Disapear [Prince!Akashi x Servant!Reader x Citizen!Kuroko]

Yo Mahouka balik! bawa Akashi dan Kuroko!

Ini request dari Chiaki_MarikaCHAN

Thanks for request! ^^

Enjoy~!

warning: OOC, AU!, Typo(s), de-el-el


=~=~=~=~=

Akashi duduk di mejanya sambil memainkan shogi kesayangannya, kimono kuromontsuki mewah berwarna merah dipadukan emas itu nampak sangat elegant dan pas dengan tubuhnya, laki-laki bersurai merah itu menatap serius papan shogi itu.

"Seijuuro-sama" suara manis nan lembut serta suara pintu bergeser itu merambat ketelinga si pemilik ruangan, maniknya yang tadi terfokus pada papan shogi kini menatap gadis bersurai [Hair Colour] yang membawa sebuah nampan ditangannya, kimono iromuji berwarna [Favourite Colour] terlihat cocok dengan postur gadis itu.

"[Your Name], kau bisa panggil aku Seijuuro saja 'kan?" ujar Akashi masih menatap gadis itu "apa kau akan segera pergi setelah meletakkan nampan itu?" tanya Akashi.

Gadis yang ditanya tersenyum pelan "aku harus membersihkan ruanganmu juga Seijuuro, seperti biasa 'kan?" ujar gadis itu, kemudian memasuki ruangan Akashi.

Gadis bersurai [Hair Colour] itu adalah teman semasa kecil sekaligus pelayan pribadinya. Mereka berdua sangat dekat, bagi Akashi Seijuuro, [Your Name] adalah teman satu-satunya. Ia bahkan masih ingat pertama kali mereka bertemu, saat pertengahan musim semi, dimana [Your Name] dibawah oleh ibunya yang dulunya adalah pengurus Akashi.

Saat Akashi sedang bermain shogi sambil bernostalgia, tiba-tiba gadis itu bertanya "Seijuuro, kenapa kau tidak keluar ke desa? Bukannya sangat membosankan berada di istana terus?" sambil mengelap beberapa perabotan diruangan Akashi.

"aku tidak suka pandangan mereka" jawab Akashi singkat.

Gadis itu terhenti dari kegiatannya, lalu duduk tepat dihadapan Akashi "bagaimana kalau aku menemanimu? Aku juga akan mengajakmu berkeliling desa" usul gadis itu "hari ini aku juga sedang senggang, bagaimana Seijuuro?"

Akashi terdiam sejenak, lalu menatap gadis itu sejenak "baiklah, aku akan segera bersiap" Akashi lalu mebereskan papan shoginya kemudian merapikan kimononya "aku siap."

Gadis yang mengajaknya juga ikut berdiri lalu tersenyum "ayo!" dengan itu sang gadis meraih lengannya lalu menelusuri istana milik kerajaan Rakuzan. Mereka berdua mendapat teguran dari pelayan lain karena sang gadis yang berlari menuju pintu utama istana ini.

"[Your Name], pelankan jalanmu" Akashi memperingati, pasalnya gadis itu menariknya dengan cepat, "kita hanya akan berkeliling 'kan?"

Gadis itu mulai memelankan jalannya saat sudah berada di dekat pintu utama istana "ini bukan hanya Seijuuro, ini pertama kalinya kau kembali keluar dari istana" jelas gadis itu bersemangat "kau pasti sudah tak ingat kapan terakhir kali kau keluar dari istana 'kan?"

Akashi terdiam, apa yang dikatakan gadis itu benar, ia bahkan sudah lupa kapan ia keluar dari rumah yang orang lain sebut istana ini. Ia bukannya tidak mau, hanya saja orang-orang biasanya menatapnya dengan tatapan tak suka yang membuatnya tak nyaman.

"tidak apa-apa, aku kan bersamamu, ingat?" tanya gadis itu disertai senyumannya yang khas, seakan-akan mengetahui apa yang dipikirkannya "ayo" gadis itu menariknya leluar istana.

Banyak tukang kebun yang membungkuk pada keduanya—lebih tepatnya pada Akashi—saat mereka berjalan dihalaman istana. Akashi terkesiap saat mereka keluar dari gerbang istana, ia melihat banyak sekali orang, sangat banyak dari pelayan-pelayannya di istana "kurasa kita kembali saja" kata Akashi yang mulai melangkah kembali masuk kedalam daerah istana.

"tidak" kata gadis itu tegas, "ayolah Seijuuro, kita keliling sebentar saja" mohon gadis itu.

Akashi menghela nafas berat, ia terkadang tidak suka mengakui dirinya lembek dihadapan [Your Name], tetapi itulah kenyataannya, ia tidak pernah bisa menolak permintaan gadis itu.

"baiklah" mereka lalu melangkah, mulai menjadi bagian dari kerumunan warga desa. Terakhir kali Akashi keluar, semua orang akan membukakan jalan untuknya dan membuatnya menjadi pusat perhatian.

Tapi tidak kali ini, orang-orang malah sibuk sendiri dengan urusannya masing-masing dan entah mengapa membuat dadanya menjadi lega "sudah kubilang, tidak apa-apa 'kan?" ujar gadis disampingnya sambil menyunggingkan senyumnya.

Akashi ikut membalas tersenyum, mereka berdua benar-benar mengelilingi desa, bahkan membeli beberapa barang dari pedagang dipasar. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Akashi merasakan dirinya lelah, senang, dan puas disaat yang sama "aku tidak menyangka ini akan sangat menyenangkan" kata Akashi.

Gadis disampingnya hanya tersenyum "tentu sa—."

"[Your Name]?" sebuah suara menyela perkataan [Your Name] "sedang apa kau disini?" tanya laki-laki yang tadi menyela [Your Name].

"oh, Tetsuya-kun, aku hanya berjalan-jalan" balas [Your Name], Akashi bisa melihat bahwa laki-laki itu membuat pipi [Your Name] memerah, kesan pertama Akashi terhadap laki-laki itu adalah...

Pengganggu.

Jujur saja Akashi sangat kesal tanpa sebab, [Your Name] yang nampak malu-malu dihadapan si Tetsuya itu membuat emosinya meluap "aku kembali duluan, kalau kau masih mau disini juga tidak apa-apa" kata Akashi lalu meninggalkan [Your Name].

"S—seijuuro!" pekik [Your Name] "maaf Tetsuya-kun aku harus segera pergi" Akashi mendengar gadis itu permisi, kemudian menyamakan langkahnya dengannya.

Mereka berdua tak saling bicara, Akashi yang kesal tiba-tiba dan [Your Name] yang tidak tahu apa yang terjadi pada Akashi, juga tidak tahu harus berbuat apa.

"kau kenapa Seijuuro?" tanya gadis disamping Akshi akhirnya.

Akashi lalu menghentikan langkahnya "kau tahu... aku tidak suka kau bersama dengan Kuroko itu" ujar Akashi "jangan pernah temui dia lagi."

Akashi bisa melihat wajah [Your Name] yang terkejut mendengar apa yang baru saja ia katakan, gadis itu lalu mendorong tubuh Akashi pelan "kau pikir kau siapa yang melarangku melakukan sesuatu?"

"kau tidak ingat aku ini majikanmu, nona [Your Name]?" ujar Akashi "aku berhak atas dirimu! Karena kau adalah pelayanku!" bentak Akashi, seluruh penduduk yang tadinya mengabaikan, malah menatap mereka berdua.

Gadis dihadapannya terdiam sejenak, lalu menatap Akashi "kau tahu, aku menjadi pelayanmu karena aku tahu akulah satu-satunya temanmu" ujar gadis itu penuh tekanan "tetapi bukan berarti aku juga mau diperintah olehmu seperti ini!"

Gadis itu kemudian mundur selangkah "aku membencimu" kemudian meninggalkan Akashi yang mematung menatap gadis itu.

Entah semakin menjauh [Your Name], semakin nyeri pula dada Akashi, nafasnya juga tiba-tiba sesak, seperti ada sesuatu yang ingin meluap tetapi ditahannya. Ia ingat, kapan terakhir kali ia merasakan seperti ini.

Ketika ia kehilangan ibunya.

Apakah ia akan kehilangan [Your Name] juga? Tidak, ia tidak ingin kehilangan gadis itu.

=~=~=~=~=

Entah sudah berapa lama semenjak kejadian itu, [Your Name] tidak pernah lagi menemui Akashi, padahal gadis itu adalah pelayan pribadinya. Akashi tidak merasa bersalah, malah merasa semua ini adalah salah si Kuroko Tetsuya—yang ia ketahui dari menteri Rakuzan—warga biasa. Bagaimana bisa [Your Name] yang sempurna bersama dengan laki-laki itu?

Hanya dirinya dan cuma dirinya yang bisa bersama dengan [Your Name].

Dan itu mutlak.

Akashi memanggil pengawal kepercayaannya pada malam harinya, yaitu Hayama Kotaro, Mibuchi Reo, Mayuzumi Chihiro, dan Nebuya Eikichi. Akashi mengumpulkan mereka semua dengan satu tujuan "aku akan mengeksekusi keluarga Kuroko Tetsuya" kata Akashi dengan penuh tekanan.

"t—tapi Seijuuro-sama, keluarga itu hanya warga biasa dan mereka tidak melakukan apa-apa" kata Mibuchi.

Akashi menatap tajam laki-laki bersurai raven itu "disini, akulah yang memimpin, kau diam saja dan ikuti perintahku."

Akashi bisa melihat Mibuchi langsung terdiam "ayo kita pergi" ujar Akashi berjalan mendahului pengawal-pengawalnya sambil mencengkram erat katana yang berada disisi kiri pinggangnya.

Ia tidak ingin kehilangan [Your Name] dan jika ada yang menghalangi, maka ia harus mati ditangannya.

=~=~=~=~=

[Your Name] berlari sekuat tenaganya, medengar dari salah satu pengawal istana bahwa sang pangeran mahkota yang tak lain dan tak bukan adalah Akashi Seijuuro akan mengeksekusi sebuah keluarga.

Dan [Your Name] tahu, keluarga itu adalah keluarga Kuroko.

[Your Name] tidak mengunjungi istana setelah ia mengatakan ia membenci Akashi, jujur ia tidak benar-benar bermaksud mengatakan itu, ia hanya tidak suka Akashi memerintahnya, ia memang pelayan pribadi Akashi, tetapi bukan budaknya. Ia bisa saja mengikuti perintah Akashi kalau saja Kuroko bukanlah orang yang disukainya. Dan aksi tidak datang ke istana itu bermaksud untuk membuat Akashi sadar yang ia lakukan itu salah.

Tetapi sialnya, laki-laki itu malah memberi respon lain dengan melakukan eksekusi keluarga, ini bukan pertama kalinya anggota keluarga kerajaan melakukan ini, bebrapa tahun yang lalu juga keluarga kerajaan juga pernah melakukan eksekusi, yang membuat Akashi Seijuuro sempat dipandang tak suka oleh warga desa.

[Your Name] semakin mempercepat larinya, semakin dekat dengan rumah Kuroko, semakin berdebar pula jantungnya. Akhirnya sebentar lagi rumah Kuroko terlihat, [Your Name] bisa melihat di sana juga ada beberapa pengawal, dan seorang laki-laki bersurai merah sedang mengacungkan ujung katananya yang tajam pada seorang laki-laki bersurai biru langit. Kuroko Tetsuya

Ia bisa melihat Akashi mulai melayangkan katanya dan ia bisa melihat Kuroko yang berdiri tanpa ekspresi merasa pasrah dirinya akan dieksekusi.

=~=~=~=~=

Mata Akashi membulat sempurna, ia menjatuhkan pedangnya ketika mengetahui apa yang baru saja ia lakukan "[Your Name]..." katanya pelan, kimono berwarna cerah milik gadis itu ternodai darahnya sendiri "kenapa kau..."

Gadis itu tidak menjawab Akashi, ia malah menyunggingkan senyumnya, kemudian berlutut karena kakinya tak mampu menahan beban tubuhnya. Kuroko yang berada dibelakang [Your Name], dengan sigap menahan tubuh gadis itu.

Sedetik kemudian, gadis itu terbatuk dan mengeluarkan darah "gawat, rasanya sakit sekali" kata gadis itu dengan lemah, lalu berusaha tersenyum.

"kenapa kau melakukannya...?" kata Akashi, dadanya sesak, sangat sesak "kenapa kau berlari menuju katana ku?"

Gadis itu menarik nafas dengan sekuat tenaganya "aku tidak bisa membiarkan sahabatku, membunuh orang yang kusukai" kata [Your Name] jujur. Ia kemudian menatap manik Kuroko yang berwarna biru langit, lalu tersenyum "kurasa Kuroko-kun, aku tidak bisa menikah denganmu" ujar [Your Name] "maafkan aku"

Kuroko yang dikenal emotionless itu tersenyum pelan dengan mata yang berkaca-kaca "jangan meminta maaf... kumohon jangan" ujar Kuroko "bertahanlah [Your Name]"

[Your Name] lalu menatap Akashi "maafkan aku Sei, aku tidak bisa lagi membersihkan ruanganmu, aku—" gadis itu terbatuk dan kembali mengeluarkan banyak darah.

Akashi berdecih, kemudian menggendong tubuh [Your Name] ala bridal style "kau tidak akan mati [Your Name], aku akan membawamu ke tabib*" ujar Akashi lalu memperbaiki posisi [Your Name] dalam gendongannya, kemudian berlari menuju ke istana.

Akashi bisa merasakan nafas gadis didalam gendongannya semakin melemah "Seijuuro..." panggil [Your Name] "ini tidak akan berhasil, aku kehilangan banyak darah" kata gadis itu pelan "lihat, kimonomu jadi kotor."

"diamlah, kita akan segera sampai."

Gadis itu menenggelamkan kepalanya pada baju milik Akashi "aku minta maaf Seijuuro, aku minta maaf karena bilang aku membencimu, aku tidak membencimu." Kata gadis itu "aku suka aroma kimonomu."

Langkah Akashi terhenti, airmatanya tumpah. Gadis yang berada didalam gendongannya... "[Your Name], bernafaslah" perintah Akashi, ia mendekatkan wajah gadis itu ditelinganya, benar-benar tidak ada hembusan nafas "kumohon [Your Name]... bernafaslah" suara Akashi parau karena tangis.

Sekarang ia tahu, rasa kesal saat [Your Name] bersama dengan Kuroko, rasa sesak didadanya ketika gadis itu mengatakan bahwa ia membencinya, dan rasa bahagia ketika ia melihat gadis itu disisinya. Ia tahu ia mencintai gadis ini "aku mencintaimu [Your Name]."

=~=~=~=~=

Akashi berdiri dipinggir tebing, dibawahnya terdapat air laut yang berombak besar. Ia kembali memandang wajah gadis yang berada di gendongannya. Wajah pucat pasi dengan noda darah, kimono cerah yang juga ternoda darah, dan surai [Hair Colour] yang indah. musim semi yang harusnya indah, terasa benar-benar tragis bagi Akashi, ia kehilangan orang yang dicintainya.

Akashi sudah memutuskan, ia akan terjun dari tebing ini, hanyut bersama [Your Name]. ia tidak peduli dengan kerajaannya, tidak peduli dengan yang lain, ia hanya ingin bersama dengan [Your Name].

Dalam sedetik, Akashi bisa merasakan tubuhnya melayang dan jatuh kebawah. Lalu sedetik kemudian, ia bisa merasakan air laut yang dingin karena musim semi menyentuh dan menyelimuti seluruh tubuhnya, perlahan membekukan saraf-sarafnya. Ia mempererat pelukannya pada tubuh kaku [Your Name]. ia memang kehilangan [Your Name]

Tetapi paling tidak, ia hilang bersama dengan [Your Name].

=~=~=~=~=

*tabib: seperti dokter

Jujur aja, ini kok kayaknya sedih tapi aneh ya //cry

Ya sang perikues maunya salah satu dari cowok yang suka [Your Name] mati, jadi kupilih saja Akashi //ditabokin fans Akashi// maaf kalau tidak memuaskan :').

Mahouka sengaja ambil AU kerajaan Jepang, soalnya suka aja ngebayangin kerajaan dan tempat-tempatnya(?) awalnya mau yokai/ayakashi-an(?), cuma bingung sama definisinya, malah yang ngasih tau juga gak detail dan malah bikin pusing //seret _nancywhite

Oh, jangan tanya nasib Kuroko, dia udah moveon dan bahagia sama Mahouka //slap//

Udah segitu aja

See you next OneShots!

MK♥

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top