Who Are You? (Kise x Reader x Kuroko)
Genre: Romance, Angst
Rate: T
Ohisashiburi, readertachi~! Maaf karena selama beberapa hari ini tidak publish cerita. Yah tahu lah, tugas yang bejibun itu menjadi penghalang bagi saya untuk mengetik. Tapi, tak usah basa-basi lagi. Kali ini saya bawa request dari Shiro_Mayu ! Douzo! Nee, sebelum itu maaf jika angst nya kurang ngena(?). Saa, jaa matta, readertachi~!
Langit yang biru membentang di atas kota Tokyo, menaungi kota tersebut, menandakan bahwa disana cuaca sedang cerah. Cuaca seperti itu begitu pas sebagai latar bagi dua orang remaja yang saat ini tengah berjalan berdua, saling bergandengan tangan dengan mesra.
"(First name)cchi tidak biasanya mau kuajak pergi. Ada apa-ssu?", tanya seorang pemuda blonde yang akrab disapa Kise.
"Aku sedang tidak ada pekerjaan, Ryouta-kun. Dan anggap saja ini kencan pertama kita", jawab gadis pemilik surai (Hair colour) itu.
Kedua remaja tersebut memanglah sepasang kekasih. Kise, lengkapnya Kise Ryouta, adalah kekasih (Full name) sejak beberapa hari yang lalu. Dan setelah sekian lama menjadi kekasih, saat ini barulah kali pertama bagi mereka pergi berdua. Penyebabnya adalah keduanya yang sama-sama sibuk. Kise sibuk dengan basket dan karir nya sebagai model, lalu (Your name) yang sibuk dengan organisasi-organisasi sekolah yang ia ikuti.
"Tapi 'kan aku hanya ingin ke Seirin. Kalau mau kencan ke tempat yang lebih romantis saja-ssu"
"Daijoubu, Ryouta-kun. Lagipula kudengar orang-orang di Seirin ramah 'kan? Kupikir hal itu tidak kalah baik nya dengan tempat romantis", ujar (Your name) sambil tersenyum.
Kise menghela nafas. Dia hanya bisa mengalah. Melihat senyuman kekasihnya ketika berucap membuat Kise mau tak mau hanya bisa menyanggupi.
.
"Kurokocchi! Konnichiwa-ssu!", seruan dari si pirang terdengar tatkala ia melihat seorang pemuda berambut baby blue tengah berjalan.
Pemuda dengan surai baby blue itu menghentikan langkahnya, menengok, dan seketika perasaan terkejut merasuki hatinya walaupun ia masih menatap datar kedua orang tadi.
Kise pun segera berlari menarik kekasihnya menuju pemuda itu dengan riang.
"Yo, Kurokocchi! Ohisashiburi-ssu!", sapa Kise sambil tersenyum memamerkan giginya.
"Doumo, Kise-kun"
"Ohisashiburi mou, Kuroko-kun", ucap (Your name) menimpali. Gadis itu ikut tersenyum, walau sejujurnya ia tadi juga sempat terkejut.
"Hai'. Ohisashiburi, (Last name)-san"
Untuk beberapa saat Kise hanya diam, memikirkan apa yang sedang terjadi. Kekasihnya dan Kuroko saling mengenal? Sejak kapan? Dan mengapa ia tidak mengetahuinya?
"Chotto matte-ssu! Kalian sudah saling kenal?!", seru Kise tidak percaya.
(Your name) tersenyum sedangkan Kuroko hanya menatap si pirang datar. Lalu (Your name) mulai menceritakan kisahnya, bagaimana dia dan Kuroko bisa saling mengenal.
"Jadi Kurokocchi sudah lama kenal dengan (First name)cchi?"
Mendengar pertanyaan Kise membuat Kuroko sedikit bingung. Bukankah tadi pemuda pirang itu memanggil (Your name) dengan nama awalnya? Ada apa di antara mereka?
"Ah ya. Ano.. sekarang biarkan aku yang cerita-ssu", seolah mengetahui kebingungan Kuroko, Kise pun bercerita tentang hubungannya dengan (Your name). "Jadi (First name)cchi itu kekasihku-ssu! Yah walau baru beberapa hari kita pacaran"
Kuroko sempat kaget mendengar pernyataan Kise. Dia tidak salah dengar 'kan? (Your name), temannya sejak SD sekaligus gadis yang ia sukai menjadi kekasih seorang Kise Ryouta?
"Yoroshiku ne, Kuroko-kun. Aku kekasih temanmu yang banyak bicara ini", ujar (Your name) sambil tersenyum lembut.
Untuk beberapa saat Kuroko sempat terpana dengan senyuman itu. Tapi sesegera mungkin dia sadar, sekalipun senyuman tadi ditujukan untuknya namun pasti Kise lebih sering mendapat kesempatan untuk melihat senyuman tersebut. Menyadari hal itu, entah mengapa Kuroko merasa kesal. Antara iri dan tidak rela ia rasakan.
"Mou, (First name)cchi hidoi-ssu!"
"Gomen, Ryouta-kun. Aku hanya bercanda"
"Tapi itu tidak lucu, (First name)cchi!"
"Aku tadi sudah meminta maaf 'kan, Ryouta-kun? Jadi diamlah"
"Aku tahu tapi—"
"Sumimasen", ujar Kuroko pada akhirnya, menyela ucapan Kise. Apakah sejak tadi keberadaannya tidak terasa hingga dia hanya menjadi penonton dari perdebatan sepasang kekasih itu? "Aku harus ke gym, (Last name)-san, Kise-kun", dan setelah itu si surai baby blue pun melangkahkan kaki pergi.
Dalam perjalanan, pemuda bersurai baby blue itu mulai memikirkan berbagai rencana, rencana supaya hubungan Kise dengan (Your name) berakhir. Terdengar licik memang, tapi Kuroko tidak peduli. Karena dia yakin, ia bisa membahagiakan gadis itu lebih baik dari apa yang dilakukan si pirang.
.
Hari demi hari berlalu. Berbagai rencana telah Kuroko lakukan supaya hubungan Kise dan (Your name) usai. Walaupun belum seperti yang Kuroko harapkan, setidaknya rencana-rencana yang ia lakukan berhasil membuat hubungan Kise dan (Your name) merenggang. Kuroko mulai jarang melihat (Your name) ketika Kise datang ke Seirin. Bukan hanya itu, Kuroko juga beberapa kali menjadi pendengar cerita (Your name) tentang perdebatannya dengan Kise.
"Moshi moshi", suara datar Kuroko menyambut sebuah panggilan di handphone nya.
"K-Kuroko-kun.. ano..", lalu terdengarlah suara feminim seorang (Your name).
"Nani, (Last name)-san?"
"Bisakah kita bertemu? A-aku ingin bercerita kepadamu"
Kuroko sempat heran karena suara (Your name). Jika tidak salah, dia tadi mendengar suara (Your name) bergetar. Apakah gadis itu sedang menangis?
"Hai'. Wakarimasu", jawab Kuroko datar seperti biasa. "Demo, apa kau baik-baik saja, (Last name)-san?"
Hening sejenak melanda. Hingga akhirnya tawa kecil (Your name) terdengar. Tawa yang terdengar dipaksakan.
"Daijoubu, Kuroko-kun. Saa, datanglah ke Maji Burger—"
"Aku sudah disana sekarang, (Last name)-san" suara Kuroko menginterupsi kalimat (Your name).
Lalu terdengar pekikan kaget dari (Your name). Dan tanpa basa-basi gadis itu segera berpamitan lalu menutup panggilan. Langsung bersiap-siap untuk bertemu dengan Kuroko secepatnya.
.
Kuroko mulai bangkit dari duduknya. Ia telah melihat (Your name) yang sedang berdiri di sisi lain dari jalan dekat Maji Burger, menatap ponselnya dengan sendu. Entah apa yang dilakukan (Your name), Kuroko pun tak tahu. Tapi yang jelas gadis itu sedang sedih.
Perlahan Kuroko melangkahkan kaki keluar dari Maji Burger, berniat mendatangi gadis itu. Namun di luar dugaan, ketika Kuroko baru keluar dari sana, (Your name) langsung melihatnya. Dan tanpa basa-basi gadis itu segera berlari menghampiri Kuroko tanpa melihat jalan terlebih dulu.
"(Last name)-san!"
Mungkin inilah kali pertama Kuroko berteriak. Karena sebuah kejadian yang tidak ia duga terjadi tepat di depan matanya. (Your name), gadis yang ia suka, tertabrak mobil. Sontak Kuroko berlari ke arah gadis itu.
"(Last name)-san!", raut khawatir jelas tergambar di wajah pemuda minim ekspresi tersebut.
(Your name) sudah kehilangan kesadaran. Kepala gadis itu terluka, mungkin terbentur aspal saat kejadian tadi. Melihat keadaan (Your name) yang begitu parah, tanpa basa-basi Kuroko segera menelepon ambulan. Kuroko terus berada di samping (Your name) setelah itu, menggenggam tangannya erat, berharap supaya gadis itu bisa bertahan.
.
Kuroko terus menunggu dalam keheningan. Dia pun tak tahu sudah berapa lama ia duduk di kursi tunggu rumah sakit. Sejak tadi pemuda itu hanya memikirkan (Your name). Berbagai perasaan telah berkecamuk dalam dadanya. Menit demi menit ia lalui dengan berat. Yang kini ada di pikirannya hanyalah keadaan gadis itu.
Tak lama kemudian dokter yang tadi menangani (Your name) keluar dari ruang tempat gadis tersebut dirawat. Menyadari hal itu segera membuat Kuroko bangkit dari duduknya, berjalan penuh kekhawatiran menuju sang dokter.
"Sumimasen. Bagaimana keadaan (Last name)-san, dok?"
"(Last name)-san mendapat benturan yang cukup keras di kepala. Jika ia sadar nanti, kemungkinan yang terjadi adalah (Last name)-san akan mengalami amnesia. Setidaknya itulah yang bisa saya katakan sekarang"
Kuroko sempat tertegun untuk beberapa saat. Bagaimana jika (Your name) nanti benar-benar hilang ingatan? Bagaimana jika gadis itu nanti melupakannya? Tunggu dulu. Bukankah itu berarti (Your name) juga memiliki kemungkinan melupakan Kise? Mengingat hal itu tanpa sadar membuat Kuroko tersenyum penuh misteri.
.
Selama beberapa hari (Your name) masih terbaring tanpa kesadaran. Namun sekalipun begitu, Kuroko tetap setia menemaninya. Dia terus duduk di samping kasur tempat (Your name) terbaring. Pemuda itu dengan setia menggengam tangan gadis yang belum sadar tersebut. Ya, hanya Kuroko. Sedangkan pemuda bersurai blonde kekasih (Your name) bahkan sama sekali tidak menampakan batang hidungnya.
"(Last name)-san?", nada bicara penuh perasaan tak percaya terdengar karena baru saja Kuroko merasakan gerakan dari tangan (Your name).
(Your name) telah sadar. Kini gadis itu sedang berusaha membuka matanya.
"(Last name)-san, daijoubu desu ka?", tanya Kuroko.
Perlahan (Your name) mengalihkan pandangannya ke Kuroko. Mengerjap sesaat lalu ekspresi bingung menghampiri gadis itu.
"Anata dare?", tanya (Your name) dengan lirih.
"Kuroko Tetsuya desu. Anata?", Kuroko balik bertanya, memastikan apakah gadis itu juga lupa dengan identitasnya atau tidak.
"(Full name) desu. Ano.. Kenapa Kuroko-kun bisa disini?"
"Aku disini menemanimu sebagai pengganti Kise-kun"
(Your name) tampak bingung dengan ucapan Kuroko. Dia tidak sepenuhnya mengerti dengan ucapan pemuda berambut baby blue itu.
"Kise-kun siapa? Sumimasen. Aku tidak paham dengan apa yang kau ucapkan, Kuroko-kun", ujar (Your name). Dengan hati-hati gadis itu bangkit dari posisi tidurnya. "Apa yang terjadi padaku? Apakah aku mengenal Kuroko-kun?"
Tanpa sadar Kuroko tersenyum tipis setelah mendengar ucapan (Your name). Rupanya gadis itu benar-benar terkena amnesia.
"Kise-kun adalah temanku", jawab Kuroko. "Aku tunanganmu, (First name)-chan. Kau terkena amnesia, jadi wajar saja jika tidak ingat", lanjutnya.
(Your name) terdiam sesaat memikirkan ucapan Kuroko. Sejujurnya gadis itu merasa ragu dengan ucapan pemuda di depannya. Di satu sisi ia merasa bahwa Kuroko memanglah dekat dengannya. Namun sisinya yang lain berkata bahwa apa yang baru saja Kuroko katakan tidaklah sepenuhnya benar.
"S-Sou ka.. G-gomenne, Tetsuya-kun. Karena aku sudah melupakanmu"
Pada akhirnya (Your name) pun hanya bisa mempercayai ucapan Kuroko begitu saja.
.
Hari demi hari telah terlewati. Hubungan antara Kuroko dengan (Your name) semakin dekat. Bahkan kini mereka berdua telah resmi bertunangan.
Kedua remaja itu saling bahagia. Keadaan (Your name) semakin membaik walau masih ada luka-luka kecil tersisa dari kecelakaannya dulu.
"(First name)cchi!"
Tiba-tiba sebuah seruan terdengar ketika (Your name) dan Kuroko sedang berjalan-jalan dengan santai pada suatu pagi. Karena merasa namanya dipanggil, (Your name) pun menghentikan langkah dan berbalik untuk menatap orang yang baru saja memanggilnya tadi.
"Gomen, (First name)cchi! Aku minta maaf atas perbuatanku beberapa hari lalu-ssu! Aku juga meminta maaf karena tidak memahami perasaan (First name)cchi! Mulai sekarang aku janji tidak akan seperti itu lagi-ssu!", pemuda berambut pirang itu terus berbicara tanpa jeda. Sambil terus mengoceh, pemuda tadi juga menggenggam kedua tangan (Your name).
"S-sumimasen. Ano.. anata dare?", tanya (Your name) pelan. Ekspresi takut samar-samar terlihat di wajah gadis itu.
Mendengar ucapan (Your name) seketika membuat pemuda tadi membeku. Mimik wajah yang sulit didefinisikan pun terlihat menghiasi wajah rupawan pemuda itu.
"A-Apa maksud (First name)cchi? (First name)cchi sedang bercanda 'kan? Aku adalah kekasihmu, (First name)cchi! Kise Ryouta!", seru Kise mulai panik.
"A-aku tidak memiliki kekasih. Aku adalah tunangan Tetsuya-kun", balas (Your name) sambil merapatkan diri ke Kuroko
Ucapan (Your name) membuat hati Kise hancur seketika. Apa yang sebenarnya terjadi kepada kekasihnya itu? Apa yang telah terjadi setelah pertengkarannya dengan (Your name) beberapa hari lalu? Mengapa (Your name) melupakannya dan justru menganggap Kuroko sebagai tunangan?
"T-Tunangan? Tapi (First name)cchi adalah kekasihku! (First name)cchi! Apa yang terjadi kepadamu?!", seru Kise sambil mencengkeram kedua pundak (Your name), membuat gadis itu memejamkan mata erat menahan sakit.
"Sumimasen. Kise-kun, tolong lepaskan (First name)-chan"
Tak tahan dengan kelakuan Kise, Kuroko akhirnya memutuskan untuk angkat bicara. Nada suaranya terdengar bahwa ia tidak suka dengan perbuatan si pirang. Hal itu membuat Kise mau tak mau melepaskan cengkeramannya.
"(First name)-chan adalah tunanganku, Kise-kun. Lihatlah ini", dengan itu Kuroko menunjukkan tangannya dan tangan (Your name), memperlihatkan cincin yang bertengger manis di jari keduanya.
Kedua bola mata Kise membelalak tak percaya. Lalu tiba-tiba Kuroko menggandeng (Your name) melanjutkan perjalanan mereka, meninggalkan Kise sendirian dengan berbagai pertanyaan di benaknya.
.
"Kurokocchi, ada yang harus kita bicarakan"
Sore itu Kise mendatangi Kuroko yang baru selesai berlatih. Kejadian kemarin meninggalkan beribu pertanyaan di benak Kise. Bukan hanya itu, kejadian kemarin juga meninggalkan perasaan sakit di dadanya.
"Apa yang kau lakukan kepada (First name)cchi-ssu?", setelah anggota tim basket Seirin yang lain pulang, Kise pun mulai membuka pembicaraan.
Kuroko hanya menatap Kise datar. Tak sedikitpun berniat menjawab pertanyaan dari di blonde.
"Apa yang kau lakukan kepada (First name)cchi?!", seru Kise tidak sabar. "Mengapa dia bisa tidak mengenaliku?! Dan kenapa (First name)cchi justru menganggapmu tunangannya?!", emosi Kise tidak tertahankan lagi.
Kuroko masih saja hanya menatap Kise datar. Tapi tak lama kemudian ia pun menceritakan kejadian beberapa hari yang lalu itu, hari dimana (Your name) mengalami kecelakaan hingga membuatnya amnesia.
"Sebelum kecelakaan, (First name)-chan menghubungiku. Kudengar suaranya seperti orang yang sedang menangis. Apa yang telah Kise-kun lakukan kepadanya?"
Pertanyaan Kuroko membuat Kise membatu. Penyesalan seketika menghampiri pemuda berambut pirang tersebut. Apa pertengkarannya beberapa hari yang lalu lah penyebab (Your name) menangis?
"A-Aku.."
Kise tak mampu menjawab pertanyaan Kuroko. Dia terlalu merasa bersalah untuk mengatakannya. Seketika amarahnya yang tadi ingin meluap hilang begitu saja, tergantikan oleh rasa penyesalan yang dalam.
"Apakah Kise-kun terlalu sibuk hingga tidak sempat menghubungi (First name)-chan ketika ia tak sadarkan diri selama beberapa hari itu?", tanya Kuroko sambil terus menatap Kise. "Aku menyayangi (First name)-chan, Kise-kun. Karena itulah aku mengatakan kepadanya bahwa kami bertunangan. Semua itu kulakukan demi (First name)-chan. Aku tidak ingin melihatnya bersedih. Aku akan melakukan apapun demi kebahagiaannya. Dan aku akan membuatnya lebih bahagia dibanding saat bersama Kise-kun dulu"
Lalu tanpa sepatah kata lagi Kuroko langsung berjalan pergi meninggalkan Kise. Membiarkan pemuda itu berdiri disana dengan penyesalan yang amat dalam.
'Maafkan aku karena telah menjadi kekasih yang bodoh, (First name)cchi'
Dan kini Kise hanya berdiam diri disana, meratapi semua yang sudah terjadi dengan penuh rasa sesal. Walaupun Kise tahu, sekalipun ia menyesal dan berjanji untuk tidak mengulanginya, (Your name) tetap tidak akan kembali menjadi miliknya lagi.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top