Skateboarding (Hayama x Reader)

Genre: Romance

Rate: T

  Kerlip jutaan bintang bersinar terang. Membuat malam yang lumayan dingin itu tampak lebih baik. (Your name), gadis yang kini tengah duduk di bangku taman bersama skateboard nya tampak bingung. Apakah ia akan mencoba skateboard yang baru ia beli beberapa hari lalu itu atau tidak. Dan akhirnya keputusan sudah bulat.

  "Yosh! Aku akan mencobanya!", seru gadis itu penuh semangat.

  Dengan itu, (Your name) mulai menaiki skateboard nya. Ini adalah yang pertama kali bagi gadis itu. Sebelumnya ia sama sekali belum pernah bermain. Dia tertarik untuk bermain setelah melihat sang sahabat yang sering memainkannya di taman tersebut.

  "Ittai..", (Your name) mengaduh. Karena belum terbiasa, ia pun jatuh juga dengan pantat yang mendarat lebih dulu. Skateboard yang tadi ia pakai entah meluncur kemana.

  Ternyata papan itu mendarat didekat seorang pemuda yang juga tengah bermain skateboard. Pemuda itu langsung berhenti dari permainannya, mengambil papan milik (Your name), dan mulai berjalan ke arah gadis yang sedang terjatuh itu.

  Sesampainya pemuda tersebut disana, ia langsung saja tertawa terbahak-bahak sambil menunjuk-nunjuk (Your name). Dan bukannya segera menolong gadis itu, dia terus aja melanjutkan tawanya. Berpikiran bahwa apa yang ia tonton adalah sesuatu yang lucu dan tak perlu untuk ditolong.

  "Apakah melihat orang yang sedang kesakitan itu lucu, Kotarou?", tanya (Your name) sambil menatap pemuda tadi sinis.

  "Ahaha.. Gomen gomen", laki-laki bernama Kotarou, lebih lengkapnya Hayama Kotarou itu mulai meredakan tawanya. Lalu ia mengulurkan tangan untuk membantu (Your name) yang masih saja dalam posisi jatuhnya sejak tadi.

  (Your name) dengan senang hati menerimanya. Walau perasaan jengkel masih ia rasakan.

  Hayama segera mengajak gadis itu untuk duduk di bangku panjang dekat taman. Mereka pun mulai mengobrol dengan akrab. Hal itu sudah biasa bagi mereka. Karena keduanya sudah bersahabat sejak SMP. Rumah mereka berdekatan, bahkan kini mereka juga bersekolah di SMA yang sama, SMA Rakuzan.

  "Apa yang kau lakukan tadi, (First name)?"

  "Kau bisa melihatnya, Kotarou. Aku sedang berlatih skateboarding", jawab (Your name) ketus. Ia belum bisa melupakan kejadian saat Hayama menertawainya tadi.

  Hayama hanya tertawa mendengar nada bicara sahabatnya. Yah, sedikit keterlaluan mungkin menertawai sahabat sendiri saat sedang kesusahan. Tapi kejadian tadi benar-benar lucu bagi Hayama.

  "Kenapa tidak memintaku untuk mengajarimu?", tawar Hayama yang membuat ekspresi kesal (Your name) sedikit melunak.

  "Kau yakin?", (Your name) balas bertanya sambil menatap sahabatnya itu.

  "Tentu. Tidak ada kata tidak untuk seorang (Full name)", tutur Hayama kemudian tertawa lagi.

  (Your name) memikirkan sejenak penawaran Hayama. Setelah itu ia putuskan untuk menerimanya.

  "Kalau begitu ayo pulang!", Hayama mulai berdiri dari duduknya. "Kita mulai latihan besok pagi saja. Bagaimana?", tanyanya sambil menatap (Your name) yang masih duduk.

  "Baiklah. Lagipula besok libur", jawab gadis itu kemudian berdiri.

  Mereka berdua mulai berjalan pulang. Dengan Hayama yang memutuskan untuk mengantar (Your name) terlebih dahulu.

.

  Keesokan harinya, di waktu yang sebelumnya sudah ditetapkan, (Your name) dan Hayama berlatih skateboarding bersama. Hayama mulai mengajari gadis itu teknik-teknik dasar dalam skateboarding. (Your name) yang pada dasarnya mudah menangkap pelajaran pun segera bisa mengendarai skateboard nya sendiri. Walau belum sebaik Hayama.

  "Woops. Hati-hati", ucap Hayama ketika (Your name) hampir terjatuh. Untung saja ia berhasil menangkapnya lebih dulu.

  Pipi (Your name) memerah karena perbuatan sahabatnya. Walau Hayama hanya memegangi pundak (Your name), tetap saja hal itu terasa memalukan bagi gadis itu. Sedangkan si blonde hanya tertawa polos seolah tak terjadi apa-apa.

  "Sasuga, (First name). Kau sudah bisa padahal baru saja kuajari", kagum Hayama ketika melihat sahabatnya skateboarding mengelilingi taman.

  Gadis yang mendapat pujian hanya tersenyum tipis. 'Kalau bukan karena kau, aku tak akan bisa', ucapnya dalam hati. Ia mulai membawa skateboard nya kearah Hayama.

  "Mau bermain bersama?", tawar (Your name). "Yah walaupun aku tak sehebat dirimu, attention-seeker?", tambah gadis itu dengan nada mengejek.

  Hayama mendengus kesal saat mendengar panggilan (your name) untuk dirinya.

  "Baiklah. Ayo!", Hayama mulai mengendarai skateboard nya dengan semangat. Melupakan ketidaksukaannya tadi.

  (Your name) tersenyum kembali lalu mengikuti sang sahabat. Mereka mulai bermain bersama. Awalnya hanya saling kejar-mengejar sebelum pada akhirnya Hayama memutuskan untuk melakukan berbagai macam gerakan. Alhasil (Your name) pun lebih memilih untuk berhenti bermain dan menjadi penonton saja daripada harus ikut melakukannya juga.

  "Ayo pergi!", seru Hayama sambil menghampiri (Your name) yang tengah duduk di bangku taman.

  Tanpa terasa, siang sudah datang. Matahari kurang beberapa derajat lagi berada tepat diatas kepala. Melihat keadaan yang mulai terlalu panas, (Your name) pun menyetujui ajakan sahabatnya.

  Dalam perjalanan, Hayama tak henti-hentinya berulah. Membuat (Your name) kadang tertawa karena kelucuaannya dan kadang merasa kesal juga karena Hayama yang tak mau berhenti melucu.

  "Mau berhenti disana?", tanya Hayama sambil menunjuk sebuah kedai yang tak terlalu ramai.

  "Umm.. Boleh juga", jawab (Your name).

  Dengan itu mereka berdua mulai melangkahkan kaki menuju kedai tersebut. Setelah memesan makanan, keduanya kembali mengobrol.

  "Nee, (First name). Bagaimana kalau besok skateboarding lagi?"

  Hayama membuka pembicaraan. (Your name) berpikir sejenak lalu mengangguk setuju. Mendengar jawaban setuju dari sahabatnya, Hayama merasa senang.

  "Besok malam ya?", tanya Hayama penuh antusiasme.

  "Iya, Kotarou. Untuk jam nya akan kuberitahu nanti", jawab (Your name) sambil tersenyum geli. 'Dia ini benar-benar seperti anak kecil. Dasar tukang cari perhatian', batin gadis itu masih tersenyum.

  Tak lama kemudian, pesanan mereka sudah siap. Mereka berdua pun mulai memakannya lalu melanjutkan perjalan pulang setelah itu.

.

  (Your name) sedang duduk di bangku taman bersama skateboard nya. Hari itu ia datang lebih cepat beberapa menit dari waktu yang dijanjikan. Suasana taman dimana ia berjanji untuk bertemu dengan Hayama cukup sepi. Mungkin karena esok bukanlah hari libur. Namun jujur saja, (Your name) menyukai suasana seperti itu. Angin yang berhembus pelan, bunyi gesek dedaunan, serta keramaian yang tak ia dengar.

  Ketika gadis itu tengah menikmati suasana malam yang tenang, tiba-tiba ia mendapat sebuah tepukan di pundakanya. Karena mengira bahwa pelaku penepukan itu adalah sahabatnya sendiri, ia pun menoleh. Sayang, yang menepuk pundaknya bukanlah Hayama, tapi beberapa pria dengan tampang mesum mereka.

  "Mau apa kalian?!", seru (Your name) seketika langsung berdiri dari duduknya.

  "Mau kami? Kami hanya ingin bersenang-senang denganmu~", ucap salah satu dari gerombolan itu dengan nada yang membuat (Your name) ingin muntah.

  Decakan lidah penuh kekesalan keluar dari mulut gadis itu. "Jangan harap", ucap gadis itu dengan sinis lalu seketika beranjak dari sana.

  Akan tetapi, langkah (Your name) kurang cepat. Salah satu pria tadi berhasil memegang pergelangan tangan (Your name) lalu menariknya ke belakang pohon besar di dekat bangku yang tadi diduduki gadis itu.

  'Kuso! Seandainya saja papanku tadi tidak terjatuh!', rutuk gadis itu dalam hati. Kini dirinya telah terpojok di pohon besar itu, dikelilingi kumpulan laki-laki tidak jelas tadi. Seandainya skateboard yang ia punya tidak terjatuh, ia pasti sudah memukul mereka sejak tadi.

  "Nah, karena kau sudah bersikap menyebalkan tadi. Jadi sekarang kau harus dihukum~", ucap salah seorang laki-laki sambil mulai membuka kancing baju yang dikenakan (Your name).

  Gadis itu tak bisa melawan karena kedua tangannya sudah dipegangi oleh anggota pengganggu yang lain. Ia hanya bisa memejamkan mata erat. Namun, belum sempat satu kancing pun terlepas, sebuah skateboard sudah lebih dulu mendarat di dahi laki-laki tadi. Membuatnya jatuh terlentang dan anggota yang lain segera menatap si pelaku pelemparan.

  Suara dari benturan skateboard dan teriakan laki-laki yang tadi terkena benda itu membuat (Your name) seketika membuka matanya. Ia edarkan pandangannya ke segala arah hingga kedua matanya mendapati Hayama yang tengah berjalan kearahnya dengan wajah serius. Di tangannya terdapat skateboard yang tadi (Your name) jatuhkan.

  "Kotarou!", seru (Your name) penuh rasa senang. Walau iris (Eyes colour) nya menampilkan sebuah kekhawatiran.

  "Sialan! Siapa kau, bocah?!", tanya salah satu dari pengganggu tadi dengan keras sambil mengarahkan sebuah pisau ke Hayama.

  Pemuda berambut blonde itu menghentikan langkahnya lalu menatap pria tadi dengan penuh kemarahan.

  "Aku kekasih dari gadis ini! Mau apa kau?!", jawab Hayama tak kalah lantang.

  Karena geram, laki-laki yang membawa pisau tadi segera menyerang Hayama. Diikuti pengganggu-pengganggu lain yang juga melakukan hal sama. Mereka mulai menyerang Hayama sekaligus. Tetapi Hayama dapat dengan mudah melawannya.

  Pisau yang tadi dipegang terlempar entah kemana, Hayama segera mendorong laki-laki itu hingga membuatnya menubruk pohon dengan keras.

  "Kotarou! Belakangmu!", teriak (Your name) ketika melihat salah satu dari pengganggu tadi akan memukul kepala Hayama dengan sebuah batu.

  Hayama segera membalik. Ia ambil skateboard nya yang berada di tanah lalu memukul laki-laki itu tepat di wajahnya. Apakah nanti wajah pria itu akan hancur atau apa Hayama tak peduli. Setelah seluruh pengganggu tadi sudah berhasil dibereskan, Hayama segera menggandeng (Your name) pergi dari tempat itu.

  "Hora", ucap Hayama sambil memberikan skateboard milik (Your name).

  "A-arigatou", ucap gadis itu sedikit gugup. Melihat apa yang baru saja dilakukan Hayama cukup membuatnya terkejut. Seorang Hayama Kotarou yang suka bergurau bisa berkelahi seperti tadi? Benar-benar sebuah hal yang mengejutkan.

  Melihat raut (Your name) yang terlihat takut dan gugup, Hayama jadi merasa bersalah. Karena sekarang gadis itu juga jadi menjaga jarak darinya ketika berjalan pergi dari taman.

  Hayama tiba-tiba saja menghentikan langkahnya lalu menunduk. "G-gomen, (First name). Aku tak bermaksud menakutimu. S-semua yang kulakukan tadi karena insting ku", ucap Hayama merasa tidak enak.

  (Your name) ikut berhenti. Ia tatap sahabatnya itu dengan ragu pada awalnya. Tapi akhirnya ia tersenyum juga. Seharusnya ia tahu, Hayama tak mungkin sengaja membuatnya takut.

  "Wakatta", ujar gadis itu sambil menepuk pelan pundak sahabatnya. "N-nee, Kotarou", lanjut (Your name) dengan gugup. Kini giliran (Your name) yang menunduk.

  Sebuah gumaman dari Hayama menjadi jawaban. Ia memandang sahabatnya itu dengan bingung. (Your name) tampak ragu untuk mengatakan sesuatu.

  "A-apa maksud dari ucapanmu tadi?"

  "Huh? Ucapan yang mana?", Hayama balik bertanya. Belum mengerti apa yang dimaksudkan oleh (Your name).

  "E-etto.. Soal.. Ucapanmu yang mengatakan kalau kau itu kekasihku", jawab (Your name) mengalihkan pandangannya ke samping. Wajahnya sedikit memerah saat mengatakan hal itu.

  Hening beberapa saat mengambil alih sebelum akhirnya Hayama membuka mulut.

  "O-oh itu. Y-ya itu kalau kau mau", Hayama tak bisa mengatakan jawaban yang sebenarnya. Karena jujur saja ia juga tak tahu kenapa kalimat itu keluar dari mulutnya tadi. "Aku menyukaimu, (First name)!", seru Hayama.

  Lalu pemuda blonde itu tertawa dengan polos dan menggaruk tengkuknya. Walau sebenarnya saat ini ia sedang benar-benar merasa malu.

  Mendengar kalimat yang diucapkan Hayama membuat (your name) hanya bisa mematung, menatap Hayama dengan raut tak percaya. Hening kembali mengambil alih hingga (Your name) pada akhirnya angkat bicara.

  "A-aku juga menyukaimu, Kotarou", ucap (Your name) lalu mengalihkan pandangannya dari Hayama lagi.

  "Eh? Benarkah?!", kini Hayama yang menatap (You name) dengan tak percaya. "Yokatta!", lalu pemuda itu segera memeluk gadis didepannya.

  "H-hai'", balas (Your name). Wajahnya sudah semerah tomat sekarang.

  "Ayo kita pulang?", tawar Hayama.

  (Your name) mengangguk. Dan dengan itu, mereka berdua pulang bersama sambil bergandengan tangan.

.

A/N:
Yosh! Akhirnya fic hasil sistem kebut dua jam ini selesai juga! Nee, readertachi, gomen kalau Hayama OOC atau mungkin ada yang aneh dari fic ini. Awalnya saya berniat tidak membuat cerita, tapi karena tangan gatel dan tak ada kerjaan lain, ya sudah, saya buat saja fic ini.
Saa, jaa matta, readertachi~!


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top