Please, Stay [Doctor!Midorima x Reader]


Mahouka balik, yang libur dari ulangan mana suaranya!

oke ini request dari @RegittaRahmandall dan monalisaruntulalo5 thanks for request!

warning: OOC

enjoy~!


=~=~=~=~=

Midorima Shintaro adalah seorang kepala dokter disebuah rumah sakit ternama di Jepang, laki-laki bersurai hijau itu kini melangkahkan kakinya dikoridor rumah sakit miliknya yang sepi, kacamatanya bertengger ditulang hidungnya, wajahnya terlihat pucat, bahkan bibirnya sangat kering, ia memegang sebuket bunga [Favorite Flower] ditangan kanannya, dan ia masih berjalan

"ah Shin-chan!" kata Takao, kolega sekaligus teman semasa SMAnya menyapanya "apakah kau akan mengunjunginya lagi?" tanya Takao, dan hanya mendapatkan anggukan dari dokter bersurai hijau itu "sudah hampir tiga tahun ya Shin-chan"

Midorima menghela nafas pelan, rasa bersalah kembali menyelimutinya "ya hampir tiga tahun nanodayo" katanya pelan

Laki-laki bersurai raven itu lalu tersenyum sedih "aku harus memeriksa obat untuk pasien dulu" kata laki-laki itu kemudian pergi

Midorima tak merespon, ia hanya kembali berjalan, hingga kelorong paling ujung, tempat dimana ruang ICU berada, ia menuju kekamar yang memiliki sebuah penunjuk bahwa kamar itu adalah kamar kelima, ia kemudian membuka pintu lalu masuk

Dikamar itu, terdapat seorang gadis, ah tidak wanita karena umurnya hampir duapuluh satu tahun sekarang. Wanita itu sangat pucat, lebih pucat dari Midorima sendiri, bibirnya juga kering, nafasnya pelan, dan detak jantungnya sangat lemah

Midorima meringis dalam hati, ia lalu menaruh bunga yang dibawanya kedalam sebuah vas yang terdapat disamping nakas, kemudian ia duduk disebuah kursi tepat disisi ranjang gadis itu "hei" sapa Midorima pelan "aku membawakanmu bunga nanodayo, bukan berarti aku mau, hanya saja siapa lagi yang akan membawakanmu?" katanya masih sempat ber-tsundere, kebiasaannya dari dulu memang

Wanita itu tidak membalas, jelas karena ia tidak sadar, lalu Midorima meraih tangan dingin wanita itu kemudian meletakkannya dipipinya "bangunlah nodayo, aku merindukanmu" katanya jujur "maaf waktu itu aku terlalu sibuk, maaf aku tidak sempat membagi waktu denganmu nodayo, dan maaf aku sempat membentakmu, tetapi jangan siksa aku seperti ini nanodayo" jelas Midorima "[Your Name] sadarlah"

Midorima sekuat tenaga menahan airmatanya, ia tidak mau dibilang lemah, hanya saja ini terlalu menyakitkan. Andai saja dulu ia membagi waktu dengan wanita itu, andai saja ia menyerahkan sebagian pekerjaannya pada koleganya, dan andai saja ia tidak membentak wanita itu

Semuanya terulang dikepalanya, ketika ia baru saja diangkat menjadi kepala dokter oleh ayahnya, banyak pekerjaan yang ia harus selesaikan, wanita itu hanya ingin Midorima mengunjungi neneknya di Shizuoka, tetapi Midorima menolak bahkan sampai membentak wanita itu karena memaksanya

Dan ya wanita itu akhirnya memutuskan pergi sendiri menggunakan mobil, toh Midorima tidak mau menemaninya, tiket kereta sudah habis, dan tiket pesawat terlalu mahal. Akhirnya gadis itu mengemudi sendirian

Naasnya, ditengah perjalanan, gadis itu megalami kecelakaan, sebuah truk menabrak mobil yang ia kendarai, gadis itu mengalami beberapa patah tulang hingga merobek paru-parunya, dan seperti inilah sekarang, gadis itu terbaring di ICU

Midorima menggeraskan rahangnya, seharusnya ia memang berhenti bekerja sedikit karena saat itu akhir tahun, dan jika saja Midorima menemani [Your Name] maka musim semi ditahun yang akan mendatang mereka akan menikah. Ah benar-benar sebuah penyesalan selalu berada diakhir

Midorima menghela nafasnya sekali lagi, ia melepaskan genggaman tangannya, ia lalu bangkit "aku pergi dulu nanodayo, aku akan kembali" kata Midorima, kemudian ia mencium kening wanita itu

=~=~=~=~=

"bukankah sebaiknya kau melepaskan life supportnya?" kata pria paruh baya dihadapan Midorima "kau harus merelakannya Shintaro" kata pria itu lagi

Midorima memperbaiki letak kacamatanya "tidak otou-sama, selama ada kemungkinan dia sadar, aku tidak akan melepaskan life supportnya nanodayo" kata Midorima

Entah sudah keberapakali ayah yang ia hormati ini terus-menerus menyuruhnya melepaskan life support milik [Your Name]

"tapi Shintaro, apa yang kau harapkan?" kata pria itu "Orangtua [Your Name] meninggal saat ia masih SMP dan kakek dan neneknya juga meninggal setahun yang lalu, kau pikir siapa yang mendampinginya nanti kalau ia sudah sadar?" tanyanya

Midorima mengepalkan tangannya "apakah otou-sama ingat kalau aku adalah tunangannya?" tanya Midorima "aku yang akan mendampinginya nodayo, aku sudah berjanji dengan kakek dan neneknya. Lagipula [Your Name] itu sarjana, ia bisa mencari pekerjaan"

Pria paruh baya itu memijat pelipisnya pelan "kau tahu, kau bisa mendapatkan yang lebih baik dari gadis yang selama tiga tahun ini koma"

"memang nanodayo" kata Midorima "tetapi, aku hanya mencintai [Your Name]"

=~=~=~=~=

Midorima membaringkan tubuhnya dikasur kamarnya, ah dia tinggal sendiri disebuah rumah yang ia beli dari hasil kerjanya, untuk apa ia tinggal dirumah orangtuanya kalau dia sudah bisa mandiri kan?

Ia memejamkan matanya sejenak, entah kapan terakhir kali ia merebahkan tubuhnya seperti ini, rasanya sudah lama sekali. ia harus mengurus semua pekerjaannya dari pagi sampai pagi, lalu melihat pasiennya, lalu membeli bunga untuk [Your Name], lalu entahlah

Kemudian ia kembali mengingat perkataan ayahnya yang menyuruhnya untuk mencabut life support milik [Your Name], ia tak habis pikir ayahnya akan menyuruh hal yang mustahil ia lakukan

Perlahan tapi pasti, ia mulai mengantuk, hal yang entah kapan terakhir kali ia rasakan, dan ia memutuskan untuk tidur sejenak

=~=~=~=~=

Takao menghela nafas bosan, dari sekian banyak asisten dokter yang bertugas, kenapa harus dirinya yang mengawas bagian ICU. Memang ada beberapa perawat, tetapi ia tak mengenalnya dan sumpah demi tuhan ini benar-benar membosankan

"mattaku, kalau seperti ini terus aku bisa mati karena bosan" gumamnya pelan, walaupun belum ada penelitian bahwa bosan bisa menyebabkan kematian. Ia kembali menghela nafas, matanya mengedar keseluruh koridor, baru ia sadari kamar disebelah kanan didepannya adalah ruang ICU lima, yang berarti ruangan dimana [Your Name] alias tunangan Midorima dirawat

Karena bosan, ia mencoba melihat data wanita itu "status masih koma, sobekan diparu-paru sudah membaik, tulangnya yang patah juga sudah membaik, dan... dokter yang menanganinya ternyata Shin-chan" gumam Takao pelan, lalu tertawa pada bagian terakhir "jadi [Your Name]-chan, kenapa kau belum sadar?"

Takao hanya melihat wanita dari luar, karena ia tidak boleh seenaknya masuk tanpa perintah atau jadwal pemberian obat. Ia kembali ketempatnya semula, ia menaruh dikumen [Your Name] didepannya

Rasanya satu menit itu lama sekali, Takao malah diselimuti rasa kantuk "ayo cepat, ini perintah Midorima-sensei" Takao terbangun, ia menatap beberapa perawat yang terburu-buru memasuki kamar [Your Name]

"sumimasen, tetapi apa yang terjadi?" tanya Takao

"Midorima-sensei menyuruh kami melepas life support [Last Name]-san" kata salah satu dari mereka

Takao menelan ludahnya, bukankah itu berarti Midorima menyerah pada [Your Name]? tetapi jika memang seperti itu, untuk apa Midorima mempertahankan [Your Name] tiga tahun ini? Dan lagipula, kenapa bukan Midorima sendiri yang melepas life supportnya?

Ini aneh, dan ia harus mengkonfirmasinya cepat

=~=~=~=~=

Midorima terbangun dri mimpi buruknya, [Your Name] mengucapkan selamat tinggal padanya, dan itu tidak boleh terjadi. Ia lalu bangkit, dan segera menuju kerumah sakit, memastikan [Your Name] baik-baik saja

Ia lalu masuk ke mobil miliknya, dan segera menuju kerumah sakit. Untung saja jalanan sudah sepi, ia bisa mengebut tanpa takut terjadi kecelakaan

Saat sampai dirumah sakit, nafasnya terengah-engah, ia tetap berjalan menuju ICU

[Ringtone]

"moshimoshi" katanya tanpa tahu siapa yang meneleponnya

"Shin-chan! Apa benar kau melepas life support [Your Name]-chan? Apa kau sudah menyerah?" tanya suara diseberang sana, Midorima bisa tahu itu suara milik Takao

"apa maksudmu nanodayo?"

"disini banyak orang-orang kekamar [Your Name]-chan, mereka bilang mereka disuruh Midorima-sensei untuk melepas life support milik—"

Midorima mencengkram keras hanphone miliknya, ayahnya pasti dibalik semua ini, ia mempercepat langkahnya, bahkan segera berlari

Saat ia sampai, matanya membuat tatkala beberapa orang mulai melepas life support milik [Your Name] "apa yang kalian lakukan!?" tanya sekaligus teriak Midorima, nafasnya terengah-engah karena berlari

"Midorima-sensei!"

"sekarang kalian—"

Perkataan Midorima terhenti, oleh sebuah bunyi nyaring dari dalam kamar [Your Name]. Midorima dengan cepat menghampirinya "tidak, tidak" gumamnya pelan "panggilkan aku perawat Kiriko dan Masawa! Sekarang nanodayo!"

Midorima dengan sigap mengambil defibrillator, alat pengejut jantung yang telah dipersiapkan dikamar [Your Name] "kumohon, bertahanlah [Your Name]" kata Midorima

"Midorima-sensei!" suara kedua asistennya, berarti kini mereka sudah siap melakukan pengejutan jantung

'kau harus bertahan [Your Name]'

=~=~=~=~=

Beep

Suara nyaring itu berkumandang diseluruh penjuru kamar, setelah sekian kali melakukan pengejutan jantung, [Your Name] tidak bisa diselamatkan. Usaha yang Midorima lakukan selama tiga tahun malah hancur dalam tiga jam

Ia menunduk, terlalu shock untuk melakukan apapun, dia kehilangan [Your Name], dia kehilagan orang yang dicintainya "dokter macam apa aku?" katanya pelan, ia melangkah mendekati [Your Name] yang sudah tak bernyawa "aku tidak bisa menyelamatkanmu nodayo" bisiknya

Nafasnya tercekat, ia benar-benar payah sebagai dokter. Apa yang harus dilakukannya sekarang "Shintaro" suara berat khas ayahnya merambat ketelinganya "relakan—"

"apa kau sudah puas?" tanya Midorima "kau pasti sudah puas melihat aku seperti ini nanodayo" katanya pelan

"apa maksudmu?"

"jangan bertingkan seolah-olah kau tidak tahu apa-apa" kata Midorima "aku tahu kau yang menyuruh orang-orang itu untuk melepas life support milik [Your Name]"

Ayahnya terdiam "selamat otou-sama, kau menghancurkan hati satu-satunya anak lelakimu" kata Midorima sarkastik, dengan itu Midorima meninggalkan ayahnya yang terdiam

=~=~=~=~=

Midorima menaruh sebuah [Favorite Flower] diatas makam [Your Name], entah ia selalu melakukan hal ini sejak [Your Name] meninggal "kau tahu, aku lebih suka mengganti bunga yang berada dikamar rawatmu daripada disini nanodayo" katanya

Ia menatap nisan itu sekali lagi, kemudian tersenyum pilu, jauh didalam hatinya, laki-laki bersurai hijau itu ingin menangis, tetapi ia tidak ingin memperlihtkan itu pada orang lain 'kau sudah berusaha' Midorima tersentak mendengar suara itu, suara yang sudah lama sekali ia tak dengar, itu suara [Your Name] 'arigato Shin-kun, aku mencintaimu'

Midorima menggigit bibir bawahnya, menahan airmata yang membendung dipelupuk matanya "aku juga mencintaimu"

=~=~=~=~=

No comment deh buat yang ini, entah Mahouka kayaknya jadi orang jahat buat masalah antara bapak sama anak uh, dan hari ini Mahouka libur loh :3 dan Mahouka juga buat cerita baru #promosi

Kalian bisa lihat cerita baru Mahouka diakun Mahouka

See you next OneShoots!

MK♥


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top