You (Furuhashi x Reader)

Genre: Romance

Rate: T

Hanya ingin mengatakan, "Happy Birthday, Furuhashi Koujirou. Semoga matanya semakin seperti ikan mati ya(?)"

  Di suatu sore yang indah, (Your name) dan sahabatnya tengah berada di sebuah bioskop. Hari itu dia dan sahabatnya berniat menonton sebuah film horror. Awalnya (Your name) menolaknya terang-terangan, akan tetapi karena bujukan sahabatnya dia jadi mau juga menonton.

  "Baiklah. Aku tidak mau lama-lama. Kau membeli popcorn dan cola, dan aku yang membeli tiket. Paham?", titah (Your name) membagi tugas.

  (Best friend's name) pun mengangguk setuju. Dia segera pergi untuk membeli snack bagi mereka berdua. Sedangkan (Your name), berjalan dengan lesu sambil mulai mengantri.

  'Mengapa harus horror?!', rutuk (Your name) dalam hati.

  Beruntung hari itu bukanlah libur nasional, sehingga antrian pun tidak terlalu panjang. Setelah mendapatkan tiket, kedua gadis itu segera masuk untuk mulai menonton.

  Film pun dimulai. Kedua gadis itu mendapatkan tempat duduk di barisan paling belakang, ditambah pojok untuk (Your name). (Your name) yang memang takut dengan hal-hal berbau horror pun hanya bisa menunduk. Walau sebenarnya dia penasaran.

  "Waaa! (First name)-chan! Lihatlah!", jerit (Best friend's name) sambil mendongakkan kepala (Your name). Scene hantu yang muncul baru saja terjadi.

  "Iie! Aku tidak mau!", (Your name) menutup matanya erat.

  "Ayolah! Hantunya sudah tidak ada kok"

  Mendengar ucapan sahabatnya yang sangat meyakinkan, (Your name) pun pada akhirnya membuka mata. Sayang, mungkin keberuntungan tidak berpihak padanya. Karena sewaktu ia membuka mata, hantu yang tadinya sudah pergi muncul tiba-tiba. Membuat gadis itu menjerit tidak karuan.

.

  "(First name)-chan?", panggil (Best friend's name) sembari menepuk pundak gadis malang itu. Mereka baru saja selesai menonton.

  (Your name) hanya menggumam tak jelas. Dia terus saja berjalan sambil menunduk. Menatap kakinya sendiri dan tak mau mendongak. Salahkan sahabatnya yang membuat gadis itu jadi ketakutan setengah mati. Bahkan bisa dilihat, sekarang wajahnya tampak sedikit lebih pucat.

  'Aku tidak mau menonton film horror lagi. Tidak mau. Dan tidak akan pernah lagi. Titik!', batin (Your name) penuh tekad.

  Karena terlalu asyik berdebat dengan dirinya sendiri, (Your name) bahkan tak menyadari kalau sahabatnya sedang pergi entah kemana. Dan tanpa disengaja, karena keasyikannnya menunduk, dia pun menabrak seseorang. Membuatnya jatuh terduduk dan popcorn yang dibawa orang tersebut jatuh.

  "Ittai..", (Your name) mengaduh lalu bangkit berdiri. "G-gomennasai ne..", ucap gadis itu merasa bersalah.

  Orang yang tadi ia tabrak tengah berlutut mengambil popcorn nya yang jatuh. Dan ketika ia bangkit dan menatap (Your name), gadis itu seketika berteriak.

  "Hantu!", seru (Your name) kaget sambil menunjuk wajah pemuda yang dihadapannya.

  Bagaimana tidak? Pemuda itu memiliki pandangan kosong layaknya ikan yang sudah mati. (Your name) terkejut karena tatapan tersebut mirip dengan hantu yang ia lihat di film tadi.

  "A-ano.. g-gomen..", tutur (Your name) lirih sambil menunduk. Wajahnya memerah. Kini dia benar-benar malu. Karena sekarang kedua orang itu menjadi tontonan gratis para pengunjung bioskop.

  Namun pemuda didepannya hanya diam. Lalu tiba-tiba sahabat (Your name) datang membawa segelas kopi hangat.

  "(First name)-chan, ini untukmu", ucapnya sambil menyodorkan kopi tersebut. "Eh? Furuhashi-senpai?", kata (Best friend's name) setelah melihat pemuda tadi.

  (Your name) menerima kopi itu, lalu pandangan bertanya ia lontarkan untuk sang sahabat. 'Senpai? Kupikir aku baru melihatnya sekarang', batin (Your name) bingung.

  (Best friend's name) mulai menjelaskan secara singkat bahwa Furuhashi adalah kakak kelasnya. Lalu cepat-cepat ia meminta maaf atas kelakuan (Your name).

  "G-gomennasai, senpai! Maafkan temanku ini. K-Kami akan segera pergi!", seru (Best friend's name) sembari membungkuk dalam-dalam.

  Pada awalnya (Your name) bingung. Namun kemudian dia ditarik paksa oleh sahabatnya hingga dirinya ikut membungkuk.

  "Cepat minta maaf", kata si sahabat setengah berbisik.

  Akhirnya mau tidak mau (Your name) pun meminta maaf walau dengan setengah hati. Dan hari itu, dia jadi membayar popcorn untuk kedua kalinya. Mengganti popcorn si pemuda pandangan kosong yang tadi jatuh.

.

  "Nee, (Best friend's name)-chan. Orang yang kita temui di bioskop kemarin apa benar senpai ku?", tanya (Your name) sambil berjalan ke sekolah barunya bersama sang sahabat. "Aku belum pernah melihatnya di sekolah"

  "(First name)-chan. Biar kuberi tahu sesuatu. Pemuda kemarin itu memang senpai mu. Lebih tepatnya senpai di sekolahmu yang sekarang", jelas (Best friend's name).

  (Your name) hanya mengangguk paham. Pantas saja dia belum pernah melihat pemuda itu. Rupanya dia adalah calon kakak kelasnya di SMA Kirisaki Dai Ichi.

  Tak lama kemudian, kedua gadis itu telah sampai di tujuan mereka, yaitu SMA Kirisaki Dai Ichi. Hari ini adalah hari pertama bagi (Your name) untuk masuk di sekolah barunya. Dia baru saja pindah ke Tokyo dari Kyoto karena urusan pekerjaan sang ayah.

  "Um.. apa ada yang aneh denganku?", tanya (Your name) ke sahabatnya ketika mereka berjalan di koridor. Karena sejak tadi, gadis itu terus saja dipandangi oleh beberapa murid disana.

  "Iie. Mungkin karena kau cantik, (First name)-chan"

  "Urusai yo. Itu memalukan"

  "Hehehe. Sudahlah. Ayo, kuantar kau ke ruang guru"

  (Your name) mengangguk. Setelah itu mereka pun berjalan ke tempat yang dituju. Sesampainya di ruang guru, (Best friend's name) pun meninggalkan (Your name).

.

  "(Full name) desu. Yoroshiku onegaitashimasu", ucap(Your name) sambil membungkuk.

  Setelah perkenalan, sensei menyuruh (Your name) untuk duduk di bangku paling pojok. Karena hanya bangku itu yang tersisa. Tanpa basa-basi, pelajaran pun dimulai.

  Beberapa jam pelajaran telah usai. Saatnya sekarang untuk istirahat. (Your name) yang memang susah bergaul memilih untuk menyendiri di perpustakaan. Setelah sebelumnya menanyakan letak perpustakaan kepada sang sahabat. Dalam perjalanannya, dia tanpa sengaja menabrak seseorang.

  'Ugh. Kenapa akhir-akhir ini aku sering menabrak orang?', tanya gadis itu dalam hati. "Gomennasai!", serunya sambil membungkuk.

  "Oh. Kau", suara datar terdengar.

  Entah kebetulan atau apa, orang yang ditabrak (Your name) adalah kakak kelasnya yang ia tabrak di bioskop kemarin.

  "E-eh? F-Furu.. etto.."

  "Furuhashi Koujirou", sela Furuhashi datar ketika (Your name) berusaha mengingat nama pemuda didepannya itu.

  "A-aa, hai'. Watashi wa (Full name) desu. Yoroshiku, Furuhashi-senpai", ucap (Your name) sambil menunduk.

  Furuhashi hanya menanggapinya dengan gumaman. Lalu ia berjalan pergi.

  'Benar-benar hemat bicara', ucap (Your name) dalam hati.

  Setelah itu dia segera melanjutkan perjalanannya ke perpustakaan. Sambil memikirkan seribu pertanyaan tentang sikap kakak kelasnya tadi.

.

  Semenjak hari itu, (Your name) menjadi semakin penasaran dengan Furuhashi. Tanpa sepengetahuan orang lain, dia berusaha mencari tahu apapun yang berhubungan dengan kakak kelasnya itu. Ia bahkan sampai mencari tahu bagaimana bisa mata Furuhashi seperti mata ikan yang sudah mati.

  "Aa.. kenapa aku jadi penasaran dengan Furuhashi-senpai ya?", tanya (Your name) kepada dirinya sendiri.

  Malam itu (Your name) hanya berbaring di ranjangnya. Menatap atap dengan penuh rasa bingung. Bagaimana bisa dia merasa seperti ini? Mungkinkah ia jatuh cinta kepada Furuhashi? Mencoba untuk tidak ambil pusing, (Your name) memilih untuk belajar. Akan tetapi, tiba-tiba saja handphone nya bergetar ketika ia baru beranjak dari kasur.

  "Moshi moshi?", sapa (Your name) sedikit heran. Panggilan yang ia dapat itu dari nomor yang tak dikenal.

  "(Last name) desu ka?"

  "Hai'. Anata.. dare?", tanya (Your name). Sepertinya dia kenal suara ini.

  "Furuhashi Koujirou"

  'Sudah kuduga! Tapi, kenapa Furuhashi-senpai meneleponku? Terlebih lagi, dari mana dia tahu nomorku?!'

  Hening melanda. (Your name) lebih asyik dengan pikirannya sendiri. Hingga sebuah dehaman dari Furuhashi membuatnya sadar dan segera meminta maaf.

  Ternyata Furuhashi ingin mengajaknya bertemu besok. Di perpustakaan tepat sepulang sekolah. (Your name) tentu saja menyetujuinya. Dan setelah itu, ia belajar sebentar lalu pergi ke ranjang. Tak sabar kira-kira apa yang akan terjadi besok.

.

  "Furuhashi-senpai bilang sepulang sekolah 'kan kemarin? Sekarang sudah lima belas menit setelah bel berbunyi", keluh (Your name) sambil duduk sendirian di perpustakaan.

  Furuhashi belum juga datang. Untuk membunuh rasa bosan, dia pun mulai mencari buku yang sekiranya menarik. Dan pilihannya jatuh pada profil siswa kelas dua angkatan sekarang.

  "Hihi. Furuhashi-senpai sama saja ya mukanya?", komen (Your name) ketika melihat profil Furuhashi. "Tunggu dulu. Ulang tahunnya.. berarti hari ini dia ulang tahun!?"

  Seketika (Your name) mendapat teguran dari petugas perpustakaan. Dia pun hanya bisa tersenyum menahan malu. 'Untung saja perpustakaan sedang sepi', batin gadis itu sedikit lega.

  Kemudian, (Your name) pun mulai memikirkan kado apa yang diinginkan senpai nya itu.

  "Sudah lama menunggu?", tepukan di pundak (Your name) dapatkan.

  Dia menoleh dan mendapati orang yang sejak tadi ditunggu. Furuhashi mulai menempatkan diri disamping (Your name).

  "Ano, senpai. Gomen. Hari ini senpai berulang tahun?"

  Perlu waktu bagi Furuhashi untuk berpikir hingga pada akhirnya ia hanya mengangguk. Ekspresi nya tak menampakkan kebahagiaan sedikitpun.

  "Nee, kalau begitu, apa yang senpai mau?"

  "Kau", jawab Furuhashi datar langsung to-the-point. Benar-benar frontal, jelas, dan tanpa basa-basi.

  Sebenarnya saat ini Furuhashi ingin menyatakan perasaannya kepada (Your name). Hanya saja dia bingung cara mengatakannya. Nah, berhubung (Your name) menanyakan hadiah apa yang ia inginkan. Ia pun menjawab dengan apa adanya. Karena dia memang menginginkan adik kelasnya itu.

  "N-nani?"

  (Your name) bertanya memastikan. Wajahnya sedikit memerah. Jangan sampai dia salah tanggap dan berakhir dengan mempermalukan dirinya sendiri didepan orang yang ia suka. Furuhashi hanya menatap (Your name) intense tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Yang mana membuat (Your name) semakin salah tingkah.

  "S-senpai. Kau membuatku malu. Menyebalkan", gerutu (Your name) sambil membenamkan wajahnya di kedua tangan.

  Tanpa gadis itu sadari, Furuhashi tersenyum karena ulahnya. Senyuman lembut yang entah hanya berapa kali ia tunjukan dalam sebulan.

  "Kalau kau tak mau tak apa", suara monotone Furuhashi kembali. Kini ia menepuk kepala (Your name) pelan. Berharap supaya gadis itu tidak merasa terbebani karena ucapannya. "Lagipula aku tidak harus diberi hadiah"

  Tetapi (Your name) segera mendongakkan kepalanya menatap Furuhashi.

  "A-aku mau. Maksudku, aku tidak bisa menolak keinginan orang yang kusayangi. Tapi bukan berarti aku adalah perempuan yang mudah didapatkan. Pokoknya- mmph!", ucapan penuh ke-tsundere-an dari (Your name) disela oleh tangan Furuhashi yang kini menutup mulutnya.

  "Aku paham. Kalau begitu, akan kujemput kau nanti malam jam 7. Aku akan meminta hadiah lebih banyak darimu, (First name)"

  Setelah mengucapkan hal itu, Furuhashi segera beranjak dari perpustakaan. Meninggalkan (Your name) yang mematung sendirian dengan tatapan penuh kebingungan.

  "Wakarimasu yo, Koujirou-senpai"

  Kemudian sebuah senyuman terukir di wajah manisnya. Mulai sekarang, dia adalah kekasih Furuhashi Koujirou. Pemuda yang memilik tatapan seperti ikan mati. Sekaligus pemuda yang sudah membuat (Your name) terasa seperti stalker.

.

A/N:
Readertachi~! Saya kembali dengan ide absurd nan apalah-apalah lagi. Aargh, saya benar-benar bingung mengapa ide saya bisa se-absurd ini. Karena Furuhashi itu jarang nongol(?), saya jadi kurang paham sama personality nya. Ya sudahlah, saya buat dia hemat bicara. Mungkin OOC ya? Gomen gomen. Kritik dan saran selalu diterima kok.
Saa, jaa matta, readertachi~!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top