Aku Selalu... [Male!Reader x Riko]

Halo, Mahouka balik!

kali ini bawa request dari davidpardosi ! terima kasih sudah request ^^/

note: [Male Name] = nama cowok, chara cowok yang kalian pake dsb xD

Enjoy~!

Warnings: OOC, typo(s), gaje, de-el-el


=~=~=~=~=


Lagi, [Male Name] lagi-lagi mendapati dirinya memandangi Riko dari jauh.

Gadis yang surainya sewarna dengan caramel itu seakan-akan adalah dewi baginya. Tidak, jangan menganggap [Male Name] adalah laki-laki yang aneh. Ia bukanlah aneh, ia cuma terlalu malu hanya untuk sekedar menyapa teman sekelas sekaligus pelatih tim basket sekolahnya.

Entah sudah berapa lama [Male Name] memendam perasaannya ini. Tidak peduli berapa lama, [Male Name] masih sangat menyukai gadis itu.

Lalu, mengapa [Male Name] tidak pernah menyatakan perasaannya?

Untuk ukuran laki-laki, [Male Name] memang sangat payah. Ia terlalu takut untuk ditolak sehingga selalu menyembunyikan perasaannya. Dan juga, Riko adalah cinta pertama untuknya.

Padahal bisa dibilang [Male Name] adalah murid populer di SMA Seirin. Meskipun bukan dalam atletik, setidaknya akademik laki-laki bersurai [Hair Colour] ini di atas rata-rata. Buktinya, namanya selalu berada di atas nama Riko.

Jangan tanya berapa banyak kokuhaku yang ia dapatkan dalam sehari. Sangat banyak hingga memenuhi loker sepatunya, sangat banyak hingga memenuhi inbox e-mailnya, sangat banyak hingga ia sangat lelah selalu dicegat saat pulang sekolah.

Tetap saja, sepopuler apapun [Male Name] ia tetaplah payah karena tidak berani menyatakan perasaannya.

"[Last Name]!" suara Katashi-sensei selaku guru bahasa Inggrisnya membuyarkan lamunan [Male Name].

"Iya sensei?" tanya [Male Name].

Katashi-sensei menatapnya sejenak, "Tolong kumpulkan pekerjaan teman-temanmu, lalu bawakan ke ruanganku," perintah Katashi-sensei lalu meninggalkan ruang kelas.

Dan sedetik kemudian, bel istirahat berdering.

[Male Name] menghela napas pelan, untung saja gurunya itu tidak memintanya membaca buku paket, ia bisa saja mati karena tidak memperhatikan guru yang sudah di penghujung tiga puluh tahunnya itu dan untung saja, ia sudah menyelesaikan tugas dari gurunya itu.

[Male Name] mulai berjalan ke depan kelas, "Seperti yang diperintahkan Katashi-sensei tadi, tolong kalian kumpulkan buku kalian ke depan," ujar [Male Name].

Semua murid di dalam kelasnya mulai berdiri satu persatu mengumpulkan tugas mereka, setelah itu, [Male Name] langsung permisi dan membawa keluar tugas yang telah terkumpul.

"[Last Name]-kun!" sebuah suara menghentikan langkah kaki [Male Name], ia berbalik mendapati gadis yang selalu diperhatikannya berjalan—berlari-lari kecil ke arahnya.

"A—ada apa Aida-san?" tanya [Male Name], tanpa sadar ia tergagap.

Riko tersenyum padanya, "Begini, karena hari ini sebenarnya adalah tugas piketku, aku berpikir untuk membantumu membawa buku-buku itu ke ruangan Katashi-sensei," ujar Riko masih dengan senyumnya.

Oke, [Male Name] tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Ini pertama kalinya ia berbicara dengan Riko sedekat ini dan jujur tiba-tiba keringat membanjiri  telapak tangan serta lehernya.

"K—kurasa tidak perlu Aida-san," kata [Male Name] lalu berusaha tersenyum—dan terlihat sangat kaku, "lagipula a—aku ini laki-laki."

Bukannya pergi, Riko malah mengambil beberapa buku yang berada di tangan [Male Name], "Tidak perlu sungkan begitu, lagipula aku yang menawarkan," ujar Riko lalu berjalan mendahului [Male Name] dengan beberapa buku di tangannya.

Mau tak mau [Male Name] mengikutinya dari belakang. Tanpa sadar senyumnya mengembang.

Ia sangat senang Riko mengajaknya berbicara dan sebagai manusia yang egois, ia ingin menjadi lebih dekat dengan Riko lebih dari ini.

=~=~=~=~=

"Aku menyukaimu [Last Name]-kun! Berkencanlah denganku!"

Entah ini sudah kokuhaku keberapa yang [Male Name] dapatkan hari ini. Jika boleh jujur, ia merasa kasian dengan gadis yang menyatakan perasaan padanya, tetapi tidak mungkin juga ia menerimanya.

"Maaf, tapi aku menyukai orang lain," balas [Male Name] dengan lembut lalu mengelus pelan rambut gadis yang entah siapa namanya itu.

Bukannya menangis seperti gadis lainnya yang pernah ia tolak, gadis itu malah tersenyum padanya, "K—kalau begitu maaf menganggu waktumu," kata gadis itu lalu membungkuk dan pergi.

Di antara beratus bahkan beribu siswa laki-laki di SMA Seirin, kenapa gadis itu memilihnya? Padahal gadis itu manis, bisa saja ia mengencani laki-laki lain.

[Male Name] menghela napas dan segera pergi dari tempatnya berdiri, "Heh, ternyata kau memang sangat populer ya [Last Name]-kun," suara itu membuat [Male Name] menghentikan langkahnya.

Ia terkejut mendapati Riko yang sedang menatapnya dari jendela sambil meminum minuman dalam kemasan.

"Apa yang kau lakukan di sini Aida-san?" tanya [Male Name], wajahnya memerah karena malu.

Riko tertawa, "Tidak, aku melihatmu sedang berbicara dengan seseorang, aku penasaran," jelas Riko, "tenyata kokuhaku."

Wajah [Male Name] semakin merona, ia menolak seorang gadis di depan gadis yang disukainya. Ia bisa mati karena malu saat ini juga.

"Kudengar, kau selalu menolak gadis yang menyatakan kokuhaku padamu," ujar Riko, "kenapa kau tidak menerima salah satu dari mereka?"

[Male Name] memegang tengkuknya dan mengalihkan pandangannya.

"Apa jangan-jangan kau menyukai seseorang?" Riko menerka.

Seketika [Male Name] merasa ingin mati saat ini juga.

"Heh, jadi [Last Name]-kun yang selalu menolak perasaan gadis-gadis menyukai seseorang?" goda Riko padanya.

"T—tentu saja! Aku ini juga manusia," jawab [Male Name] dengan malu yang luar biasa.

Riko tertawa, "Kalau begitu semoga berhasil [Last Name]-kun~" kata Riko lalu meninggalkannya yang masih merasa malu.

'Andai kau tahu, aku selalu menyukaimu.'

=~=~=~=~=

Entah sudah berapa lama semenjak Riko mendapatinya menolak seorang gadis, semenjak hari itu, ia dan Riko semakin dekat. Sama seperti yang ia harapkan.

Apakah Tuhan kini memberikan keberuntungan padanya? Mungkin saja.

"Hei [Male Name]," panggil teman sekelasnya, Yoichi Haruo.

[Male Name] menatapnya, "Ada apa, Haruo?" tanya [Male Name].

Haruo duduk di kursi yang berhadapan dengannya, "Katakan, kapan kau akan menyatakan perasaanmu?" tanya Haruo langsung padanya.

Wajah [Male Name] seketika memerah, "Apa maksudmu?" tanya [Male Name].

Haruo tersenyum menyeringai, "Aku tahu kau menyukai Aida-san," ujar Haruo, "ditambah kalian sangat dekat belakangan ini... apa aku salah?"

Wajah [Male Name] semakin memerah.

"Kau tahu, kau harus segera menyatakan perasaanmu," ujar Haruo, "selain agar hubungan kalian menjadi jelas, ini juga supaya gadis-gadis tidak lagi melakukan kokuhaku padamu."

[Male Name] terdiam, masih malu memikirkan perkataan Haruo.

"Kau tidak tahu betapa menyebalkannya ketika para gadis berbondong-bondong menyatakan perasaannya padamu!?" kata Haruo dengan ekspresi terluka, "kumohon berbagilah sedikit dengan single sepertiku!"

Seketika [Male Name] sweat drop, jadi ini alasan utama Haruo memintanya menyatakan perasaan?

"Jadi bagaimana [Male Name]? Kau akan menyatakan perasaanmu?" tanya Haruo sekali lagi.

[Male Name] terlihat berpikir sejenak, "Menurutmu," jeda sebentar, [Male Name] menatap Haruo, "apa dia akan menerimaku?"

Haruo tersenyum lebar padanya, "Tentu saja! Apa ada alasan dia menolakmu?"

[Male Name] tersenyum.

"Baiklah aku akan menyatakan perasaanku setelah ini."

=~=~=~=~=

[Male Name] berdiri di samping ruang OSIS, menunggu gadis itu menyelesaikan tugasnya sebagai Wakil Ketua OSIS di SMA Seirin.

Tangan [Male Name] berkeringat, jantungnya berdegup dengan cepat dan tiba-tiba ia merasa ragu untuk melakukan hal ini. Apakah perlu keberanian sebesar ini untuk menyatakan perasaan?

[Male Name] kini merasa bersalah pada gadis-gadis yang pernah ditolaknya.

Tidak, ia kini harus fokus menyatakan perasaannya pada Riko.

Selang beberapa menit, rapat OSIS telah selesai dan satu persatu anggota OSIS keluar dari sana. Dan saat gadis berambut caramel itu keluar, [Male Name] langsung meraih lengan gadis itu.

"A—aida-san," kata [Male Name] sesaat setelah ia memegang pergelangan tangan gadis itu, "bisa kita berbicara sebentar?"

Riko terlihat bingung, namun mengikuti permintaan [Male Name].

Mereka kini hanya berdua di koridor, [Male Name] masih bingung ingin mengucapkan kata apa. Saking bingungnya, ia tidak sadar sudah berdiri selama lima menit tanpa melakukan apa-apa.

"Kau baik-baik saja [Last Name]-kun?" tanya Riko.

[Male Name] mengangguk kemudian menarik napas "Aida-san aku—"

"Oi Riko!" seseorang menyelanya.

Riko yang tadinya terfokus pada [Male Name] berbalik menatap orang yang memanggil namanya, "Oh, Hyuuga-kun, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Riko.

Laki-laki yang dipanggil Hyuuga itu mengalihkan pandangannya dan menggaruk tengkuknya, "Anggota tim akan segera memulai latihannya, dan mereka membutuhkanmu," jelas si Hyuuga itu, "makanya aku mencarimu."

Riko tersenyum lebar, senyum yang bahkan [Male Name] belum pernah lihat sebelumnya.

"Aku akan ke sana sebentar lagi," kata Riko pada laki-laki itu, "apa yang ingin kau katakan [Last Name]-kun?"

[Male Name] langsung mengurungkan niatnya, "Tidak," kata [Male Name], "aku hanya ingin mengatakan bahwa adik perempuanku sangat menyukai rajutanmu."

Riko tertawa, "Syukurlah kalau begitu," kata Riko, "aku harus segera pergi ke lapangan indoor sekarang, sampai jumpa [Last Name]-kun."

[Male Name] tersenyum, lebih tepatnya memaksakan senyumnya. Ia bisa melihat gadis itu berjalan menjauh darinya dan mendekati laki-laki yang tadi memanggilnya.

Kenapa [Male Name] tidak menyatakan perasaannya tadi?

Tidak, bukan karena ia takut ditolak. Hanya saja, rasanya ada yang menjanggal saat Riko tersenyum ke arah laki-laki tadi. [Male Name] merasa dirinya kalah telak.

Bisa dilihat dari senyum yang Riko berikan pada laki-laki itu, senyum secerah matahari yang baru saja tertutupi awan mendung. [Male Name] langsung sadar, Riko menyukai si Hyuuga itu.

Dan di sini [Male Name] berdiri menatap mereka dengan nanar, taklupa dengan senyum paksa terbaiknya.

[Male Name] menyerah. Ia menyerah pada Riko.

Benar kata orang, tak ada cinta pertama yang berhasil dan [Male Name] menyetujuinya.

Tetapi tetap saja...

[Male Name] selalu menyukai Riko.

Ia selalu menyukainya dalam diam dan tidak akan pernah beranjak dari diamnya.


=~=~=~=~=


Mahouka no comment deh, untuk pertama kalinya si reader jadi cowok. ini  cowok tapi kok lembek banget ya? :'v

pokoknya gitu lah, kurang dan lebihnya mohon dimaafkan :'v

See you next OneShots!

Yanagawa Shita, wifunya Shoutan

MK♥

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top