksa melakukannya. Terlebih hal ini mungkin saja bisa membuat murasakibara kembali seperti dulu.
xXx
Mereka bertiga saling menatap bersamaan. Rawut wajah takut, khawatir terlihat sekali pada ekspresi mereka bertiga. Mereka mulai mengepal tangan dan kemudian tersenyum sambil membulatkan tekad. Secara bersamaan mereka mulai menatap rumah yang berada tepat di hadapan mereka. Rumah tua yang sudah reot dan banyak sekali kerusakan, ilalang dan rumput liar sudah tumbuh tinggi. Tak ada listrik di dalamnya. Jendela tertutup rapat dan penuh dengan debu. Knop pintu sudah berkarat yang sudah tak bisa digunakan. Seketika itu juga bulu kuduk mereka mulai berdiri.
Whuss~ angin tiba-tiba saja berhembus lebih kencang. Momoi segera memeluk lengan aomine dan kise mengepalkan tangan.
“segera beritahu Akashi lokasinya, kise. Kita sudah tak bisa menunggu lebih lama lagi.” menatap serius rumah tua tersebut.
“iya-ssshu.”
“dan bilang ke Akashi. Pastikan Murasakibara ditemani Midorima.”
Kise segera mengirim pesan ke Akashi. Momoi mulai melepaskan pegangannya dari Aomine. Mereka mulai bertatap kembali. Dan peluh mulai membanjiri kening mereka. GLUPH~ mereka sudah tahu, bahkan sangat tahu jika ada sesuatu yang sedang menatap mereka.
Grek~ (pintu tiba-tiba terbuka)
SREK !!! DAGDAGDAGDAG….. BRAK !!!
“DAI-CHAN !!! / AOMINECCHI !!!”
.
.
.
.
TBC
#Hahh~ akhirnya part ke 3 kashima reiko selesai. Tinggal satu part lagi kashima reiko end. Wkwkw… maafkan saya yang updatenya kelewat lama.
Saya sangat berterima kasih kepada para reader yang masih membaca, memvote, comment bahkan yang silent readers. Berkat kalian saya masih terpacu untuk menulis. Semoga cerita-cerita saya masih dinanti untuk dibaca. Meskipun saya akan lama update. ^^
Hounto ni arigatou minna…
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top