Thank You for >100k! (1)

Ini dia janji saya, readertachi! Saya bawa part spesial untuk merayakan 100k+ reads buku ini! Tapi satu dulu XD
Sebelumnya maaf kalau OOC, typo, de el el. Satu lagi. Saya sarankan readertachi yang dibawah umur jangan baca part ini. Daku tak mau menodai kepolosanmu, naaaak ;-;

Nah langsung aja ke intinya! Douzo!

(Di sini setting-nya di kamar readertachi semua, ok? Jangan mikir aneh-aneh. Mereka gak nganu kok (?) Dan disini readertachi udah jadian sama mereka. Selain itu, konteks komik disini bisa online maupun yang bentuk buku, ok?)

.

#1 WHAT IF THEY FIND/READ YOUR 'BL' MANGA COLLECTIONS

.

Kuroko Tetsuya

  (Your name) sedang asyik membaca komik *ehem*BL*ehem* sambil berbaring dengan punggung yang bersandar di kepala ranjang. Selama beberapa menit ia terus membaca tanpa ada gangguan sampai komik yang ia baca masuk ke adegan puncak cerita. Tepatnya waktu adegan si anu-mau-nganu-anunya-anu (?)

  "Apa yang mereka lakukan, (Your name)-chan?"

  Gubrak.

  Seketika (Your name) terjungkal dari kasurnya sendiri. Sukses mendarat dengan tidak elitnya di lantai.

  "T-Tetsuya! D-darimana kau datang?! S-sejak kapan?!"

  "Dari pintu. Sejak tadi, (Your name)-chan."

  "O-oh..." (Your name) segera menutup komiknya dan menyembunyikannya di balik punggung.

  "Apa yang mereka lakukan? Kenapa mereka ada di kasur berdua saja?"

  "Huh?"

  "Kenapa mereka berciuman? Bukankah mereka sesama laki-laki?"

  "E-eh... Itu..."

  "Kenapa mereka mesra sekali? Kenapa mereka seperti orang yang berpacaran? Kenapa pria yang tinggi itu menindih lelaki satunya? Kenapa tangannya menyentuh—"

  Dan sebelum Tetsuya berhasil melengkapi kalimatnya, mulut pemuda baby blue itu sudah lebih dulu dibungkam oleh sang kekasih. Mencegahnya mengeluarkan pertanyaan yang membuat (Your name) salah tingkah sendiri.

.

Kise Ryouta

  Siang itu (Your name) dan Ryouta sedang belajar bersama. Posisinya mereka berhadapan dengan meja kecil berhias buku sebagai pembatas keduanya. Ryouta kini tengah bermain dengan ponsel sang kekasih sementara (Your name) mengerjakan salah satu soal.

  "(Your name)cchi."

  "Hm?" Balas (Your name) sambil meminum cola yang disediakan ibunya untuk mereka.

  "Apa itu AoKaga-ssu?"

  Uhuk.

  Gadis itu sukses tersedak cola yang diminumnya. Tenggorokannya sakit seketika. Ia buru-buru merebut ponselnya yang kini menampilkan situs komik online yang ia taruh di bookmark.

  "(Y-Your name)cchi tak apa-ssu?!"

  "Uhuk... T-tak apa..."

  Hening untuk sesaat. Sebelum akhirnya Ryouta menanyakan hal yang sama. (Your name) mengumpat dalam hati. Ia kira Ryouta akan lupa dengan pertanyaannya beberapa saat lalu.

  "Um... Itu... Doujinshi BL... Kau tahu? G-gay..."

  "Oh... Lalu AoKaga itu Aominecchi dan Kagamicchi?"

  "Um... begitulah..."

  Hening lagi.

  "(Your name)cchi. Nanti aku minta link-nya, ya-ssu?"

.

Aomine Daiki

  "Aku ke dapur sebentar. Kau mau minum apa?"

  "Susu. Langsung dari sumbernya." Daiki menyeringai.

  (Your name) memutar bola mata jengah dan tanpa basa-basi segera pergi ke dapur. Sementara itu Daiki yang bosan memilih untuk melempar-lemparkan bola kasti yang ada di kamar kekasihnya. Baru juga tiga kali pantul-tangkap dengan dinding, bola kasti itu sudah menggelinding masuk ke kolong kasur (Your name).

  "Ck. Sial." Daiki berdecak kesal sebelum akhirnya—dengan terpaksa—mengambil bola kasti di bawah kasur. "Nah. Dapat. Tunggu. Apa ini?"

  Daiki mengambil benda yang disentuhnya. Tapi bukannya bola kasti yang ia dapat, justru sebuah buku dengan sampul dua orang laki-laki.

  "Daiki. Aku tak memiliki sapi. Jadi, kalau kau ingin susu yang langsung dari sumbernya pergilah ke peternakan kakekku di desa."

  Tiba-tiba (Your name) sudah berada di kamar dan menaruh nampan berisi dua gelas lemon tea dan sepiring biskuit.

  "Oi, (Your name)! Ini a—"

  "Woaa! Daiki! Jangan buka!" (Your name) sontak berlari ke arah Daiki berniat merebut komiknya.

  "Eits." Daiki berdiri dan mengangkat buku itu tinggi. "Jawab dulu pertanyaanku."

  Terkutuklah pemuda tan yang kelewat tinggi itu. Berkatnya sekarang (Your name) harus melompat-lompat guna mengambil komiknya.

  "Ck. Terserah. Kau lihat saja." (Your name) berdecak kesal lalu berbaring di kasur.

  Daiki mengernyitkan kening bingung. Tapi kemudian ia mengedikkan bahu tak acuh lalu membaca sekilas buku dalam genggamannya. Beberapa saat kemudian ia melempar buku tadi ke lantai dengan keras.

  "As#&**&@! My eyes! Anyiiing! Wut da fck is dat?!"

.

Midorima Shintarou

   Sore itu Shintarou dan (Your name) sedang belajar bersama. Lebih tepatnya (Your name) yang sibuk mengerjakan soal dan Shintarou yang sibuk mengamati—soalnya sudah selesai sejak tadi—koleksi buku-buku milik kekasihnya.

  "(Your name)." Shintarou akhirnya buka mulut saat ia melihat jajaran komik yang berada di pojok kanan bawah rak buku.

  (Your name) yang memang baru saja selesai dengan tugasnya segera menatap sang kekasih.

  "Ada apa?"

  "Apa isi komik ini?" Tanya si wortel sembari mengambil salah satu komik (Your name). "Apakah bagus, nodayo?"

  Seketika (Your name) keringat dingin saat mengetahui komik yang dimaksud kekasihnya itu ialah koleksi komik BL-nya. Dan yang sedang diambil Shintarou bukanlah shounen-ai semata, tapi yaoi.

  "I-itu... Hanya friendship saja... Dan... Um... Menurutku sih bagus."

  Shintarou tak menjawab tapi segera berjalan ke arah tasnya lalu mengambil sesuatu. Dan (Your name) langsung membeku saat melihat apa yang dibawa kekasihnya.

  "Ini lucky item-ku hari ini, nodayo. Tapi, aku bingung kenapa penjaga kasir di toko buku menatapku aneh saat membelinya, nodayo. Kupikir ini komik BL, jadi aku tak membacanya. Tapi karena kau bilang friendship dan bagus ceritanya maka akan kubaca, nodayo." Jelas Shintarou sambil mulai membuka segel komik yang dibelinya yang sama seperti milik (Your name).

  "S-Shintarou! J-Jang—"

  Gubrak.

  "—an."

  Terlambat.

  Shintarou sudah melihat isinya dan kini pemuda wortel itu sedang terbaring pucat dengan nyawa imajiner yang mulai melayang dari raga.

.

Murasakibara Atsushi

  Hari itu Atsushi dan (Your name) sedang bermalas-malasan bersama. (Your name) sibuk membaca komik online di kasur dan Atsushi sibuk berbaring malas di lantai kamar. Atsushi mulai bosan. Snacks-nya sudah habis tapi ia tak enak hati untuk meminta—lagi—dan terlalu malas untuk membeli.

  "(Your name)chin."

  Tak ada jawaban.

  "(Your name)chin."

  Hening kemudian terdengar suara cekikikan seorang gadis.

  "(Your name)chin~"

  "Uwoo! Akihiko! Apa yang kau lakukan?!" Seru (Your name) histeris dengan wajah merona.

  Kening Atsushi mengkerut. Ok, fix, ia kesal sekarang. Kenapa kekasihnya itu merona karena menatap ponsel? Apa yang dibacanya? Dan lagi, siapa itu Akihiko? Apakah (Your name)chin nya sudah punya kekasih baru?

  Grab.

  "(Your name)chin jahat. Jangan mengabaikanku." Si Titan ungu merajuk. Sekarang ia mengambil ponsel (Your name) dan memeluk sang kekasih layaknya guling.

  "Yosh... Yosh... Aku tidak mengabaikanmu, Atsushi... Aku hanya terbawa suasana saja. Komik yang kubaca bagus isinya." (Your name) membelai surai ungu kekasihnya lembut.

  "Memangnya (Your name)chin baca apa?" Kemudian tanpa meminta izin si pemilik, Atsushi langsung melihat ponsel kekasihnya yang masih berada di situs komik online. "(Your name)chin. Ini apa?" Kening Atsushi kembali mengkerut.

  (Your name) hanya tertawa kecil. Lalu timbul ide usil di benaknya.

  "Akan kuberitahu kalau kau mau melakukan adegan ini dengan Himuro." Kemudian diambilnya ponsel yang dibawa Atsushi dan menunjukkan adegan 'ehm' di komiknya.

  Untuk ketiga kalinya kening Atsushi mengkerut.

  "Tidak. Lebih baik aku tidak tahu apa nama adegan laknat di komik (Your name)chin daripada harus mengambil keperawanan Murochin. Lagipula daripada Murochin lebih baik punya (Your name)chin yang kuambil."

.

Akashi Seijuurou

  Di siang yang terik itu (Your name) dan Seijuurou memutuskan untuk bersantai-santai. Tak ada yang berbicara. Hanya suara AC yang dinyalakan saja yang terdengar. Seijuurou tampaknya fokus melakukan razia terhadap meja belajar (Your name) sedangkan (Your name) sibuk menjajah ponsel Seijuurou.

  "Sei, kau itu benar-benar, ya? Ponsel canggih seperti ini hanya berisi file tugas sekolah dan aplikasi belajar?" Celetuk (Your name) mengomentari isi ponsel kekasihnya.

  Dari meja belajar Seijuurou hanya mendengus geli.

  "Aku hanya mengisinya dengan sesuatu yang perlu, (Your name)." Timpalnya.

  Tak ada lagi sahutan. Seijuurou menengok ke arah kekasihnya dan mendapati gadis itu masih asyik menjajah ponselnya. Ia tersenyum lalu kembali meneliti meja belajar (Your name). Tak ada sesuatu yang spesial di meja itu. Hanya berisi benda-benda pada umumnya seperti lampu belajar, alat tulis, dan buku—tunggu. Buku apa itu?

  Rasa penasaran Seijuurou muncul tatkala ia melihat deretan buku bersampul bertuliskan 'Good-goods' di sudut meja belajar kekasihnya. Ia ambil salah satu buku seukuran komik itu lalu membukanya.

  "Hei, Sei. Ponselmu kuisi game, ya?"

  Tak ada sahutan.

  "Sei?"

  Masih hening.

  Akhirnya (Your name) mengalihkan pandangan ke Seijuurou. Lalu seketika ia membeku dan berkeringat dingin. Tak ia sangka kekasihnya yang notabene bukan tipe orang kepo sekarang membaca koleksi komik haramnya yang sengaja ia beri sampul coklat supaya tak dicurigai.

  "(Your name)."

  Gulp.

  "I-iya?"

  Sreek. Grab. Wuush.

  "NOOO! SEIJUUROU! APA YANG KAU LAKUKAN?!"

  Dan pada akhirnya (Your name) hanya bisa berteriak putus asa tatkala Seijuurou melempar koleksi komik-komik BL-nya keluar jendela—yang mana tepat di samping kamarnya terdapat kolam renang keluarga.

.

Nijimura Shuuzou

  "Shuuzou, ini minuman—woaaa! Shuuzou! Apa yang kau baca?!"

  (Your name) yang kala itu baru kembali dari dapur untuk menyiapkan suguhan kepada tamunya sontak berteriak kaget berkat ulah di tamu. Gadis manis itu segera berlari ke arah kekasihnya—setelah sebelumnya menaruh nampan yang ia bawa—dan merebut apa yang dibawa pemuda berambut hitam itu.

  "Membaca koleksi majalah belok-mu." Jawab Shuuzou santai.

  "Ke-kenapa?!"

  Shuuzou mengedikkan bahu santai.

  "Bosan saja."

  (Your name) menghela nafas panjang. Ia kemudian berbalik badan menuju almari, bersiap mengembalikan manga tadi ke tempatnya. Detik berikutnya ketika (Your name) selesai menaruh manga ke tempat semula, tiba-tiba Shuuzou sudah memanggil.

  "Nee, (Your name)."

  "Ada ap— huaa!"

  Brak.

  Belum sempat (Your name) melengkapi kalimatnya, Shuuzou sudah lebih dulu membalikkan badan kekasihnya dan mendorongnya hingga menabrak almari. Kedua lengan Shuuzou berada di samping kepala (Your name), mencegahnya lari kemana-mana.

  "S-Shuuzou... Apa yang... Kau lakukan?"

  Shuuzou menyeringai penuh makna. Wajahnya perlahan mendekat ke arah kekasihnya itu.

  "Maa, tak kusangka ternyata kekasihku yang lugu ini tak sepolos kelihatannya. Di luar saja tampak seperti anak kecil. Tapi rupanya apa yang ia baca jauh lebih dewasa dari umurnya."  Shuuzou menyeringai mengejek.

  (Your name) gelagapan sendiri. Seharusnya ia menyimpan koleksi komik BL-nya di tempat yang lebih tertutup. Ah, ia menyesal tak jadi menyimpannya di kolong kasur kemarin.

  "S-Shuuzou... Minggir... I-ini memalukan..." (Your name) berusaha mendorong kekasihnya itu namun jelas saja tak berpengaruh.

  "Masa bodoh." Balas Shuuzou tak peduli. "Ah, aku tahu. Bagaimana jika sekalian saja kepolosan kekasihku ini kuambil sepenuhnya? Nah, (Your name), bagaimana kalau kau kuajarkan hal-hal yang tidak polos lagi? Selagi kedua orangtuamu baru pergi hari ini."

.

Haizaki Shougo

  "Kenapa kau menyimpan ini?"

  "I -itu..."

  Shougo tampak sangat kesal dengan benda yang ditemukannya saat itu di kamar (Your name). Di tangannya kini terdapat sebuah komik—tepatnya doujinshi—BL yang tak tanggung-tanggung rate-nya. Shougo sudah melihat isinya sendiri tadi sewaktu sang kekasih ke kamar kecil. Dan seketika ia ingin misuh-misuh di tempat. Bagaimana tidak? Kekasihnya sendiri menyimpan komik tentang dirinya yang dipasangkan dengan mantan kakak kelasnya dulu. Apalagi di komik itu ada unsur anu-nya.

  "Jawab aku, (Your name)!" Shougo melempar komik di tangannya dengan keras ke lantai. "Kenapa kau menyimpan benda seperti itu?!"

  "Huaaa! Ampuuun!" (Your name) menutup kedua telinga dan matanya erat. Oh, ayolah, melihat Shougo yang sedang marah itu sama saja seperti melihat amukan member yakuza.

  "Aku tanya kenapa kau menyimpannya, hah?!" Shougo memegang kedua bahu kekasihnya yang sedang duduk itu erat.

  "Huaaa! Maaf! Aku suka hal seperti itu, Shougooo! Jangan marah! I-Itu hakku!"

  "Suka katamu?! Jadi, kau suka kekasihmu ini menjadi bottom?! Kau suka aku diper-uke?!"

  "E-eh?"

  "Aaaargh!" Shougo berseru frustasi. Cengkraman tangannya dipundak (Your name) dilepaskan berganti dengan jambakan kesal di rambutnya sendiri. "Nijimura sialan! Bahkan di cerita pun aku yang dianiaya?! Aaargh! Berengsek! Harusnya aku yang menjadi top disitu! Bukan si berengsek Nijimura itu! Aku ini semeee!"

.

Kagami Taiga

  "Hei, (Your name)."

  "Apa?"

  "Dimana koleksi majalah olahragamu?"

  "Kau mau apa?"

  "Membacanya. Aku bisa stres jika terus berhadapan dengan pola kalimat ini."

  (Your name) menghela nafas. Sore itu mereka sedang belajar bersama. Lebih tepatnya (Your name) yang mengajari Taiga menyelesaikan tugas bahasa Inggrisnya. Padahal baru beberapa menit yang lalu mereka membuka buku tapi Taiga sudah merasa otaknya ingin meledak saat itu juga. Bahkan sebenarnya (Your name) ragu apakah kekasihnya itu sudah mengerjakan satu soal atau belum.

  "Di almari."

  Setelah mendapatkan jawaban Taiga langsung berdiri dan menuju ke salah satu almari di kamar sang kekasih.

  "Yang ini?"

  (Your name) mendongakkan kepala melihat almari yang Taiga maksud.

  "Taiga! Bukan yang i—"

  Brak.

  "—tu."

  Terlambat. Taiga sudah lebih dulu membuka almari di depannya. Dan tanpa ia duga berpuluh-puluh komik jatuh ke arahnya membuat lantai di sekitarnya kini penuh dengan koleksi komik BL (Your name). Karena penasaran, Taiga mengambil salah satu komik itu dan membacanya.

  Bruk.

  Seketika Taiga jatuh berbaring. Pandangan matanya kosong dan wajahnya pucat. (Your name) yang melihat itu sontak mendatanginya dengan khawatir.

  "Taiga! Kau tidak apa?"

  "Sudah kuduga... Seharusnya aku tidak membiarkanmu dekat-dekat dengan coach..."

.

Kasamatsu Yukio

  Yukio tampak sangat geram melihat benda yang ada di hadapannya kini. Satu tumpuk komik genre BL menjadi pembatas antara dirinya dengan sang kekasih yang kini tengah menundukkan kepala takut.

  "Apa maksudnya ini, (Your name)?"

  "Itu... Tak ada maksud apa-apa..."

  "Kenapa kau menyimpannya?"

  "Karena... Aku suka?" (Your name) menatap kekasihnya ragu-ragu.

  Yukio menggeram kesal, menahan amarahnya. Ia tidak suka kekasihnya menyimpan benda seperti itu. Ia tak habis pikir, kenapa kekasihnya menyukai hal seperti itu? Soal komik BL, ok, Yukio bisa menoleransinya. Tapi, parahnya, ia juga menemukan doujinshi tentang dirinya yang dipasangkan dengan lelaki lain. KiKasa? Apa itu? Kise dan Kasamatsu? Sialan. Sudah cukup dirinya mengurusi si blonde cengeng itu di dunia nyata. Di buku jangan. Please. Dia juga butuh ketenangan.

  "Yukio... Kau marah?" Lirih (Your name) ketika mendapati kekasihnya terus saja diam.

  Helaan nafas keluar dari mulut Yukio. Baiklah. Tak ada gunanya kesal terus-menerus.

  "Tidak." Yukio merapikan komik di hadapannya. "Nee, (Your name). Apakah keluargamu sering membakar sampah?"

  "Huh? Tak terlalu."

  "Apakah ada tempat khusus yang biasa dipakai untuk membakar sampah?"

  "Um... Di halaman belakang ada semacam lubang yang biasa dipakai Kaa-san untuk membakar sesuatu. Kenapa?"

  "Tak apa. Kalau begitu aku pinjam ini sebentar." Yukio mengambil tumpukan komik tadi lalu berdiri.

  Setelah itu Yukio pergi dari kamar kekasihnya, meninggalkan (Your name) yang menatapnya bingung. (Your name) terus menatap punggung Yukio hingga sepenuhnya tak terlihat lagi. Lalu beberapa saat setelahnya gadis itu segera berlari keluar kamar.

  "YUKIO! KAU TIDAK BERNIAT MEMBAKAR SEMUA ITU 'KAN?!"

.

Imayoshi Shouichi

  Hening.

  Entah sudah berapa menit yang dilewati (Your name) dan Shouichi hanya dengan saling berdiam diri seperti ini. (Your name) menunduk takut dan Shouichi yang melihatnya sambil tersenyum rubah serta bertopang dagu. Di hadapan masing-masing kini ada beberapa buah komik BL koleksi (Your name) yang berhasil ditemukan Shouichi. (Your name) tak habis pikir, bagaimana bisa kekasihnya itu menemukan koleksi manga belok nya yang ia simpan rapat-rapat di kolong kasur? Maksudnya, atas dasar apa ia menyusup ke kolong kasurnya?

  "Jadi..."

  Ucapan Shouichi membuat lamunan (Your name) buyar. Setelah berhasil menelan ludah paksa, gadis itu berani juga menatap si pemuda berkacamata.

  "Apa yang akan kau jelaskan, hm?"

  "E-eh? M-maksudmu?"

  Shouichi tersenyum seperti biasa. Masih dengan bertopang dagu ia melayangkan berbagai pertanyaan untuk sang kekasih.

  "Kau suka hal seperti ini?"

  "Apanya yang patut disukai dari benda ini?"

  "Kenapa kau menyimpannya di kolong?"

  "Kau ingin merahasiakannya?"

  "Kenapa?"

  "Kau merasa benda ini tak seharusnya diketahui orang lain?"

  "Bagaimana jika kuberitahu kedua orangtuamu tentang hal ini, nee, (Your name)-chan?"

  "Apa—"

  "Huaaa! Stop! Stop! Baiklah! Baiklah! Aku akan membuangnya! Aku tidak akan menyimpannya lagi! Akan kusingkirkan benda ini asalkan kau jangan memberitahu Tou-san dan Kaa-san, Shouichi!"

  Dan seperti biasa, Shouichi sukses membuat sang kekasih melakukan apa yang diinginkannya tanpa harus menyuruhnya secara langsung.

.

Takao Kazunari

  (Your name) berjalan mondar-mandir di kamarnya. Beberapa menit telah berlalu sejak pesan dari Kazunari yang diterimanya. Pemuda bersurai hitam itu janji akan datang ke rumahnya hari ini. (Your name) yang bosan memutuskan untuk membaca kumpulan komik di raknya. Dengan santainya gadis itu mengambil salah satu komik BL miliknya. Berjalan ke ranjang, ia mulai membaca komik wow itu.

  "Ck. Sial."

  (Your name) berdecak kesal saat tiba-tiba ia harus ke belakang. Padahal ia baru sampai di puncak konfliknya. Dengan berat hati gadis itu berjalan ke kamar mandi. Komik yang tadi ja baca ditaruhnya di ranjang begitu saja.

  "(Your name)-chan, aku langsung masuk—eh? (Your name)-chan?"

  Kazunari tak mendapati keberadaan kekasihnya ketika ia memasuki kamar. Ia mengedarkan pandangan ke seluruh bagian kamar tapi tetap tak mendapati kehadiran sang kekasih. Dan saat telinganya menangkap suara gemericik air dari kamar mandi pemuda itu langsung menghela nafas lega. Setidaknya ia tahu sang kekasih baru di kamar kecil.

  "Eh? Apa ini?" Kazunari melihat komik yang tergeletak di kasur (Your name). Lalu dengan seenak jidat ia langsung membaca komik itu.

  "Kazu, maaf aku ba—Apa yang kau lakukan?!" Sontak (Your name) berseru panik saat melihat kekasihnya yang tengah asyik membaca komik BL-nya. Gadis itu langsung merebut komiknya secara paksa.

  "Eh? Kenapa diambil, (Your name)-chan?"

  "K-kau... Kenapa baca ini, hah?!"

  "Eh? Memangnya salah? Kupikir komik itu bagus?"

  "E-eh?"

  "Kenapa, (Your name)-chan? Aku suka komik itu. Menurutku Usagi-san cocok dengan Misaki. Ah, iya. Nowaki juga cocok dengan Hiroki. Yah, walaupun aku sedikit kasihan dengan Nowaki. Ke-tsundere-an Hiroki benar-benar sesuatu sekali. Ngomong-ngomong, menurutmu bukankah Hiroki mirip dengan Shin-chan?"

.

Himuro Tatsuya

  "Tatsuya, tolong ambilkan kamus bahasa Inggris ku di lemari itu. Rak paling atas."

  Tanpa banyak bicara, Tatsuya segera bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah lemari yang kekasihnya maksud. Kala itu Tatsuya tengah membantu sang kekasih mengerjakan tugas bahasa Inggrisnya.

  Tuk.

  Kamus yang dimaksud (Your name) sudah berhasil Tatsuya ambil. Tapi selain itu sebuah komik juga jatuh dari lemari yang (Your name) maksud. Tatsuya menatap komik itu beberapa saat dalam diam. Ia membatu melihat gambar yang ditampilkan komik itu. Bagaimana tidak? Ia sekarang melihat adegan rate M yang parahnya dilakukan oleh dua orang satu gender.

  (Your name) yang menyadari Tatsuya diam sejak tadi pun mengalihkan perhatiannya dari soal yang baru ia kerjakan. Dan ketika ia harus mendongakkan kepala, tatapannya sudah bertemu dengan manik hitam milik sang kekasih.

  Hening.

  Tatsuya menatap komik di lantai dan (Your name) secara bergantian. Terus seperti itu hingga akhirnya (Your name) menyadari situasi yang terjadi.

  "H-Huaa! Tatsuya! Jangan dilihat!" (Your name) segera mengambil komik BL-nya yang tergeletak di lantai.

  "(Your name)—"

  "I-ini bukan seperti yang kau lihat! I-ini bukan punyaku!"

  "(Your name)—"

  "A-aku tidak tahu ini punya siapa! Tatsuya harus percaya!"

  Tatsuya tiba-tiba tertawa.

  "Huh?"

  "Ahaha... Kau benar-benar lucu, (Your name)... Aku tidak akan memarahimu karena benda itu... Aku hanya ingin bilang kalau kau harus menyimpannya lebih hati-hati lagi. Jangan sampai kedua orangtuamu tahu. Lagipula itu hakmu untuk memiliki benda seperti itu. Aku paham, (Your name)..."

  Dan di detik berikutnya (Your name) langsung menerjang Tatsuya kemudian memeluknya erat.

  "You are the best boyfriend in the whole universe, Tatsuya!"

.

Mayuzumi Chihiro

  "Dimana koleksi light novel mu?"

  "Oh. Ada di rak itu. Ambil saja."

  Chihiro berjalan ke rak buku yang (Your name) maksud. Manik abu-abunya mengedarkan pandangan ke seluruh deretan buku yang ada di rak itu. Light novel yang ia inginkan sudah ketemu. Tapi, apa yang menarik perhatiannya kini bukanlah light novel itu. Melainkan deretan komik ber-rating dewasa yang terletak di samping barisan kumpulan light novel milik sang kekasih.

  "(Your name)."

  "Hm?"

  "Apa ini?"

  (Your name) menatap Chihiro dan detik berikutnya langsung berlari ke arah pemuda itu kemudian merebut komik di tangannya.

  "Ini bukan apa-apa! Aku tidak merasa memilikinya! Ini bukan punyaku, Chihiro!"

  "Hei, (Your—)"

  "Baiklah! Baiklah! Aku mengaku! Ini milikku! Tapi kumohon jangan beritahu Tou-san dan Kaa-san! Ini benar-benar berharga bagiku..."

  "(Your name)—"

  "Huaaa... Kau tak tahu berapa jumlah tabunganku yang kuhabiskan untuk membeli semuanya ituuuu... Maka dari itu kumohon jangan beritahu kedua orangtuaku... Mereka pasti menyuruhku untuk membuangnya jika tahu semua ini..."

  Chihiro mendecakkan lidah kesal. Jika terus seperti ini (Your name) tak akan membiarkannya mengucapkan kalimatnya secara utuh. Alhasil Chihiro pun menarik salah satu tangan gadis itu, membuatnya sontak mendekat ke arah Chihiro hingga jarak diantara keduanya hanya tersisa tiga jengkal.

  "Dengarkan aku." Nada bicara dan tatapannya tetap datar tapi cukup untuk membuat (Your name) diam seketika.

  "B-baik."

  "Aku tak akan memberitahu kedua orangtuamu. Aku tidak akan menyuruhmu membuangnya. Semua benda itu milikmu. Aku tak punya hak untuk menyuruhmu membuangnya. Kau boleh menyimpan semua itu—"

  "Hah?! Sungguh?!"

  "Ck. Biarkan aku selesai berbicara, (Your name)."

  "B-baik. Aku mengerti."

  "Kau boleh menyimpan semua komik shounen-ai mu itu dengan satu syarat. Jangan membacanya atau melakukan berbagai hal yang berkaitan dengan komik itu ketika ada aku."

  Manik (Your name) berbinar seketika. Ia langsung mengambil posisi hormat dan berseru senang.

  "Aye, sir!"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top