Attention (Kise x Reader)

Genre: Drama, Romance (?)
Rate: T+(?)

Ini request dari berry_0411 yang pesen Kise x reader dengan lagu “Attention” punya Charlie Puth dan rizkiyahannisa423 yang pesen Kise x reader aja. Gapapa kan saya jadiin satu? Gapapa aja, ya? *plak
Readertachi di bawah umur saya sarankan jangan baca. Kalo kalian nekat baca, saya gak mau tanggung jawab kalau kalian jadi anu(?)
Semoga sesuai yang diharapkan~
Warning: profanities, inappropriate language, agak anu(?)
Saa, jaa mata, readertachi!

  Drrt. Drrt.

  Ponsel berwarna biru tua itu bergetar. Sang pemilik yang tengah membaca sebuah majalah permodelan pun mengalihkan pandangannya ke gadget tersebut. Ikon pesan masuk dengan nama sang kekasih sebagai pengirim terlihat.

From: Satsucchi
To: Ryouta
Apa maksud dari ini, Ryou-chan? Kamu masih berhubungan dengan (Last name)-chan? Kalau memang seperti itu, lebih baik kita putus saja.

  Begitulah bunyi pesan yang ia terima. Bersamaan dengan sebuah gambar yang menampilkan dirinya dengan sosok (Hair colour) yang tengah saling bergandengan tangan mesra.

  Pemuda itu—Kise namanya—tampak begitu terkejut. Pasalnya foto itu merupakan fotonya bersama mantan kekasih yang telah belum lama ini putus.

From: Ryouta
To: Satsucchi
Tidak. Aku tidak ada apa-apa dengan (Last name)cchi lagi, Satsukicchi. Aku berani bersumpah.

  Kise berusaha dengan keras meyakinkan kekasihnya. Dalam hati dia benar-benar mengumpat kepada mantan pacarnya yang telah mengunggah foto mereka dulu padahal hubungan mereka sudah kandas kini.

  Beruntung akhirnya kekasihnya mau juga percaya setelah penjelasan panjang lebar dan usaha keras untuk meyakinkan. Kise pun bisa menghembuskan nafas lega. Tapi kemudian ia menjadi geram ketika mengingat sang mantan. Tanpa berpikir dua kali, ia langsung menelpon gadis itu, berniat meminta penjelasan.

  Beep. Beep. Beeeep.

  "(Last name)cchi, apa yang kau lakukan?" tanyanya tanpa basa-basi ketika panggilan tersambung.

  "Aku? Aku sedang duduk bersantai," jawab suara perempuan di seberang tampak clueless.

  Kise menepuk dahinya sweatdrop. "Maksudku apa yang sudah kau lakukan?!" ulang Kise kali ini dengan nada yang ditinggikan. "Kenapa kau melakukannya?!"

  (Your name) sempat berpikir sejenak sebelum kemudian tertawa tanpa dosa ketika mengetahui apa yang Kise maksudkan.

  "Eh? Memangnya kenapa? Aku hanya mau mengenang hubungan kita. Aku tidak salah, 'kan? Tentu saja tidak. Itu saja yang mau kau tanyakan? Ya sudah. Konnichiwa, Kise~" ujar (Your name) tanpa memberi kesempatan bagi Kise untuk merespon dan langsung mengakhiri panggilan itu.

  "(Last name)cchi?! Tunggu! Hei!"

.

  Masalahnya dengan Momoi beberapa hari yang lalu cukup membuat seorang Kise Ryouta stres. Hubungan mereka memang tidak jadi berakhir, tapi Kise bisa jelas-jelas merasakan sifat kekasihnya berubah. Karena itulah ia memutuskan untuk pergi ke Los Angeles. Ada banyak alasan yang membuatnya pergi ke kota itu. Selain untuk menghilangkan stres, ia juga mendapat undangan pesta dari teman semasa SMP-nya. Tapi faktor utama dari kehadiran pemuda blonde itu di L.A tentu saja pekerjaan modelling-nya.

  Malam itu bersiap-siaplah Kise untuk pergi ke pesta Akashi—teman SMP-nya yang mengadakan pesta. Cukup dengan kaos hitam dibalut jas Kise pergi ke pesta itu. Ia tak mau terlihat begitu formal tapi juga tak mau tampak terlalu casual. Setelah itu ia segera mengambil mobilnya yang berada di basement hotel dan melaju ke tempat pesta Akashi diadakan.

  Sesampainya di sana, Kise segera mendatangi si penyelenggara pesta. Rupanya rekan sesama anggota tim basketnya sewaktu SMP juga berkumpul di sana. Dalam hati Kise bersyukur, kekasihnya tak kelihatan sejauh ia memandang. Entahlah, ia sedang tidak dalam mood saja untuk meladeni gadis itu.

  "Kau datang juga, Ryouta," ujar Akashi menyambut Kise.

  "Maaf. Apakah aku terlambat, Akashicchi?"

  "Tidak. Pesta baru dan dimulai. Lagi pula tidak ada acara penting di sini. Aku hanya mengundang kalian untuk bersenang-senang. Anggap saja perayaan karena aku telah memiliki kekasih," ujar pemuda bermanik heterochrome itu menjelaskan.

  Kise hanya bergumam sebagai jawaban bahwa ia paham. Dengan segelas cocktail di tangan, ia mulai mengedarkan pandangan. Dan tatapannya tertuju kepada seorang gadis (Hair colour) yang baru saja memasuki ruangan.

  Kise sudah tidak heran melihat kehadiran mantan kekasihnya di pesta itu. Karena akhir-akhir ini sosok (Your name) selalu saja terlihat di setiap pesta maupun acara yang ia hadiri di L.A.

  Sosok wanita itu sukses mengambil alih perhatian seorang Kise Ryouta. Kise tak suka mengakui hal ini, tapi (Your name) benar-benar terlihat cantik malam itu. Tapi bukan berarti sewaktu mereka berpacaran dulu ia tidak cantik. Hanya saja malam ini ia terlihat begitu menawan. Mungkin kata sensual dapat mewakili sosok (Your name) kala itu. Kesan dewasa lebih kentara dari penampilannya bahkan tanpa perlu memamerkan badan. Dan make-up yang ia aplikasikan cukup untuk membuat Kise speechless. Mungkin jika manager-nya melihat penampilan gadis itu, ia pasti sudah memintanya untuk masuk ke agensi.

  Dalam hati Kise bertanya.

  Apa benar sosok yang ia lihat kini merupakan kekasihnya dulu?

.

  "Hei!"

  Suara yang begitu familiar di telinga Kise pun terdengar bersamaan sosok (Your name) yang mendekat ke arahnya dan rekan-rekannya berada. Ekspresi riang tergambar di paras menawan itu.

  "Oh, Kise! Halo!" (Your name) menyapa Kise dengan santai, seolah-olah mereka tidak pernah memilki masalah di masa lalu.

  Pemuda blonde itu tak menjawab. Namun tiba-tiba ia menarik gadis di depannya menjauh dari sana.

  "H-hei! Ada apa, Kise?!" tanya (Your name) yang sayangnya tak dihiraukan.

  Kise baru melepaskan genggaman tangannya setelah ia rasa kini mereka telah berada cukup jauh dari rekan-rekan tim basketnya. Tepatnya saat mereka telah berada di sudut ruangan tempat pesta diadakan.

  "Kise?"

  Lagi, Kise tak menjawab.

  Ia sibuk memandangi gadis di hadapannya. Astaga! Apa yang selama ini terjadi kepada (Your name)? Kenapa ia bisa menjadi lebih menarik dari sebelumnya?

  Sosok (Your name) bagaikan sebuah mahakarya Tuhan yang indah dengan balutan karma dalam bentuk dress menawan. Karma yang khusus ditujukan untuknya. Untuk Kise yang sudah menyia-nyiakan gadis itu di masa lalu.

  Tak hanya itu, aroma yang menguar dari parfum (Your name) merupakan sebuah wujud dari penyesalan. Membuat setiap orang yang menghirup aromanya akan merasakan penyesalan. Entah itu menyesal karena tak mendekati sosok menawan tersebut, menyesal karena tidak meminta untuk berkenalan, atau bahkan karena tidak memperlakukannya dengan spesial.

  Dan dalam kasus Kise, menyesal karena telah menyia-nyiakannya ketika sang gadis masih menjadi miliknya dulu.

-flashback-
  "Kau mau mengakhiri hubungan kita?! Setelah aku tahu kau selingkuh dengan Momoi kau mau memutuskan hubungan ini begitu saja?! Lalu untuk apa selama ini aku menahan rasa sakitku, hah?!"

  (Your name) melempar vas bunga di dekatnya ke lantai. Emosi telah mengambil alih sepenuhnya atas gadis itu. Hari itu Kise baru saja pulang setelah sekian lama sibuk dengan dunia modelling-nya yang mengharuskan ia untuk pergi ke berbagai tempat, meninggalkan kekasihnya di Tokyo sendirian. Lalu ketika akhirnya mereka bisa bertatap muka, hal itu terjadi ketika (Your name) mengetahui bahwa kekasihnya telah menjalin hubungan gelap dengan teman semasa SMP-nya dulu.

  "Kau benar-benar biadab, Ryouta! Kau jarang sekali memberiku perhatian! Kau sangat jarang berada di sampingku! Lalu ketika akhirnya kau di sini, kau datang untuk memutuskan hubungan kita?! Aku benar-benar menyesal telah membuang waktuku untuk menunggu bangsat sepertimu!"

  Dan siang itu, kamar apartemen (Your name) menjadi berantakan karena berbagai barang yang ia pecahkan sebagai wujud luapan emosinya. Sementara Kise hanya diam, pasrah begitu saja ketika akhirnya (Your name) menyeretnya keluar.

  "Kalau memang itu maumu, akhiri saja! Enyahlah kau, keparat!"
-end of flashback-

  "Kau kejam, (Last name)cchi," ujar Kise saat ia berhasil membuat (Your name) berada di antara dirinya dengan tembok. Dengan sebelah tangan berada di samping kepala (Your name), Kise menatap gadis itu dalam. 'Sial. Ditatap dari jarak sedekat ini (Last name)cchi semakin terlihat menawan'

  "Huh? Bagaimana bisa?" tanya (Your name) polos sambil memiringkan kepalanya, benar-benar tak terpengaruh oleh posisi mereka saat itu.

  "Kau membuatku memikirkan masa ketika kau masih menjadi milikku dulu."

  Bola mata sewarna madu itu menyiratkan sebuah kesedihan. Memang sejak (Your name) tiba di pesta, entah mengapa aura periang pemuda itu tidak lagi kelihatan seperti biasa. Tapi bukan rasa simpati yang (Your name) berikan ketika melihat kesedihan itu. Ia justru mendengus geli.

  "Aku? Kejam?" (Your name) menunjuk dirinya sendiri. "Sebenarnya siapa yang kejam di sini?"

  Kise menatap gadis itu bingung. Benar-benar tidak paham mengenai pertanyaan yang (Your name) ajukan.

  "Kau membiarkan mantan pacarmu ini di Tokyo sendirian sementara kau sendiri menyusuri setiap sudut Jepang. Bahkan ke luar negeri. Bisa kau bayangkan betapa khawatir, gelisah, dan takutnya mantan pacarmu itu? Berapa kali dia menyalahkan diri sendiri, menganggap dirinya tak cukup untukmu? Sementara kau..." (Your name) menunjuk tepat ke wajah Kise tanpa sedikitpun peduli dengan sopan santun. "Melakukan hal yang hanya-Tuhanlah-yang-tahu di sana."

  Kedua bola mata madu itu membulat sempurna. Mendengar sindiran dari (Your name) membuatnya hanya bisa menggertakkan gigi. Ia ingin menyangkal tapi memang begitulah adanya. Namun mau bagaimana lagi? Dia memang sibuk. Dan pekerjaannya bukanlah hal yang dapat ditinggalkan begitu saja.

  "Tak perlu memasang wajah seperti itu, Kise..." tangan halus (Your name) membelai wajah tampan pemuda di hadapannya lembut.

  Merasakan hal itu, tanpa sadar Kise justru menyandarkan dirinya pada sentuhan lembut yang ia rasakan. Jujur saja ia rindu dengan sentuhan (Your name). Ia masih ingat betapa lembutnya (Your name) dulu ketika membelai rambutnya sehabis pulang dari pemotretan. Ketika rasa lelah mendominasi, (Your name) selalu menyelipkan jari-jarinya ke sela-sela helaian blonde itu. Perlahan namun pasti membuatnya terlelap.

  "Lalu apa yang harus kulakukan? Sekarang seluruh perhatianku tertuju padamu. Padahal kau tahu aku bersama Sastukicchi," Kise mulai membuka mata, menatap manik (Eyes colour) itu dengan iris madu miliknya yang kini tampak redup.

  Telapak tangan yang berada di samping wajah tampan itu mulai beralih turun, membuat jalur dari leher hingga ke atas dada, tepat di mana jantung Kise berada. (Your name) menatap tangannya sambil tersenyum tipis. Ia bisa merasakan degup jantung Kise yang semakin cepat dengan tangannya.

  "Uun," (Your name) menggeleng. "Aku juga tak tahu."

  Batin Kise benar-benar merasa tersiksa. Ia sungguh frustasi. Mantan pacarnya sekarang benar-benar sulit—bahkan tak bisa—untuk ditolak. Bayangkan saja, Kise melihat sosok yang begitu indah yang hanya berjarak beberapa jengkal di depannya namun tak dapat disentuh. Ia tak lagi punya hak untuk menyentuh mahakarya penuh pesona di hadapannya kini.

  "Kau mau kembali padaku, (Last name)cchi?" tanya Kise dengan lirih, suaranya terdengar serak karena menahan supaya pertanyaannya tak terdengar orang lain.

  Kise sungguh dibuat buta oleh pesona gadis di depannya. Ia benar-benar menginginkan (Your name). Ia benar-benar menyesal karena telah memutuskan gadis itu demi kekasihnya yang sekarang.

  "Kau sudah memiliki Momoi, Kise..." balas (Your name) sama lirihnya. Manik (Eyes colour) itu menatap Kise bersamaan dengan seulas senyum sendu.

  "Aku... Bisa memutuskannya," balas Kise tanpa berani menatap (Your name).

  "Benarkah?"

  "...Ya," jawab Kise singkat akhirnya menatap (Your name).

  (Your name) tersenyum lagi. Tangannya kembali membelai wajah Kise lalu perlahan mendekatkan wajah itu ke arahnya. Kini dahi keduanya sudah menempel. Namun tiba-tiba (Your name) menghentikan aksinya.

  "Maaf aku tidak bisa."

  "Apa?" Kise menatap (Your name) bingung.

  "Aku hanya ingin perhatianmu. Dan sekarang aku sudah mendapatkannya," (Your name) tersenyum menatap Kise. "Lagi pula aku juga telah memiliki penggantimu."

  "A-apa? T-tapi siapa?" tanya Kise tak percaya sambil tiba-tiba memperlebar jarak antara keduanya.

  "Ryouta. Apa yang kau lakukan kepada (First name)?"

  Sebuah suara lain memasuki indera pendengaran Kise dan (Your name). Sontak Kise menegakkan badan lalu berbalik. Dirinya langsung dihadapkan dengan sosok Akashi Seijuurou yang tengah menatapnya datar namun penuh intimidasi.

  "A-Akashicchi?” manik madu itu menyiratkan kebingungan. “J-jangan bilang kalau—"

  Tawa dari (Your name) menyela kalimat Kise. Kemudian gadis itu berjalan cepat mendekati si pemuda surai mawar. Tanpa ragu ia memeluk lengan Akashi sambil tersenyum manis.

  "Seijuurou adalah kekasihku. Pemuda yang sama sibuknya denganmu—bahkan lebih sibuk—tapi bisa membagi waktu antara pekerjaannya dan waktu untukku," jelas (Your name) lalu menatap Akashi. "Maaf, Seijuurou. Jangan menatapnya seperti itu. Aku sudah tidak ada apa-apa lagi dengannya," kemudian kembali menatap Kise, kali ingin dengan senyum meremehkan tertera di wajah cantik itu. "Saa, jaa mata, ne, Ki-se-san."

  Dengan kedua tangan yang masih terkait pada lengan Akashi, (Your name) mengajak kekasihnya itu berbalik badan dan berjalan pergi dari sana. Meninggalkan sosok Kise Ryouta sendiri dengan pemikirannya.

  Kise hanya dapat menatap pasangan itu tak percaya.

  Harusnya ia tahu. Sejak awal (Your name) hanya menginginkan perhatiannya. Perhatian yang dulu tak ia berikan padanya ketika mereka bersama. Lalu ketika perhatian itu sudah didapatkan, (Your name) akan pergi.

  Sejak awal (Your name) tak menginginkan hati Kise lagi.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top