I Know [Akashi x Reader]

Mahouka balik! sesbenernya mau update kemaren, cuma Mahouka kelewat males jadi ya gitu -_-

Warning: Out of character, ceritanya nggak jelas, de-el-el

Enjoy~!


=~=~=~=~=

[Your Name] menatap laki-laki bersurai merah itu dari jauh, ia menatapnya dengan senyum yang tak hentinya mengembang dibibirnya. Akashi Sejuurō, adalah laki-laki yang ditatapnya sedari tadi, ketua OSIS Rakuzan, pintar, tampan, sama sekali tidak memiliki kekurangan

Berbanding terbalik dengannya, seorang gadis biasa, pecinta buku, tidak begitu cantik, tidak begitu menarik, dan amat sangat ceoboh untuk seorang gadis. [Your Name] menghela nafas panjang, apa yang membuat dirinya yang sangat ceroboh ini tertarik pada Akashi Seijuurō?

Menurut [Your Name], saat itu adalah saat yang lucu dan manis disaat yang bersamaan. Ketika itu, [Your Name] tidak mengingat waktu saat belajar di perspustakaan, ia belajar karena ulangan tengah semester sudah dekat. Di perpustakaan, ia membaca, mencatat, membaca dan kembali mencatat serta sesekali menaikkan kacamatanya yang terjatuh dari tulang hidungnya. Entah ia melakukan itu sampai matahari hampir tenggelam diufuk Barat

Sampai pintu perpustakaan terbuka, karena dirinya bukanlah tipe orang yang percaya dengan hantu atau apapun ia tetap melanjutkan belajarnya "apa yang kau lakukan disini?" tanya seseorang

Akhirnya ia menghentikan kegiatannya, ia menatap laki-laki bersurai merah menatapnya, entah dengan tatapan angkuh atau tak suka atau mungkin keduanya, [Your Name] tidak tahu "aku sedang belajar" jawabnya santai

Laki-laki itu mendekat kearahnya "kau tidak tahu jam berapa sekarang?" tanya laki-laki itu

[Your Name] menggeleng, lalu laki-laki itu menunjukkan jam tangannya yang berada ditangan kiri "sekarang sudah setengah enam sore, apa kau benar-benar masih ingin berada disini?" tanya laki-laki itu

[Your Name] tersentak, ia lalu membereskan barang-barangnya "ah maaf... dan terimakasih" katanya lalu membungkuk. Mungin karena terlalu bersemangat membungkuk kacamatanya terjatuh, dan saat ia ingin mengambilnya barang-barang yang ia bawa juga terjatuh dan sialnya menimpa kacamatanya

Saat ia membereskan barang-barangnya (dan dengan mengejutkannya dibantu oleh Akashi) ia mendapati kaca kacamatanya pecah "bagaimana ini, aku tidak bisa melihat jauh kalau tanpa kacamata" gumamnya

Ia bisa mendengar laki-laki yang tak jauh didekatnya menghela nafas panjang "berapa ukuran lensa kacamatamu? Dan kau dari kelas berapa?" tanyanya

"entahlah" katanya, lalu ia meraih secarik kertas dari tasnya "itu ukuran lensaku bulan lalu, dan aku dari kelas 1-C" kata [Your Name] "apa yang akan kau lakukan?"

"bukan apa-apa" kata laki-laki itu singkat "apa kau bisa melihat tanpa kacamata?"

[Your Name] menyipitkan matanya beberapa kali "tidak, benar-benar buram" jelas [Your Name]

Ia mendengar laki-laki itu kembali menghela nafas panjang "baiklah berikan tanganmu, aku akan mengantarmu pulang" katanya " tetapi setelah aku mengunci perpustakaan"

[Your Name] saat itu hanya mengangguk, toh ia benar-benar tidak dapat melihat tanpa kacamatanya "ngomong-ngomong" kata [Your Name] saat mereka tengah berjalan pulang "siapa namamu?"

"jadi kau tidak tahu aku?" tanya laki-laki itu, [Your Name] menggelang "aku Akashi Seijuurō" katanya

[Your Name] langsung melepaskan genggaman tangannya "kau si ketua OSIS?" tanya [Your Name]

"iya"

"ternyata kau tidak seperti yang mereka bicarakan" kata [Your Name], ia bisa merasakan laki-laki disampingnya bingung "begini, mereka bilang kau itu... bagaimana ya, kau itu sangat menyeramkan, aku juga tidak tahu maksudnya hanya aku mendengar seperti itu"

"eh, mungkin dulu memang" katanya

"dulu? Maksudmu?"

"sudahlah, rumahmu disini 'kan [Last Name]?" tanyanya

[Your Name] menyipitkan matanya, melihat rumah itu "ah iya terimakasih Akashi-kun" kata [Your Name] "tunggu dulu, bagaimana kau bisa mengetahui namaku?"

"apa kau sudah lupa aku membantumu memungut barang-barangmu?"

[Your Name] mengangguk mengerti, Akashi mengetahui namanya dari barang-barangnya (karena ia menandai setiap barangnya dengan namanya) "sekali lagi terimakasih Akashi-kun"

=~=~=

Keesokan harinya, [Your Name] mendapati Akashi mendatangi kelasnya dan memberikan sebuah kacamata dengan bingkai [Favourite Colour] "ini kacamata barumu, kalau kau tidak suka kau boleh buang" katanya datar

[Your Name] terperangah, untuk pertama kalinya ia mendapat sebuah barang dari orang yang baru saja dikenalnya "bagaimana bisa aku membuang kacamata ini?" kata [Your Name] "aku akan menyimpan dan memakainya, terimakasih Akashi-kun"

Dan untuk pertama kalinya [Your Name] menyadari ia telah jatuh cinta pada laki-laki itu

=~=~=~=~=

Saat [Your Name] baru saja ingin pulang, hujan turun, ditambah hari ini adalah awal musim dingin. [Your Name] akhirnya tinggal didekat loker sepatu, ia memang terlihat sangat tenang, tetapi dalam hati ia mengutuki dirinya yang lupa membawa payung padahal sudah menonton ramalan cuaca pagi tadi

"kau belum pulang [Last Name]?" tanya laki-laki bersurai merah yang tiba-tiba berdiri tepat disampingnya

"belum" kata [Your Name] singkat, jujur ia sangat gugup "k—kalau Akashi-kun?"

Akashi lalu mengembangkan senyum ramahnya "aku menunggu hujan reda" katanya

"kukira kau selalu dijemput?" tanya [Your Name]

"tidak juga, aku hanya dijemput kalau mau. Tapi biasanya aku pulang naik bis" jelasnya

[Your Name] terdiam, ia menatap laki-laki itu kagum. Bukannya apa, tetapi bukankah laki-laki ini adalah anak orang kaya? Dan biasanya anak orang kaya malah menghamburkan uang dan selalu meminta difasilitasi. Tetapi tidak dengan laki-laki ini

Hening, keduanya terdiam, [Your Name] sibuk mengatur degup jantungnya yang tak karuan, sedangkan Akashi masih menunggu hujan untuk reda

"Akashi-kun" panggil [Your Name]

Laki-laki yang disebut namanya berbalik menatap [Your Name] "aku—" perkataannya tidak terdengar, karena tiba-tiba guntur

"kau bilang apa?" tanya Akashi

"tidak, bukan apa-apa" kata [Your Name], lalu kembali melihat rintik-rintik hujan yang menyerbu tanah dengan wajah yang merona

=~=~=~=~=

[Your Name] menarik nafas panjang, melihat laki-laki yang kini berdiri didepan gerbang. Sudah lewat beberapa hari yang lalu saat terakhir kali ia berbicara dengan laki-laki itu

Saat ia sudah dekat dengan laki-laki itu, gugup kembali menyerangnya "Akashi-kun" panggilnya

Laki-laki itu menoleh "oh [Last name] ada apa?" tanyanya bingung

"Akashi-kun, aku menyukaimu" katanya pelan, tetapi cukup untuk didengar Akashi. [Your Name] memperbaiki letak kacamatanya sambil menatap wajah Akashi

"maaf, tapi aku sudah punya pacar" katanya

[Your Name] tersenyum "aku tahu" katanya "hanya saja aku ingin mengatakannya padamu, dan bisakah kita tetap berteman?"

Akashi tersenyum padanya "tentu saja"

[Your Name] mengembangkan senyumnya lagi "kalau begitu aku duluan" katanya, kemudian meninggalkan Akashi. [Your Name] berjalan pulang, dadanya sesak, airmatanya serasa tidak tertahankan

Ia sudah tahu, kalau Akashi sudah punya pacar, dan ia sudah tahu akhirnya akan seperti ini. Tetapi kenapa airmatanya tetap saja membanjiri pipinya?

Saat ia sudah merasa dirinya sudah cukup jauh dari gerbang Rakuzan, ia berhenti sejenak, membekap mulutnya sendiri dengan tangannya agar tangisannya tidak terlalu terdengar, kemudian ia berjongkok karena kakinya seperti tidak dapat menahan tubuhnya

'bodohnya aku' pikirnya masih menangis

Meskipun ia tahu kalau ia akan ditolak dan meskipun ia tahu Akashi sudah punya pacar, tetap saja ia tidak bisa menahan rasa sesak yang ada didadanya


=~=~=~=~=

Oke, ini sebenarnya terinspirasi dari Strobe Edge, ya adegan nembak dan si cowok punya pacar. Mahouka baru nonton Live Actionnya dan baru selesai baca manganya minggu lalu. ye Mahouka cuma mau promosi aja :3

Ok see you next OneShoots!

MK♥


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top