Doggy in The Street, Wolfy in The Sheet (Kise x Reader)

Genre: Romance
Rate: T++?

Ohisashiburi, readertachi~
Masih ada yang baca buku ini? Oya? Masih ya? Hehehe. Suka deh saya.
Maa, langsung saja. Ini request dari delgaze
Tapi maaf saya gak kuat bikin lemon (Padahal sering baca :v)
Semoga suka dan sesuai harapan! 〒▽〒
Saa, jaa mata, readertachi!
Warning: suggestive contain, absurd, NSFW (?)

  Ketika jam pulang sekolah telah berbunyi, (Your name) segera berlari pulang menuju ke rumah. Dengan tas tersampir di bahu, gadis (Hair colour) itu berlari cepat, ingin sesegera mungkin tiba di rumahnya yang nyaman. Beruntung jarak dari sekolah menuju ke rumahnya tidaklah jauh. Sehingga cukup dengan beberapa menit saja kini (Your name) telah tiba di depan pintu rumahnya.

  “Tadaima,” sambil membuka pintu (Your name) berujar. Setelah sepatu dilepas, ia segera berjalan ke dalam mencari sosok sang ibu yang ternyata berada di ruang tamu tengah membaca majalah fashion ditemani segelas teh hangat.

  “Okaeri, (First name)-chan,” balas sang ibu tanpa mengalihkan pandangan dari majalah yang dibaca.

  “Kaa-chan, hari ini Ryouta akan mengerjakan tugas bersamaku lalu menginap,” ujar (Your name) singkat sambil menempatkan diri di samping sang ibu.

  (Your name) dan Ryouta—Kise Ryouta tepatnya—sudah menjadi kekasih sejak lama. Selain itu orangtua dari masing-masing pihak juga telah mengetahui dan merestui. Sehingga merupakan suatu hal yang biasa apabila Kise menginap di rumah (Your name) begitu pula sebaliknya.

  “Eh? Kenapa tiba-tiba?” tanya ibu (Your name) yang kini menatap sang putri kesayangan. “ Tapi, baiklah.”

  Setelah mendapat persetujuan dari sang ibu (Your name) kemudian berjalan ke kamarnya untuk berganti baju. Di kamar gadis itu sedikit-sedikit mengerjakan tugas yang akan ia kerjakan bersama kekasihnya nanti. Karena terlalu sibuk, (Your name) baru sadar jika Kise sebentar lagi akan datang. Alhasil (Your name) pun segera mengambil buku dan alat tulisnya lalu memutuskan untuk menunggu di ruang tamu.

  “Heee?! Kaa-chan dan Tou-chan akan pergi kemana?!”

  Setibanya di ruang tamu, (Your name) melihat kedua orangtuanya yang sudah rapi dengan berbagai keperluan untuk pergi. (Your name) yang heran justru mendapat senyuman tanpa dosa dari ibunya.

  “Tiba-tiba kami ada acara dadakan. Maaf, (First name)-chan. Tenang saja, Kaa-chan sudah menyiapkan makan malam untukmu dan Ryouta-kun. Kalian hanya perlu memanaskannya saja. Saa, ittekimasu, ne.”

  Dengan begitu kedua orangtua (Your name) berjalan keluar dari rumah, meninggalkan putri mereka dengan wajah bengongnya begitu saja.

  “I-itterasshai,” balas (Your name) masih tidak percaya akan apa yang baru saja terjadi.

  Bruk.

  “Haaah... Aku yakin Kaa-chan dan Tou-chan tidak sedang dalam urusan pekerjaan. Dasar orangtua zaman sekarang,” gumam (Your name) dengan wajah yang ditenggelamkan dalam bantal sofa.

  Ding. Dong.

  Mendengar suara bel yang berbunyi (Your name) segera berjalan mendekati pintu. Pintu pun dibuka, kini menampakkan sosok bersurai pirang dengan ekspresi ramah—(Your name) bahkan bisa melihat bunga-bunga imajiner di belakangnya— tengah berdiri tegap di hadapannya. Dalam hati (Your name) mengakui jika sang kekasih benar-benar mengingatkannya dengan seekor anjing. Khususnya yang bertipe jinak-jinak untuk peliharaan.

  “Hai, (First name)cchi!”

  “Ah, Ryouta. Ayo masuk,” (Your name) mempersilakan sang kekasih berjalan ke ruang tamunya. Di belakang (Your name) mengekor.

  “Permisi~”

  Kini keduanya telah berada di ruang tamu. Kise duduk di sofa tempat (Your name) bermesraan dengan bantalnya tadi. Si tuan rumah sendiri masih berdiri.

  “Kau tunggu di sini. Aku mau mandi.”

  Kise hanya menanggapinya dengan anggukan.

  Sekali lagi mengingatkan (Your name) akan seekor anjing peliharaan.

.

  ‘Astaga! Aku dan Ryouta hanya berdua di rumah! Ber-du-a! Bagaimana ini?!’

  Di dalam bathtub (Your name) sibuk berdebat dengan pemikirannya sendiri. Sejak tadi ia baru sadar jika sekarang hanya berdua dengan kekasihnya di rumah. Memang sudah biasa jika Kise belajar—atau bahkan menginap—di rumahnya. Hanya saja ini baru kali pertama mereka berdua di rumah. Bayangkan saja. Sepasang remaja hanya berdua di rumah. Tanpa ada siapapun. Tanpa CCTV. Tanpa apapun untuk mengawasi.

  “Aaa! Apa yang kupikirkan?! T-tidak mungkin kan Ryouta melakukan apa-apa?!” (Your name) menggelengkan kepalanya berkali-kali guna menghilangkan pemikiran aneh-anehnya yang secara otomatis mampir di kepala. “Masa bodoh! Aku tidak mau memikirkan hal itu! Sudahlah, (First name). Ayo mandi!”

  Bohong.

  Tidak mau memikirkan?

  Kenyataannya kini (Your name) yang telah selesai mandi sejak setengah jam lalu masih berdiri di depan lemari pakaiannya, masih dengan pemikiran tentang dirinya yang hanya berdua dengan sang kekasih kala itu. Dalam hati tidak enak membuat Kise menunggu lama. Namun di lain sisi merasa awkward kalau harus menemui sang kekasih—ketika tahu jika mereka hanya berdua di rumah.

  Sementara itu, si blonde masih setia duduk di ruang tamu keluarga (Last name). Sesekali kepalanya menengok ke kanan lalu ke kiri, persis seperti anjing yang tengah menunggu sekaligus mencari-cari keberadaan majikannya yang tak kunjung kembali.

  Memandang ke arah jam yang melingkar di pergelangan tangannya, Kise baru sadar jika ia telah menunggu sang kekasih selama hampir satu jam. Ia mulai gelisah. Khawatir juga tentu saja.

  ‘(First name)cchi tidak apa-apa kan?!’ batin pemuda pirang itu meyakinkan diri. Tapi baru juga lewat beberapa detik setelah hatinya berkata demikian, ia kini sudah mengambil langkah menuju ke kamar sang kekasih. Dalam hati berharap kekasihnya tidak tertidur di bak mandi lalu tenggelam dan mati meninggalkannya sendiri.

  “(First name)cchi?”

  Tak ada jawaban.

  “Aaaa! Tuhan, tolong aku!”

  Kedua bola mata Kise membulat sempurna. Kekasihnya kenapa meminta tolong? Apa yang terjadi? (Your name) tidak benar-benar tenggelam di bak mandi, ‘kan?

  “(First name)cchi! Kau tidak apa-apa—ssu?”

  Kise terdiam.

Telapak tangan masih menggenggam knop pintu yang baru saja ia putar.

  Apa yang dilihatnya bukanlah sesuatu yang selama ini pernah ia bayangkan.

  Tapi bukan berarti tak ia inginkan.

  (Your name) hanya bisa membeku melihat kekasihnya berdiri di ambang pintu. Mukanya mulai memerah. Walaupun kini ia berada di antara baju-baju yang berserakan di kasur, (Your name) benar-benar tak pernah merasa semalu ini. Ia memang telah memakai celana pendek yang biasa dipakai ketika di rumah. Hanya saja bagian atasnya terlalu terbuka.

  “(F-First name)cchi, apa yang kau l-lakukan?”

  Muka (Your name) semakin memerah.

  “Ryouta! Kenapa kau disini?! Keluar!” seru (Your name) salah tingkah. Kedua tangan menutupi bagian atas tubuhnya. (Your name) tidak mungkin bukan menjawab pertanyaan itu dengan jujur? Mau ditaruh mana mukanya jika ia menjawab ‘oh, karena kenyataan bahwa kita hanya berdua sekarang membuatku terlalu malu, aku memutuskan untuk mandi dan memilih baju lebih lama. Dengan harapan kau bosan menunggu lalu memutuskan untuk pulang dan membatalkan kegiatan belajar bersama kita.’

  Itu merupakan hal terakhir yang mau (Your name) lakukan sekarang.

  Brak.

  Pintu ditutup dengan keras.

  Seharusnya (Your name) bisa bernafas lega. Tapi tidak karena bukannya di seberang ruangan, sosok Kise masih berada di dalam.

  Dan sekarang justru berjalan mendekat ke arahnya.

  “U-um... Ryouta?”

  (Your name) bisa mendengar alarm tanda bahaya di tubuhnya berbunyi nyaring. Hal itu membuatnya panik tentu saja. Si gadis (Hair colour) pun memundurkan badannya hingga ia sukses berada di pojok ruangan. (Your name) tak pernah melihat Kise seperti ini sebelumnya. Bagaimana bola mata sewarna madu itu menatapnya dengan pandangan berbeda. Aura berbunga-bunga yang biasa mengelilingi Kise hilang begitu saja.

  Where’s her beloved puppy-like boyfriend?!

  Kise sendiri tak tahu apa yang merasukinya hingga ia sekarang menarik (Your name) hingga terbaring di kasur dan mengurungya dengan kedua lengan berada di samping kanan-kiri kepala gadis itu.

  “(First name)...”

  Wajah manis (Your name) kembali merona. Bagaimana Kise memanggil namanya tanpa embel-embel ‘cchi’ membuat kupu-kupu serasa berterbangan di perutnya. Perasaan menggelitik yang aneh sekaligus menyenangkan menjalar di seluruh tubuh gadis itu. Terlebih lagi ketika Kise tiba-tiba menempelkan bibirnya dengan milik (Your name), membawanya ke dalam sebuah ciuman yang (Your name) sendiri tak pernah tahu Kise berani melakukannya.

  “Ah...

  Tanpa sadar desahan keluar dari mulut (Your name) tatkala Kise menghisap pelan lehernya, meninggalkan bekas kemerahan yang (Your name) yakin tak akan hilang dalam sekejap mata.

  “R-Ryouta... s-sebentar lagi makan m-malam...” lirih (Your name) disela desahan. Ingin rasanya ia mendorong Kise, hanya saja karena kini kedua tangannya telah dikunci oleh sang kekasih, (Your name) tak mungkin bisa melakukannya. Pun ia juga ragu jika tangannya tak dikunci ia bisa mendorong Kise. Karena (Your name) merasa kekuatannya menguap begitu saja akibat sentuhan si blonde.

  “Kalau begitu makan malamku kau saja,” balas Kise mengalihkan perhatiannya dari leher (Your name) untuk sebentar lalu tersenyum menggoda.

  Kedua manik (Eyes colour) itu membola ditemani rona merah di wajah.

  ‘Kemana perginya aura bak anak anjing itu?! Kenapa sekarang menjadi serigala?!’ pekik (Your name) dalam hati tatkala mendapati wajah Kise yang berbeda dari biasanya. Raut yang identik dengan sifat manis dan polos itu hilang begitu saja. Berganti menjadi wajah seduktif sarat akan hasrat mendominasi yang—jujur saja—membuatnya berkali-kali lipat lebih mempesona.

  “Nee, (First name)~” suara yang entah sejak kapan menjadi lebih rendah itu terdengar tepat di samping telinga (Your name), membuat si gadis menelan ludah paksa. “Bolehkah?” tanya si blonde sembari menatap (Eyes colour) itu lekat dan sebelah tangan menarik pelan waistband celana yang (Your name) kenakan.

  Lalu entah apa yang si (Hair colour) pikirkan, ia tiba-tiba mengangguk pelan.

  ‘Astaga! Apa yang kulakukan?!’

  “T-tunggu, Ryouta! L-lebih baik—ah!”

  Dan malam itu (Your name) hanya bisa menyerahkan dirinya di tangan sang kekasih yang tiba-tiba saja menjadi serigala. Dengan pasrah ia membiarkan sang kekasih yang biasanya bak anak anjing yang polos menjadi serigala liar saat itu juga.

.

Omake:
  Pagi harinya (Your name) terbangun akibat ponselnya yang bergetar. Setelah dibuka, ia mendapati pesan masuk dari sang ibu.

From: Kaa-chan
To: (Nickname)
Sayang, bagaimana akhir dari acara ‘mengerjakan tugas’mu dengan Ryouta-kun? Hehehe. Bukankah Kaa-chan ini ibu yang peka? Kaa-chan sengaja mengajak Tou-chan mu pergi karena tahu ending dari acara ‘mengerjakan tugas’ kalian :)

P.S: Kaa-chan sendiri yang memberikan ‘alat bantu’ untuk Ryouta-kun supaya aman ;)

  Setelah membaca pesan itu (Your name) hanya diam.

  Speechless.

  Dilemma.

  Haruskah ia berterimakasih kepada sang ibu?

  Atau memberikan sumpah serapah untuk wanita tua itu?

  Entahlah. Yang pasti kala itu (Your name) langsung saja membanting ponsel tak berdosa miliknya dan kembali tidur, membuat sang kekasih yang kini terbangun hanya bisa mengerutkan dahi bingung.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top