Chocolate (Midorima x Reader)
Genre: Romance
Rate: T
Matahari bersinar cerah, membuatmu bersemangat untuk bersekolah. Seragam SMA Shuutoku kaukenakan. Kau ambil tasmu lalu bersiap berangkat ke sekolah.
Di depan rumah, kedua sahabatmu sudah menunggu. Midorima Shintarou dan Takao Kazunari yang tengah bersandar di pagar rumahmu. Mereka berdua sudah menjadi sahabatmu sejak SMP kelas satu. Jika dihitung, kurang lebih sekitar tiga tahun lalu. Walau dulu kau dan Midorima berbeda sekolah dengan Takao, kalian tetap bersahabat karena rumah kalian saling berdekatan.
"Ohayou, minna!" sapamu dengan senyum cerah seperti biasa.
"Ohayou, (First name)-chan!" Takao balas menyapamu tak kalah semangatnya.
Sedangkan sahabatmu yang berkacamata itu hanya menanggapinya dengan gumaman. 'Dasar tsundere,' pikirmu.
"Yosh! Ayo berangkat!"
Takao memulai perjalanan. Kalian berdua hanya mengikutinya. Takao berjalan dengan penuh semangat didepan, meninggalkan kalian berdua jauh dibelakang. Saat menyadarinya, tanpa kausadari wajahmu memanas, rona merah menghiasi pipimu. Kau pun sontak menunduk. Sebenarnya kau jatuh cinta kepada sahabat tsundere mu itu. Hanya saja, kau tidak pernah mengungkapkannya karena takut akan merusak persahabatan kalian. Lagipula kau belum memiliki cukup keberanian untuk mengatakannya.
.
Tak perlu waktu lama bagian kalian bertiga untuk sampai ke sekolah karena jarak yang tak begitu jauh.
"Jaa mata, minna!" ucapmu penuh semangat. "Kita bertemu saat istirahat, ya?" tanyamu dengan senyuman.
Kalian memang satu sekolah, sayangnya kau harus berbeda kelas dengan kedua sahabatmu. Tapi itu tak masalah. Kalian masih bisa bertemu saat istirahat, yah walaupun tidak selalu bisa. Karena kau tahu Midorima dan Takao adalah pemain basket inti di sekolah.
"Yup! Tentu saja, (First name)-chan!"
"Hn. Jaa mata. Ayo, Takao," ucap si hijau datar sambil membenarkan letak kacamatanya lalu berjalan ke kelasnya sendiri, tak sedikitpun berniat menunggu Takao.
"Eh? Oi, Shin-chan! Tunggu!", pemilik Hawk's Eyes itu berseru. "Jaa mata, (First name)-chan!" kemudian berlari menyusul si megane.
Kau hanya menanggapinya dengan senyuman. Sudah biasa bagimu dengan hal seperti ini. Memiliki dua sahabat yang sikap dan sifatnya sangat bertolak belakang. Takao dengan sifat 'keep-smiling-and-cheerful' nya dan Midorima dengan sifat 'tsundere-all-the-way' nya.
.
Di dalam kelas dirimu hanya menatap bosan ke jendela. Sekarang pelajaran yang tidak kau minati sedang berlangsung. Guru yang sedang mengajar kauabaikan, tak peduli apakah nanti kau akan ditegur atau dihukum. Sekarang yang kau inginkan hanyalah istirahat sehingga kau bisa bertemu dengan kedua sahabatmu itu.
Akhirnya menit-menit penuh kebosanan berhasil kaulewati. Bel istirahat terdengar bagai nyanyian dewa-dewi yang amat merdu bagimu. Langsung saja kau keluar kelas, berniat untuk menemui kedua sahabatmu.
"(First name)-chan!" Takao menyapa mu dari dalam kelasnya tepat ketika kau sampai disana.
"Kazunari-kun!" tanganmu membuat aba-aba kepadanya supaya keluar dari dalam kelas.
Takao mengerti lalu berjalan keluar. Dia menghampirimu yang sedang berada di daun pintu.
"Si tsundere itu dimana?" tanyamu sembari menengok kanan-kiri. Sejak sampai disana kau tidak melihat tanda-tanda keberadaan maniak Oha-Asa itu.
"Entahlah. Shin-chan keluar lebih dulu tadi. Katanya ada urusan yang harus diselesaikan," jelas Takao. "Mau ke kantin bersama?" tawarnya.
"Begitu...," balasmu dengan sedikit kecewa, "baiklah. Ayo!"
Kalian mulai berjalan melewati koridor sekolah menuju ke kantin. Pikiranmu sibuk menerka apa yang dilakukan sang shooting guard hingga dirimu tak menyadari senyuman penuh misteri yang terpampang di bibir Takao.
.
"Ano.. Kazunari-kun, menurutmu apa yang dilakukan si hijau itu sampai-sampai dia tidak bersama kita?" pertanyaanmu terdengar seperti anak kecil memang. Tapi kau tidak bisa memungkiri kalau kau penasaran. Memang ini bukan yang pertama kalinya Midorima tidak bersama kalian. Wajar saja, karena selain mengikuti klub basket, dia juga merupakan anggota Student Council di Shuutoku.
"Wah wah... (First name)-chan, kau itu selalu ingin tahu ya kalau sudah menyangkut Shin-chan~" tutur Takao santai sambil meminum jus favoritnya.
Seketika wajahmu memerah. 'Apa benar seperti itu?' kau bertanya kepada dirimu sendiri. Memangnya selalu seperti itu ya sampai-sampai Takao hafal? Tak ingin membiarkan Takao melihat rona merahmu, kau pun langsung mengalihkan pandangan ke taman sekolah. Beruntung tempat duduk yang kau tempati berada dekat dengan jendela.
"U-Urusai yo! A-aku hanya tidak suka jika dia tidak ada," ujarmu terus terang tanpa berpikir lebih dulu. "M-maksudku dia tadi kan sudah bilang a-akan bersama kita saat istirahat!"
Takao tertawa puas karena sudah berhasil mengganggumu. Repot juga ya memiliki dua sahabat yang sama-sama tsundere. Walaupun kau hanya akan bersikap seperti ini jika menyangkut Midorima. Sebenarnya, pemuda beriris obsidian itu sudah tahu kalau kau menyukai Midorima. Akan tetapi dia cukup tahu diri untuk tidak mengatakan dengan seenaknya kepada yang bersangkutan.
"Aku paham~ Nee, (First name)-chan," Takao kembali meminum jus nya yang kini tinggal setengah.
Kau hanya bergumam sambil memakan es krimmu. Sendok es krim hanya kau gigit dengan malas. Pandanganmu memang sepenuhnya ke taman, tapi kau masih memberi sedikit perhatian ke ucapan Takao.
"Kau menyukai Shin-chan kan, (First name)-chan?"
"Hm," gumammu sambil mengangguk.
Sekali lagi, kau langsung menjawab tanpa berpikir ulang. Butuh beberapa detik bagimu untuk menyadari apa yang baru saja kaulakukan. Dan saat menyadarinya, sendok es krim yang kau gigit seketika jatuh ke meja.
"Eh, apa?! M-maksudku a-aku suka Crayon Shinchan! Ah ya! Dia benar-benar lucu! Hahaha," serumu sambil tertawa gugup.
"Crayon Shinchan? Bukan Midorima Shintarou?" senyum usil terpampang jelas di wajah Takao.
"T-tentu saja bukan! M-mana mungkin aku suka dengan rumput tsundere maniak Oha-Asa itu!"
Kata-katamu memang menunjukkan sangkalan. Tapi wajah dan jantungmu menandakan sebaliknya. Wajah manismu kini sudah semerah tomat dan jantungmu bahkan berdetak lebih cepat dari biasanya.
"Reaksimu menandakan kalau pernyataanku tadi benar, (First name)-chan," kini senyum usil tergantikan oleh senyum kemenangan.
Kau kalah telak. Kali ini percuma saja kau mengelak. Takao akan selalu punya cara untuk membuktikan pernyataannya.
"T-tidak, Kazunari-kun! Ah ya. Bel masuk akan segera berbunyi. J-jaa mata!" kau langsung berlari keluar dari kantin. Karena gugup, kau pun sempat menabrak sudut meja. Takao hanya bisa menahan tawa melihat aksimu.
"Kau jelas-jelas menyukainya, (First name)-chan..." ucapnya pelan sambil tersenyum.
.
Tak terasa pelajaran hari ini pun telah selesai. Bel pulang telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Bahkan di kelasmu hanya ada beberapa murid saja. Kau pun memutuskan untuk segera mengemasi barang-barangmu, namun tak sedikitpun berniat untuk pulang. Kedua sahabatmu pasti tengah berlatih basket sekarang, jadi kau memutuskan untuk sesekali melihat mereka berlatih.
Ketika hanya kurang beberapa barang lagi yang harus dimasukkan, kau mendapati sebuah kotak yang diletakkan di laci mejamu. Tanpa pikir panjang, kau langsung memasukkan kotak tersebut kedalam tas bersamaan dengan barang-barangmu yang lainnya. Karena ada di lacimu, jadi kau anggap kotak tadi ditujukan untukmu.
Kemudian, kaki kecilmu langsung saja kaulangkahkan menuju ke gym tempat mereka berlatih. Sesampainya disana, kau langsung berlari ke kursi penonton, berharap tak ada yang menyadari kalau kau berada disana. Jujur saja, kau malu jika harus bertemu dengan para anggota tim basket. Untungnya ketika masuk mereka sedang di tengah latihan sehingga semua anggota sibuk dengan permainan mereka.
"Mereka hebat ya," ucapmu ke dirimu sendiri, mengagumi betapa hebatnya aksi para anggota tim basket, khususnya kedua sahabatmu itu, "dan juga kompak."
Dirimu memang tak pernah bisa berhenti terkagum jika melihat aksi kedua sahabatmu, apalagi si tsundere rambut hijau. Three point Midorima dan kemampuan Hawk's Eyes Takao selalu membuatmu terpukau. Semua pemain Shuutoku hebat-hebat, itulah yang ada di pikiranmu.
Tanpa terasa latihan mereka telah selesai. Kau bersiap-siap lari dari gym, berharap para anggota tim basket itu tak melihatmu. Tapi sayangnya harapanmu tak dikabulkan. Takao langsung menyapa begitu ia melihatmu. 'Hawk's Eyes sialan,' rutukmu dalam hati.
"(First name)-chan! Kau melihat latihan kami rupanya?" seru Takao dari lapangan. Sontak semua pemain menatap ke arahmu, membuatmu bingung harus berbuat apa.
Kau memutuskan untuk turun ke lapangan, berjalan dengan pelan sambil menunduk menahan geram karena ulah Takao.
"B-begitulah, Kazunari-kun. Hahaha," jawabmu dengan tawa canggung. "Maaf jika aku mengganggu," ucapmu sambil membungkukkan badan.
Sekarang kau merasa seperti mata-mata. Masuk ke gym dan mengamati beberapa orang yang tengah bermain basket tanpa diketahui dan memberitahu.
"Tidak sama sekali. Oh, kau (Last name), 'kan? Gadis yang selalu bersama Midorima dan Takao?" tanya Ootsubo Taisuke, center sekaligus sang kapten tim basket.
Ada sedikit rasa heran di benakmu ketika tahu bahwa mereka mengetahui namamu. Karena sejak awal masuk SMA, kau hanya dekat dengan kedua sahabatmu atau setidaknya teman seangkatan. Tak mengira akan ada kakak kelas yang mengenalmu.
"H-hai'. (Full name) desu," ucapmu sambil membungkuk.
"Tak kusangka Midorima bisa kenal dengan seorang gadis," celoteh Miyaji Kiyoshi, siswa kelas tiga sama seperti Ootsubo.
"Kenapa memangnya, nanodayo?"
Tiba-tiba yang baru saja dibicarakan muncul, baju yang tadi ia pakai untuk berlatih kini telah berganti seragam.
"Tidak apa-apa, Shin-chan! Kau tunggu disini bersama (First name)-chan, ya? Jaa!" Takao langsung berlalu, diikuti anggota yang lain.
Midorima hanya menghela nafas, lalu dibetulkannya kacamata yang sedikit melorot. Suasana menjadi canggung seketika karena kalian hanya berdua. Akhirnya kau memutuskan untuk menanyakan soal kotak tadi untuk menghilangkan keheningan yang canggung.
"H-hey, megane. Tadi aku menemukan ini di laci mejaku. Menurutmu dari siapa?" tanyamu. Kotak yang tadi kau temukan sudah berada di tangan.
"M-mana kutahu, nanodayo," jawabnya singkat lalu mengalihkan pandangan dari kotak itu.
"Kau ini sama sekali tak membantu."
Kau menggembungkan pipimu, pertanda bahwa kau sedang sebal. Lalu sebuah ide terlintas di pikiranmu.
"Kalau begitu akan kubuka sekaー"
"Jangan, nanodayo!" belum sempat ucapanmu terselesaikan, si shooting guard sudah memotongnya.
"Kenapa?"
"Buka saja di rumah. Bisa saja hadiah itu bukan untukmu."
Walaupun jawaban dari si hijau tak sepenuhnya membuatmu puas, kau tetap mematuhinya. Benar juga, mungkin hadiah itu bukan untukmu. Dan jika kau membukanya di rumah, siapa tahu kau bisa mencari gantinya kalau saja ucapan Midorima benar.
Tak lama setelah pembicaraan kalian, anggota-anggota tim basket yang lain telah selesai berganti pakaian. Tanpa membuang-buang waktu, Takao langsung berlari ke arah kalian berdua dan segera mengajak kalian pulang. Dalam perjalanan, tak seperti biasanya keheningan melanda kalian bertiga. Biasanya dirimu atau Takao akan memulai pembicaraan.
"Eh, apa itu, (First name)-chan?" tanya Takao membuka pembicaraan. Pemuda berambut hitam itu menunjuk kotak yang masih kaubawa. Dia tak tahan dengan keheningan yang melanda rupanya.
Helaan nafas terdengar darimu, "aku tidak tahu."
"Sepertinya dari orang yang menyukaimu~"
Entah mengapa, Takao tersenyum seolah-olah dia tahu kotak itu dari siapa. Tentunya hal itu menimbulkan banyak pertanyaan bagimu.
.
Sejak pulang sekolah tadi kau hanya duduk di ranjang dan memikirkan isi kotak hijau yang kau dapat. Jam telah menunjukan pukul tujuh malam. Kotak hijau tadi masih terbungkus rapi di hadapanmu. Kau belum berniat untuk membukanya.
"Aku akan membukanya sekarang!" serumu pada akhirnya.
Bungkus hijau itu kini telah hilang dan menampakan sesuatu yang berada didalamnya.
"Coklat?" tanyamu kepada diri sendiri. Kau tersenyum setelah mengetahui siapa pemberi coklat itu. Segera saja kau ambil HP mu kemudian menelepon orang yang kau maksud.
"Ada apa?" sebuah suara terdengar, nampaknya dia sedikit kesal. "Kau menggaー"
"Arigatou," ucapmu memotong ucapannya. "Terimakasih atas coklatnya," sebuah kurva keatas terbentuk dari bibirmu.
"A-apa maksudmu, nanodayo?! A-aku tidak memberimu apapun," Midorima tampak gugup.
"Eeh? Padahal disini jelas-jelas tertulis 'Shin-chan'."
Geraman terdengar di seberang sana. Tampaknya Midorima sedang menahan kesal. 'Awas kau, bakao sialan,' batin Midorima. Kemudian sebuah helaan nafas menyusul. "J-jangan salah sangka, nanodayo. Aku memberimu itu karena lucky item (Zodiac) hari ini adalah coklat, nanodayo."
Sekali lagi kau tersenyum. Betapa tsundere nya pemuda berambut hijau itu. Kau mulai membayangkan jika seandainya saja setelah ini Midorima akan menyatakan perasaan padamu. Namun segera kau tepis jauh-jauh pemikiran tadi. Mana mungkin seorang tsundere sepertinya akan melakukan hal seperti itu?
"Daisuki."
"Eh?"
Kau tidak percaya dengan apa yang baru saja kau dengar. Apa telingamu bermasalah? Barusan kau mendengar Midorima berkata kalau dia menyukaimu?
"J-jangan senang dulu, nanodayo. A-aku hanya menyukaimu. B-bukan berarti aku memintamu jadi kekasihku, nanodayo."
Sepertinya telingamu tidak salah. Apa yang tadi kau dengar memang benar. Dia menyukaimu. Kau tidak tahan lagi dengan sifat tsundere-nya.
"Kalau begitu aku yang memintamu jadi kekasihku," ucapmu tiba-tiba. 'Bodoh. Kenapa justru aku yang mengatakannya?!' rutukmu dalam hati. "K-kalau kau menolaknya ya sudah," tambahmu, berusaha terdengar tak peduli. Seandainya Midorima disini, dia akan melihat wajahmu yang sudah memerah.
Keheningan terjadi selama beberapa saat sebelum akhirnya sebuah suara terdengar lagi. Kali ini dari pemuda yang tadi kau hubungi.
"Baiklah. Jangan salah sangka, aku hanya tidak bisa menolak gadis cantik sepertimu. M-maksudku gadis secengeng dirimu, nanodayo."
Hampir saja kau menjatuhkan handphone-mu karena terkejut dengan apa yang kau dengar. Rona merah di pipimu semakin terlihat.
"A-arigatou, megane," ucapmu gugup. Tak tahu lagi apa yang harus dikatakan.
"Panggil aku Shintarou, nanodayo," pintanya tiba-tiba.
"Eh?" hening sesaat. "Hai', Shintarou-kun," lanjutmu sambil tersenyum
Dan sepertinya malam itu menjadi malam yang baik bagi (zodiac) dan Cancer.
.
A/N:
Huraay! Fanfic kedua selesai. Menurut readertachi, fanfic ini gimana? Gomen kalau aneh. Kritik, saran, vote, dan comment selalu ditunggu lho~
Saa, jaa mata, readertachi~!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top