Fever, Porridge, and Cheat? (Kuroko x Reader)

Genre: Romance (Kuroko x sick!reader)
Rate: T

Yep. Saya datang dengan membawa request-an dari Feby_Voc
Judulnya aneh ya? Maa, maafkan saya. Ide untuk judul di part ini kepentok(?) Tapi, sekalipun judulnya absurd, saya harap readertachi tetap suka!
Saa, jaa matta, readertachi!

  Suara decitan sepatu dan pantulan bola menggema di dalam gymnasium SMA Seirin. Siang itu, seperti biasanya, anggota ekstrakurikuler basket sedang berlatih. Di pinggir lapangan, tampak dua gadis yang tengah duduk-duduk di bench, mengamati jalannya latihan siang itu.

  "Baiklah! Latihan cukup! Istirahat limabelas menit!" Seru seorang gadis berambut coklat pendek dari pinggir lapangan.

  Seluruh anggota yang tengah berlatih segera menghentikan kegiatannya. Mereka langsung berjalan menuju bench dengan bermandikan peluh. Segera saja mereka mendudukan diri sesampainya di bench karena lelah. Dan saat itu, seorang gadis manis bersurai (Hair colour) menghampiri mereka dengan tangan penuh handuk.

  "Aa. Arigatou, (Last name)." Ujar seorang pemuda berambut merah kehitaman setelah mendapat handuk dari si gadis.

  "Um. Douitashimashite, Kagami-kun." Balas gadis itu ramah lalu berjalan ke arah seorang pemuda baby blue yang tengah menundukkan kepala. "Tetsuya-kun, douzo." Ujarnya sambil menyodorkan selembar handuk ke pemuda itu dengan senyuman ramah seperti biasa.

  Si baby blue mendongak lalu ikut tersenyum. "Arigatou, (First name)-chan." ucapnya berterimakasih kemudian menerima handuk dari sang gadis yang notabene adalah kekasihnya.

  "Dou— ugh..." Tiba-tiba (Your name) menghentikan kalimatnya lalu mengernyitkan dahi menahan sakit. Rasa pusing seketika menyerangnya.

  Kuroko menatap kekasihnya khawatir. Ia segera berdiri, lalu memegangi tubuh kekasihnya yang tadi hampir saja ambruk.

  "Kau tak apa, (First name)-chan?" Tanya pemuda itu khawatir. Bahkan seorang Kuroko Tetsuya yang terkenal minim ekspresi pun bisa memperlihatkan kekhawatiran nya jika bersama sang kekasih.

  (Your name) mengangguk pelan, mencoba meyakinkan sang kekasih bahwa ia baik-baik saja dengan tersenyum lembut. "Aku tak apa, Tetsuya-kun. Tenang saja." Ujar gadis itu pelan.

  Walaupun sebenarnya sedikit ragu, akan tetapi Kuroko mencoba meyakinkan dirinya untuk mempercayai sang kekasih. Beberapa detik setelahnya, peluit tanda bahwa latihan dimulai lagi terdengar. Seluruh anggota kembali mendatangi lapangan, begitu pula Kuroko, yang sebenarnya tampak enggan untuk meninggalkan (Your name).

.

  Tanpa terasa beberapa menit telah berlalu. Sekarang latihan basket SMA Seirin sudah selesai. Kini saatnya bagi setiap anggota untuk berganti pakaian lalu bersiap kembali ke rumah masing-masing. Ketika (Your name) berniat untuk menghampiri kekasihnya, tiba-tiba saja pandangannya menjadi buram. Hampir saja gadis itu terjatuh seandainya sang kekasih tidak berhasil menangkapnya terlebih dahulu.

  "Kau baik-baik saja, (First name)-chan?" Kuroko bertanya dengan nada khawatir sekalipun wajahnya masih setia dengan ekspresi datar.

  "Y-ya. Aku tak apa, Tetsuya-kun." Balas (Your name) sambil tersenyum lemah.

  "Apa perlu ku telefon orang tua mu untuk menjemput?" Tawar Kuroko sambil memapah kekasihnya berjalan.

  (Your name) menggeleng pelan. "Tak perlu. Tapi sebagai gantinya kalian harus mengantarku sampai apartemen, ok?" Tanya gadis itu lalu tertawa kecil.

  Semua yang sejak tadi menatap (Your name) dengan raut penuh kekhawatiran kini menjadi sedikit lebih lega. Mereka kemudian tersenyum dan serempak menyetujui keinginan gadis itu.

  "Tentu saja, (Last name)-chan. Kau tak perlu bertanya untuk itu." Ujar Aida Riko, kakak kelas sekaligus pelatih tim basket SMA Seirin.

  Setelah itu mereka pun berjalan pulang bersama-sama. Tanpa terasa sekarang gerombolan murid tadi telah tiba di depan ruangan apartemen milik (Your name). Kuroko segera membuka pintu kamar apartemen itu lalu melangkah masuk masih sambil memapah kekasihnya.

  "Kalian tidak mampir dulu?" Tanya (Your name) tatkala ia melihat kawan-kawannya yang telah bersiap untuk undur diri.

  "Kau sedang sakit, (Last name). Kami tak ingin mengganggumu." Ucap Kiyoshi Teppei, kakak kelas (Your name) yang sangat ramah, sambil tersenyum.

  "Senpai benar. Sekarang kau istirahat saja, (Last name)," respon Kagami Taiga, sang ace tim basket SMA Seirin.

  Menghela nafas lemah, (Your name) hanya bisa mengangguk. "Baiklah. Doumo arigatou gozaimasu, minna-san." kata gadis itu sambil tersenyum.

  Kemudian Kuroko mengantar kekasihnya itu memasuki ruangan apartemen. Setelah merawat sang kekasih hingga dirasa sudah bisa ditinggal, Kuroko pun pamit undur diri.

.

  Pagi itu Kuroko berjalan menuju kelasnya dengan langkah gontai. Di tengah jalan, pemuda minim ekspresi itu berpapasan dengan Kagami.

  "Yo, Kuroko!" Sapa Kagami penuh semangat seperti biasa. "Ada apa dengan mu?" Tanyanya ketika menyadari aura suram di sekeliling kawannya.

  Kuroko hanya diam. Tanpa sepatah katapun ia menunjukan ponselnya ke Kagami. Kagami yang tak paham hanya bisa mengernyitkan dahi bingung. Menyadari bahwa belum juga ada reaksi dari kawannya yang beralis cabang, Kuroko berinisiatif untuk memberitahu lebih dulu.

  "(First name)-chan tidak masuk. Ia demam." Jelas Kuroko dengan aura yang semakin suram.

  Mendengar ucapan si baby blue, Kagami segera menatap ponsel yang masih berada di hadapan nya. Ia baca pesan yang tertera jelas pada layar tersebut. Benar saja, pesan itu berasal dari (Your name) yang mengatakan bahwa dirinya tak bisa masuk sekolah karena demamnya semakin menjadi.

  'Pantas saja dia jadi seperti ini.' Ujar Kagami dalam hati lalu menatap Kuroko yang masih mengeluarkan aura suram sambil sweatdrop.

  "Kalau begitu aku ke kelas dulu, Kagami-kun." Ucap Kuroko lirih kemudian mendahului Kagami masuk ke kelas ketika bel berbunyi.

  Dan mulai pagi itu, Kuroko menjalani jam belajarnya dengan lebih suram.

.

  "Ah! Menyebalkan!"

  (Your name) sejak tadi tak henti-hentinya mengumpat di ranjang. Demamnya sudah turun, tetapi amarahnya justru sedang naik saat ini dikarenakan ponsel sang kekasih yang tidak kunjung aktif. Entah sudah berapa pesan yang (Your name) kirim dan berapa kali panggilan yang gadis itu coba namun hingga saat ini nomor Kuroko belum juga bisa dihubungi.

  "Ugh... Kepalaku pusing lagi..." keluh (Your name) sambil memijit pangkal hidungnya pelan, mencoba mengurangi gangguan di kepalanya.

  Membaringkan diri di ranjang, pikiran (Your name) tanpa sengaja mulai membayangkan macam-macam hal negatif yang menyangkut kekasihnya. Sempat terlintas di benak gadis itu bahwa Kuroko berniat untuk selingkuh. (Your name) tahu Momoi Satsuki, gadis berambut merah muda dari Touou yang dulu merupakan teman satu SMP dengan kekasihnya. Ia juga tahu bahwa gadis merah muda itu menyukai kekasihnya sejak lama.

  "Mungkinkah Tetsuya-kun selingkuh dengan Momoi-san?" Gumam (Your name) sembari menatap langit-langit kamarnya. "Ah! Masa bodoh!" Serunya kemudian menyelimuti tubuh hingga wajah dengan selimut, berusaha untuk tidak peduli.

.

  Disaat (Your name) sedang sibuk beradu pendapat dengan dirinya sendiri, sementara itu Kuroko tengah berada di rumah Kagami, belajar dengan keras cara membuat bubur. Sepulang sekolah tadi, Kuroko telah meminta Kagami untuk membantunya. Pemuda baby blue itu tampak serius dalam proses pembuatan buburnya. Dan mungkin karena keseriusan itulah ia jadi tak sadar bahwa baterai handphone nya lemah hingga akhirnya mati kehabisan daya.

  "Kagami-kun, bagaimana dengan yang ini?" Tanya Kuroko sembari menyerahkan semangkuk bubur kepada Kagami yang tengah duduk di meja makan.

  Kagami menerima bubur tersebut, lalu mencicipinya. Untuk beberapa saat sang ace tim basket SMA Seirin itu pun hanya diam merasakan bubur buatan rekan setimnya.

  "Akhirnya kau bisa membuatnya dengan benar juga, Kuroko!" Seru Kagami bahagia. Memang ini bukanlah bubur pertama yang Kuroko buat. Kurang lebih sejak tadi Kuroko sudah membuat lima mangkuk. Dan baru kali ini bubur buatannya dianggap benar oleh Kagami karena bubur-buburnya yang tadi selalu saja gagal. Baik karena rasanya tidak pas, kurang matang atau bahkan gosong.

  "Apa kau yakin, Kagami-kun?" Tanya Kuroko memastikan, membuat Kagami mengangguk. "Kalau begitu terima kasih. Aku akan segera ke apartemen (First name)-chan."

  Setelah itu Kuroko segera membereskan dapur di apartemen Kagami lalu bersiap-siap untuk pergi ke tempat sang kekasih, tak lupa sambil membawa bubur buatannya tadi.

.

  Tanpa terasa kini pemuda berhawa keberadaan tipis itu telah sampai di depan pintu ruangan apartemen kekasihnya. Berkat kunci cadangan yang sempat diberikan oleh (Your name), Kuroko pun bisa langsung masuk ke kamar gadis itu. Di kamar, Kuroko melihat kekasihnya yang sedang berada di ranjang dengan selimut menutupinya hingga kepala. Berjalan pelan, pemuda itu segera mengguncang tubuh kekasihnya dengan lembut setelah sampai di samping ranjang.

  "Ada apa?" Tanya (Your name) yang hanya menampakan kedua matanya dari selimut.

  Saat mengetahui bahwa orang yang ada di sampingnya adalah Kuroko, seketika emosi gadis itu pun meluap. (Your name) langsung menyibakkan selimut nya ke sembarang arah lalu mendudukkan diri, tak mempedulikan kepala nya yang tiba-tiba terasa sakit.

"Kemana saja kau, Tetsuya-kun?! Mengapa ponselmu tidak aktif?! Apa kau selingkuh?!" Seru (Your name) dengan mata berkaca-kaca.

  Mendengar semua hal itu membuat Kuroko hanya bisa membatu dengan kedua bola mata yang menatap sang kekasih. Namun tak lama kemudian senyuman tipis terkembang di bibirnya.

  "Maaf. Sejak tadi aku sibuk membuat bubur ini di rumah Kagami-kun. Mungkin karena itu aku bahkan tidak menyadari bahwa handphone ku tidak aktif," jelas Kuroko sembari menatap manik (Eyes colour) milik kekasihnya. "Dan aku tidak selingkuh, (First name)-chan. Lagipula dengan siapa aku akan selingkuh di rumah Kagami-kun? Aku tak mungkin selingkuh dengannya 'kan?" Tambah Kuroko lalu menepuk pelan kepala (Your name) sambil tersenyum tipis.

  (Your name) kemudian menangis setelah mendengar penjelasan kekasihnya. Ia menyesal karena telah berkata yang tidak-tidak. Kuroko segera memeluk gadis itu dan membelai punggungnya lembut, berusaha menenangkan.

  "Sekarang makanlah, (First name)-chan. Selagi bubur nya belum dingin." Titah Kuroko lembut sembari mengarahkan sesendok bubur ke mulut kekasihnya.

  Pipi (Your name) merona karena perlakuan Kuroko. Lalu dengan malu-malu ia pun membuka mulutnya. Setelah satu mangkuk bubur tadi habis, Kuroko menyerahkan sebungkus obat dan segelas air kepada (Your name) lalu menyuruhnya untuk segera meminum obat tersebut.

  "Sekarang tidurlah, (First name)-chan," ujar Kuroko sambil membaringkan kekasihnya. "Saa, oyasuminasai, (First name)-chan. Kalau kau ada apa-apa, panggil saja aku." Ucapnya lirih setelah (Your name) sudah berbaring di kasur. Tak lupa pemuda baby blue itu memberikan sebuah kecupan manis di dahi sang kekasih sebelum akhirnya keluar dari kamar.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top