Punishment (Akashi x Reader)

Genre: Romance

Rate: T

  Bunyi jam waker berdering memenuhi seluruh bagian kamar milik (Your name). Dengan malas, gadis yang rambutnya masih acak-acakan itu bangkit untuk mematikannya. Seketika itu juga kedua bola matanya membelalak penuh kekagetan.

  "08.30?! Kami-sama, bagaimana bisa aku salah men-setting alarm?!", protes (Your name) entah kepada siapa.

  Kemudian ia segera berlari ke kamar mandi dengan kecepatan kilat. Disambarnya handuk yang menggantung dekat almari tanpa basa-basi. Lalu, ia segera melaksanakan ritual pagi nya secepat mungkin.

  Hanya dalam beberapa menit, kini (Your name) telah berpakaian rapi. Hari ini sekolah memang libur, tapi sebagai gantinya gadis cantik itu memiliki janji dengan sang kekasih untuk bertemu di taman. Kapan mereka janjian? Tepat pukul sembilan pagi. Dan jam berapa sekarang? Sembilan lebih sepuluh menit beberapa detik.

  'Gawat, aku jelas akan mendapat hukuman', batin (Your name) sambil bergidik ngeri. Entah hukuman apa yang akan ia dapat nanti.

-Flashback-

  Malam itu (Your name) sedang asyik duduk di depan meja komputer ditemani beberapa buku pelajaran. Soal demi soal telah selesai ia kerjakan. Lalu, handphone berwarna (Favorite colour) miliknya mendapat panggilan tepat saat ia selesai mengerjakan soal keempat.

  "Moshi moshi, Sei-kun?", ucap gadis itu menyapa.

  Ternyata Akashi Seijuurou, kekasihnya sendiri lah yang meneleponnya.

  "(First name), aku ingin kau datang ke taman besok pagi pukul sembilan tepat. Telat satu detik saja, akan ada hukuman untukmu", nada mengintimidasi milik Akashi terdengar jelas dari seberang sana.

  "Eeh?! D-Demo, Sei-kun, matte! Ada apa?"

  "Datang saja, (First name). Saa, jaa matta. Aishiteru, ore no oujou-san", tutur Akashi dingin namun terkesan lembut(?). Setelah itu sambungan pun diputus.

  "E-eh? Hai'. A-aishiteru mou, ouji-sama"

  Dan setelah itu, (Your name) pun mengemasi buku-bukunya lalu beranjak untuk tidur. Setelah sebelumnya men-setting alarm dahulu.
-End of flashback-

  "Ittekimasu, Okaa-san! Tenang saja, aku hanya ke taman kok!", seru (Your name) sambil berlari keluar rumah.

  "Hai'. Itterashai!", balas ibunya sedikit heran.

  Berhubung jarak antara taman dengan rumah (Your name) cukup dekat, gadis manis itu hanya perlu berjalan kaki untuk kesana. Tapi, dikarenakan waktu yang sudah terlewat jauh dengan yang dijanjikan, ia pun mau tak mau harus berlari. Karena itulah hari ini ia hanya memakai celana jeans yang dikombinasikan dengan sneakers sewarna dan hoodie berwarna hitam. Tidak peduli apakah nanti Akashi akan memberinya kritik, karena dirinya tidak sempat memilih pakaian apa yang akan ia kenakan.

.

  "Sei-kun!", sapa (Your name) ketika ia sudah melihat kekasihnya yang tengah berdiri di dekat pohon yang rindang.

  Sang pemuda bermata heterochrome itu pun menoleh. Tampilannya kini cukup untuk membuat (Your name) terpana dan menghentikan langkahnya. Bagaimana tidak, seorang Akashi Seijuurou yang identik dengan pakaian formal kini terbalut pakaian yang begitu casual.

  "(First name), tak usah menatapku seperti itu", ucap Akashi dengan seringaian khas nya.

  "N-nani? A-aku tidak menatapmu! Sama sekali tidak, Sei-kun!", elak (Your name).

  "Aku selalu benar, (First name)", seringai sama sekali belum menghilang dari wajah tampan si tuan absolute.

  Akashi memberi isyarat kepada kekasihnya untuk mendekat dan (Your name) pun langsung mematuhinya. Gadis manis itu tidak bisa menyangkal, Akashi memang seringkali benar jika sudah menyangkut dirinya. Tapi jangan salah, (Your name) juga memahami Akashi layaknya Akashi memahaminya.

  "Terlambat lima belas menit. Aku punya hukuman untukmu", nada bicara dingin milik Akashi kembali. Membuat gadis yang berada dihadapannya menelan ludah menahan ngeri.

  "G-Gomennasai. Apa h-hukumanku?"

  "Naiklah ke pohon ini", jawab Akashi singkat sembari menepuk batang pohon di dekatnya.

  "Nani?! H-Hontou ka?!", pekik (Your name) tak percaya.

  "Apakah aku terlihat sedang bercanda, (First name)?"

  "I-Iie. Mochiron desu", jawab (Your name). "B-baiklah, aku akan naik"

  Kemudian gadis beriris (Eyes colour) itu mulai memanjat pohon yang cukup besar tersebut. (Your name) tampak biasa saja ketika memanjatnya, tak ada rasa takut, kesusahan, atau apapun. Bahkan kini dia merasa senang ketika telah sampai di atas. Karena pemandangan yang terlihat dari sana tampak begitu indah. Pemandangan kota Kyoto di pagi hari.

  "Indah bukan ketika kau bisa menatap sesuatu yang berada di bawahmu dari atas?", tanya Akashi sambil mendongakkan kepalanya menatap (Your name) dari bawah.

  "Hai'! Indah sekali! Ayo naik, Sei-kun!", tawar (Your name) kepada sang kekasih.

  "Tidak. Aku disini untuk berjaga-jaga kalau-"

  Akashi belum sempat menyelesaikan kalimatnya namun sebuah kejadian yang tak diduga terjadi. (Your name), yang tadi sedang asyik melihat pemandangan tiba-tiba saja jatuh dari tempat pijakannya. Beruntung Akashi dapat dengan sigap menangkap (Your name) layaknya menggendong tuan putri. Kalau tidak, entah berapa bagian tulang (Your name) yang akan patah.

  "Kau jatuh seperti ini", ucap Akashi menyelesaikan kalimatnya yang tadi sempat terpotong.

  Wajah gadis yang berada dalam gendongannya itu benar-benar pucat. Badannya bahkan gemetar. Terlihat jelas kalau (Your name) ketakutan. Karena begitu ia ditangkap oleh Akashi, gadis manis itu langsung mendekapnya erat.

  "Rasanya buruk bukan jika kau jatuh dari tempat yang begitu tinggi?", bisik Akashi tepat di telinga (Your name).

  Gadis tersebut hanya mengangguk. Rasa takut masih ia rasakan sehingga membuatnya agak susah berbicara. Akashi hanya tersenyum. Senyuman lembut yang hanya ia tunjukkan untuk (Your name).

  "Tapi tenang saja. Aku tidak akan membiarkanmu merasakan kerasnya tanah, (First name). Aku akan selalu ada untuk menjagamu supaya kau tetap berada di atas"

  Mendengar ucapan kekasihnya, (Your name) pun mendongakkan kepala menghadap Akashi. Genangan air mata sudah memenuhi kelopak matanya. Tapi kedua iris matanya yang indah tidak luput dari tatapan penuh pertanyaan untuk Akashi.

  Sekali lagi senyuman lembut kembali terpampang di wajah pemuda bermanik heterochrome itu. Perlahan ia turunkan kekasihnya yang sedari tadi masih berada dalam gendongan. Lalu dibelainya surai (Hair colour) milik (Your name) dengan lembut.

  "Aku tidak akan membiarkanmu jatuh terpuruk. Tidak akan pernah"

  Walau telah sering mendapat perlakuan seperti itu dari Akashi, (Your name) masih saja merasakan detak jantungnya semakin cepat. Apalagi ditambah peristiwa ketika ia jatuh tadi. Rasanya jantung yang ia miliki akan meledak begitu saja. Belum lagi rona merah yang menghiasi kedua pipinya ketika mendapat perlakuan lembut dari sang kekasih.

  "A-Arigatou, Sei-kun", ucap (Your name) dengan gugup. Pandangannya menatap langsung ke manik dwiwarna milik Akashi.

  Senyuman lembut belum juga menghilang dari wajah Akashi. Perlahan namun pasti, laki-laki itu mendekatkan wajahnya ke (Your name). Dan tak perlu waktu lama, pipi (Your name) telah mendapat sebuah kecupan manis dari Akashi.

  "Douitashimashite"

  "A-a-a-no.. apa yang.. Sei-kun barusan.. apa.. a-aku.."

  (Your name) bingung harus mengucapkan apa. Semua kalimat yang ia ucapkan tidak bisa keluar dengan lancar. Dia hanya tergagap, tak tahu cara mengucapkannya.

  "Aishiteru, Oujou-san", ujar Akashi lembut.

  Akashi sangat suka menggoda (Your name) hingga pipi gadis itu merona. Bisa dibilang hal itu telah menjadi hobby nya. Benar-benar lucu melihat gadis itu tergagap dengan wajah yang memerah.

  "A-Aishiteru m-m-mou, Sei-kun! Sudah 'kan? A-aku pulang dulu!", seru (Your name) bersiap untuk pergi. Menghindari Akashi supaya tidak melihat rona merahnya lebih lama lagi.

  Sayangnya tangan (Your name) telah lebih dulu ditahan oleh Akashi. Lalu tanpa basa-basi, Akashi menggandengnya menuju mobil pribadi miliknya yang entah sejak kapan sudah berada disana.

  "Kita akan berkencan seharian ini dan aku tidak menerima penolakan ataupun bantahan. Ini masih bagian dari hukumanmu, (First name)", ujar Akashi setelah dia berhasil membuat (Your name) duduk di dalam mobil.

  Kemudian Akashi menyusul duduk di sebelahnya. Setelah itu ia segera berkata kepada sopir pribadinya untuk segera menjalankan mobil. (Your name) tidak tahu akan dibawa kemana dirinya nanti. Yang jelas gadis manis itu tidak bisa menolak ucapan kekasihnya. Karena kekasihnya selalu mendapat apa yang ia inginkan. Dan sejujurnya (Your name) juga tidak keberatan memberikan apa yang kekasihnya itu inginkan.

  "Hai', Ouji-sama", ucap (Your name) pasrah. Namun kemudian sebuah senyuman tipis terukir di wajahnya.

  Akashi hanya tersenyum penuh kemenangan. Lalu, mobil pun segera bergerak menuju tempat yang Akashi inginkan.

.

A/N:
Tada~ Saya bawa Akashi x Reader. Kali ini romance (Walaupun yang dulu friendship tapi berasa romance). Nee, tak usah banyak basa-basi, jangan lupa vomment ya, readertachi?
Saa, jaa matta, readertachi~!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top