Fate (Kagami x Reader)
Genre: Romance
Rated: T
Sebuah kekalahan tentunya terasa menyakitkan. Terlebih lagi bagi tim yang masih baru seperti tim basket SMA Seirin. Walaupun Seirin telah berhasil mengalahkan dua raja, yaitu Seihou dan Shuutoku dalam preliminaries di Inter-high musim panas ini, namun mereka kalah telak melawan Akademi Touou. Apalagi perbedaan skor antara dua tim sangatlah jauh. 112 untuk Touou dan 55 untuk Seirin.
Belum lagi setelah kalah melawan Touou, Seirin juga kalah melawan Meisei dan Senshinkan. Hal itu membuat para anggota Seirin terpuruk. Khususnya untuk Kagami, sang ace dari tim Seirin.
"Ohayou, Taiga-kun!" sapa seorang gadis berambut (Hair colour), (Your full name) namanya. Dia adalah kekasih Kagami sejak sebelum pertandingan Inter-high tahun itu.
Kagami hanya menanggapinya dengan gumaman. Suasana hatinya sedang kacau saat ini. (Your name) yang mengerti kalau suasana hati kekasihnya sedang tidak baik, hanya tersenyum lalu berjalan ke bangkunya sendiri. Dia harap mood sang kekasih segera menjadi lebih baik.
.
"Taiga-kun, kau disini rupanya," ucap (Your name) ketika mendapati Kagami di atap sekolah.
Bel istirahat belum lama telah berbunyi. Kagami hanya duduk bersandar di pagar. Kakinya belum sembuh sepenuhnya dari cedera kemarin. Setelah melawan Touou, keadaan kakinya semakin parah. Alhasil ia tidak bisa berlatih basket selama dua minggu. Hal ini membuat pemuda berambut marun itu bosan setengah mati.
"Ada apa, (First name)?" tanya Kagami tanpa menatap kearah (Your name).
"Daijoubu ka?" (Your name) justru bertanya balik sembari menghampiri Kagami.
Kagami hanya menanggapinya dengan gumaman. Suasana hatinya belum membaik sama sekali. Kekalahan yang baru dialami Seirin benar-benar membekas baginya.
"Kau yakin? Mood mu sepertinya belum membaik sama sekali."
(Your name) menepuk pundak kekasihnya itu, membuat Kagami memandangnya. Tatapan matanya tak seperti biasa. Kagami nampak kesal dengan apa yang dilakukan gadis bersurai (Hair colour) itu.
"Urusai," ucapnya dingin.
Walau sedikit terkejut dengan ucapan sang kekasih, (Your name) hanya menanggapinya dengan senyuman.
"Aku tahu kalah itu memang tidak menyenangkan. Tapi, ayolah.. jangan terlalu lamaー"
(Your name) berusaha menghibur kekasihnya itu. Namun Kagami memotong ucapannya.
"Berhentilah bicara seolah-olah kau sangat tahu apa yang kurasakan!" bentak Kagami. Amarahnya tak bisa ditahan lagi. Dia langsung bangkit berdiri dan berniat untuk meninggalkan atap.
"Maafkan aku."
(Your name) berbicara dengan suara pelan namun masih bisa didengar oleh Kagami. Kepalanya menunduk sedih. Bentakan dari kekasihnya cukup membuatnya menahan airmata.
"Mungkin bagi sebagian orang, termasuk dirimu, kalah sama saja mati," ucap (Your name) ketika mengetahui kekasihnya berhenti melangkah. "Tapi, apa Taiga-kun tidak tahu bahwa ada kehidupan lagi setelah kematian?" tanyanya dengan suara bergetar.
Kagami berbalik dan menatap (Your name). Gadis beriris (Eyes colour) itu masih menundukkan kepalanya. Perlahan, rasa bersalah mulai menghampiri Kagami.
"Taiga-kun masih bisa berjuang untuk mendapatkan kemenangan lagi. Mungkin kekalahan kemarin adalah takdir. Takdir supaya Taiga-kun kembali berusaha dan mendapat kemenangan yang lebih baik," (Your name) mengangkat kepalanya perlahan. Airmata membasahi pipinya, namun dia tersenyum. Senyuman tulus penuh harapan agar Kagami berhenti memikirkan kekalahannya.
Kedua bola mata pemuda itu membulat sempurna melihat kekasihnya menangis. Selama ini, baru pertama kali dia melihat kekasihnya itu menangis. Sontak, langsung saja Kagami menghampiri dan memeluknya.
"Maafkan aku. Aku benar-benar meminta maaf."
Kagami memeluk (Your name) erat seolah-olah kekasihnya itu akan pergi jika pelukannya ia lepas. Pemuda itu menenggelamkan wajahnya di surai (Hair colour) milik (Your name).
Kali ini, kedua bola mata (Your name) yang membulat sempurna. Tak ia sangka sang kekasih akan memeluknya seperti ini.
"Ya, aku tahu. Kekalahan kemarin adalah takdir. Takdir supaya kau datang menghiburku dan membuatku semangat kembali. Hontou ni arigatou," ucap Kagami sambil menatap gadis yang dipeluknya dengan senyuman.
(Your name) bisa merasakan wajahnya mulai memanas. Tapi kemudian sebuah senyuman kembali menghiasi wajahnya.
"D-douitashimashite!" ucapnya riang. Airmatanya telah berhenti mengalir sejak tadi. "Saa, Taiga-kun tidak akan memikirkannya lagi dan kembali bersemangat, 'kan?"
"Tentu saja!" jawab pemuda itu penuh semangat seperti biasa. Syukurlah suasana hatinya sudah kembali seperti biasa.
Hening melanda selama beberapa saat sebelum kemudian (Your name) membuka pembicaraan kembali.
"A-ano.. etto.. T-taiga-kun bisa berhenti memelukku sekarang?" tanya (Your name) setelah menyadari posisinya yang masih dipeluk Kagami.
Seketika itu juga Kagami melepas pelukannya. Semburat merah menghiasi pipi pemuda itu.
"G-gomen," ucapnya sambil menatap arah lain, tak berani menatap (Your name).
"D-daijoubu. A-ayo kembali ke kelas. Bel masuk akan berbunyi sebentar lagi."
"H-hai'."
Kemudian kedua murid itu berjalan kembali ke kelas dalam suasana awkward. Tidak ada yang berani menatap satu sama lain selama perjalanan, hanya keheningan janggal yang menyelimuti keduanya.
A/N:
Fanfic pertama saya. Harap maklum kalau fanfic nya abal-abal(?). Saya masih newbie. Keripik dan sambal, eh maksud saya kritik dan saran senantiasa diterima. Tak lupa vote dan comment yang ditunggu.
Saa, jaa matta, readertachi~!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top