I'm not Afraid of You, nanodayo (Midorima x Reader)

Genre: Romance, Fantasy
Rate: T

(Full name) adalah seorang remaja yang sangat menyukai kucing. Dia bahkan memiliki beberapa kucing di rumahnya. Namun sayang, kekasihnya sendiri tidak bisa akrab dengan hewan lucu tersebut.

"Ayolah, Shin! Setidaknya mendekatlah!"

Seruan (Your name) terdengar memenuhi ruang tamu keluarga (Last name). Siang itu ia dan sang kekasih, Midorima Shintarou, sedang belajar bersama. Akan tetapi tanpa direncanakan dan diharapkan, salah satu kucing (Your name) mendekat dan hal itu sontak membuat Midorima menjauh.

"Tidak! Jauhkan benda itu dulu, nanodayo!"

"Kucingku tidak menggigit, Shin!"

"Tapi mencakar, nanodayo!"

"Tidak! Aku berani menjaminnya!"

Perdebatan terus terjadi. (Your name) yang tetap tidak mau melepaskan kucingnya dan Midorima yang bersikeras tak mau mendekat untuk kembali melanjutkan acara belajar mereka.

"(First name)! Jangan suka mengganggu Shintarou-kun!"

Seruan sang ibu terdengar dari dapur. Merasa kalah, (Your name) pun menghela nafas dan memilih untuk melepaskan kucingnya.

"Sudah! Sekarang kemari, Shin! Atau kuseret kau!", seru (Your name) sedikit kesal.

"Cuci tanganmu dulu, nanodayo!"

"Iya! Iya! Dasar tsundere!"

"Apa kau-"

"Tidak~! Ja~! Chotto matte ne~!", (Your name) segera berlari untuk mencuci tangannya sebelum Midorima berhasil selesai mengatakan kalimat yang ingin ia ucapkan.

Tak lama kemudian merekapun sudah kembali dalam kondisi semula. Buku pelajaran, notes, pensil dan alat tulis lainnya tertata rapi di meja yang disediakan. Tanpa terasa malam sudah menjelang, kini waktunya bagi Midorima untuk kembali ke rumah. Setelah makan malam karena ajakan sang ibu kekasih, Midorima melangkahkan kakinya keluar dari rumah keluarga (Last name).

"Ki o tsukete, Shin-chan~! Aku mencintaimu~!", seru (Your name) tanpa rasa malu sedikitpun saat mereka berada di depan rumah.

"Jangan memanggilku seperti itu, nanodayo! D-dan.. ya.. a-aku juga", balas Midorima dengan suara lirih pada kalimat terakhir. "T-tapi jangan terlalu senang, nanodayo. Aku mengatakan itu karena memang sudah sewajarnya", tambahnya tsundere.

"Hai'! Wakarimashita, tsundere-kun! Ja~! Ki o tsukete~!"

Tanpa membalas lagi, Midorima kembali melanjutkan perjalanannya. (Your name) hanya tersenyum, iapun segera masuk ke rumah setelah itu.

.

"Nee, (Cat's name)-chan. Bagaimana rasanya menjadi kucing?"

Tengah malam (Your name) terjaga dari tidurnya. Saat gadis itu menghadapkan diri ke samping, ia sudah mendapati (Cat's name) yang belum tidur tengah meringkuk di sampingnya.

"Apakah menyenangkan?"

"Ayolah.. Jangan hanya diam"

Meow.

"Walaupun kau tidak diam, tapi tetap saja ya aku tak paham dengan omonganmu"

"Ehehe.. Baiklah. Kita tidur saja"

Monologpun terjadi. (Your name) sibuk membelai (Cat's name) hingga kucing itu terlelap. Tak lama kemudian (Your name) juga memilih untuk kembali tidur.

'Kira-kira bagaimana ya rasanya menjadi kucing?'

.

Bunyi jam waker membangunkan (Your name) dari tidurnya yang nyenyak. Dengan malas ia mematikan jam tersebut. Meregangkan badan sebentar, ia segera berjalan ke kamar mandi, bersiap-siap untuk sekolah.

"Huaaa~! Nani kore?!"

Seruan penuh rasa terkejut terdengar ketika gadis itu melihat pantulan dirinya di cermin. (Your name) berubah. Di bagian atas kepalanya terdapat sepasang telinga yang seharusnya milik kucing. Ekor yang sedang bergerak-gerak juga dapat terlihat di bagian belakang tubuhnya.

(Your name) segera menutup mulutnya setelah menyadari ia baru saja berteriak keras. Dan saat itulah ia mendapati bahwa kukunya memanjang seperti kuku kucing.

'A-aku berubah menjadi kucing?! Tidak~!', jerit gadis itu dalam hati.

Menghela nafas pasrah, (Your name) pun memutuskan untuk kembali ke tempat tidur. Hari ini ia berniat absen dengan alasan sedang sakit.

.

Midorima berjalan sendirian keluar dari sekolah. Orang yang biasanya ia ajak janken sedang memiliki acara sehingga membuatnya mau tak mau berjalan pulang sendiri. (Your name) hari itu tidak masuk, membuat Midorima sedikit khawatir. Namun karena ke-tsundere-annya, ia mengelak saat dibilang khawatir dan mengatakan bahwa ia hanya merasa aneh.

To: (Full name)
From: Midorima Shintarou
Kau sakit apa?

Tak tahan dengan perasaannya 'aneh' nya Midorima pun memutuskan untuk menghubungi sang kekasih. Tak lama setelah pesan dikirim, Midorima mendapatkan balasannya.

To: Midorima Shintarou
From: (Full name)
Kau menghubungiku dulu?! Apa yang terjadi padamu, Shin! Aw.. Kau perhatian sekali..ヾ(*'∀`*)ノ
Tenang saja, aku hanya tidak enak badan kok!

Setelah mendapat balasan itu, tiba-tiba saja Midorima berinisiatif untuk menjenguk sang kekasih karena tak biasanya gadis itu sakit. Ia dengar jika orang yang jarang terserang penyakit tiba-tiba saja terkena, maka penyakitnya bisa saja parah. Yah, walaupun jika didasarkan pada pesan tadi hal itu tidak menunjuk pada kebenaran.

To: (Full name)
From: Midorima Shintarou
Aku ke rumahmu sekarang

Baru saja akan melangkah, Midorima sudah mendapat balasan kembali.

To: Midorima Shintarou
From: (Full name)
Tidak usah! Aku baik-baik saja! Kau tak usah kemari!

Mengabaikan balasan sang kekasih, Midorima tetap berniat untuk datang ke rumah gadis itu. Ia menjadi curiga setelah mendapat balasan dari (Your name). Maka, dipercepatlah langkahnya menuju rumah keluarga (Last name).

.

"(First name)! Shintarou-kun datang! Keluarlah!", seru ibu (Your name) berharap sang anak akan membukakan pintu kamarnya. Sejak tadi (Your name) terus mengurung diri di kamar, sehingga sang ibu pun tak tahu apa yang terjadi pada putrinya itu.

"Tidak mau! Bilang padanya aku tidak ada di rumah!", balas (Your name) juga dengan seruan.

"Aku berada di depan pintu kamarmu, nanodayo"

Bruk.

Ucapan yang baru didengar (Your name) membuat gadis itu seketika terjatuh dengan tidak elite. Rasanya terpergoki saat ingin membohongi orang lain itu benar-benar memalukan.

"Baiklah! Tapi hanya Shin yang boleh masuk kamarku!", seru (Your name) yang sudah kembali berdiri dari jatuhnya.

"Apa?! Mengapa kaa-san tidak boleh ikut masuk?! Kau mau melakukan apa dengan Shintarou-kun?!", balas sang ibu tak terima.

Bruk.

Sekali lagi (Your name) terjatuh berkat pikiran ibunya yang kemana-mana.

"Kaa-san! Aku tidak akan melakukan hal-hal seperti yang kaa-san pikir! Sudahlah! Nanti kaa-san kuberitahu setelah Shin pulang!", balas sang anak, sekali lagi setelah berhasil berdiri kembali dari jatuhnya.

"Mou, baiklah! Shintarou-kun! Jangan macam-macam dengan (First name)! Kalau sudah waktunya baru boleh! Lalu kalau (First name) tetap maksa, panggil kaa-san!", wanti sang ibu kemudian berjalan pergi.

Midorima yang mendapat wejangan seperti itupun hanya bisa sweatdrop. Tiba-tiba suara (Your name) memecah ke-sweatdrop-annya.

"Kaa-san sudah pergi?"

"Sudah, nanodayo", jawab Midorima yang telah kembali dari ke-sweatdrop-annya.

Seketika pintu terbuka. Tanpa basa-basi lagi (Your name) segera menarik pemuda bersurai hijau itu masuk ke kamar. Kondisi kamar (Your name) gelap gulita. Entah apa yang sejak tadi gadis itu lakukan.

"Aku akan memberitahumu sesuatu"

Kemudian lampu menyala, menampakan sesosok (Your name) yang memakai jaket dan topi namun baju tidur masih menempel di badannya.

"Untuk apa kau memakai topi di dalam rumah?", tanya Midorima cukup heran.

"Diamlah. Tapi jangan mengeluarkan reaksi berlebih", ucap (Your name) kemudian melepas topi dan jaketnya, membuat telinga dan ekor kucing yang ia miliki dapat dilihat oleh Midorima.

Midorima yang melihat penampilan kekasihnya sontak memberi ekspresi kaget. Kekasihnya berubah jadi kucing?!

"A-apa yang terjadi padamu?!", tanya Midorima setengah berbisik, tak ingin membuat ibu (Your name) tiba-tiba datang jika ia mengeluarkan reaksi berlebihan.

"Aku tidak tahu. Saat bangun tidur tiba-tiba saja sudah seperti ini", jelas (Your name). "Um.. Shin? Kau t-tidak takut padaku 'kan? K-kau tidak akan menjauhiku 'kan?!", tanya (Your name) sedikit ragu. Setelah melihat reaksi Midorima tadi, ia jadi berpikiran bahwa sang three pointer akan menjaga jarak dengannya karena si surai hijau tidak suka kucing. "Aku janji tidak akan mencakarmu!"

Tak ada jawaban dari Midorima. Pemuda bersurai hijau itu justru dengan tiba-tiba menekan ekor milik sang kekasih.

"Aw! Sakit, bodoh!", pekik (Your name) spontan.

"Ini semua asli?!"

"Tentu saja, tsundere!"

Helaan nafas terdengar dari sang three pointer. Iapun mendekatkan diri kepada sang kekasih, lalu tiba-tiba saja menepuk kepalanya, hal yang sangat langka dilakukan oleh si megane.

"Aku tidak takut padamu, nanodayo. Aku juga tak akan menjauhimu, nanodayo", tutur Midorima sambil mengacak-acak surai (Hair colour) itu. "Kau tampak cukup lucu. M-maksudku aku hanya mengungkapkan fakta saja, nanodayo. B-bukan berati aku memujimu", lanjutnya tsundere seperti biasa.

(Your name) tak dapat mencegah senyuman untuk tidak terkembang di bibirnya. Sontak gadis itu langsung memeluk sang kekasih erat, tak bisa memungkiri ia sangat senang karena Midorima tidak takut dan tidak akan menjauhinya.

"Yokatta wa! Arigatou, Shin! Daisuki da!", seru (Your name) masih memeluk si surai hijau.

"Baka! A-apa yang kau lakukan?! C-cukup, nanodayo!", titah Midorima yang kini wajahnya sudah memerah karna malu sambil berusaha melepas pelukan gadis itu.

(Your name) hanya tertawa kecil. Ia sama sekali tak berniat untuk melepas pelukannya dari sang three pointer. Ia sangat senang hari ini. Sang kekasih yang terkenal tsundere baru saja melakukan hal yang menurutnya sangat manis. Tak hanya itu, Midorima juga tak mempermasalahkan penampilannya yang seperti ini.

"Jadi, mau memegang kucingku? Kau 'kan baru saja memegangku yang notabene juga setengah kucing", tawar (Your name) sambil menatap Midorima dengan senyuman.

"Ti-tidak! Kau dengan kucingmu berbeda, nanodayo!", tolak Midorima.

"Sudahlah, tsundere-kun! Ayo ikut aku~!"

Dan dengan itu (Your name) menarik Midorima menuju tempat dimana kucing-kucingnya dikurung. Tak ia sangka setelah beberapa kali paksaan, Midorima mau juga memegang kucing-kucing milik (Your name). Itu berarti ketakutan Midorima dengan kucing sudah bisa dikendalikan. Tapi hal itu juga berarti (Your name) harus mencari hal lain untuk mengusili kekasih berambut hijaunya tersebut.

.

A/N:
Nee, gara-gara Neko Atsume saya jadi kepikiran buat fic ini. Aneh kah? Maa, maa, biarlah aneh yang penting update *slapped*
Saa, jaa matta, readertachi~!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top