Husband (Kasamatsu x Reader)

Genre: Romance

Rate: T

  Bel pulang sekolah SMA Kaijou telah berbunyi beberapa saat yang lalu. Seluruh murid pun segera bergegas mengemasi barang-barangnya. Bagi murid yang tak ikut ekstrakurikuler, mereka bisa saja langsung beranjak pulang. Tetapi tidak bagi (Your name), karena dia mengikuti ekstrakurikuler musik. Ditambah lagi dia adalah manager tim basket SMA Kaijou. Sehingga, kegiatannya pun dua kali lebih banyak.

  "Aargh! Kenapa hal ini harus terjadi padaku?!", gerutu (Your name) sambil berjalan menghentakan kakinya di koridor.

  Sekarang dia harus ke gym untuk menjalankan kewajibannya sebagai manager. Sambil membawa gitar yang tentunya tidak ringan, gadis itu melangkahkan kaki ke tempat yang ditujunya.

  "Konnichiwa, minna! Yosh! Sekarang kita mulai latihan hari ini!", seru (Your name) lantang setibanya ia di gym. Membuat semua anggota tim inti Kaijou menoleh kearahnya.

  Wajahnya tampak kelelahan, tapi gadis itu tak peduli. Dia hanya ingin menjalankan kewajibannya dengan serius. Dia harus bertanggung jawab karena dia sendiri yang menginginkan semua itu.

  "(First name)cchi, kau tampak lelah sekali! Lebih baik istirahat saja-ssu! Biarkan Kasamatsu-senpai yang menggantikanmu mengawasi latihan!", Kise Ryouta, ace tim basket sekaligus teman sekelas (Your name) berteriak sambil menghampirinya.

  Kise benar-benar kasihan dengan sahabatnya sejak kecil itu. Betapa lelahnya dia harus menjadi manager sekaligus mengikuti ekstrakurikuler. Belum lagi, (Your name) juga salah satu anggota dari school committee. Dan juga ia termasuk salah satu murid berprestasi seangkatannya. Yang berarti, dia juga harus menyisikan waktu untuk belajar 'kan? Kise saja sampai tak bisa membayangkan  betapa lelahnya gadis itu. Lelah fisik begitu pula pikiran.

  "Daijoubu, Ryou-kun. Aku bisa mengatasinya", ucap (Your name) dengan halus, mencoba meyakinkan sahabatnya itu.

  "Demo, (First name)cchi-"

  "Oi, Kise! Kau dengar sendiri 'kan kalau dia tidak apa-apa? Sudahlah, kembali berlatih!", sela Kasamatsu sambil menarik krah baju Kise kembali ke lapangan.

  "Huaaa! Senpai hidoi-ssu! Nee, (First name)cchi~ Kalau memang lelah istirahat saja ya-ssu?"

  "Hai', Ryou-kun!"

  Melihat kejadian itu (Your name) mau tak mau tersenyum juga. Kedua orang tadi benar-benar akrab. Tapi, kemudian helaan nafas terdengar.

  'Melihat dua orang yang kita sayangi bersama itu menyenangkan juga', batin (Your name) tersenyum lagi.

  Gadis itu mulai berjalan ke bench. Ia turunkan tas dan gitar yang ia bawa lalu mendudukan diri disana. (Your name) mulai mengamati tiap gerakan teman-temannya dan mencatatnya di sebuah buku khusus. Ketika ia selesai mencatat apa yang perlu ia catat, gadis itu mulai bangkit berdiri lalu mengambil gitarnya. Bersiap meninggalkan gym menuju ruang musik.

.

  Brak.

  Pintu ruang musik SMA Kaijou terbuka dengan keras. Membuat seluruh orang yang berada didalamnya sontak menengok ke arah pintu. Disana, berdirilah (Your name) dengan wajahnya yang penuh peluh. Berlari dari gym ke ruang musik cukup menguras tenaga tentunya.

  "Gomennasai!", serunya sambil membungkuk. Lalu gadis itu melangkah masuk dan duduk ke sebuah kursi disamping teman-temannya yang lain.

  Setelah sensei memberi izin, ekstrakurikuler pun dimulai. Bunyi alat musik dari masing-masing siswa terdengar. Berpadu menjadi suatu instrumen yang penuh harmoni. Walau lelah, (Your name) tetap bisa memetik gitarnya dengan penuh perasaan. Seolah rasa penatnya menguap begitu saja.

  "Arigatou gozaimasu, minna-san!"

  Ucapan terimakasih keluar dari tiap-tiap murid. Akhirnya ekstrakurikuler selesai juga. Itu berarti, kini (Your name) harus kembali lagi ke gym untuk mengambil tas nya yang ia taruh disana.

  Langkah kaki gadis itu tampak semakin berat saja. Sekarang sudah sore, dia harus berjalan beberapa meter lagi sambil menggendong gitarnya yang tidak ringan. Tapi mau bagaimana lagi, itulah konsekuensi nya jika menjadi seorang (Your name).

  "Nee, minna-", gadis itu hanya mendapati kekosongan. Sepertinya tim basket telah selesai berlatih. Menghela nafas pelan, (Your name) langkahkan kakinya ke arah bench.

  Gadis manis itu hanya duduk sendirian. 'Mungkin mereka sudah pulang', pikirnya. Sebenarnya (Your name) sedang malas berada di rumah untuk hari ini. Karena nanti, dia pasti hanya disuruh untuk menjaga adiknya yang amat menjengkelkan. Dan hal itu melelahkan.

  "Lagipula besok libur", gumam (Your name) kemudian ia pun mengambil gitar. Bersiap untuk memainkannya.

  Awalnya intro mengalun dengan indah, lalu disusul suara (Your name) yang merdu. Ini adalah pertama kalinya bagi (Your name) bernyanyi di sekolah. Karena dia terlalu malu untuk unjuk gigi. Tapi sekarang sudah sore, dan ia yakin hanya dirinya sendiri yang kini berada didalam gym. Sehingga tidak akan ada yang mendengar suaranya.

  Namun ketika gadis itu selesai menyanyikan baris terakhir dari lagu kesukaannya, suara tepuk tangan terdengar. Sontak saja ia menengokan kepala mencari asal suara tersebut. Dan kedua bolamata nya mendapati seorang pemuda berambut hitam yang tengah berdiri tidak terlalu jauh dari bench.

-Kasamatsu's POV-

  Latihan baru saja selesai. Aku dan anggota tim yang lain mulai beristirahat sejenak di bench. Disana tak ada gadis bersurai (Hair colour) yang kucari-cari. Kemana perginya dia? Masih di ruang musik? Lama-lama kasihan juga aku kepadanya.

  "Eh? (First name)cchi dimana-ssu?", suara Kise memecah keheningan. Si pirang itu mencarinya juga ternyata.

  Jelas saja, dia adalah sahabatnya, walaupun kupikir kedekatan mereka lebih dari sahabat. Argh, apa yang kupikirkan? Aku selalu saja merasa tak suka jika Kise berdekatan dengan (Your name). Padahal apa hak ku merasa tak suka kepadanya? (Your name) saja merasa tak masalah.

  "Entahlah. Lebih baik sekarang kita segera berganti lalu pulang", titahku sambil berjalan ke locker room.

  Mereka menyetujuinya lalu mengikutiku. Sekalipun bisa kudengar rengekan Kise yang masih ingin menunggu sahabat sejak kecilnya.

  "Jaa matta, senpai!", seru si rambut pirang itu. Tadinya dia mengajakku pulang bersama namun kutolak dengan alasan ada sesuatu yang harus kuurus.

  Kini aku sendirian di locker room. Teman-temanku telah pulang semuanya. Hari ini aku berniat untuk berlatih lagi karena besok hari libur. Aku pun mengambil tas ku lalu berjalan keluar. Supaya ketika aku selesai berlatih nanti, aku tak perlu kembali lagi ke locker room untuk mengambilnya. Karena aku bisa pulang dengan baju latihan ku.

  Langkahku terhenti ketika kudapati suara yang begitu merdu terdengar. Tak jauh didepanku, (Your name) tengah duduk sambil memainkan gitarnya dan bernyanyi dengan pelan. Namun aku masih bisa mendengar suaranya yang indah. Untuk beberapa saat aku hanya berdiam diri disana, menikmati setiap baris yang (Your name) nyanyikan. Lalu setelah ia selesai, refleks saja aku bertepuk tangan.

-End of Kasamatsu's POV-

  "S-Senpai mendengarnya?", tanya gadis beriris (Eyes colour) itu sambil menatap Kasamatsu yang kini duduk disebelahnya.

  "B-begitulah. Suaramu bagus"

  "A-Arigatou", ucap (Your name) sambil menunduk menahan malu. 'Astaga, dia disampingku dan ia mendengar nyanyianku tadi!', pekik gadis itu dalam hati.

  Jantung (Your name) mulai berdegup lebih cepat. Duduk disamping orang yang ia suka benar-benar membuatnya gugup. Sebenarnya bukan hanya gadis itu saja yang merasa grogi, Kasamatsu pun begitu. Ia bahkan sedikit gemetar ketika duduk disamping (Your name).

  "Nee-", kata keduanya bersamaan. Seketika mereka berdua langsung menatap satu sama lain. Rona merah terlihat di pipi keduanya.

  "K-kau dulu", Kasamatsu mempersilakan. Wajahnya ia palingkan.

  "Kenapa s-senpai masih disini?", tanya (Your name). Ia beranikan dirinya untuk menatap sang senpai.

  "Aku hanya ingin berlatih saja. K-kau sendiri?"

  "Hanya sedang malas di rumah. Jadi aku disini"

  Dan hening pun melanda. Keduanya sama-sama bingung harus mengatakan apa. Keheningan yang canggung tapi di satu sisi terasa nyaman.

  "K-kalau begitu aku berlatih dulu. Kau pulang saja", ucap Kasamatsu sambil berdiri dari duduknya, mulai melangkahkan kaki ke lapangan dan mengambil bola.

  "Eh? Demo!", seruan (Your name) menghentikan gerakan Kasamatsu dan membuatnya menoleh. "Senpai jangan memaksakan diri. Sekarang istirahat sajalah"

  "Aku tidak apa. Sudahlah", Kasamatsu tetap saja berlatih.

  (Your name) yang merasa ucapannya tak diindahkan akhirnya kesal juga. Kasamatsu memang sudah kelelahan tapi pemuda itu tak mau mengakuinya. Akhirnya gadis itu bangkit berdiri dan mendatangi Kasamatsu.

  "Aku akan meminta kantoku mencadangkan senpai di pertandingan lusa kalau senpai memaksakan diri", tutur gadis itu sambil merentangkan kedua tangannya didepan Kasamatsu. Membuat tanda supaya pemuda itu menghentikan gerakannya.

  "Apa?!", tindakan (Your name) berhasil membuat Kasamatsu berhenti. Kini ia menatap tak percaya gadis didepannya.

  "Aku serius"

  Helaan nafas terdengar. Baiklah, daripada berdebat dengan gadis yang keras kepala seperti adik kelasnya itu, lebih baik Kasamatsu mengalah saja. Dia berhenti bermain dan mengembalikan bola ke ranjang. Lalu mulai kembali duduk di bench.

  Melihat hal itu (Your name) tersenyum senang. Kemudian ikut duduk di bench seperti Kasamatsu.

  "Sudah 'kan? Aku tidak bermain. Puas?", tanya Kasamatsu dengan sedikit sebal. "Sekarang sudah malam. Pulanglah"

  (Your name) hanya terkekeh. Lucu juga senpai nya ini kalau sedang jengkel. Mau apa lagi? Senpai nya sudah menyuruh ia pulang. Maka dari itu, (Your name) pun mengambil barangnya dan mulai beranjak dari gym.

  "Jaa, Kasa-"

  "Oi! Kau mau pulang sendirian?!", suara Kasamatsu menyela langkah (Your name). Membuat gadis itu menengok kearah sang senpai.

  "Yup. Kenapa?", balas (Your name) dengan polosnya.

  "K-Kau itu perempuan, bodoh! Tunggu sebentar, akan kutemani kau!"

  Dengan langkah kilat, Kasamatsu mengambil tas nya lalu kembali ke locker room. Astaga, kalau tahu jadinya seperti ini, untuk apa dia tadi mengambil tasnya dari sana?

  "S-senpai mau mengantarku pulang? Aku pasti bermimpi"

  Tak lama kemudian pemuda berambut hitam itu telah siap dengan seragamnya. Dia mulai melangkah menuju sang kouhai yang tengah bersandar di pintu masuk gym.

  "Ikuzo. Kalau kau tak cepat akan kutinggal", ujar Kasamatsu lalu melangkahkan kaki lebih dulu.

  'Tadi dia bilang akan menemani. Lalu kenapa sekarang berjalan lebih dulu?', batin (Your name) sweatdrop. "Nee, matte, Kasamatsu-senpai!", kemudian gadis itu berlari kecil untuk menyamakan langkahnya dengan sang senpai.

.

  "Saa, arigatou gozaimasu, senpai", ucap (Your name) sesampainya didepan rumah sambil membungkuk.

  "Oh. T-tentu saja", jawab Kasamatsu sambil mengalihkan pandangannya dari (Your name). 'Kuso. Kenapa aku selalu gugup kalau dekat dengan perempuan?! Argh. Ayolah, aku hanya ingin mengungkapkan perasaanku sekarang!', perang batin pun terjadi didalam diri pemuda itu.

  "Senpai? Daijoubu desu ka?", gadis manis itu mengayunkan tangannya didepan wajah sang senpai. Setelah Kasamatsu sadar dari lamunannya, ia segera bertanya apa pemuda itu mau mampir terlebih dahulu.

  "Kau yakin tidak apa-apa?", dan gadis didepannya mengangguk sambil tersenyum. "Kalau begitu aku-"

  "Aneki~!"

  Suara anak laki-laki menginterupsi ucapan Kasamatsu. Adik (Your name) rupanya baru pulang bersama sang ibu dari berbelanja. Melihat kakaknya, (Brother's name) langsung saja berlari menghampiri lalu memeluk erat sang kakak.

  "(Brother's name)? K-kenapa kau dari luar?"

  "Aku dan Kaa-san baru pulang dari supermarket! Aku dibelikan mainan karena ranking ku bagus!", oceh anak laki-laki itu penuh semangat. "Are.. ini siapa, Aneki?", tanyanya dengan tidak sopan sambil menunjuk Kasamatsu.

  "Ara.. Ada temannya (First name) ya? Silakan masuk. Akan kusiapkan camilan dahulu", seorang wanita paruh baya berkata dengan senyuman manisnya. Kemudian ia pun masuk ke rumah. Meninggalkan (Your name) bertiga dengan adik dan sang senpai.

  "Nee, Aneki. Jawab aku! Dia siapa?"

  "Aku Kasamatsu Yukio. Kau sendiri siapa?", jawab sekaligus tanya Kasamatsu sambil mensejajarkan dirinya dengan adik (Your name).

  "Aku (Brother's full name)", anak laki-laki itu tersenyum, memamerkan deretan giginya yang putih. "Waah.. Jadi nii-chan yang yang namanya Kasamatsu?"

  Kasamatsu sedikit bingung dengan ucapan anak kecil didepannya ini. Memangnya ada apa dengannya?

  "Dulu, waktu aku bertanya ke Aneki apakah dia mau menjadi istriku kelak, Aneki menolakku. Lalu dia bilang kalau dirinya sudah menyukai orang lain. Dan ketika kutanya, dia menjawab 'Kasamatsu-senpai lah yang kusuka dan kelak akan menjadi suamiku'. Begitu, Kasa-nii", jelas adik (Your name) panjang lebar. Dia berkata demikian tanpa merasa bersalah sedikitpun.

  Mendengar penjelasan dari (Brother's name), suasana awkward pun seketika melanda. (Your name) dan Kasamatsu hanya membeku. Semburat merah terlihat di pipi keduanya. Lalu, karena sang ibu memanggil, (Brother's name) pun segera meminta izin kemudian masuk ke rumah.

  Dehaman dari Kasamatsu memecah keheningan. Baiklah, dia sudah membulatkan niatnya. Saat ini ia akan menyatakan perasannya ke gadis bersurai (Hair colour) itu.

  "B-Baiklah. Mungkin hal ini aneh. Tapi kau tau? Sebenarnya aku berniat untuk menyatakan perasaanku padamu sekarang. Jadi.. apakah kau mau menjadi kekasihku?", tanya Kasamatsu sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia tak berani menatap (Your name) sedikitpun.

  (Your name) mengerjapkan matanya penuh keterkejutan. Senang? Tentu saja. Dia pun tersenyum lembut. Tapi kemudian senyumannya berubah menajadi sebuah seringaian usil.

  "Nee, senpai serius? Kalau serius, setidaknya tataplah lawan bicaramu"

  Kasamatsu pun langsung menatap gadis itu kesal. "Kau itu terlalu banyak meminta! Aku sudah menatapmu sekarang! Pu-", seruan Kasamatsu seketika terhenti. Karena (Your name) dengan tiba-tiba memeluknya.

  "Hai'. Gomennasai, ne. Tentu saja aku mau, senpai. Kau tadi sudah mendengar cerita adikku 'kan?", ujar gadis itu lembut sambil tersenyum manis kepada Kasamatsu. "Saa, ayo masuk! Kaa-san pasti sudah menyiapkan snack!", kemudian (Your name) langsung menarik Kasamatsu masuk ke rumahnya. Tak membiarkan pemuda itu menolak.

  Alhasil, hari itu Kasamatsu pun harus pulang lebih larut dari biasanya. Tapi tak masalah, lagipula semua itu karena ajakan gadis yang ia suka. Dan juga gadis yang mulai hari itu menjadi kekasihnya.

.

A/N:
Readertachi, fanfic yang satu ini kepanjangan atau tidak? Soalnya terakhir kali saya cek, words nya sekitar 2k gitu. Yah, semoga saja kalian tidak masalah. Ohiya, abaikan ocehannya (Brother's name) ya? Masih kecil udah bahas nikah.
Saa, jaa matta, readertachi~!


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top