She Falls for Him - [Ogiwara x Reader]

Mungkin kalian bakal cringe sama kata-kata di dalam sini, nggak kaget, Mahouka memang rencananya mau pake metafora atau hiperbola-tapi jatohnya alay, sial 🤣

Warning seperti biasa~

×××

Move on. [Name] tak membayangkan akan melakukan itu, ia pikir ia hanya akan menunggu Kagami sampai pulang walau tak pernah dikabari barang sekali dan meskipun laki-laki itu telah menyuruhnya untuk bahagia seorang diri. Ia yakin jika tidak akan ada yang bisa menggantikan posisi kekasihnya.

Namun belum lama ini, [Name] mulai ragu pada keyakinannya sendiri. Semenjak ia membiarkan seorang Ogiwara Shigehiro untuk mendekati serta mengetahui tentangnya, ia jadi khawatir sosok Kagami akan tergantikan. Ketakutannya menjadi semakin nyata ketika Ogiwara menyatakan perasaan padanya. Apa yang harus ia lakukan?

[Name] merasa dia seperti mengingkari janji, ia bilang pada Kagami akan menunggu laki-laki itu, tapi sekarang ia malah memikirkan laki-laki lain.

"[Name]?"

Lamunannya buyar, ia kini memandang laki-laki dengan rambut cokelat yang berdiri tak jauh di hadapannya. Seorang Ogiwara Shigehiro menatapnya, iris kecokelatannya melebar dan tampak khawatir, "Apa seseorang membuatmu kesal lagi di kantor? Suasana hatimu terlihat buruk."

Spontan ia menggigit bibir bawah, ini sudah kali ke sekian Ogiwara memberinya perhatian. Perhatian yang sebenarnya sama sekali tak ia inginkan, tapi diberi secara cuma-cuma selama beberapa tahun belakangan. Bagaimana [Name] tidak meragukan dirinya sendiri kala Ogiwara memang selalu membuatnya nyaman?

"Kita duduk di sana dulu," Laki-laki itu menariknya ke salah satu bangku dan dengan cekatan meraih salah satu ikat rambut yang berubah fungsi menjadi gelang di tangannya, "aku tidak tahu apa yang membuatmu menjadi pendiam hari ini, tapi aku juga gerah melihat rambutmu berantakan," omel Ogiwara sambil mengikat rambut panjangnya.

Tak bisa dimungkiri jika jantung [Name] berdetak dengan cepat, kala jari-jari Ogiwara menyisir pelan rambutnya. Ia bisa merasakan perasaan aneh menggelitik perut dan membuat wajahnya menghangat.

"Masih belum mau bicara?" Tanya Ogiwara setelah mengikat rambutnya dengan ekor kuda rendah, laki-laki itu membuatnya berbalik agar saling menatap, "apa aku yang membuatmu kesal?"

Tatapan [Name] lagi-lagi terfokus pada iris cokelat Ogiwara, jelas terlihat di sana sebuah sebuah percikan aneh. Percikan yang ia akui sebagai cinta, tapi satu sisi dirinya masih tak terbiasa melihat percikan itu selain dari Kagami.

"Menurutmu," Ia akhirnya mengeluarkan suara, "apa buruk jika aku memikirkan laki-laki lain saat aku sudah berjanji untuk-"

Helaan napas laki-laki itu menyelanya, tampak jelas di wajah Ogiwara jika ia tak gembira dengan topik pembicaraan, "Ayolah, [Name]," lenguhnya malas, "kita sudah membahas ini ribuan kali, kau berhak menjalani hidupmu sebagaimana dia menjalani hidupnya di sana. Kau juga mesti bahagia dan lakukan apa pun yang ingin kau lakukan."

Tangan Ogiwara menyentuh puncak kepalanya, "Ikuti kata hatimu, ok?"

Desiran di dadanya semakin menjadi-jadi, perasaan tak disangka bagai prahara yang memporak-porandakan keyakinannya. Apa ia memang harus memulai lembaran baru dan melupakan Kagami? Apa ia memang harus bahagia seorang diri tanpa Kagami? Apa kini ia saatnya ia berpindah hati?

Sebuah dorongan membuat [Name] mendekatkan dirinya pada wajah Ogiwara, tanpa sadar ia menyentuhkan bibirnya pada bibir laki-laki itu. Ia berpikir akan mendapatkan penolakan, tapi laki-laki itu tak melakukannya, malah memperdalam ciuman mereka tanpa peduli jika mereka berada di tempat umum.

Ini berbeda, bisik [Name] dalam hati. Ia mengeratkan genggaman tangan sambil memejamkan mata. Desiran di dalam dirinya tak merasa bersalah akan ciuman ini, tapi merasa ia membutuhkan lebih. Kagami tidak ada lagi di dalam relung hati, melainkan seorang Ogiwara Shigehiro.

Secepat ini? Semudah ini?-

"Kau tidak sedang membandingkanku dengan Kagami, kan?" Pikirannya tersela oleh perkataan Ogiwara, tatapan laki-laki itu berubah menjadi sendu.

[Name] lantas menggelengkan kepala, "Aku tidak-"

Senyuman penuh lara dikeluarkan Ogiwara, membuat [Name] tak bisa melanjutkan perkataannya, "Aku masih ingat perkataanmu, [Name]," katanya pelan, "saat kau melihat mataku, bukankah kau teringat pada Kagami?"

Sungguh [Name] ingin membuka mulut, tapi Ogiwara berujar lebih cepat, "Apa sekarang kau ingin menyamakan rasa bibirku dengan milik Kagami yang kau rindukan?"

"Aku bukan dia, [Name]," katanya lagi, "aku tidak mau berada di sisimu sebagai penggantinya untuk menghiburmu, aku ingin di sisimu sebagaimana aku yang sebenarnya."

Perkataan sederhana itu membuat jantungnya berdegup kencang sekali lagi. [Name] tak bermaksud membandingkan, tapi Kagami tak pernah membuatnya menjadi tersara bara dilanda kebingungan. Hanya Ogiwara yang membuatnya begini.

"Aku juga ingat," Tangan [Name] memegang tangan kecokelatan Ogiwara, ia memasukkan jarinya pada sela jari Ogiwara, "kau bilang ingin membuatku bahagia, Hiro."

Senyum [Name] mengembang tipis, ia menengadah menatap Ogiwara, "Bukan sebagai Kagami, bukan sebagai penghibur atau apa pun yang ada di kepalamu, tapi sebagai seorang Ogiwara Shigehiro."

"Kau mungkin mengira aku sudah gila," lanjutnya, "tapi kau yang membuatku begini, membuatku merasa aku membutuhkanmu, membuat jantungku berdetak tak menentu, membuatku ... jatuh cinta pada hal sederhana yang kau lakukan padaku."

[Name] mengeratkan genggaman tangannya, "Daripada mengatakan terima kasih, aku lebih ingin mengatakan bahwa aku mencintaimu, Hiro," ujarnya pelan, "aku mencintaimu."

Laki-laki itu terlihat terkejut, irisnya melebar sempurna, "Kau ... sungguh?"

Kepala [Name] hanya bisa mengangguk, ia yakin wajah serta lehernya memerah karena malu. Ia sendiri tak menyangka akan mengatakan hal ini.

"Kenapa?"

Ia menengadah menatap laki-laki itu dengan tatapan bingung, "Kenapa tiba-tiba?" Tanya Ogiwara lagi, tatapan laki-laki itu terlihat memilukan, "apa karena kau kasihan padaku yang selama ini mengejarmu dengan harapan kosong, begitu?"

"Hiro ...," lirih [Name], tangan kosongnya membelai pelan pipi Ogiwara. Laki-laki itu pantas ragu dengan pengungkapan perasaan ini, ia terlalu lama tidak dihiraukan, "Apa kau sadar selama ini kau telah memperlakukanku dengan baik?"

Perlahan [Name] mengembuskan napas, "Aku mulai ragu sejak awal kau datang, aku takut dia akan terganti," akunya dengan nada pelan, "tapi kurasa, daripada aku tersiksa dengan ketidak pastian, sama seperti yang kau bilang, aku juga ingin bahagia, Hiro. Dan aku yakin, kau bisa melakukannya, kau akan melakukannya, kan?"

"Atau kau bisa melepasku sekarang, Hiro, sebelum aku berpikir selama ini kau tidak pernah memiliki perasaan yang sama denganku."

Hening sejenak dan [Name] mulai merasa bahwa Ogiwara mungkin hanya menganggapnya tak lebih dari sekadar teman yang ingin dilindungi. Apa dia yang terlalu percaya diri sejak awal? Tapi, bagaimana dengan pernyataan cinta Ogiwara tempo hari?

Ogiwara mengembuskan napas pelan, "Kalau begitu ...," Laki-laki itu tampak meraih sesuatu di saku jaket. Setelah mendapatkan benda yang dicarinya, ia menatap [Name] dengan tatapan hangat, "Menikahlah denganku."

[Name] terkejut bukan main, meski tak bisa ditutupi jika ia merasa senang ketika melihat kotak beledu itu di hadapannya, tapi ada sisi lain dalam dirinya merasa ragu. Apa ini terlalu cepat?

"Aku tidak mau hanya sekadar menjadi kekasihmu, kemudian kau akan meninggalkanku jika dia kembali," ujar Ogiwara, ia membuka kotak itu, menunjukkan cincin putih dengan corak sederhana, "tapi aku ingin di antara kita ada komitmen, yang bahkan tidak akan hancur hanya dengan keadatangan satu orang dari masa lalu."

Ogiwara menatapnya lekat-lekat, "Dan ini bentuk pengungkapan 'aku juga mencintaimu' dariku, [Name]."

[Name] tertegun, ungkapan tulus dari Ogiwara membuat pelupuknya membendung air mata. Laki-laki ini sungguh dapat membuatnya merasakan hal tak terduga, perasaan bahagia yang menggebu, cinta yang melimpah, perhatian besar. Apa lagi yang ia tunggu?

"Aku juga mencintaimu," balas [Name] akhirnya, ia menghamburkan diri pada tubuh Ogiwara dengan kencang, tak ingin dilepaskan.

Hanya laki-laki ini yang membuatnya bahagia, bingung, dan takut di saat yang sama. Hanya seorang Ogiwara Shigehiro yang membuatnya berpaling dari Kagami Taiga.

×××

Sumpah, aku terbiasa dengan hal-hal cheesy-efek mabok romance-tapi memikirkan gimana isi pikiran cewek yang bimbang itu memang susah. Apa lagi kalau kamu tipe orang yang teratur dengan segala kemungkinan, hell. Haha.

Hayoloh, masih pada mau dibuatkan Kagami, kah?-isinya tentang hidup Kagami sendiri sih. Atau pindah kapal? Kalau iya, rencananya Mahouka mau publish Yandere!chara hasil req dulu.

Kalau kalian nggak keberatan, silakan nonton Conan Gray - Lookalike yang menjadi inspirasi salah satu percakapan di sini. Eak.

Rencananya juga mau bikin oneshoot dari lagu ini, cuma ya ... masih rencana. Hehe.

Sekian dari Mahouka. See you next oneshoot!

MK❤
YA 💚

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top