Height (Murasakibara x Reader)

Genre: Romance

Rate: T

Siang itu pelajaran berlangsung seperti biasa di SMA Yosen. Guru yang sedang mengajar, murid yang memerhatikan walau tidak semuanya, papan tulis berisi berbagai materi, dan juga buku tulis yang penuh catatan.

(Your name), salah satu murid yang tidak memerhatikan penjelasan, kini tengah sibuk mencorat-coret bukunya dengan banyak tulisan. Kebanyakan dari coretan itu berisi tips-tips menambah tinggi badan. Semua alasan dibalik coretan-coretan adalah kekasihnya sendiri, yaitu Murasakibara Atsushi. Ya, Murasakibara Atsushi sang mantan center dari Kiseki no Sedai yang kini satu sekolah dengannya. Karena gadis bertubuh mungil itu semakin tampak kecil jika bersanding dengan kekasihnya. Ia pun memutuskan untuk nampak lebih tinggi jika disamping Murasakibara, bagaimanapun caranya.

"(Last name)-san, apa yang sedang anda lakukan? Apakah pelajaran saya kurang pantas untuk diperhatikan?", ujar sensei yang kini tengah menjelaskan materi di depan kelas.

Seketika gadis beriris (Eyes colour) itu menutup bukunya rapat-rapat.

"I-iie, sensei. M-machigai. Hontou ni. Ano.. etto..", gadis itu gugup sekaligus bingung harus menjawab apa.

"Wakarimasu. Sekarang kerjakan saja soal ini, (Last name)-san"

"H-Hai', sensei", dengan malas gadis bermata (Eyes colour) itu berjalan ke papan tulis.

Tak perlu waktu lama baginya untuk mengerjakan soal tadi. Tentu saja, gadis manis itu adalah langganan tetap peringkat lima besar di angkatannya.

"Saya harap anda jangan mengulanginya lagi, (Last name)-san"

"Hai', sensei. Hontou ni gomennasai", ujar gadis itu sambil membungkuk penuh hormat dan kembali ke bangkunya.

.

"Menyebalkan sekali. Padahal aku hanya mencoret-coret buku saja", gerutu (Your name) sambil mengerucutkan bibirnya.

"Munch.. munch.. Memangnya apa yang (First name)chin tulis?", Murasakibara Atsushi, pemuda bersurai violet itu bertanya sambil memakan snack nya.

Kedua orang itu sekarang tengah berada di kantin. Mereka berdua saling duduk berhadapan. (Your name) yang mendengar pertanyaan kekasihnya hanya bisa tersenyum canggung.

"Ano.. hanya coretan biasa. Hehe", jawab gadis itu gugup. Lalu dia makan bento yang tadi sudah dibawanya.

Mana mungkin dia menjawabnya dengan 'tips-tips supaya aku bisa lebih tinggi' atau 'cara supaya aku bisa menatapmu tanpa menengadahkan kepala'.

"Wakatta~", pemuda tinggi itu lanjut memakan snack nya. Tampaknya tak terlalu peduli dengan apa yang ditulis kekasihnya.

"Nee, Atsushi-kun. Apa kau mau menemaniku membeli bahan makanan nanti sore?", tanya (Your name).

"Tentu~", suara kunyahan terdengar. "Asalkan (First name)chin mau membelikanku snack~"

(Your name) hanya menanggapi tingkah kekasihnya itu dengan anggukan dan senyuman. Tak habis pikir dirinya, bagaimana bisa ia dulu jatuh cinta dengan pemuda berambut violet ini? Ah ya, dia terpesona oleh sifatnya yang seperti anak kecil. Lucu, begitulah pikir (Your name)

"Hai', Atsushi-kun~ Tunggu saja di supermarket nanti sore. Ok?"

"Ok~", jawab Murasakibara dengan pandangan sayu nya seperti biasa, masih dengan sebungkus maiubou yang ada dibibirnya.

.

Sore harinya, mereka berdua bertemu ditempat yang sudah dijanjikan. Semuanya tampak seperti biasa, Murasakibara dengan segunung snack nya, pandangan sayu nya, rambut violet nya, dan yang jelas badannya yang berukuran jumbo.

Pengecualian untuk gadis manis bernama (Your name). Karena sore itu ada yang tak biasa dengan penampilannya.

"(First name)chin, kenapa kau memakai itu?", tanya Murasakibara heran sambil menunjuk high heels yang dikenakan (Your name)

Tak biasanya gadis seperti (Your name) yang notabene bisa dibilang tomboy, memakai high heels ketika pergi dengan kekasihnya itu. Jelas sekali terlihat kalau gadis manis itu tidak begitu nyaman dengan apa yang ia kenakan. Terbukti ketika dia tidak bisa berdiri diam dalam waktu lama.

"A-ano.. aku hanya ingin merubah penampilan saja", jawab (Your name) sambil tertawa canggung. "Yosh, ayo masuk!"

Tanpa bertanya lagi, Murasakibara dengan mudah mematuhi ucapan kekasihnya. Mereka masuk ke supermarket bersama-sama, berjalan beriringan layaknya pasangan suami-istri.

"(First name)chin yakin akan memakainya terus?", tanya Murasakibara sambil mendorong kereta belanjaan mereka yang sudah terisi cukup banyak benda.

"Um.. maksudmu sepatu ini, Atsushi-kun?", gadis beriris (Eyes colour) itu justru bertanya balik sembari menatap high heels yang ia pakai.

Sang kekasih hanya mengangguk. Dia berhenti secara tiba-tiba dan menatap (Your name) dengan pandangannya matanya yang selalu tampak bosan.

"Y-ya kupikir begitu", jawab (Your name) sambil menggaruk pipinya yang tidak gatal.

"Wakatta~", Murasakibara kembali mendorong kereta belanja mereka.

Kemudian pasangan kekasih itu segera ke kasir untuk membayar apa yang sudah mereka beli.

.

Helaan nafas terdengar dari mulut (Your name) ketika ia dan kekasihnya sedang duduk di bangku taman dekat dengan supermarket yang tadi mereka datangi.

"Akhirnya aku bisa duduk", wajah gadis itu tampak sangat lega. Akhirnya dia bisa duduk juga setelah beberapa saat tadi berdiri dengan high heels sepuluh senti nya.

"(First name)chin lepas saja kalau tidak nyaman~", titah pemuda berambut sebahu itu. Maiubou nya yang keenam baru selesai ia makan.

"N-nyaman kok! Memangnya kenapa, Atsushi-kun?", tanya (Your name) sambil memijit pergelangan kakinya yang sedikit pegal.

"Kenapa (First name)chin memakai itu?"

Murasakibara bertanya balik. Jujur saja, dia tidak terlalu percaya dengan jawaban (Your name) yang sebelum-sebelumnya. Karena seluruh jawaban kekasihnya itu mengatakan kalau dirinya baik-baik saja dengan benda bernama high heels itu. Padahal jelas sekali terlihat kalau (Your name) tidak nyaman menggunakannya.

Helaan nafas terdengar kembali dari mulut sang gadis. Kali ini bukan karena kelegaan, melainkan karena sang kekasih yang terus menanyainya pertanyaan yang tidak jauh beda beberapa kali.

"Baiklah. Sebenarnya aku ingin lebih tinggi", jawab (Your name) lalu menggembungkan pipinya, pertanda kalau dia sedang kesal.

Pada akhirnya dia jujur juga. Memang benar, dia membela-belakan memakai high heels hanya supaya dirinya tampak lebih tinggi. Supaya setidaknya perbedaan tinggi antara dia dan kekasihnya berkurang.

Tak lama setelah mendengar jawaban dari gadis mungil disampingnya, Murasakibara lalu berjongkok didepan (Your name)

"Seharusnya (First name)chin bilang sejak tadi", ujarnya sambil melepas high heels yang dikenakan sang kekasih.

Gadis itu hanya terdiam heran melihat perbuatan kekasihnya.

"Bawa ini", titah Murasakibara sambil menyerahkan belanjaan yang mereka beli ke (Your name). Tak lupa high heels yang sudah ia lepas dari kaki gadis bersurai (Hair color) itu.

(Your name) hanya menurutinya. Untungnya mereka tidak belanja terlalu banyak barang tadi. Jadi, belanjaan tersebut bisa ia bawa dengan kedua tangannya yang tidak terlalu besar.

"Kau mau apa, Atsu- Waaa!", sebelum ucapan (Your name) sempat terselesaikan, seruan kaget telah lebih dulu menyelanya.

Karena tiba-tiba saja pemuda dengan tinggi tidak rata-rata itu menggendong kekasihnya layaknya tuan putri. Jelas saja (Your name) langsung berteriak kaget tadi.

"A-apa yang kau lakukan, Atsushi-kun?!"

Wajah (Your name) kini telah sewarna bunga sakura yang sudah mekar akibat perbuatan kekasihnya itu. Kini mereka menjadi tontonan banyak orang di taman. Tapi Murasakibara tidak sedikitpun memedulikannya.

"Tadi (First name)chin bilang kalau ingin tinggi. Jadi kugendong saja", jawab sang center dari Yosen dengan santainya. Seolah-olah apa yang ia lakukan hanyalah hal sepele. "(First name)chin tidak harus jadi tinggi. Aku suka (First name)chin yang seperti ini. Karena (First name)chin yang seperti ini lebih mudah kugendong dan nyaman untuk dipeluk~", lanjutnya. Senyuman perlahan namun pasti terbentuk di wajah pemuda itu.

Mendengar ucapan sang kekasih, rona merah di pipi (Your name) semakin terlihat. Alhasil, dia pun hanya bisa menyembunyikan wajahnya yang sudah seperti ceri itu di pundak Murasakibara.

"B-baiklah. A-ayo pulang, Atsushi-kun. Aku tidak mau jadi t-tontonan banyak orang", ucap (Your name) masih menyembunyikan wajahnya di pundak Murasakibara.

Murasakibara mengangguk. Senyuman masih terpampang di wajahnya.

"Hai', (First name)chin~"

Dan setelah itu, sang center dari Yosen membawa pulang kekasihnya yang masih berada dalam gendongan. Ia tidak peduli berapa banyak pasang mata yang akan menatap mereka nanti. Yang jelas, ia hanya ingin segera sampai ke apartemen (Your name). Ia sudah tak sabar untuk mengusili kekasihnya itu dan memakan makanan yang tadi mereka beli.

.

A/N:
Hi, minna-san~! Fic nya gimana? Masih abal? Maklum lah. Kata "newbie" belum hilang dari saya. Nee, Vote and Comment masih setia ditunggu.
Saa, jaa matta, readertachi~!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top