Drabble's Horror
Note : karakter kurobasu cuma milik Tadatoshi Fujimaki sensei.
Warning : Horror gak tau serem/tidak, typo's, gaje, garing, half of real, dll.
Cover dan gambar lainnya aku ambil dari google.
.
.
.
.
#cerita ini adalah kumpulan drabbles Kuroko no Basuke yang bergenre horror. Cerita yang aku tulis di sini sebagian kisah nyata yang di ceritakan oleh temanku maupun yang aku alami. Namun, separuhnya lagi adalah hasil pikiranku. Hanya saja pemerannya menjadi anggota kiseki no sedai dan mungkin ada karakter lain dari cerita creepy pasta seperti Jeff The Killer.
Dan cerita ini akan aku bagi menjadi beberapa pemeran atau mungkin semua anggota kisedai akan masuk ke dalam ceritanya.
Fanfic Kuroko no Basuke bergenre horror ini juga terinspirasi dari fanfic2 yang pernah aku baca di google. Kalau kalian ingin baca cari saja, hanya saja aku lupa nama link/authornya. Tapi, aku sama sekali tidak mengikuti alur cerita mereka karena cerita yang aku buat separuhnya berdasarkan kenyataan. Aku juga terinspirasi dari anime Gakkou no Kaidan. Anime kesukaanku diwaktu kecil.
.
.
.
.
.
Jeff The Killer
Dep.. dep.. dep.. dep
"KYAAA !!!"
BLETAR ~
Tiba-tiba saja lampu di seluruh sekolah mati mendadak yang sontak saja membuat semua siswa maupun siswi berteriak ketakutan. Apalagi saat ini tengah hujan deras di sertai petir yang terus berderu. Suasana di SMA Touopun kini benar-benar gelap dan mencekam tanpa penerangan sedikitpun.
"Dai-chan..." mulai meraba-raba kearah samping kanannya.
"Dai-chan... kau di mana ???"
Srek ~ srek~
Pluk~
'siapa??? Siapa yang memegang pundakku???' kini momoi mulai bertanya-tanya di dalam hati dengan dada yang mulai berdegup kencang. Dengan perlahan momoi mulai menengok kearah belakang. Dan...
BLETAR ~ (suara petir disertai cahaya kilat yang menyala)
"Boo !!! hihihi !!!"
"KYAAAA !!!"
Buk~ BLETAK !!!
"STOP, STOP...!!! STOP SATSUKI !!! INI AKU DAIKI !!!" berusaha menenangkan momoi.
"e'eh... Dai-chan... DASAR DAI-CHAN BODOH !!! KENAPA KAU MENAKUTIKU !!! hiks... hiks..." kini momoipun mulai menangis.
"eh... ja-jangan nangis dong Satsuki. A-aku hanya bercanda. Sudah... sudah..." mulai mendekati momoi kemudian menepuk pundaknya lembut.
"hiks... lagi Dai-chan... hiks... ngapain kayak gitu... hiks... udah tahu aku takut. Apalagi sekarang sedang mati lampu Dai-chan... hiks..." mulai mengusap air matanya.
"iya, maaf... maaf... tadi aku cuma mau niruin Jeff The Killer yang sering di omongin sama siswa-siswi itu Satsuki. Aku cuma bercanda, udah jangan nangis."
"tapi, Dai-chan... tidak seharusnya kamu bermain-main dengan Jeff The Killer. Bisa jadi, rumor tentang Jeff The Killer itu benar Dai-chan." Menatap Aomine khawatir.
"tch... baka !!! tak usah percaya tentang hal seperti itu, Satsuki. Haha... itu tahayul !!!" aomine mendengus meremehkan.
"tapi, Dai---" tiba-tiba saja suara pintu kelas terbuka yang menghentikan ucapan momoi.
BRAK ~
Siswa dan siswi di dalam kelas plus Aomine dan Momoi kini diam membeku melihat pintu kelasnya yang tiba-tiba terbuka. Namun setelah itu...
"Aomin-san, kau di suruh oleh Pak Fujimura untuk mengambil beberapa senter di gudang sekolah. Katanya untuk belajar saat pelajarannya. Cepat ya... !!!"
Hufh~ serentak siswa-siswi di kelaspun menghela napas lega karena yang membuka pintu ternyata hanya seorang siswa yang ditugaskan untuk menyuruh Aomine mengambil senter.
"Tch... sialan... Fujimura itu !!! mentang-mentang gua sering ketiduran dipelajaran dia, seenaknya aja nyuruh gua."
"Dai-chan... ko ngomongnya jadi balik kasar lagi si !!! tadi aku sekarang gua." Memanyunkan bibir.
"tch..." memalingkan wajahnya.
"Aomine-san, kalau kau tidak mau nanti nilaimu dikurangi katanya." Menatap tajam aomine dari arah pintu.
"hah... iya, iya... gua ambilin." Berbicara malas.
Setelah itu, Aomine lantas bergegas untuk pergi ke gudang. Namun, tiba-tiba saja momoi memegang tangan kiri Aomine yang membuatnya berhenti sebentar.
"ada apa lagi, Satsuki???" menoleh kearah Momoi.
"Dai-chan... apa kau yakin ingin ke gudang??? Ini kan gelap. Trus juga... tadi aku melihat anak itu sedikit menyeringai saat kau setuju Dai-chan. Apa kau yakin anak itu benar???" menatap Aomine khawatir.
"haha... Satsuki, Satsuki... tenang aja gak usah khawatir. Lagian kalo dia menyeringai aku juga bakal biasa aja. Kau tahu kan, hanya seringaian Akashi yang paling menakutkan. Jadi, kalo seringaian anak kaya begitu tidak akan membuatku takut Satsuki."
"tapi, Dai-chan... aku takutnya dia adalah-"
"adalah Jeff The Killer maksudnya, hah??? Hahaha... kau terlalu banyak percaya tahayul Satsuki. Sudahlah aku pergi dulu ya." Tertawa kemudian mulai meninggalkan Momoi.
"Dai-chan..."
Aomine mulai menelusuri lorong sekolah yang benar-benar gelap. Iapun berjalan perlahan-lahan. Ia terus berjalan kemudian menuruni tangga hingga akhirnya sampailah ia di gudang yang terletak di belakang sekolah. Tak mau berlama-lama aomine langsung masuk ke dalam gudang yang memang anehnya tidak terkunci.
Grek~
"nah, sekarang tinggal nyari tuh senter." Berjalan masuk.
Namun baru beberapa langkah Aomine masuk tiba-tiba saja pintu gudang itu tertutup. Karena kaget dan bingung Aominepun langsung menghampiri pintu tersebut yang tiba-tiba tertutup sendiri.
Grab~ memegang knop pintu dan...
"Oi !!! buka pintunya !!! jangan berani-beraninya lu main-main sama gua ya !!! woi yang di luar !!! BUKA PINTUNYA !!!" aomine mengetok-ngetok pintunya sambil mendobrak-dobraknya dengan bahunya. Namun apa yang ia lakukan nihil, tak dapat membuka pintu itu juga.
Srekkk~ srekk~...
"ish !!! suara ngilu apaan si ??? ko kayak bunyi pisau lagi di adu ke tembok ya..." Aomine mulai berbalik mengarah kearah suara itu berasal.
Tap~ tap~
Deru langkah seseorang mulai terdengar mendekat dengan perlahan.
Gluph~
Kini Aomine mulai menelan air ludahnya. 'siapa??? Siapa yang datang??? Apa ada orang selain aku???' begitu pikir aomine.
Tap ~ tap~..... tap.
Langkahnya mulai berhenti saat ia berada hanya beberapa langkah lagi dari Aomine.
"hihihi..." kini ia mulai tertawa sambil menyeringai.
Bbrrr~ bulu kuduk Aomine mulai berdiri dengan disertai keringat yang mengucur di sekujur tubuhnya.
"ka-kau..." aomine menatap horror sambil menunjuknya tidak percaya.
"ssstt... just go to sleep." Menaruh telunjuk kanannya di bibirnya sambil memegang pisau di tangan kirinya. Dan...
Slash~ suara pisau di ayunkan.
"AKH !!! .... Gggrhh !!!"
"hihi... hahaHAHAHA !!!" menatap Aomine puas.
=o=
Grek~
Suara pintu terbuka dan kemudian masuklah seorang guru yang tak lain adalah Pak Fujimura.
"nah, anak-anak... hari ini kelas dibubarkan karena panel listriknya belum selesai diperbaiki." Berbicara dengan tegas kemudian segera meninggalkan kelas.
"tungggu pak !!!" Momoi berlari mendekati pak Fujimura.
"ia ada apa Momoi-san ???"
"tadi, bukannya bapak menyuruh salah seorang siswa untuk menyuruh Dai-chan mengambil senter untuk pelajaran bapak ya???" menatap intens serta khawatir.
"hah ??? bapak gak nyuruh siapa-siapa untuk ngambil senter ko. Lagian di ruang guru juga ada lampu cadangan non-listrik Momoi-san. Kalau bapak mau mengajar pasti akan memakai salah satu lampu itu, Momoi-san. Tapi kan berhubung sekarang juga hujan besar dan lampunya tidak cukup untuk semua kelas mangkanya kelas ditiadakan. Kalau begitu bapak pergi dulu ya, Momoi-san." Meninggalkan momoi.
Degh~
Dada Momoi mulai berdetak kecang serta rasa khawatirnya kini memuncak.
"Dai-chan...." Gumamnya lirih sambil meneteskan air mata.
.
.
.
Keanehan di toilet
"ya, coba kalian kerjakan soal matematika halaman 113. Kerjakan bagian A dan B. kalau sudah nanti di kumpulkan." Titah seorang guru matematika kepada muridnya.
Ya, sekarang adalah jam pelajaran matematika yang sedang berlangsung di salah satu kelas di Teiko Middle School. Sekolah di mana anggota kisedai berada dengan lebih tepatnya pelajaran itu kini tengah berlangsung di kelas 1-C. Kelas di mana Kise dan Kuroko berada.
Srek~ Srek~
Suara seseorang yang merobek-robek kertas.
"Kise-kun kau sedang apa? Kau memangnya sudah selesai?"
"hmm... belum kurokocchi. Hanya saja aku tidak mengerti sama sekali-ssu." Menggaruk-garuk tengkuknya.
"lalu kenapa Kise-kun malah merobek-robek kertas?"
"aku bosan kurokocchi. Oh, iya kurokocchi udah denger cerita tentang sekolah Seirin Middle School gak?"
"memangnya cerita tentang apa, Kise-kun?" mulai menghentikan menulisnya.
"ituloh, katanya salah satu murid di Seirin itu ada yang mengalami hal aneh saat ia pergi ke kamar mandi tepat pukul jam 12 siang. Katanya ia mendengar suara orang menangis dari dalam salah satu toilet di sana. Tapi, aku belum tahu cerita ini bener apa nggak kurokocchi. Tapi, kalo bener aku jujur takut banget ssu. Untung aja kejadian itu bukan terjadi di sekolah kita ya, kurokocchi. Kalau itu terjadi di sini bisa-bisa aku gak berani ke kamar mandi ssu. Hehe..." Melihat kearah kuroko sambil tertawa bahagia.
"hmm... tapi, Kise-kun..." sedikit menunduk kearah bukunya.
"ada apa kurokocchi???" menatap kuroko bingung.
"aah... tidak ko... tidak apa-apa." Menatap Kise datar.
"haha... dasar Kurokocchi."
Setelah Kuroko dan Kise berbincang sebentar merekapun langsung melanjutkan mengerjakan soal matematika tadi meski mereka berdua tidak begitu mengerti. Waktupun terus berlangsung dengan sangat hening karena mereka semua siswa maupun siswi di kelas sedang serius mengerjakan soal tersebut. Hingga tepat jam 12 siang tiba-tiba saja Kise ingin buang air kecil akibat kebingungan mengerjakan soal tersebut.
Kisepun segera meminta izin kepada guru tersebut dan segera pergi menuju ke toilet.
Tap~ Tap~
Hanya deru langkahnya yang terdengar. Suasana koridor yang Kise lewati begitu sepi saat ini. Ya, karena saat ini adalah waktunya kelas berlangsung. Setelah sampai di toilet Kisepun langsung membuang yang sedari tadi ia tahan. Setelah selesai kemudian Kise menuju ke washtaffle untuk mencuci tangannya.
Srek~ Kise memutar knop kran tersebut.
Shur~....
Hening... hanya terdengar suara air dari kran mengalir yang kini membasuh telapak tangan Kise. Sepi... benar-benar sepi saat ini. Hingga tiba-tiba terdengar suara pintu di salah satu toilet terbuka.
Grekk~...
Kini pintu itu terbuka perlahan dan kemudian mulai tertutup lagi.
Slok~ suara bunyi pintu di kunci.
Gluph~ kini Kise mulai menelan ludah. Ia tahu sekali sedari tadi tidak ada orang yang masuk ke dalam toilet selain dia.
Brrr~ bulu kuduk Kise kini mulai berdiri.
'siapa ??? siapa yang masuk ke toilet??? Kurokocchi !!! aku takut ssu !!!' gumam Kise dalam hati.
Deg, deg, degdegdeg...
Kini dada kise mulai berdetak kencang hingga peluh mengalir di pelipisnya. Badannyapun kini hanya bisa diam membatu. Tak mau berlama-lama Kisepun segera mematikan kran airnya dan segera pergi ke luar toilet dengan penuh keberaniannya.
Namun, baru saja ia berjalan satu langkah untuk keluar dari toilet. Tiba-tiba saja..
Shur~
Kini air di washtaffle itu terbuka kembali. Kisepun mulai menengok perlahan kearah washtaffle tersebut dan gluph~ kise mulai menelan air ludahnya kembali.
'tidak ada yang menyalahkan krannya. Tapi... kenapa itu bisa menyalah kembali???' pikir kise sambil menatap horror kran tersebut.
Srek~ dengan tangan bergetar Kise mulai mematika kran tersebut. Iapun mulai berbalik dan segera berjalan cepat keluar toilet. Namun... tiba-tiba saja pintu di toilet tadi mulai terbuka kembali dengan perlahan.
Grek~
Kini langkah kise tiba-tiba saja terhenti. Ia tidak bisa bergerak sama sekali. Hingga...
"hihihi.... Wanna play ???"
"KYAAAAA..... HANTUUU-SSU !!!" Kise langsung berlari kencang ke luar toilet.
#cerita ini benar-benar aku alami saat di SMP kelas 1. Hanya saja tidak ada yang keluar dari toilet tersebut. Hingga akhirnya aku memanggil salah satu temanku untuk memastikan pintu itu terkunci atau tidak. Dan benar saja pintu itu benar-benar terkunci dari dalam. Hingga aku merinding dan segera kabur. Soal kran air yang menyalah itupun benar adanya.
#nah, buat para readers yang mau nyaranin abis ini mau karakter siapa yang muncul bilang aja.
Aku malah sangat terbantu dengan apresiasi kalian^v^
Sekali lagi vote/commentnya please :)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top