Notice [Kuroko x Blind!Reader]

Yosh Mahouka balik~ setelah sekian lama nggak update~

Ok Mahouka bawa bebeb Kuroko #Plak

enjoy~!


=~=~=~=~=


Kuroko berjalan didepan halaman SMAnya seperti biasa, tidak ada yang menyadari keberadaannya maklum hawa keberadaannya yang tipis membuatnya sangat jarang disadari. Dan ia sudah terbiasa, meskipun ini tahun keduanya di SMA

Tangan kirinya memegang novel, berjalan ditengah kesibukan siswa/i yang lain. Ya lagipula ia tidak terlalu berharap ada seseorang yang menyadarinya, tim basket SMA Seirin juga sudah terbiasa dengannya, jadi untuk apa berharap?

"ano..." langkahnya terhenti tatkala ia merasakan seseorang memegang bagian belakang blazernya "maaf, tapi bisakah kau tunjukkan aku kemana arah kelas 1-3?"

Kuroko terdiam, menyadari manik gadis dihadapannya berwarna abu-abu serta ditangan kanannya memegang sebuah tongkat 'tuna netra?' pikirnya "disebelah kananmu, apa perlu kau kuantar?"

Gadis dihadapannya tersenyum "tidak usah, dan terimakasih" kata gadis lalu membungkuk, kemudian meninggalkan Kuroko yang berdiri

Kuroko tidak menyangka, ternyata ada orang yang menyadari hawa keberadaannya, walaupun orang itu tuna netra, tetapi entah mengapa rasa senang menyelimuti dadanya

Ia menatap punggung adik kelasnya itu, gadis itu berjalan sambil meraba-raba tembok dengan tangan kirinya, Kuroko entah mengapa, mengembangkan senyumnya lalu kembali berjalan menuju kelasnya

=~=~=~=~=

Istirahat dan makan siang, dua hal yang ditunggu-tunggu para pelajar, tetapi Kuroko entah mengapa sedang tidak ingin makan dikelasnya. Iapun bangkit dan berkeliling sekolah sambil memegang kotak bentonya

Karena hawa keberadaannya yang tipis, orang-orang tidak menyadarinya. Kakinya terhenti, ia melihat dari jendela lantai dua, gadis yang tadi pagi meminta bantuannya sedang duduk dibawah pohon bunga sakura yang bermekaran. Pikirannya berkecamuk, haruskah ia menghampiri atau hanya melihatnya dari sini?

Ia membuang nafasnya, istirahat kurang dari tigapuluh menit, apa ia akan menghabiskannya dengan berdiri disini? Akhirnya laki-laki bersurai biru muda itu menyusul gadis itu

Kuroko berjalan, tidak, ia mulai berlari. Kenapa ia berlari? Entahlah. Dengan kotak bento ditangan ia menyusul gadis itu, perasaan aneh apa yang menggebu-gebu didadanya saat ini? Gembirakah?

Laki-laki ini mengatur nafasnya setelah ia sampai dihadapan gadis itu. Kuroko menatap gadis itu sedang meraba-raba buku dengan jari telunjuknya "apa itu jenis buku Braille̽?" tanya Kuroko spontan

Gadis itu berhenti meraba-raba buku ditangannya "iya, ini buku Braille, apa kau tertarik?" tanya gadis itu "ah dan bukankah kau yang memberitahuku arah kelas tadi pagi?"

Kuroko agak terkejut, walaupun wajahnya masih datar, ia terkejut "kau mengingatku?"

"aku mengingat suaramu" kata gadis itu "walaupun aku tidak melihat, tapi aku bisa mendengar"

Kuroko kembali mengembangkan seyumnya "ngomong-ngomong, siapa namamu? Namaku Kuroko Tetsuya"

"[Full Name]" kata gadis itu "apa kau benar-benar tertarik pada buku Braille, Kuroko-kun?" tanyanya

"iya, apa aku boleh duduk disampingmu?" tanya Kuroko

Gadis itu tersenyum lalu menganguk. Kuroko kemudian duduk disampingnya "apakah sulit membaca dengan buku Braille?" tanya Kuroko, karena jika dilihat, hanya ada sebuah tonjolan dibuku

"tidak kalau sudah terbiasa" kata gadis disampingnya "mau kutunjukkan huruf-huruf Braille?" tanyanya

"boleh" kata Kuroko, jujur dari dulu sebenarnya ia sudah penasaran dengan buku ini

Kuroko melihat gadis itu membuka halaman terakhir buku yang dibacanya "sentuh ini Kuroko-kun" pintanya

Gadis disampingnya menunjukkan huruf-huruf hiragana sederhana dalam bentuk Braille, rasanya benar-benar berbeda dengan menggunakan buku biasa "apa kau suka membaca [Last Name]-san?"

"tentu saja, membaca seperti membayangkan apa yang tidak pernah kulihat" jawabnya dengan senang

Entah kenapa Kuroko menyesali apa yang dikatakannya, ia benar-benar tidak berniat membahas tentang penglihatan saat ini "maaf, aku tidak bermaksud untuk—"

"tidak apa-apa" kata gadis itu "ngomong-ngomong apa istirahat sudah selesai?" tanya "aku harus kembali kekelas"

"biar aku mengantarmu" kata Kuroko memberi tawaran pada gadis itu "anggap saja sebagai balasan karena kau telah mengajariku membaca huruf Braille" kata Kuroko lalu tersenyum samar

"baiklah"

=~=~=~=~=

'bukankah itu [Full Name]? dia yang mendapat nilai ujian masuk paling tinggi tahun ini'

'tapi dia buta, bagaimana bisa?'

'heh~ orang kaya punya jalannya sendiri'

'ternyata uang masih segalanya'

Kuroko menatap gadis disampingnya, gadis itu seakan-akan tidak perduli, padahal sudah jelas bahwa bisikan tadi itu cukup besar untuk bisa didengar "[Last Name]-san, apa kau—"

"terimakasih Kuroko-kun, aku bisa sendiri dari sini" kata gadis itu lalu memamerkan senyumnya "sekali lagi terimakasih" kata gadis itu sekali lagi, kemudian melangkah menjauhi Kuroko sama seperti tadi pagi

Kuroko yang masih tidak tahu harus melakukan apa, hanya menggumamkan kata 'iya' lalu meninggalkan tempatnya beranjak

=~=~=~=~=

[Your Name] meraba-raba sekelilingnya, jelas ia tidak berada di koridor sekolah ataupun daerah lainnya yang ia kenal "heeh~ susah ya kalau tidak bisa melihat" kata seseorang, entah siapa, ia baru pertama kali mendengarnya

"si jenius buta yang sebenarnya hanya seorang cheater" kata seseorang lagi

Ia hanya bisa diam, lagipula Apa yang bisa dilakukannya? Lari? Ia tidak tahu arah, meminta tolong? Malah nanti mengundang penjahat. Jadi ia memilih diam

"kau tahu [Last Name]-san, semua guru maupun senpai mungkin membuatmu spesial, tapi asal kau tahu mereka hanya kasihan, dan hanya ingin uangmu" kata gadis A lagi (karena ia tidak tahu harus memanggilnya siapa dan ia yakin suara ini milik perempuan)

"kau itu orang buta yang terlahir kaya, kau hanya beruntung, kau sebenarnya tidak diperlukan—" kata gadis yang satunya terhenti tatkala sesuatu mendarat dengan keras dipipinya

"diam" kata [Your Name] dengan nada sedingin es "memangnya, apa salah kalau aku lahir dari keluarga kaya?" tanya [Your Name] "lalu apa salah kalau aku buta? Apa salah kalau guru membedakanku karena aku buta sekaligus pintar? Dan lagipula aku dekat dengan siapapun, bagaimana bisa aku tahu dia senpai kalau aku buta!?" kata [Your Name] dengan kesal

"kau tidak pernah tau seberapa menyakitkannya hanya melihat sebuah kegelapan seumur hidupmu" kata [Your Name] "kau tidak tahu seberapa irinya aku pada kalian yang bisa melihat semuanya"

"kau bicara apa? Kau harusnya tahu tempatmu! Kau seharusnya di sekolah berkebutuhan khusus, kau harusnya sadar ketidak mampuanmu!" kata gadis B

[Your Name] terdiam, gadis itu benar, harusnya ia kesekolah berkebutuhan khusus, ia benar-benar tidak sadar ketidak mampuan dirinya sendri, ia benar-benar menyimpang dari garis takdir yang diberikan padanya

"apa kau sudah sadar kalau kau tidak pantas disini?" tanya gadis A

[Your Name] masih terdiam "ini tongkatmu dan enyahlah" kata yang satunya, kemudian [Your Name] mendengar suara langkah yang menjauh

Ia akhirnya jatuh terduduk, tamparan berupa kata-kata dari kedua gadis itu benar-benar menamparnya. Tempatnya memang bukan disini, ia harusnya sadar posisinya, hanya murid tuna netra yang mendapat beberapa perhatian khusus

Lagipula, kenapa ia mau masuk sekolah ini? Ah ia ingat, ia ingin menemui orang beraroma vanilla yang ia temui setahun yang lalu ditaman, dan ia mengikuti laki-laki itu dan berhenti didepan gerbang, yang ia ketahui (setelah menanyakannya pada orang yang lewat) bahwa itu adalah gerbang SMA Seirin

Dan ia bertemu dengan orang itu yang ternyata adalah seorang laki-laki. Ketika tahu bahwa laki-laki itu tertarik pada buku yang dibaca tuna netra seperti dirinya, ia tidak tahu seberapa bahagia dirinya

Apa ia harus pergi karena sudah menemukan orang ini? Tetapi baru kali ini ia merasa sesenang ini. Tak terasa airmatanya membasahi pipinya, rasanya benar-benar menyesakkan, bertahan untuk bahagia dan merasakan sakit disaat yang sama atau berhenti dan kembali kedunia yang datar?

"[Last Name]-san?" [Your Name] terkejut, lalu menghapus jejak airmata dipipinya dan mencari asal suara "apa yang sedang kau lakukan dibelakang sekolah sesepi ini?"

"Kuroko-kun?" tanya [Your Name] "apa kau bisa mendekat?"

[Your Name] bisa mendengar langkah kaki yang mendekat, serta aroma vanilla yang awalnya samar-samar semakin jelas lalu berhenti, mungkin laki-laki itu berjongkok menyamakan tingginya dengan dirinya "sedang apa kau disini [Last Name]-san?" tanya laki-laki itu padanya

"a—aku..." [Your Name] terbata-bata "Kuroko-kun, apa menurutmu, aku ini tidak sadar tempatku? Apa aku harusnya sekolah di sekolah berkebutuhan khusus?" tanya [Your Name] dengan suara bergetar

"apa maksudmu?" tanya Kuroko "tempatmu itu disini, bukankah kau belajar dengan giat agar dapat masuk kesini?" tanya Kuroko

Rasa tidak percaya menyelimutinya, bagaimana Kuroko bisa tahu? "kau tahu, terkadang orang yang spesial sepertimu lebih memilih mengikuti garis takdir dengan masuk kesekolah berkebutuhan khusus" kata Kuroko "tetapi [Last Name]-san, kau membuat garis takdirmu sendiri, kau malah masuk sekolah biasa, bahkan mendapatkan nilai paling tinggi. Aku tahu seberapa susahnya mendapat nilai seperti itu karena aku pernah merasakannya" jelasnya

"jadi jangan bertanya tempatmu disini atau bukan" kata Kuroko "karena tanpa bertanyapun kau sudah tahu jawabannya"

Tangan [Your Name] terangkat, memegang wajah Kuroko "a—aku benar-benar ingin melihat wajahmu" katanya, lalu airmatanya kembali mengalir "aku benar-benar ingin melihat wajahmu"

=~=~=~=~=

Kuroko terdiam, ia lagi-lahi tidak tahu harus berbuat apa. gadis dihadapannya terus-menerus mengeluarkan airmata dimanik abu-abunya "aku juga ingin dilihat olehmu" katanya pelan, lalu memeluk gadis itu, menenggelamkan gadis itu dalam pelukannya

Gadis itu sesenggukan dalam pelukannya, dan ia masih tidak tahu harus berbuat apa "Kuroko-kun aku menyukaimu" kata [Your Name] disela-sela tangisnya "dan itu yang membuatku ingin melihatmu" katanya lagi "aku juga ingin kau bahagia"

Kuroko merenggangkan pelukannya, mungkin ini duluar karakternya, tetapi ia benar-benar ingin melakukannya. Ia mencium gadis dihadapannya, rasanya entah kenapa, ia harus melakukannya

Meskipun ciuman itu hanya dalam beberapa detik, tetapi ciuman itu seperti menyampaikan perasaan laki-laki bersurai biru muda itu "aku juga menyukaimu [Last Name]-san" kata Kuroko "cukup kau mengetahui keberadaanku, aku sudah bahagia"

Kuroko tahu bahkan sangat tahu kalau hawa keberadaannya memang sangat tipis dan ia sudah menerimanya, tetapi disilain saat keberadaannya disadari juga ia merasa sangat senang. Dan semua karena gadis ini

"Kuroko-kun"

"sudahlah" kata Kuroko sembari, lalu menggenggam tangan gadis itu, juga mencium keningnya untuk yang terakhir kali "aku akan mengantarmu pulang"

[Your Name] hanya mengangguk sambil menunjukkan senyumnya

=~=~=~=~=

Braille: huruf yang dipakai tuna netra untuk membaca (ituloh tonjolan-tonjolan dikertas(?))

See you next OneShoots!

MK♥


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top