I Know It (Kagami x reader)
Genre: Romance (Reader as Aomine Daiki no Ane)
Rate: T (?)
"Daiki-chan! Jangan berlari-lari!"
Di siang hari itu, tampaklah seorang gadis bersurai (Hair colour) yang sedang sibuk mengejar seorang anak berambut navy blue dengan kulit dimnya. Si anak yang dikejar masih asyik berlarian memasuki setiap ruangan di keluarga Aomine karena kejaran sang kakak.
"Tidak mau! Kau lambat, nee-chan!", Daiki yang berada di depan masih sibuk berlari.
"Daiki-chan! Nanti kalau jatuh bagaimana?!"
Walaupun kesal, namun raut penuh rasa khawatir terlihat jelas di wajah (Your name). Dan bukannya berhenti, Daiki justru semakin girang berlari. Hingga tanpa sadar ia sudah berada di pintu yang tak tertutup, dan berlari keluar.
Bruk.
Terdengar suara debaman dari arah Daiki berlari. (Your name) sontak mempercepat langkahnya menyusul sang adik. Dan kini ia dapati Daiki yang terduduk di tanah dengan lutut terluka. Di dekatnya tampaklah seorang pemuda berambut merah kehitaman dengan wajah campur aduk antara panik dan khawatir.
"Aaa! Nee-chan! Ittai yo!", seruan Daiki terdengar, darah mengalir dari luka di lututnya.
"Daiki-chan! Daijoubu...", ucap (Your name) sambil membelai lembut surai navy blue itu. "Uh, Taiga-kun? Ada apa kau di sini?",tanya (Your name) ketika menyadari kehadiran si pemuda beralis cabang yang merupakan sahabatnya itu.
"O-oh. Yo, (First name)", sapa Taiga gugup. "Aku baru saja ingin mengajakmu pergi. Apa kau mau?"
"Ke mana?"
"Toko olahraga. Sepatuku mulai rusak"
"Oh.. Ba—"
"Tidak! Nee-chan tidak boleh pergi! Tidak boleh!", sela Daiki, tak mau sang kakak meninggalkannya demi si pemuda.
Mendengar rengekan adiknya, (Your name) pun yang awalnya akan menyetujui ajakan Taiga akhirnya menolak.
"Maaf", ucap (Your name) tak enak hati. "Tunggu dulu. Aku punya ide! Bagaimana jika kita mengajak Daiki-chan? Tak apa 'kan?"
Dalam hati Taiga ingin mengutuk anak berkulit gelap itu. Tetapi akhirnya ia pun hanya bisa mengalah. Menghela nafas pasrah, dengan setengah hati Taiga pun menerima tawaran (Your name).
"Nah, Daiki-chan, ayo kita ke toko olah raga!", seru (Your name) kepada sang adik dengan riang.
"Yosh! Iku yo, nee-chan!", balas Daiki senang, melupakan rasa sakitnya.
.
Setelah luka Daiki bersih, kini (Your name), Taiga, dan Daiki sedang berjalan menuju toko yang dimaksud. (Your name) berada di tengah sementara sang adik berada di sampingnya dengan tangan yang saling bergandengan sedangkan Taiga berada di sisi lain gadis itu.
"Nee, (First name). Menurutmu aku harus membeli sepatu yang mana?", tanya Taiga tatkala mereka telah sampai di toko. Sekarang, di tangan pemuda beralis cabang itu terdapat dua pasang sepatu dengan model yang berbeda.
"Um...", (Your name) menempatkan ibu jari dan telunjuknya di bawah dagu, memasang pose berpikir. Kemudian gadis itu menjentikkan jarinya. "Aha! Aku akan memilih—"
Baru saja (Your name) menjulurkan tangan untuk mengambil sepatu pilihannya, Daiki yang sejak tadi sibuk sendiri tiba-tiba saja menarik kakaknya menjauh.
"Nee-chan! Aku mau bola basket!"
"E-eh! D-Daiki-chan! Nee-chan baru—"
"Ayolah, nee-chan! Hayaku!", sela Daiki sambil terus menarik kakaknya, membuat urat marah di kepala Taiga muncul karena melihat hal itu.
.
"Mau mampir?"
"Tidak masalah?"
"Tentu saja tidak", (Your name) tersenyum lalu menarik Taiga memasuki rumah kediaman Aomine. "Masuk saja, Taiga-kun!"
Kini (Your name) dan Taiga telah berada di ruang tamu keluarga Aomine, tak lupa Daiki yang juga ikut duduk bersama keduanya. Sejak tadi Daiki hanya duduk dengan wajah kusut saat sang kakak sibuk mengobrol dengan Taiga.
"Ah, ya. Kau mau minum apa?", tanya (Your name) ke Taiga.
"Terserah kau saja"
"Kalau Daiki-chan?"
"Susu coklat", jawab sang adik asal sambil memainkan PSP nya.
"Baiklah. Aku akan segera kembali"
Kemudian (Your name) pergi ke dapur untuk mengambilkan suguhan bagi tamunya. Di saat (Your name) pergi, Daiki mengalihkan perhatian dari PSP nya lalu memandang Taiga tajam.
"Apa?", balas Taiga merasa risih dengan tatapan yang ia dapat.
"Kau menyukai nee-chan 'kan?", tanya Daiki tak suka.
Tiba-tiba Taiga terdiam. Gelombang rasa gugup menerpanya seketika. Jika ia bilang "iya", bisa saja anak berambut navy blue itu langsung berkoar-koar. Tapi jika ia menyanggahnya, itu berarti bohong.
"B-bukan urusanmu", jawab Taiga mengalihkan pandangan, tak ingin membalas tatapan mengintimidasi anak berkulit coklat itu.
Daiki melompat dari sofa tempat ia duduk, dengan langkah yang dihentakkan ia pun mendatangi Taiga.
"Jangan berbohong padaku, kakak alis cabang. Kau sudah sering bermain kemari dan aku tahu pikiran macam apa yang ada di otakmu", tutur Daiki sambil menunjuk-nunjuk Taiga tanpa malu.
Seandainya saja anak di depannya ini bukanlah adik (Your name), maka bisa dipastikan ia sudah memberi sedikit pelajaran pada Daiki. Mencoba meredakan amarahnya yang sudah berada di ubun-ubun, Taiga menarik nafas lalu menghembuskannya pelan.
"Baiklah. Memangnya kenapa jika aku menyukainya?", tanya Taiga menantang.
"Aku—"
"Taiga-kun, Daiki-chan, aku datang..."
Suara (Your name) menginterupsi pembicaraan Taiga dan Daiki. Saat melihat dua orang yang sedang saling bertatapan itu, alis (Your name) mengkerut, menandakan bahwa ia bingung.
"Taiga-kun, Daiki-chan, apa yang kalian lakukan?"
"Oh, nee-chan! Kakak ini suka—"
Kalimat Daiki belum selesai dan Taiga sudah lebih dulu menutup mulut itu dengan tangannya, mencegah bocah surai navy blue tersebut untuk membocorkan sesuatu yang ia anggap rahasia.
"Aku suka memasak! Ya! Kau sudah tahu 'kan kalau aku suka memasak?", sela Taiga lalu tertawa canggung.
Walau awalnya gadis itu curiga, tetapi kemudian ia segera menepis perasaan itu jauh-jauh. Ia hanya membalas kalimat Taiga dengan senyuman.
"Baiklah. Kalau begitu bagaimana kalau kita bahas tugas kemarin?"
Dengan begitu (Your name) dan Taiga pun memutuskan untuk membahas tugas, ditemani Daiki yang masih sibuk menggerutu bersama PSP nya.
.
"Nee, nee-chan"
Daiki tiba-tiba menyembulkan kepalanya di bingkai pintu kamar sang kakak. (Your name) yang sedang sibuk mengerjakan PR di meja belajar segera menengokan kepala menatap sang adik.
"Ada apa, Daiki-chan? Masuklah", titah (Your name) sambil memberi gestur kepada Daiki untuk masuk.
Daiki segera melangkahkan kaki menuju kasur kakaknya. Lalu dengan santai segera menjatuhkan diri di ranjang empuk itu. Si surai navy blue membaringkan badannya, menatap atap kamar milik sang kakak.
"Aku pinjam handphone nee-chan", ujar Daiki lalu mengambil ponsel (Your name) yang berada di nakas tanpa menunggu jawaban kakaknya lebih dulu.
(Your name) tak menanggapi perkataan Daiki. Ia masih sibuk belajar, tak mengetahui apa yang sedang dilakukan adiknya. Memanfaatkan situasi itu, Daiki segera membuka kotak masuk pesan milik kakaknya. Dan seperti yang ia duga, isi kotak masuk sang kakak memang didominasi oleh pesan dari orang yang Daiki sebut "kakak alis bercabang"
'Hehehe... Aku akan melakukan sesuatu...', gumam Daiki dengan senyuman penuh makna di bibirnya.
Setelah itu tanpa sepengetahuan sang kakak, anak berkulit tan itu segera mengotak-atik ponsel kakaknya. Setelah bermenit-menit Daiki sibuk dengan handphone (Your name) dan (Your name) sibuk dengan tugasnya, akhirnya Daiki pun keluar dari kamar sang kakak tanpa sepatah kata. Namun sesudah ia berada di luar ruangan, tampaklah senyuman Daiki yang memiliki banyak makna.
.
Ding dong.
Tap. Tap. Tap.
Suara langkah kaki terdengar. (Your name) bergegas menuruni tangga di rumahnya menuju pintu depan yang belnya sejak tadi ditekan.
"Taiga-kun? Ada apa?", tanya (Your name) saat mendapati Taiga di depan pintu.
"A-ada yang ingin kubicarakan padamu"
"Oh, baiklah. Silahkan masuk"
(Your name) segera mempersilakan pemuda berambut merah-hitam itu masuk ke rumahnya menuju ruang tamu. Di sana, Daiki sudah siap dalam posisi tengkurap bersama PSP kesayangannya. Entah apa yang dilakukan anak itu (Your name) pun tak paham.
"Jadi, apa yang mau kau katakan, Taiga-kun?"
"Um... Begini... M-maukah kau keluar bersamaku sekarang?"
Mendengar tawaran Taiga membuat gadis manis itu terdiam sesaat. Mengernyitkan alis bingung kemudian terkekeh geli.
"Jadi kau hanya ingin mengatakan ini? Tentu saja aku mau, Taiga-kun. Chotto matte kudasai", titahnya kemudian berlari menaiki tangga rumah menuju kamarnya untuk bersiap-siap.
"Ikimashou, Taiga-kun!", seru (Your name) sambil berlari turun ke ruang tamu.
"A-aa", Taiga yang melihat (Your name) segera bangkit dari duduknya.
"Daiki-chan, tolong sampaikan ke okaa-san kalau nee-chan pergi ya? Ittekimasu!", ucap (Your name) kemudian berlari keluar rumah sembari menarik Taiga.
"Hai'! Ki o tsukete, nee-chan!", balas Daiki, setelah itu sebuah senyuman terkembang di wajahnya. Berlari ke kamarnya, Daiki pun bersiap lalu ikut pergi keluar rumah.
.
Setelah beberapa menit dua remaja itu berkeliling, kini mereka sedang mengistirahatkan diri di sebuah bangku taman. (Your name) sibuk menikmati es krimnya dan Taiga sibuk dengan pikirannya sendri. Sejak tadi Taiga merasa ada yang mengamatinya sehingga membuat pemuda itu tak nyaman.
"N-nee (F-First name)", ucap Taiga memecah keheningan, mengabaikan perasaannya.
"Hm?", gumam (Your name) mengalihkan pandangannya ke Taiga.
"Apa es krimmu sudah habis?"
Tak ada jawaban dari (Your name). Setelah mendengar pertanyaan Taiga, gadis itu langsung melahap esnya hingga habis.
"Hiii...", keluhnya saat merasakan brain freeze karena dinginnya es krim. "S-sudah"
Taiga sweatdrop sesaat berkat ulah sahabatnya itu. Kemudian ia berdeham untuk mengembalikan ekspresi dan mengingat tujuannya memanggil (Your name).
"J-jadi, (First name)... A-apakah kau mau menjadi kekasihku?"
Tuk. Brak.
Gelas bekas es krim (Your name) sukses mendarat di tanah, bersamaan dengan bunyi lain dari balik semak. Gadis itu seketika mematung dengan tatapan mata lurus ke depan, bingung antara kaget karena pernyataan Taiga dan penasaran dengan suara dari balik semak.
"K-kalau kau tidak mau tak ma—"
"A-aku mau!", balas (Your name) seketika menatap Taiga, sadar dari lamunannya. "M-maksudku aku mau", ulangnya dengan suara yang lebih pelan dan kepala tertunduk malu.
"Hah?"
Sekarang Taiga tampak seperti orang idiot. Tapi untungnya tak lama kemudian ia bisa kembali ke ekspresi biasanya.
"Y-yokatta. N-nee, ayo pulang. Kuantar kau sampai rumah", tawar Taiga sambil berdiri dari bangku lalu mengulurkan tangannya ke arah (Your name).
(Your name) tersenyum menanggapi perilaku Taiga. Ia pun dengan senang hati menerima uluran sang sahabat yang mulai saat ini menjadi kekasihnya itu.
"Kaerimashou, Taiga-kun!", seru (Your name) senang lalu memeluk erat lengan Taiga, membuat pemuda berambut merah-hitam itu sukses merona.
"A-aa", jawabnya singkat tanpa berani menatap sang kekasih, kini ia memiliki rona yang menyaingi warna rambutnya sendiri.
Akhirnya sepasang kekasih itupun berjalan menuju rumah keluarga Aomine. Dengan si surai (Hair colour) yang asyik memeluk lengan kekasihnya, dan si merah-hitam yang sibuk menyembunyikan perasaan malunya.
.
Omake:
"Kakak alis cabang! Tunggu!"
Taiga yang baru saja keluar dari kediaman Aomine menghentikan langkahnya karena panggilan Daiki.
"Ada apa?"
Daiki berlari menuju Taiga.
"Pajak karena sudah menjadi kekasih nee-chan!"
"Hah?!", tanpang idiot Taiga tampak lagi. "Darimana kau tahu?!"
Tawa polos dari Daiki terdengar. Ia pun menceritakan semuanya. Mulai dari handphone sang kakak yang ia bajak hingga acara stalking-nya di taman tempat Taiga menyatakan perasaan kepada sang kakak. Setelah cerita Daiki selesai, kini dapat dilihat urat marah di kepala bermahkota merah-hitam itu.
"Buatkan aku teriyaki burger, ok? Kakak alis cabang 'kan pandai masak", pinta Daiki sambil tersenyum memamerkan deretan giginya. Padahal dalam hati ia tertawa iblis.
Taiga menghela nafas. Tak ada salahnya mengabulkan permintaan anak di depannya itu sekali-sekali. Lagipula jika tidak ada Daiki mungkin ia tidak akan berani menyatakan perasaannya ke (Your name).
"Aa. Baiklah. Besok akan kuantar"
"Hontou?! Yokatta! Arigatou, nii-chan!", seru Daiki senang sekaligus tak percaya lalu berlari kembali ke rumah.
Dan pada akhirnya Taiga hanya bisa membulatkan mata tak percaya saat mendengar kata "nii-chan" keluar dari mulut anak berambut navy blue itu. Apakah itu tandanya ia sudah mendapat restu dari adik sang kekasih?
.
A/N:
Kok ceritanya agak gimana gitu ya? Belum lagi emang isi bajakannya Daiki apa? Tauk ah, yang penting update *slapped*
Saa, jaa mata, readertachi~!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top