New Skateboard (Sequel of "Skateboarding")
Genre: Romance
Rate: T
Ketika malam telah menyelimuti kota Kyoto, tampaklah sepasang kekasih yang tengah berjalan berdua. Tangan mereka saling bergandengan, senyuman tak kunjung hilang dari wajah mereka. Tidak jarang pula suara tawa terdengar ketika salah satu dari mereka membuat lelucon.
"Setelah itu kutarik kursinya! Alhasil dia pun jatuh terjungkal! Ahahaha", celoteh seorang pemuda blonde dengan antusias.
Cerita dari pemuda itu membuat gadis di sampingnya ikut tertawa.
"Hahaha. Kau ini jahil sekali, Kotarou!"
"Tapi seorang Hayama Kotarou tidak akan jahil di depan (Full name)", ujar pemuda bernama Hayama itu sambil tersenyum lebar. Tidak sadar bahwa hal itu membuat kekasihnya merona.
"N-nee, Kotarou. Bagaimana kalau ke supermarket? Ada barang-barang yang harus kubeli", tawar (Your name) saat ia melihat sebuah supermarket tak begitu jauh didepannya.
"Baiklah. Ayo!"
Setelah itu Hayama segera menarik kekasihnya memasuki supermarket. Orang yang ditarik pun hanya bisa pasrah saja ditarik-tarik seperti itu.
"Akhirnya selesai juga!", seru Hayama lega setelah menghela nafas lelah.
Malam itu supermarket sedang ramai. Sehingga mereka pun mau tak mau harus mengantri cukup panjang untuk membayar. Tentunya hal itu sangat menyiksa bagi seorang Hayama Kotarou yang buruk jika disuruh untuk tetap tenang.
(Your name) pun hanya bisa tertawa kecil mendengar ucapan Hayama. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana susahnya Hayama untuk tetap tenang ketika mereka mengantri tadi.
"Kau lucu, Kotarou. Kau pasti berusaha keras ya supaya bisa tetap berdiri diam?", tanya (Your name) yang masih belum bisa menghentikan tawanya.
Hayama mendengus kesal. "Tentu saja", jawabnya sambil berjalan dengan kedua tangan di belakang kepala.
"Maa, gomen", tutur (Your name) merasa bersalah. "Nee, mau ke situ sebentar?", tawar gadis itu sembari menunjuk sebuah toko olahraga. "Kebetulan ada yang mau kubeli"
Hayama menatap tempat yang ditunjuk (Your name) sejenak. Kemudian ia mengangguk penuh semangat.
"Baiklah!", seru Hayama riang, melupakan kekesalannya tadi.
Mereka pun memasuki toko tersebut. Dan langsung saja sepasang kekasih itu disambut oleh pemandangan berbagai macam peralatan olahraga.
"Bukankah sepatumu masih baik-baik saja, (First name)?", tanya Hayama tatkala mereka sedang melihat-lihat sepatu olahraga.
(Your name) pun hanya bisa tersenyum canggung.
"Bagian luarnya memang masih bagus. Tapi coba saja kau balik, Kotarou", jawab gadis itu sambil menggaruk pipinya yang tidak gatal. "Alasnya sudah berlubang", lanjutnya dengan suara yang dipelankan.
Namun Hayama masih bisa mendengarnya. Jadi dia pun tertawa terbahak-bahak sekarang.
"Diamlah, Kotarou! Kamu mau kita ditendang keluar karena berisik?!", tegur (Your name) setengah berbisik.
Dan Hayama mulai meredakan tawanya.
"Ahaha. G-gomen gomen", ucap Hayama sambil menyeka airmata karena terlalu banyak tertawa. "Saa, aku lihat-lihat yang lain dulu ya?"
Setelah itu Hayama langsung melangkahkan kaki menyusuri toko bahkan sebelum (Your name) sempat mengatakan sesuatu. Akhirnya (Your name) hanya bisa menghela nafas. Kemudian ia kembali ke kegiatannya yang tadi, yaitu memilih-milih sepatu yang akan ia beli.
"Apa yang dia lakukan?", tanya (Your name) kepada dirinya sendiri saat dia melihat Hayama yang tengah berdiri didepan beberapa buah skateboard.
Hayama terus saja mengamati skateboard-skateboard itu. Karena penasaran, (Your name) pun segera mengambil sepatu yang ia pilih, membayarnya lalu mendatangi Hayama.
Sesampainya gadis itu di samping sang kekasih, ia baru menyadari bahwa sejak tadi tatapan Hayama hanya terpaku pada sebuah skateboard, skateboard berwarna hitam polos sama seperti skateboard nya yang dulu.
"Kotarou?"
Namun Hayama tidak menanggapi panggilan (Your name). Bahkan pemuda blonde itu seperti tidak menyadari bahwa kekasihnya telah berada disana. Ia terus saja mengamati skateboard tersebut.
"Kotarou?", kini (Your name) memanggil sambil menepuk pundak kekasihnya itu.
"H-hai'! N-nani?"
Hayama tampak kaget. Dia baru saja tersadar dari lamunannya. Pemuda itu langsung menyadari bahwa kini sang kekasih telah berada di sampingnya.
Sekarang giliran (Your name) yang tidak menanggapi Hayama. Gadis itu hanya menatap si blonde dan skateboard di depannya bergantian. Terus seperti itu hingga pada akhirnya dia menatap Hayama sambil tersenyum.
"Nandemonai! Saa, aku sudah selesai! Ikuzo?"
Awalnya Hayama bingung. Namun setelah itu dia ikut tersenyum lalu menjawab penuh semangat seperti biasa.
"Ikuzo!"
Dan dengan itu (Your name) serta Hayama pun melangkahkan kaki meninggalkan toko, mulai berjalan pulang bersama.
.
Keesokan harinya (Your name) dan Hayama berangkat ke sekolah bersama seperti biasa. Tidak ada yang aneh hari itu, bahkan Hayama bisa dibilang lebih ceria dari biasanya.
"Ada apa, Kotarou? Kau tampak senang sekali", tanya (Your name) tidak sepenuhnya penasaran. Karena sebenarnya gadis itu sudah tahu pasti alasan dibalik keceriaan berlebih Hayama saat ini.
(Your name) tahu, Hayama pasti lebih senang dari biasanya karena hari ini, tepat tanggal dua puluh lima bulan Juli, Hayama berulang tahun.
"Jangan pura-pura tidak tahu, (First name). Sekarang tanggal berapa?", Hayama balik bertanya.
"Entahlah. Aku lupa, Kotarou. Memangnya tanggal berapa sekarang?", (Your name) juga membalikan pertanyaan, membuat Hayama seketika memasang muka sebal.
(Your name) memang berniat untuk sedikit mengganggu Hayama di hari ulangatahun nya ini. Karena mungkin akan menyenangkan melihat Hayama yang kesal di hari ulangtahun nya.
"Tidak tahu. Makanya aku bertanya padamu", jawab Hayama ketus.
Sepertinya rencana (Your name) berhasil, bahkan bisa dibilang terlalu berhasil. Karena bukan hanya kesal saja, Hayama juga jadi memasang wajah tertekuk terus sejak pagi itu.
.
Bel istirahat telah berbunyi sejak beberapa saat tadi. (Your name) sedang mencari kekasihnya saat ini. Ia sudah berkeliling mencari Hayama kemana-mana namun tidak juga menemukannya. Hingga ia pun memutuskan untuk mencarinya ke atap sekolah. Tempat terakhir yang biasa Hayama datangi jika istirahat.
"Kotarou!", panggil (Your name) ketika mendapati Hayama yang sedang berbaring di atap sekolah. "Rupanya kau disini!"
Lalu (Your name) pun melangkahkan kaki mendekati kekasihnya. Mengetahui bahwa (Your name) berjalan mendekatinya, Hayama pun bangkit berdiri.
"Ada apa?", balas Hayama. Nada bicaranya belum berubah sejak pagi tadi, masih terdengar kesal.
"Mou, jangan marah, Kotarou", bujuk (Your name).
(Your name) kini mulai berpikir dua kali jika akan mengganggu Hayama di hari istimewa nya. Karena ternyata, Hayama yang sedang dalam mood buruk lebih menjengkelkan dari biasanya. Bisa juga dibilang bahwa lebih merepotkan.
"Aku tidak marah", ucap Hayama sambil mengalihkan pandangan dari (Your name).
"Bohong", balas (Your name). "Baiklah. Aku minta maaf. Hari ini tanggal dua puluh lima bulan Juli. Itu berarti sekarang kau berulang tahun. Maafkan aku, Kotarou"
Mendengar ucapan kekasihnya, Hayama mulai menatap (Your name). Dan tiba-tiba pemuda itu memeluk (Your name) erat.
"Wakatta! Kau kumaafkan! Arigatou~", seru Hayama kembali ke sifat awalnya yang ceria lalu tersenyum lebar.
(Your name) pun tidak bisa menahan wajahnya untuk tidak memerah.
"B-baka! Apa yang kau lakukan?", tanya (Your name) sambil melepaskan diri dari pelukan kekasihnya.
Hayama hanya tertawa polos dan menggaruk tengkuknya.
"Gomen. Nee, apa hadiah untukku? Kau pasti sudah menyiapkannya 'kan?", tanya Hayama antusias.
"Tentu. Tunggu saja. Aku akan datang ke rumahmu", jawab gadis itu sambil tersenyum penuh makna.
.
Malam pun menjelang. (Your name) sedang mempersiapkan dirinya untuk datang ke rumah Hayama. Setelah dirinya sendiri siap, gadis itu kemudian mengambil hadiah yang akan ia berikan lalu mulai melangkahkan kaki keluar rumah.
"Aku hanya ke rumah Kotarou, Kaa-san. Jadi tidak perlu khawatir", ujar gadis itu kemudian memulai perjalanannya ke rumah Hayama.
Kini (Your name) telah sampai di rumah sang kekasih. Ditekannya bel rumah keluarga Hayama. Dengan sabar gadis itu menunggu seseorang keluar untuk mempersilakannya. Untungnya tidak lama kemudian salah satu kakak Hayama keluar.
"Maa, (First name)-chan? Silahkan masuk"
"Hai'. Arigatou, nee-san", lalu (Your name) pun melangkahkan kaki memasuki kediaman Hayama.
"Kotarou ada di kamarnya. Kau masuk saja. Tidak apa-apa", ujar perempuan itu sambil tersenyum ramah.
"Eh? H-hai'. Wakarimasu. Sumimasen"
Dengan itu (Your name) melangkahkan kaki menaiki tangga menuju kamar Hayama. Sesampainya disana, gadis itu kembali mengetuk pintu.
"Ada apa, nee—", Hayama menggantungkan kalimatnya. "(First name)?", Hayama tampak bingung dengan kedatangan kekasihnya malam itu. Karena biasanya (Your name) akan mengabarinya terlebih dulu jika ingin datang ke rumahnya.
"Otanjoubi omedetou, Kotarou. Ini hadiahmu", ujar (Your name) sambil menyerahkan hadiah yang tadi ia bawa. Senyuman tampak menghiasi wajah manis gadis itu, cukup untuk membuat wajah Hayama merona.
"A-arigatou", ucap Hayama sambil menerima hadiahnya. "M-masuklah"
Dan (Your name) pun mengikuti Hayama yang mulai melangkahkan kaki memasuki kamarnya. Bisa dilihat beberapa buah kado yang menumpuk di sudut kamar pemuda blonde itu.
"Sepertinya banyak yang memberimu hadiah, nee, Raijuu?", tanya (Your name) dengan senyuman usilnya sambil mendudukan diri di kasur Hayama.
Hayama hanya mendengus lalu mulai menempatkan diri di samping kekasihnya.
"Hanya dari beberapa adik kelas dan teman seangkatan", jawab Hayama. "Keberatan jika kubuka sekarang?"
"Tentu tidak. Buka saja"
Hayama pun mulai membuka hadiah tersebut sesuai yang diucapkan kekasihnya. Setelah bungkus yang menutupi hadiah itu tersingkap, tampaklah sebuah skateboard yang kemarin Hayama lihat saat ke toko olahraga bersama (Your name).
"(First name)! Kau tidak bercanda 'kan?!", seru Hayama gembira sekaligus tidak percaya.
"Itu sebagai ganti skateboard yang kau pakai untuk memukul pengganggu-penggangguku dulu", jawab (Your name) sambil tersenyum polos.
Mendengar jawaban itu Hayama hanya tertawa. Ternyata kekasihnya tahu bahwa skateboard nya yang dulu sudah tidak ia pakai lagi.
"Arigatou, (First name)! Aishiteru yo!"
Tanpa disadari, Hayama langsung memeluk gadis disampingnya, membuat mereka kini jatuh terbaring di kasur, dengan Hayama yang berada diatas tubuh gadis itu. Namun beruntung Hayama masih bisa menahan tubuhnya dengan kedua lengan.
"K-Kotarou.. L-lebih baik kau minggir sekarang", ucap (Your name) lirih dengan wajah yang sudah semerah kepiting rebus.
"Kenapa?", tanya Hayama polos.
"Karena—"
Belum sempat (Your name) menyelesaikan kalimatnya, pintu kamar Hayama telah terbuka.
"Kotarou, ajaklah (First name)-chan untuk ma— astaga, Kotarou! Apa yang akan kau lakukan?!", seruan penuh keterkejutan keluar dari mulut salah satu kakak Hayama.
Sontak Hayama langsung bangkit dari posisinya. Raut panik terlihat jelas di wajahnya. Bukan hanya itu, (Your name) pun mengalami hal yang sama.
"N-nee-san, aku bisa—"
"Cukup! Nee-san tidak mau tahu! Pokoknya setelah makan malam ini kau harus menjelaskan semuanya kepada Tou-san dan Kaa-san!", ujar sang kakak bersikeras. "(First name)-chan! Abaikan saja Kotarou! Sekarang ayo makan malam dulu!"
Lalu tanpa basa-basi, kakak Hayama segera menarik (Your name) keluar dari kamar sang adik. Membiarkan pemuda blonde itu hanya bisa menatap kepergian sang kekasih dengan raut yang sulit didefinisi. Dan akhirnya, malam itu pun Hayama harus mencoba sekeras mungkin mencari alasan yang tepat untuk menjawab interogasi dari kedua orangtua serta kakak-kakaknya supaya ia tidak dilaporkan ke kedua orangtua (Your name).
.
A/N:
Akhirnya saya bisa membuat birthday fic yang tepat waktu lagi, readertachi! Singkat saja, semoga kalian tetap suka dengan cerita aneh buatan saya ini ya!
Saa, jaa matta, readertachi~!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top