HIKIKOMORI
#maaf baru bisa update... Aku baru ada waktu buat nulis... Dan maaf buat para readers yang baca ceritaku yang lain trus lama gak update... Aku benar2 minta maaf... Ku harap para readers tetap setia menunggu ^∆^
.
.
.
.
"Baiklah pak, mayatnya di taruh didalam rumah saja. Nanti saya sekeluarga yang akan mengurusnya." Membungkukkan badan kepada salah seorang polisi.
"ya, silahkan saja... tapi, mungkin kami akan melakukan visum kepada mayat anak bapak ini. Sebagai penyelidikan apakah anak bapak murni gantung diri atau ini adalah pembunuhan."
"ya, baiklah pak."
Setelah selesai berbicara dengan sang bapak dari mayat tesebut. Para polisi segera melakukan visum terhadap mayat tersebut. Hingga hasil penyelidikan membuktikan bahwa si mayat tersebut murni gantung diri.
3 hari setelah kejadian gantung diri tersebut, Tokyo menjadi kota mencekam akibat rumor yang tersebar di mana-mana. Rumor tentang roh orang yang gantung diri tersebut bergentayangan setiap malam hari. Kota Tokyo yang tadinya ramaipun sekarang menjadi sepi dan mencekam di kala malam hari.
=o=
"nanti aku tidak usah di jemput ya, Kawahara-san. Karena sepulang sekolah aku akan pergi ke toko buku untuk membeli buku sastra Inggris sebagai referensiku." Menatap sang buttler.
"tapi Akashi-sama... sekarang di Tokyo ini sangat tidak baik. Terlebih lagi di saat malam hari."
"kenapa ??? tentang rumor itu??? Kawahara-san...." menatap tajam sang buttler.
"i-iya.. Akashi-sama." Membungkuk dengan keringat yang mulai mengucur.
"apa kau mulai menantangku, hmm???" menatap sang buttler sambil menyeringai.
"ma-maaf... Akashi-sama... maaf... baiklah, nanti saya tidak akan menjemput Akashi-sama."
"okay... kalau begitu, ayo sekarang kita berangkat." Berjalan menuju mobilnya.
"baik Akashi-sama." Segera menyusul tuannya.
Tak butuh waktu lama, akhirnya Akashi tiba di sekolahnya yaitu Teiko Middle School. Setelah sampai, ia segera pergi menuju ke kelasnya yaitu di kelas 1-A. Dimana kelas tersebut berisi anak-anak pintar dan cerdas serta ber-IQ tinggi.
Grek~
Akashi membuka pintu kelas dan segera masuk. Ia langsung berjalan menuju kearah bangkunya dan segera duduk. Setelah itu ia mulai mengeluarkan buku pelajaran pertamanya.
Kriiing~
Bel tanda masukpun telah berbunyi dan mereka mulai bersiap-siap untuk memulai pelajarannya. Waktu tak terasa terus berjalan hingga tibalah waktu istirahat pertama.
"Akashi... nanti kau jadi pergi ke toko buku???" berjalan mendekati Akashi.
"ya... aku akan pergi setelah latihan basket hari ini, Shintarou." Mengeluarkan bentonya.
"kau pergi sendiri ??? Bukan berarti aku peduli nanodayo... hanya saja Tokyo sekarang ini..." sebelum Midorima menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja Akashi langsung memotongnya.
"tidak... Tetsuya akan ikut bersamaku." Berbicara dengan santai sambil menatap tajam Midorima.
"baguslah kalau begitu. Kau itu kapten kita nanodayo... jadi, kau tidak boleh gegabah Akashi. Kalau tidak ada kau nanti Kiseki no Sedai akan..."
"Shintarou..."
"i-iya ada apa nanodayo ???"
"kau menyumpaiku mati, hmm ???"
Freez~
Mendengar kata-kata Akashi. tiba-tiba saja tubuh Midorima membeku seketika. Keringatpun mulai mengucur. 'bodoh !!! kau salah bicara nanodayo !!!' Midorima terus bergumam dalam hati.
"Shintarou..."
"ma-maaf Akashi... bukan maksudku menyumpaimu nanodayo. Dan maaf juga aku harus segera pergi menemui anggota lain nanodayo." Menaikkan kaca matanya yang tidak melorot dengan tangan bergetar kemudian segera meninggalkan Akashi dengan kecepatan penuh.
Melihat tingkah laku Midorima, kini Akashi menyeringai puas karena bisa membuat salah satu temannya ketakutan. Setelah merasa puas dengan dirinya, Akashipun segera pergi ke luar kelas untuk menyusul Midorima dan menemui teman-temannya yang lain.
=o=
Kriing~
Bel pulangpun telah berbunyi. Akhirnya Akashi dan anggota kisedai yang lain segera memulai latihan basket mereka. Hingga waktupun terus bergulir dan tak terasa telah menunjukkan pukul 18.00 yang membuat mereka menyudahi acara latihan hari ini.
"baiklah... sekarang kita sudahi latihan hari ini. Dan Tetsuya, cepat kita harus segera berganti baju." Melihat kearah Kuroko kemudian segera pergi ke ruang ganti.
"iyaa... Akashi-kun." Berjalan mengikuti Akashi.
Setelah Akashi dan Kuroko selesai berganti baju. Mereka langsung pergi ke toko buku. Hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk berjalan, mereka akhirnya tiba di toko buku tersbut. Merekapun segera masuk dan mulai mencari buku yang mereka perlukan.
Setelah selesai mendapatkan bukunya. Tak lupa mereka menyempatkan diri untuk melihat novel-novel terbaru hingga tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 20.30.
"Akashi-kun..." memegang bahu Akashi.
"hmm... ada apa, Tetsuya ???" menoleh kearah Kuroko
"sudah malam... ayo kita pulang Akashi-kun." Menatap datar Akashi
"ahh... sudah malam rupanya. Baiklah, ayo kita pulang." Mengambil beberapa novel dan segera pergi menuju ke tempat pembayaran.
Setelah melakukan pembayaran Akashi dan Kuroko segera keluar dari toko buku tersebut dan segera bergegas untuk pulang. Baru mereka berjalan beberapa langkah namun, suasana sudah semakin terlihat sepi dan hening. Hanya terdengar hembusan angin malam yang terus berderu sehingga menambah suasana menjadi mencekam.
Glup~
Kuroko mulai menelan air ludahnya. Ia menatap sekitar dengan pandangan horror. Sedikit demi sedikit kini bulu kuduknya mulai berdiri. Perlahan kuroko menoleh ke arah Akashi yang berada di samping kirinya. Kuroko pun sedikit kaget dengan apa yang ia lihat. Dengan suasana yang mencekam seperti ini Akashi masih saja terlihat tenang bahkan seperti menganggap suasana seperti ini sudah sering terjadi.
Namun, tiba-tiba saja Akashi berhenti secara tiba-tiba yang membuat Kurokopun ikut berhenti.
"ada apa Akashi-kun??? Kenapa kita berhenti ???" melihat Akashi heran.
"Tetsuya..." tatapan matanya tetap melihat lurus ke depan hingga...
Greb~
Akashi tiba-tiba menarik lengan kiri Kuroko.
"a-ada apa Akashi-kun ??? ke-kenapa-" mengernyitkan dahi
"shutt... diam Tetsuya !!! kau jangan lihat ke belakang." Peluh mulai mengalir di kening Akashi.
"me-memangnya kenapa ???" ekspresi Kuroko kini semakin terlihat bingung.
"pokonya jangan lihat !!! ada yang mengikuti kita.. hi-hitungan ke-3 kita lari bersama ke rumahmu oke." Mulai menatap Kuroko.
"ta-tapi di rumahku tidak ada orang Akashi-kun. Orang tuaku sedang ke luar negri. Me-mangnya tidak apa-apa ???"
"tidak apa-apaTetsuya... yang penting sekarang kita harus masuk ke suatu tempat. Rumahmu lebih dekat. Jadi-" memegang lengan Kuroko semakin erat.
SREEKK~ SREEKKK~
DEGDEGDEG...
Kini dada Kuroko dan Akashi mulai berdegup kencang. Peluhpun mulai mengalir semakin deras.
"A-Akashi-kun... su-suara itu..." menatap Akashi horror.
"diam Tetsuya !!! aku tau... pokonya hitungan ke-3 kita lari. Satu... dua... tiga... lariii !!!" memegang erat tangan kiri Kuroko dan segera berlari kencang.
Mereka berlari sekencang mungkin hingga akhirnya mereka sampai juga di rumah Kuroko. Tanpa berbasa-basi lagi kuroko segera mengambil kunci dan membuka pintu. Mereka berduapun segera masuk ke dalam. Kuroko lantas mengunci pintu rumahnya dan mulai mengajak Akashi pergi ke kamarnya.
Brak ~
Membuka pintu dengan keras.
"ayoo.. cepat masuk ke kamarku Akashi-kun !!!"
Akashipun segera masuk mengikuti Kuroko. Dengan sigap Kuroko langsung mengunci pintu kamarnya dan segera menutup hordeng di jendela kamarnya. Kini mereka berdua duduk dibawah lantai tepat di pojok dekat lemari.
Srek~ srek ~
Suara orang menyeret kaki di koridor depan kamar Kuroko. hening...
Srek~
Hanya suara seretan kaki yang memilukan terus terdengar. Perlahan... suaranya semakin mendekati pintu kamar kuroko.
"a-akashi-kun..." melihat Akashi dengan ekspresi takut.
"sshhtt... !!!" menatap Kuroko dengan tatapan pucat sambil menaruh telunjuk jari kanannya ke bibirnya.
Tok~ tok~tok
Kini mulai terdengar suara ketukan kamar kuroko. Akashi dan Kuroko semakin mengepal tangan mereka masing-masing. Mereka mulai saling menatap dengan wajah pucat dan peluh yang terus mengucur.
Degdegdeg...
"tet-chan..." (suara wanita memanggil nama Kuroko dengan lembut)
"O-okaasan...."
Mendengar ada suara lembut yang memanggil dari luar membuat kuroko terlonjak kaget. Sontak ia segera berdiri dan segera ingin menghampiri pintu kamarnya.
"Tetsuya !!! jangan ke sana !!! dia bukan ibumu." Menarik tangan kanan Kuroko.
"ta-tapii..."
"percayalah padaku." Menarik kuroko untuk duduk kembali.
Tok~ tok~tok~
"a-akashi-kun..." menatap Akashi khawatir."
"te-tenanglah..." mulai mengambil penggaris besi di meja belajar Kuroko.
Tok~toktoktoktoktoktoktoktoktoktoktoktoktoktoktoktoktoktoktoktoktoktoktoktoktok
Kini ketukan pintu tersebut mulai berderu tanpa henti yang membuat Akashi dan Kuroko semakin bingung dan takut.
Tes~
"a-akashi-kun a-ada darah yang menetes di dahimu..." menunjuk dahi Akashi.
Mendengar itu Akashi langsung memegang dahinya dan melihat telapak tangannya kini terdapat noda darah.
"te-tetsuya..." melihat Kuroko khawatir.
Dan... secara bersamaan kini Akashi dan Kuroko mulai melihat ke atas kepala mereka.
Gluph~
Mereka berdua mulai menelan ludah bersamaan dan kedua mata mereka mulai terbelalak lebar saat melihat apa yang ada di atas mereka.
Sesosok remaja lelaki dengan lidah yang terjulur serta bola mata yang melotot sambil mengalirkan air mata darah. Tak lupa seringaiannya sambil menatap ke arah Akashi dan Kuroko.
Grek~grek
Kini kepalanya mulai bergerak-gerak dan...
Pluk...
Kepalanya pun copot dan menggelinding ke arah Kuroko dan Akashi. Dengan cepat Akashi langsung menarik Kuroko ke arah pintu namun...
Gredeggredeggredeg... kepalanya terus menggelinding mendahului mereka dan...
" APA KAU INGIN MELIHATKU MATI HAH !!!" melotot tajam ke arah Akashi dan Kuroko.
"AKH... grgfhgrhgf... !!!" leher Akashi dan Kuroko kini terjerat oleh tali.
"hihiii...." Menyeringai lebar dengan mulut yang robek hingga ke daun telinga sambil menikmati tontonan kedua remaja lelaki yang menggeliat dengan tergantung.
#flashback on
"Akashi-kun, kenapa ada ramai-ramai di sana???" menunjuk ke arah orang2 yang mengerumuni sebuah pohon.
"aku tidak tahu, Tetsuya. Ayoo kita lihat !!!" mulai berjalan mendekati keramaian tersebut.
Dan setelah sampai Kuroko langsung menangkup mulutnya dengan kedua tangannya. Akashi langsung membelalakkan matanya.
"te-ternyata bunuh diri, Akashi-kun." Melihat mayat yang tergantung.
"Tetsuya..."
"ada apa Akashi-kun ???" menoleh kearah Akashi.
"co-coba kau lihat matanya. Matanya seakan masih bergerak melototi kita satu per satu." Menyipitkan mata."
"i-iyaa... ya-yasudah kita pergi saja dari sini Akashi-kun." Mengajak Akashi pergi.
#di kediaman sang mayat
"maaf pa, sebelum saya pergi saya ingin memberi surat ini ke bapak." Menyodorkan sepucuk surat ke seorang lelaki paruh baya.
"iya... terimakasih, pak." Mengambil suratnya.
"kalau begitu saya pergi dulu." Segera meninggalkan lelaki paruh baya tersebut.
"surat apa ini... i... promise you all death... hah???" mulai membaca suratnya
" DATE : 13/03/2015
I promise you all death...
Aku sakit... aku sakit menyendiri... aku takut... aku takut tatapan mata kalian... aku benci... aku benci cara kalian menatapku. Aku tak suka ini... aku... aku... benci kalian !!! kalian tak ada yang perduli denganku... kalian tak mencoba menyembuhkanku... aku memang hikikomori... aku takut berkontak sosial... maka itu... aku... aku... ingin matii... aku... sakit ditatap aneh begini... aku sedih digunjingkan seperti ini... aku janji... aku berjanji dan bersumpah AKAN MEMBUNUH SIAPA SAJA YANG KELAK MELIHAT KEMATIANKU NANTI !!!"
TES~
Kini lelaki paruh baya itu mulai menangkup mulutnya dengan tangan kirinya. Air matanya pun mulai menetes perlahan. Ia kemudian meremas surat tersebut dan tiba-tiba saja ia langsung jatuh terduduk.
"ma-maaf kan ayahmu ini... anakku..." memejamkan mata sambil meremas dadanya.
#flashback off
Huh~ akhirnya kelar juga ceritanya... tapi, maaf yaa... kalau para readers mungkin bingung sama ceritanya. Kalau bingung jangan sungkan-sungkan bertanya yaa...^^
Maaf juga kalo ceritanya garing abiss dan gak seram sama sekali... (ToT)
Oiyaa.. cerita tentang bunuh diri ini asli loh... jadi, waktu aku kelas 1 SMA kalo gak salah. Ada tetanggaku yang bunuh diri. Ia masih sekitar 30an tapi belum menikah. Dia tinggal sendiri... ibu bapaknya cerai dan ninggalin dia sendiri. Tiap hari dia cuma kerja serabutan. Kakak2nya sudah pada berkeluarga jadi, dia benar-benar sendiri. Bahkan orang yang bunuh diri ini sering main ke tempat padehku sebelum ia bunuh diri. Ia orangnya pendiem tapi baik. Sebenarnya dia dari keluarga yang berada tapi, yaa... yang seperti ku bilang tadi dia seakan tak diperdulikan oleh keluarganya.
Dan dia sebenarnya terkena penyakit tifus yang sudah parah. Namun, keluarganya tidak ada yang perduli. Hingga tepat pada malam 1 suro aku lupa tanggal berapa yang jelas bulan Desember kalo gak salah. Dia bunuh diri di pohon rambutan di daerah salah satu univ. yang terkenal di Indonesia. Yang jelas univ. nya di daerahku dan lumayan dekat rumahku.
Pas pagi-paginya ada tukang beling yang lagi lewat trus kaget ngeliat orang lagi ngegantung di pohon dengan wajah bengkak hitam legam karena darahnya terhambat mungkin dan matanya melotot serta lidahnya yang terjulur.
Setelah kejadian itu, di daerahku selepas sholat isya selalu sepi. Bahkan tidak ada orang sama sekali yang ke luar rumah. Karena katanya ia gentayangan dan sering mondar mandir dari pohon rambutan itu sampai ke masjid dekat rumahku. Dan yang melihat dia gentayagan juga banyak... termasuk tetanggaku.
Di daerahku sepi seperti itu hingga sebulanan lebih sampai akhirnya peristiwa itu seakan terlupa namun tetap diingat. Bahkan pohon bekas ia bunuh diri kini ditebang. Begitulah cerita aslinya... maaf, yang di cerita kurobasu rada aku ubah...
Gomen ne~ (~o~)
Oiyaa... tentang bunuh diri ini juga masuk berita di google loh...
Terus juga maaf banget buat fans Akashi dan Kuroko jika gak terima mereka berdua kegantung begitu... hihiii...
Hounto ni gomennasai... (-.-)
Hohoo... (ToT)
#BLETAK
Ditimpukin pake sendal...
Gomen nee ~
Sekali lagi... vomment please kalo sempat yaa... ^^
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top